Terjemah Kitab Safinatun Naja | Pembukaan

Membahas pembukaan (Muqoddimah) dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani. Semoga Allah merahmati mereka berdua dan semoga kita dapat menerima manfaat dari ilmu ilmu mereka. aamiin yaa Allaah yaa Robbal Aalamiin. Kami telah menuliskan matan dari kitab safinatun naja disertai dengan terjemah dalam bahasa Indonesia. dan kami juga telah muliskan penjelasan dari kitab Kasyifatus Saja yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Kitab safinatun naja pembukaanImage by © LILMUSLIMIIN

PEMBUKAAN

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

Atas nama Allah yang maha pengasih maha penyayang.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ وَ بِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَ صَلَّى اللّٰهُ وَ سَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَ اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.

Segala puji adalah milik Allah yang mengurus seluruh alam. Kepadanya kita meminta pertolongan urusan dunia dan agama. Semoga rahmat Allah dan keselamatan kepada baginda nabi Muhammad penutup para nabi dan kepada keluarganya, sahabatnya, dan seluruhnya. Tiada daya tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi yang maha agung.


Penjelasan dari kitab syarah kasyifatus saja karangan imam Nawai Al bantani :

Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadromi berkata :

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Yang artinya dengan perantara setiap nama dari nama nama Dzat yang maha tinggi yang memiliki sifat kesempurna'an dari perbuatan perbuatan atau yang memiliki sifat menghendaki perbuatan perbuatan, "aku menyusun kitab seraya mengharapkan keberkahan dan meminta pertolongan". Tafsiran Basmalah ini adalah tafsiran yang dijelaskan oleh Syaikhuna Ad- Dimyati dalam Khasiyah Ushul Fikih karangan beliau.

  1. Anjuran Mengawali Sesuatu dengan Basmalah.
  2. Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadromi mengawali kitabnya dengan Basmalah karena mengikuti Al-Qur'an yang mulia, yang mana Al-Quran juga diawali dengan Basmalah. maksudnya Al-Quran diawali dengan Basmalah saat Al-Quran itu masih ada di Lauhil Mahfudz, atau setelah dikumpulkan dan diurutkan kedalam mushaf. Adapun riwayat yang menyebutkan :

    اَنَا التَّوَّابُ وَ اَنَا اَتُوْبُ عَلَى مَنْ تَابَ عَلَيَّ

    Yang artinya : "aku adalah Allah yang maha menerima taubat dan aku akan menerima taubat hamba hamba yang bertaubat kepadaku" maka tulisan tersebut terdapat di tiang Arsy. Selain itu Syaikh Salim bin Sumair mengawali kitabnya dengan Basmalah karena mengikuti dan mentaati perintah Rasulullah Shallallahu alai wasallama dalam sabdanya :

    اِنَّ اَوَّلَ مَا كَتَبَهُ الْقَلَمُ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَاِذَا كَتَبْتُمْ كِتَابًا فَاكْتُبُوْهَا أَوَّلَهُ وَهِيَ مِفْتَاحُ كُلِّ كِتَابٍ اُنْزِلَ وَلَمَّا نَزَلَ عَلَىَّ جِبْرِيْلُ بِهَا أَعَادَهَا ثَلَاثًا وَقَالَ : هِيَ لَكَ وَلِأُمَّتِكَ فَمُرْهُمْ لَا يَدْعُوْهَا فِى شَيْءٍ مِنْ أُمُوْرِهِمْ فَاِنِّيْ لَمْ أَدَعْهَا طَرْفَتَ عَيْنٍ مُنْذُ نَزَلَتْ عَلَى أَبِيْكَ اٰدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَكَذَا الْمَلَائِكَةُ

    "Sesungguhnya yang pertama kali ditulis oleh Al Qolam adalah بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Oleh karena itu, ketika kalian menulis sebuah buku maka tulislah Basmalah di awalnya. Basmalah adalah kunci atau pembuka setiap kitab yang diwahyukan. Ketika Jibril turun menemuiku membawa wahyu Basmalah, ia membacanya tiga kali dan berkata " Basmalah adalah untukmu dan umatmu. Perintahkanlah mereka untuk tidak meninggalkan Basmalah dalam semua urusan mereka, karena sesungguhnya aku tidak pernah meninggalkannya sekedip matapun semenjak Basmalah turun kepada bapakmu Adam Alaihissalam. Begitu juga para malaikat tidak pernah meninggalkannya."

    Dalam sebuah riwayat disebutkan:

    اِذَا كَتَبْتُمْ كِتَابًا فَاكْتُبُوْهَا أَوَّلَهُ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَاقْرَئُوْهَا

    "Ketika kalian menulis sebuah kitab (buku) maka tulislah Basmalah pada permula'annya. Kemudian ketika kalian sudah menulisnya maka bacalah Basmalah itu."

    Diriwayatkan dari Rasulallah Shallallaahu alaihi wasallama bahwa beliau bersabda :

    تَخَلَّقُوْا بِأَخْلَاقِ اللّٰهِ

    "Berbuatlah seperti perbuatan Allah !" Tidak diragukan lagi bahwa kebiasaan perbuatan Allah adalah mengawali setiap surat dalam Al-Quran dengan Basmalah, kecuali surat At-Taubah. Oleh karena itu kita diperintahkan untuk mengawali perbuatan yang baik menurut syari'at dengan Basmalah. Begitu juga Syaikh Salim bin Sumair mengawali kitabnya dengan Basmalah karena mengamalkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan yang lainnya, yaitu :

    كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ اَبْتَرُ اَوْ اَقْطَعُ اَوْ اَجْدَمُ.

    "Setiap urusan yang memiliki kedudukan mulia jika tidak diawali dengan Basmalah maka perkara itu cacad. " kata (بال) pada hadis di atas memiliki arti kemulia'an, keagungan, keada'an dan keada'an yang dinilai penting oleh syari'at. sedangkan pengertian dari dinilai penting oleh syariat adalah perkara yang dianjurkan atau diperbolehkan oleh syariat, sekiranya perkara itu tidak diharamkan karena dzatnya dan tidak dimakruhkan karena dzatnya. Oleh karena itu Basmalah tidak dianjurkan untuk perkara perkara remeh atau hina seperti menyapu kotoran hewan, dan tidak dianjurkan dalam dzikir yang murni(mahdoh) seperti dzikir Laa Ilaaha Illallaah.

    Syaikh umairah berkata lafad (بال) juga bisa berarti (القلب) atau hati. Oleh karena itu seolah olah perkara tersebut karena kemuliaan dan keagungannya, telah menguasai hati orang yang melakukan perkara tersebut karena hatinya tengah dihadapkan dan difokuskan pada perkara itu.

    Lafadz (فى) dalam sabda Rasulullah (فيه) diatas memiliki arti sababiyah berdasarkan pengqiasan dengan sabda beliau :

    دَخَلَتِ امْرَأَةُ النَّارَ فىِ هِرَّةٍ

    "Seorang wanita telah masuk kedalam neraka Sebab kucing ( yang ia kekang dan tidak diberinya makan)." Wanita tersebut berasal dari Bani Israil.

    Lafadz (الابتر) Artinya yang terpotong ekornya. Lafadz (الاقطع) Artinya orang yang terpotong kedua tangannya atau salah satu dari keduanya. Lafadz (الاجذم) dengan huruf (ذ) Yang bertitik satu artinya yang terpotong tangannya. Ada yang mengatakan lafadz (الاجذم) Artinya yang hilang jari jarinya . Al-Barowi berkata (الاجذم) adalah sebuah penyakit tertentu yang sudah terkenal. Dalam hadis (كل امر الخ) mengandung susunan Tasybih al-baligh.

    Arti hadis diatas adalah setiap perkara yang memiliki kemuliaan atau keagungan, atau setiap perkara yang dianjurkan dilakukan atau yang diperbolehkan dilakukan atau setiap perkara yang memiliki hati, yang sebab perkara tersebut tidak diawali dengan Basmalah maka perkara tersebut adalah seperti hewan yang terpotong ekornya, atau seperti manusia yang terpotong kedua tangannya, atau seperti manusia yang hilang jari jarinya, atau seperti manusia yang mengidap penyakit kusta dalam artian bahwa perkara tersebut memiliki kekurangan dan cacat menurut syariat meskipun secara dzohir atau nampaknya, perkara tersebut telah terselesaikan.

  3. Perbedaan Pendapat Ulama Seputar Basmalah.
  4. Masalah Basmalah telah diperselisihkan oleh ulama tentang apakah Basmalah termasuk salah satu ayat dari surat Al Fatihah dan apakah termasuk salah satu ayat dari setiap surat dalam Al-Qur'an ?
    • Menurut Imam Maliki, Basmalah tidak termasuk salah satu ayat dari Surat Al-Fatihah dan juga tidak termasuk salah satu ayat dari setiap surat dalam Al-Qur'an.
    • Menurut Abdullah bin Mubarok Basmalah termasuk salah satu ayat dari setiap surat dalam Al-Qur'an.
    • Menurut Imam Syafi'i Basmalah termasuk salah satu ayat dari surat Al-Fatihah dan masih belum jelas dalam hal apakah termasuk ayat dari setiap surat dalam Al-Qur'an atau bukan termasuk darinya.

    Sedangkan ulama tidak berselisih pendapat mengenai Basmalah dalam Surat An-Naml. Mereka bersepakat bahwa Basmalah dalam surat An-Naml Termasuk bagian dari Al-Quran.

  5. Keistimewaan Basmalah
  6. Termasuk salah satu keistimewaan Basmalah adalah ketika seseorang membaca Basmalah saat hendak tidur sebanyak 21 kali maka pada malam itu dia aman dari gangguan Syaitan dan rumahnya aman dari pencurian dan dia akan selamat dari mati secara mengagetkan dan mara bahaya lainnya. Keutamaan ini disebutkan oleh Ahmad Showi.

  7. Anjuran Mengawali sesuatu dengan Hamdalah
  8. Kalimat "الحمد" Maksudnya memuji dengan lisan kepada Allah baik secara hakikat atau hukum disertai dengan mengagungkan dan memuliakan, baik pujian tersebut sebagai perbandingan atas nikmat atau tidak, adalah hak bagi Allah. Pengertian pujian tersebut merupakan pengertian secara bahasa yang memang dianjurkan untuk mengawali sesuatu dengannya. Adapun pujian menurut istilah tidak dianjurkan untuk mengawali sesuatu dengannya, karena pengertian "الحمد" menurut istilah adalah perbuatan yang menunjukkan sikap mengagungkan atau yang memuliakan pihak yang memberi nikmat dari segi bahwa pihak yang memberi nikmat tersebut adalah pihak yang memberi nikmat kepada orang yang memuji atau kepada yang lainnya, baik perbuatan tersebut bersifat ucapan lisan, atau bersifat keyakinan hati atau bersifat aksi dengan anggota anggota tubuh. Kata (رب العالمين) artinya adalah yang mengatur seluruh alam.

    Ketika Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadromi telah mengawali pembukaan kitabnya dengan Basmalah, yaitu dengan bentuk pembukaan haqiqi, maka ia juga membukanya dengan hamdalah dengan bentuk pembukaan idhofi, dengan tujuan mengamalkan secara bersamaan dua hadis yang menjelaskan tentang anjuran pembukaan dengan Basmalah dan Hamdalah dan karena mengikuti Al-Quran dan juga karena mengamalkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah :

    كُلُّ اَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَايُبْدَأُ فِيْهِ بِالْحَمْدِ لِلّٰهِ فَهُوَ أَجْْذَمُ وَفِى رِوَايَةٍ فَهُوَ أَقْطَعُ وَفِى رِوَايَةٍ فَهُوَ أَبْتَرُ

    "Setiap perkara yang memiliki kemuliaan atau keagungan menurut syariat yang karenanya tidak diawali dengan hamdalah maka perkara tersebut adalah Ajdam dalam riwayat lain disebutkan perkara tersebut adalah Aqtho dalam riwayat lain disebutkan perkara tersebut adalah Abtar. Arti masing masing dari tiga riwayat tersebut adalah perkara tersebut kurang barokah atau sedikit barokah."

    Syaikh Nawawi Rahimahullah berkata "Disunahkan memuji Allah dalam mengawali kitab kitab yang disusun. Begitu juga, memuji Allah disunnahkan dalam mengawali pelajaran bagi guru guru dan dalam mengawali membaca bagi para santri dihadapan guru, baik membaca Fan Hadis, Fikih, atau yang lainnya. Memuji Allah yang paling baik adalah dengan pernyataan (الحمد لله رب العلمين).

    Sebagian ulama yang bermadzhad Syafi'i berkata : memuji Allah yang paling utama adalah dengan ibarot

    "الحمد لله حمدا يوافى نعمه ويكافىء مزيده"

    Ada yang mengatakan "Yang paling utama dalam memuji Allah adalah mengatakan:

    " الحمد لله بجميع محامده كلها ما علمت منها وما لم أعلم "

    Sebagian ulama menambahkan menjadi :

    " الحمد لله بجميع محامده كلها ما علمت منها وما لم أعلم عدد خلقه كلهم ما علمت منهم وما لم أعلم "

    Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Aisyah, " Ketika Rasulullah, Shallallahu alaihi wa sallama, melihat sesuatu yang beliau sukai, maka beliau berkata

    " اَلْحَمْدُ لِلهِ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ "

    dan ketika beliau melihat sesuatu yang beliau tidak sukai maka beliau berkata :

    " اَلْحَمْدُ لِلهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ رَبِّ اِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ حَالٍ أَهْلِ النَّارِ "

  9. Pengertian Agama
  10. (وبه) Artinya (dengan Allah) bukan dengan yang lainnya (نستعين) Artinya(Kami meminta pertolongan) maksudnya, kami mencari pertolongan kepada Allah. Mendahulukan susunan jar dan majrur dalam pernyataan (وبه نستعين) Berfungsi untuk mengkhususkan, maksudnya kami hanya meminta pertolongan kepada Allah dalam urusan dunia dan agama.

    kata (الدين) atau 'agama' menurut bahasa memiliki banyak arti. Di antaranya berarti keta'atan. ibadah, balasan dan hitungan. Sedangkan kata (الدين) menurut Syariat adalah hukum hukum yang telah disyariatkan oleh Allah melalui lisan Nabinya. Kata (الدين) disbut dengan nama (الدين) karena (لاننا ندين له) Maksudnya karena kita meyakini dan mengikutinya.

    kata (الدين) disebut juga dengan (مِلًّةْ) dari segi bahwa (ان الملك يمليه) maksudnya Allah yang maha merajai menyerahkannya kepada rasul dan rasul menyampaikannya kepada kita. Begitu juga (الدين) atau agama disebut juga dengan nama (شَرْعٌا) dan (شَرِيْعَةً) dari segi bahwa Allah telah mensyariatkannya kepada kita, maksudnya, Allah telah menjelaskannya kepada kita melalui Nabi Muhammad Shollalahu alaihi wasallama.

    [nextpage]

  11. Makna Sholawat Atas Rasulullah Dan Anjuran Mengawali Sesuatu dengannya
  12. Kalimat (وصلى الله) maksudnya semoga Allah menambahkan kasih sayang dan pengagungan untuk Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wasallama. kalimat (وسلم) maksudnya Semoga Allah menambahkan kepada Nabi Muhammad penghormatan yang agung yang mencapai tingkatan yang tertinggi hingga tak terbatas.

    Permasalahan

    Ismail Al-Hamidi berkata " Apabila ada pertanya'an, 'Sesungguhnya Rahmat untuk Rasulullah Muhammad telah terwujud sehingga memintakan Rahmat untuknya berarti memintakan sesuatu yang telah terwujud ?' maka jawaban untuk pertanyaan ini adalah 'Sesungguhnya tujuan memintakan rahmat untuknya adalah memintakan rahmat yang belum terwujud untuknya karena tiada waktu yang berlalu kecuali selama waktu tersebut ada rahmat yang belum terwujud untuknya. Oleh karena itu dengan permintaan rahmat tersebut Rasulullah selalu naik dalam kesempurnaan sampai tingkatan yang tidak ada batasnya' Rasulullah dapat menerima manfaat dari bacaan Shalawat kita untuknya, sebagaimana menurut pendapat yang shohih. Akan tetapi, orang yang bersholawat hendaknya tidak berniat memberi manfaat Shalawat kepada Rasulullah, melainkan ia hendaknya berniat menjadikan Rasulullah sebagai perantara kepada Allah dalam memperoleh apa yang diinginkan oleh orang yang bersholawat tersebut. Tidak diperbolehkan mendoakan Rasulullah dengan kalimat doa yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran ataupun Hadis, seperti kalimat doa (رحمه الله) yang artinya semoga Allah merahmatinya. akan tetapi, yang pantas dan yang layak bagi hak para Nabi adalah dengan mendoakan mereka dengan sholawat dan salam, seperti (صلى الله عليه وسلم) atau (عليه الصلاة والسلام) bagi hak para Sahabat, Tabi'in para Wali dan para Syaikh adalah mendoakan mereka dengan kalimat (رضي الله عنه) bagi hak selain mereka semua adalah mendoakannya dengan bentuk kalimat doa apa saja."

    Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad Shallallaau alaihi wasallama. Nama Muhammad Shallallaahu alaihi wasallama adalah nama yang paling utama baginya. Orang yang memberinya nama Muhammad adalah kakeknya, Abdul Mutholib, pada hari ketujuh kelahirannya. Alasan mengapa yang memberi nama adalah Abdul Mutholib karena ayahnya, Abdullah, telah wafat sebelum kelahirannya. Abdul Mutholib ditanya. "Mengapa kamu memberinya nama Muhammad padahal nama Muhammad bukanlah termasuk salah satu dari nama nama pendahulumu dan kaummu ?" Ia menjawab "Aku berharap semoga ia dipuji di langit dan di bumi." Dan Allah telah mengabulkan harapannya itu.

    Ada yang mengatakan bahwa yang memberinya nama Muhammad adalah ibunya sendiri, Aminah. Ibunya didatangi oleh malaikat, kemudian malaikat itu berkata kepadanya, "Kamu telah mengandung seorang pemimpin manusia. Berilah ia nama Muhammad !"

    Adapun Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadromi memintakan Sholawat dan salam di awal kitabnya kepada Rasulullah Shollallaahu alaihi wasallama karena mengamalkan hadis Qudsi yang difirmankan oleh Allah :

    عبدي لم تشكرني اذا لم تشكر من اجريت النعمة على يديه

    "Hai hambaku! Kamu belumlah bersyukur kepadaku ketika kamu belum berterima kasih kepada orang yang aku mencurahimu kenikmatan melaluinya." Tidak diragukan lagi bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallama adalah perantara agung bagi kita dalam setiap kenikmatan yang kita peroleh, bahkan ia merupakan asal terwujudnya seluruh makhluk, baik dari golongan anak cucu Adam ataupun yang lainnya. Begitu juga, Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadromi mengamalkan hadis Rasulallah Shollahllau alaihi wasallama :

    من صلى علي فى كتاب لم تزل الملائكة تصلي عليه ما دام اسمي في ذالك الكتاب

    "Barang siapa bersholawat kepadaku di dalam sebuah kitab maka para malaikat akan selalu bersholawat kepadanya selama namaku masih ada dalam kitab tersebut." Abdul Mu'thi As-Samlawi menjelaskan hadis tersebut dengan perkata'annya "Barang siapa menulis Sholawat dan mengucapkannya atau membaca Sholawat yang tertulis dalam kitab atau risalah maka para Malaikat akan selalu mendoakan keberkahan untuknya dan selalu memintakan ampunan untuknya."

    Rasulullah adalah seorang Rasul yang menjadi Khotamin Nabiyiin. Lafadz (خاتم) dengan dibaca Fathah atau Kasroh pada huruf (ت). Akan tetapi yang paling masyhur adalah dengan dibaca kasroh. Artinya adalah Rasulullah yang menjadi penutup para nabi, seperti yang disebutkan dalam kitab Al-Misbah. Oleh karena itu, tidak ada nabi setelah beliau. Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wasallama, beliau adalah penutup para nabi dalam wujudnya dari sudut pandang jisimnya di dunia nyata. Sedangkan Hakikatnya beliau adalah nabi yang pertama kali, bahkan makhluk yang pertama kali diciptakan.

  13. Pengertian Keluarga Rasulullah, Sahabat, Dan Tabiin
  14. Shalawat dan salam tercurahkan untuk keluarganya. Yang dimaksud dengan keluarga Rasulullah adalah seluruh umat yang menerima ajakan dakwahnya karena adanya Khobar :

    ال محمد كل تقي

    "Keluarga Nabi Muhammad adalah setiap orang yang bertakwa." Hadis ini diriwayatkan oleh Tabrani."

    Pengertian keluarga Rasulullah di atas adalah yang lebih pantas dalam maqom doa, meskipun mereka adalah orang orang yang bermaksiat, karena orang orang yang bermaksiat lebih membutuhan untuk didoakan daripada yang selain mereka. Adapun dalam maqom zakat, yang dimaksud dengan keluarga Rasulullah adalah mereka yang berasal dari keturunan bani Hasyim dan bani Mutholib.

    Tanbih

    Asal lafadz (ال) adalah (اهل). Huruf (ه) diganti dengan hamzah (ء) untuk mempermudah menggantinya menjadi alif (ا). Kemudian hamzah diganti dengan alif karena menyandang sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Ini adalah perubahan menurut madzhab Syibawaih.

    Kisai berkata, asal lafadz (ال) adalah (اُول) Berdasarkan wazan dari lafadz (جمل). Huruf wawu (و) menyandang harokat dan huruf sebelumnya dibaca fathah maka huruf wawu diganti dengan alif.

    Sholawat dan salam semoga tercurahkan pula untuk sahabat sahabat Rasul. Yang dimaksud sahabat adalah orang yang berkumpul dengan Rasulallah serta percaya kepada beliau setelah beliau diutus sebagi seorang Rasul meskipun belum diperintahkan untuk berdakwah pada masa hidupnya dengan bentuk perkumpulan yang saling mengenal, sekiranya perkumpulan tersebut berada di bumi, meskipun gelap, atau meskipun orang itu buta dan meskipun orang itu tidak menyadari keberadaan Rasulullah, atau orang itu belum Tamyiz, atau salah satu dari orang itu dan Rasulullah adalah yang melewati salah satu dari keduanya, meskipun dalam keadaan tidur, atau tidak berkumpul dengan Rasulullah tetapi Rasulallah melihat orang itu, atau orang itu melihat Rasulullah meskipun dari jarak yang jauh, meskipun hanya sebentar.

    Berbeda dengan Tabiin atau pengikut Sahabat, maka status Tab'iyah tidak akan disandang kecuali disertai dengan lamanya berkumpul bersama sahabat pada umumnya, sebagai mana menurut pendapat Ashoh dari ulama ahli ushul dan juga para fuqoha. Status Tab'iyah bagi Tabiin tidaklah cukup hanya dengan pernah bertemu Sahabat saja. berbeda dengan orang yang berstatus Sahabat, maka status sahabat dapat disandangnya meskipun hanya sekedar pernah bertemu dengan Rasulullah karena berkumpul dengan Rasulullah memberikan pengaruh cahaya hati yang dihasilkan dengan berkumpul lama dengan sahabat atau yang lainnya. Akan tetapi, Ahmad Suhaimi mengatakan, "Orang yang berstatus Tabiin adalah orang yang pernah bertemu dengan Sahabat meskipun dalam waktu yang sebentar dan meskipun tidak mendengar riwayat darinya."

