Hukum Talqin Kepada Mayat

Hukum Talqin Kepada Mayat

Ada sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh sebagian masyarakat, mereka bertanya " Apakah Rasulullah Shallalaahualaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk mentalqinkan mayat yang baru dikubur dan bagaimanakah hukumnya mentalqinkan mayat yang baru dikuburkan ?"

Jawaban

Jawaban atas pertanyaan di atas adalah benar bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallama memerintahkan umatnya untuk mentalqinkan mayat yang baru diqubur.

Wahai saudaraku kalau kita melihat dan mengkaji dengan benar sebuah hadist Nabi Shallallaahu alaihi wasallama, maka Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wasallama mengharuskan talqin.

Mari kita berfikir dan mengkaji hadist Nabi Shallallaahu alaihi wasalama, yang mana Nabi Shallallaahu alaihi wasallama sendiri menyuruh amalan talqin, yang diriwayatkan oleh imam At-Tabroni dengan sanadnya dari Abu Umamah ketika beliau naza yang ditulis dalam kitabnya yang bernama Mu'jam Shogir Wal Kabir :

اِذَا اَنَامُتُّ فَاصْنَعُوْا بِى كَمَا اَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ يَصْنَعَ بِمَوْتَانَا. اَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : اِذَا مَاتَ اَحَدٌ مِنْ اِخْوَانِكُمْ فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ فَلْيَقُمْ اَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ ثُمَّ لِيَقُلْ : يَا فُلَانَ ابْن فُلَانَةَ فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلَا يُجِيْبُ, ثُمَّ يَقُوْلُ : يَا فُلَانَ ابْن فُلَانَةَ فَإِنَّهُ يَسْتَوِى قَاعِدًا, ثُمَّ يَقُوْلُ : يَا فُلَانَ ابْن فُلَانَةَ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ اَرْشَدْنَا يَرْحَمُكَ اللهُ وَ لَكِنَّ لَا تَشْعُرُوْنَ. فَلِيَقُلْ : اُذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ, وَ اَنَّكَ رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَّ بِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَّ بِِمُحَمَّدٍ نـَبِيًّا وَّ بِالْقُرْآنِ اِمَامًا. فإَِنَّ مُنْكَرًا وَّ نَكِيْرًا يَأْخُذُ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا بِيَدِ صَاحِبِهِ وَ يَقُوْلُ : اِنْطَلِقْ بِنَا مَا يَقْعُدُنَا عِنْدَ مَنْ لُقِّنَ حُجَّتُهُ. قَالَ (ابو أمامة) فَقَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُوْلَ اللهِ فَإِنْ لَمْ يُعْرَفْ أُمُّهُ, قَالَ : يَنْسِبُهُ اِلَى اُمِّهِ حَوَاءَ. يَا فُلَانَ ابْن فُلَانَةَ.

Artinya :

Apabila aku mati nanti, lakukanlah kepadaku sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallama agar dilakukan kepada mayat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallama telah memerintahkan kepada kita dengan sabdanya : "Apabila salah satu di antara saudaramu ada yang meninggal dunia, maka makamkanlah dan berdirilah salah seorang di antara kalian semua pada bagian kepala di kuburannya, kemudian katakanlah : "Wahai fulan anak fulanah", maka orang itu (Mayat) akan mendengarnya tetapi dia tidak akan menjawab. Kemudian katakanlah : "Wahai fulan anak fulanah" maka dia (Mayat) akan duduk. Kemudian katakanlah : "Wahai fulan anak fulanah", maka dia (Mayat) berkata: "Semoga Allah merahmati kamu", tetapi kamu semua tidak merasakannya (apa yang si mayat rasakan), maka hendaklah katakan : "Ingatlah apa yang telah menyebabkan kamu dilahirkan ke dunia, yaitu bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Nabinya dan Rasulnya. Dan engkau telah ridho bahwa Allah sebagai tuhanmu, dan Islam sebagai agamamu, dan Muhammad sebagai Nabimu, dan Al-Qur'an sebagai petunjukmu. Maka malaikat Munkar dan Nakir akan mengambil kedua tangannya sambil berkata : "Ayo pergi bersama kami kepada siapa yang telah di talqinkan hujjahnya.". Abu Umamah bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallama : "Wahai Rasulullah, bagaimana jika tidak diketahui nama ibunya ? Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallama menjawab : "Maka hendaklah dinasabkan kepada ibu manusia, yaitu Hawa, dengan mengatakan :"Wahai fulan anak Hawa".

(HR. Imam Al-Hafizh Tabrony dalam kitabnya Mu'jam Shogir Wal Kabir)

Hadist di atas telah dishohehkan sanadnya (Ulama hadist menyatakan bahwa hadist tersebut boleh digunakan sebagai landasan) oleh ulama hadist yaitu Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya yang bernama At-Talkhisul-Khabir.

Dan juga dikatakan dalam kitab Al-Majmuk oleh Imam Nawawi :

وَاِسْنَادُهُ صَالِحٌ وَقَدْ قَوَاهُ الضِّيَاءُ فِى اَحْكَامِهِ

"Sanad hadistnya Shohih dan telah dikuatkan oleh Imam Al-Hafizh Ad-Dhiya dalam kitab Ahkam".

Tiada seorangpun Ulama Islam yang muktabar mengingkari amalan talqin ini, kecuali sebagian kecil ajaran sesat di zaman kini yang sangat hobi memecah belah umat Islam dengan mengatakan bahwa amalan talqin adalah bid'ah, sesat, tidak ada hadistnya dan tidak ada di zaman Nabi.

Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam senidiri menyuruh umatnya untuk melakukan amalan talqin dengan cara menalqinkan mayat yang baru di kubur, Sebagaimana yang telah dijelaskan dengan hadist di atas yang Shohih.

Kesimpulan :

Berdasarkan penjelasan di atas maka hadist Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wasallama ini jelas mengharuskan amalan talqin, sebagaimana juga para ulama Salafus Sholeh berpegang dengan hukum tentangnya.

Bahkan Imam Madzhab yang empat pun mengharuskan amalan talqin.

1. Imam Hanafi

Telah berkata As-Syaikh Al-Alim Abdul Ghoni Al-Ghanimy Ad-Dimasyqi Al-Hanafi dalam kitabnya yang bernama Al-Lubab Fi Syarhil Kitab Jilid 1 halaman 125 :

وَاَمَّا تَلْقِيْنُهُ (اي الميت) فِى الْقَبْرِ فَمَشْرُوْعٌ عِنْدَ أَهْلِ السُّنَّةِ لِأَنَّ اللهَ يُحْيِيْهِ فِى قَبْرِهِ.

Adapun hukum mentalqin mayat diquburan merupakan syari'at Islam di sisi Ahli Sunnah karena sesungguhnya Allah ta'aalaa menghidupkannya di dalam quburnya.

2. Madzhab Maliki

Imam Al-Qurtubi Al-Maliki telah menulis dalam kitabnya yang bernama At-Tadzkiroh Bil Ahwalil Mauti Wal Akhiroh pada halaman 138-139 mengenai amalan talqin :

بَابُ مَا جَاءَ فِى تَلْقِيْنِ الْإِنْسَانِ بَعْدَ مَوْتِهِ شَهَادَةُ الْإِخْلَاصِ فِى لَحْدِهِ.

Di dalam bab ini juga Imam Qurtubi telah menjelaskan bahwa amalan talqin dilakukan oleh para Ulama Islam di Qurtubah dan mereka mengharuskannya.

3. Madzhab Syafi'i

Imam Nawawi Asy-Syafi'i dalam kitabnya yang bernama Al-Majmu jilid 5 halaman 303-304 :

قَالَ جَمَاعَتُ مِنْ أَصْحَابِنَا يُسْتَحَبُّ تَلْقِيْنُ الْمَيِّتِ عَقِبَ دَفْنِهِ.

Para Ulama Madzhab Syafi'i telah menyatakan : "Disunahkan talqin kepada mayat ketika selesai mengebumikannya.

Imam Abu Qosim Ar-Rafi'i Asy-Syafi'i menyatakan dalam kitabnya yang bernama Fathul Aziz Bi Syarhil Wajiz juga terdapat dalam kitab Imam Nawawi yang bernama Al-Majmu jilid 5 halaman 242 :

يستحب ان يلقن الميت بعد الدفن فيقال : "يا عبد الله بن أمة الله" الى اخره.

Disunahkan mentalqin mayat selepas mengebumikannya lalu dibacakan: "Wahai hamba Allah bin hamba Allah" sampai bacaan talqin terakhir.

4. Imam Hambali

Imam Al-Mardawy Al-Hambali telah menyatakan dalam kitabnya yang bernama Al-Inshof Fi Ma'rifatir Rajih Minal Khilaf jilid 2 halaman 548-549 :

يستحب تلقين الميت بعد دفنه عند اكثر الاصحاب

Di sunahkan mentalqinkan mayat sesudah dikuburkan di sisi kebanyakan para Ulama.

Jelas bahwa empat madzhab pun mengharuskan talqin mayat sesuai dengan hadist Nabi yang sudah dijelaskan di atas. Bahkan ada yang menghukumi sunah dan disyari'atkan.

Jadi saya tegaskan sekali lagi rasanya kurang pantas jika ada seseorang yang bukan termasuk ulama empad madzab dan juga bukan termasuk sahabat nabi dengan polosnya berani membid'ahkan bahkan menganggap sesat amalan yang dianjurkan oleh Nabi tercinta Muhammad Shallallaahu alaihi wasallam.

والله اعلم

Halaman Terkait
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami