Safinatun Naja 27 - Kemakruhan Kemakruhan Sholat

Fasal ini membahas tentang kemakruhan kemakruhan sholat dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani. Semoga Allah merahmati mereka berdua dan semoga kita dapat menerima manfaat dari ilmu ilmu mereka. aamiin yaa Allaah yaa Robbal Aalamiin. Kami telah menuliskan matan dari kitab safinatun naja disertai dengan terjemah dalam bahasa Indonesia. dan kami juga telah muliskan penjelasan dari kitab Kasyifatus Saja yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Kemakruhan kemakruhan sholat

(فَرْعٌ)

Penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Kasyifatus saja

[CABANG]

Sholat dimakruhkan bagi orang-orang yang bersifatan dengan salah satu sifat dari 20 sifat berikut ini, mereka adalah:

حَاقِبٌ

Orang yang menahan kebelet eek.

حَاقِنٌ

Orang yang menahan kebelet pipis.

حَاقِمٌ

Orang yang menahan kebelet eek dan pipis.

صَافِنٌ

Orang yang sholat dengan berdiri dengan satu kaki saja (Jawa: engklek)

صَافِدٌ

Orang yang sholat dengan merapatkan kedua kaki seolah-olah kedua kakinya itu terikat.

حَازِقٌ

Yaitu orang yang menahan memakai muzah yang tidak muat (sesak). Syarqowi dan sebagian ulama menafsiri kata حَازِقٌ dengan arti orang yang menahan kentut. Sedangkan orang yang menahan memakai muzah sesak disebut dengan حَافِزٌ . Masing-masing dua arti tersebut shohih.

جَائِعٌ

Orang yang lapar

sedangkan makanan atau minuman telah tersaji atau hampir tersaji.

عَطْشَانٌ

Orang yang haus.

حَافِزٌ

Orang yang menahan kentut.

مَنْ حَضَرَهُ طَعَامٌ تَتَوَقَّ نَفْسَهُ إِلَيْهِ

Orang yang ingin sekali menikmati makanan yang telah tersaji atau hendak disajikan meskipun ia tidak lapar. Begitu juga dimakruhkan sholat bagi orang yang ingin sekali berjimak dengan istrinya yang di rumah.

مَنْ غَلَبَهُ النَّوْمُ

Orang yang mengantuk.

مَنْ فِى الْمَقْبَرَةِ

Orang yang sholat di atas kuburan yang model kuburannya bukan galian, atau dengan model kuburan galian dan ia beralas kaki di atas tanah, apabila tidak beralas kaki maka sholatnyatidak sah.

مَنْ فِى مَزْبَلَةٍ

Orang yang sholat di area pembuangan sampah.

مَنْ فِى الْمَجْزَرَةِ

Orang yang sholat di area penjagalan binatang.

مَنْ فِى الْحَمَامِ غَيْرِ الْجَدِيْدِ

Orang yang sholat di tempat pemandian yang bekas digunakan untuk mandi meskipun di tempat ganti pakaian.

مَنْ فِى عَطَنِ الْإِبِلِ

Orang yang sholat di tempat pengantrian minum untuk binatang unta meskipun tempat tersebut suci.

مَنْ فِى قَارِعَةِ الطَّرِيْقِ

Orang yang sholat di tengah jalan atau di tempat yang paling tinggi dimana tempat tersebut berada di dalam sebuah bangunan, bukan tempat tertinggi yang terbuka.

مَنْ فِى ظَهْرِ الْكَعْبَةِ

Orang yang sholat di atas Ka’bah.

مَنْ فِى الْكَنِيْسَةِ وَالْبَيْعَةِ وَسَائِرِ مَأْوَى الشَّيْطَانِ

Orang yang sholat di dalam gereja orang Yahudi dan Nasrani dan tempat-tempat lain dimana setan-setan tinggal disana, seperti tempat (penjualan atau menyimpan) khomr dan pemungutan cukai. Syaikhuna Nahrowi berkata, “Kata الكننيسة dulunya digunakan untuk menunjukkan arti tempat ibadah orang-orang Yahudi. Sedangkan kata البيعة adalah tempat ibadah orang-orang Nasrani. Adapun pada zaman sekarang maka sebaliknya.” Syarqowi berkata, “Kemakruhan sholat di tempat-tempat yang telah disebutkan di atas adalah ketika tidak kuatir meninggalkan sholat pada saat mencari tempat-tempat lain. Apabila ketika ingin mencari tempat lain, tetapi kuatir sholat akan terlewatkan maka tidak dimakruhkan melakukan sholat di tempat-tempat tersebut.”

منفرد والجماعة قائمة

Orang yang sholat sendiri padahal ada jamaah yang tengah didirikan.

Pengertian sholat sendiri disini ada dua;

Pertama, sholat sendiri meninggalkan jamaah dan shof, misalnya; musholli benar-benar sholat sendiri.

Kedua, sholat sendiri meninggalkan shof saja, misalnya; musholli sholat dengan niatan jamaah saat takbiratul ihram, tetapi ia tidak bergabung dengan shof makmum lain, melainkan ia berada di shof sendiri. Sholat sendiri demikian ini dapat menghilangkan keutamaan jamaah, seperti yang disebutkan oleh ar-Romli, dan menghilangkan keutamaan shof. Sedangkan ulama lain beranggapan salah kalau sholat sendiri semacam itu hanya menghilangkan keutamaan shof saja, bukan keutamaan jamaah.

Mengenai kemakruhan-kemakruhan dalam sholat maka akan dijelaskan nanti, insya Allah. Mereka berjumlah 21 kemakruhan.

Next Post Previous Post
2 Comments
  • Anonymous
    Anonymous January 4, 2024 at 7:34 AM

    Ini kitab dari mana ya

    • Ahsan Dasuki
      Ahsan Dasuki January 4, 2024 at 11:10 AM

      ini saya ambil dari kitab kasyifatus saja karangan syekh nawawi al bantani sebagai syarah dari kitab safinatun naja

Add Comment
comment url
Ikuti Kami