    Ketahuilah ! Menurut ahli sunnah, sesungguhnya keutamaan Khulafa Ar-Rasyidin empat jabatan kekhalifahan secara urut, yang paling utama adalah Abu Bakar, namanya adalah Abdullah, kemudian Umar, kemudian Usman kemudian Ali Radhiyallahu'anhum

    Dalil urutan keutamaan mereka ditunjukkan oleh hadis dari Ibnu Umar:

    نقول و رسول الله صلى الله عليه وسلم يسمع خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر ثم عثمان ثم علي فلم ينهنا

    "Kami berkata dan Rasulallah Shollallaahu alaihi wasallama mendengar perkataan kami 'Orang terbaik dari umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Usman kemudian Ali' dan Rasulullah tidak menyangkal perkataan kami."

    Setelah Khulafa Ar-Rasyidin, kmudian disusul oleh enam sahabat lain dalam hal lebih utama dibanding yang lain. Mereka adalah Tolhah, Zubair, Abdurrahman, Sa'ad, Sa'id, dan Amir. Tidak ada Nash dan penjelasan yang menunjukkan urutan keutamaan mereka karena adanya perbedaan keutamaan di antara mereka. Oleh karena itu kami tidak mengurutkan mereka dari segi siapa yang lebih utama.

    Adapun orang yang berkumpul bersama sama dengan para Nabi sebelum Rasulullah Shollallaahu alai wasallama, disebut dengan Hawariyuun.

    Semoga Sholawat dan salam tercurahkan untuk seluruhnya. Kata (أجمعين) atau (Seluruhnya) menjadi taukid pada lafadz (أله) dan (صحبه). Maksudnya semoga tercurahkan juga Sholawat dan salam atas seluruh keluarga dan sahabat Rasulullah.

    Tanbih

    Muhammad Andalusi berkata "Adapun Lafadz (أجمعين) dan lafadz lafadz taukid yang mengikutinya merupakan isim isim dengan sifat alam Al jinsiah. Adapun lafadz (عين)(نفس)dan (كلّ)maka merupakan isim-isim makrifat dengan mengidhofahkannya pada dhomir muakkad.

Jika ada yang membutuhkan terjemahan dalam bahasa sunda, saya sudah menuliskannya pada table di bawah ini, Silahkan disalin kembali kedalam kitab atau buku.

Sunda Arab
Kalawan nyebat jenengan Allahبِسْمِ اللهِ
(Sifatna Allah) Anu maparinan ni'mat ageung di dunia sareng di akheratالرَّحْمنِ
(Sifatna Allah) Anu maparinan ni'mat alit di akherat hungkulالرَّحِيْمِ
Ari sadaya pujiاَلْحَمْدُ
(Eta) Kagungan gusti Allahلِلهِ
Anu ngurus ngatur sadaya alamرَبِّ الْعلَمِيْنَ
Sareng ka gusti Allah hungkulوَ بِهِ
Urang sadayana menta pitulungنَسْتَعِيْنُ
Kana pirang pirang urusan dunia anu jadi sabab akheratعَلى أُمُوْرِ الدُّنْيَا
Sareng kana pirang pirang urusan agamaوَالدِّيْنِ
Mugia maparin rahmatوَ صَلَّى
(Saha) Gusti Allahاللهُ
Sareng kasalametanوَ سَلَّمَ
Ka Jungjunan urang sadayaعَلَى سَيِّدِنَا
Tegesna kanjeng nabi Muhammadمُحَمَّدٍ
Anu janten panutup ti para nabiخَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ
Sareng ka keluargana kanjeng nabiوَ ألِهِ
Sareng ka sahabatna kanjeng nabiوَصَحْبِهِ
Tegesna sadayanaأَجْمَعِيْنَ
Teu aya dayaوَلَا حَوْلَ
Sareng teu aya kakuatanوَلَا قُوَّةَ
Anging pitulung gusti Allahاِلَّا بِاللهِ
Anu maha luhurالْعَلِيِّ
Anu maha agungالْعَظِيْمِ
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami