Safinatun Naja 36 - Jumlah Tasydid dalam Bacaan Tasyahud

Fasal ini membahas tentang Jumlah Tasydid dalam Bacaan Tasyahud dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani. Semoga Allah merahmati mereka berdua dan semoga kita dapat menerima manfaat dari ilmu ilmu mereka. aamiin yaa Allaah yaa Robbal Aalamiin. Kami telah menuliskan matan dari kitab safinatun naja disertai dengan terjemah dalam bahasa Indonesia. dan kami juga telah muliskan penjelasan dari kitab Kasyifatus Saja yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Jumlah Tasydid dalam Bacaan Tasyahud

(فَصْلٌ)

تشديدات التشهد إحدى وعشرون: خمس في أكمله وستة عشر فى اقله. التحيات على التاء والياء, المباركات الصلوات على الصاد, الطيبات على الطاء والياء, لله على لام الجلالة, السلام على السين, عليك أيها النبي على الياء والنون والياء, ورحمة الله على لام الجلالة, وبركاته السلام على السين, علينا وعلى عباد الله الصالحين على الصاد, أشهد ان لا اله على لام الف, الا الله على لام ألف ولام الجلالة, وأشهد أن على النون, محمدا رسول الله على ميم محمدا وعلى الراء وعلى لام الجلالة.

Penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Kasyifatus saja

Fasal ini menjelaskan tentang jumlah tasydid dalam bacaan tasyahud dan tempat-tempatnya.

Tasydid-tasydid tasyahud ada 21. 5 dari mereka berada di bacaan tasyahud yang paling sempurna, yaitu bacaan yang apabila ditinggalkan di duduk tasyahud awal tidak disunahkan melakukan sujud sahwi. Dan 16 dari mereka berada di bacaan tasyahud yang paling minimal, yaitu bacaan yang wajib dalam duduk akhir dan disunahkan sujud sahwi apabila ditinggalkan dalam duduk tasyahud awal.

Tasydid pada lafadz التحيات ada dua, yaitu pada huruf taa (ت) dan yaa (ي). Tasydid pada lafadz المباركات الصلوات ada satu, yaitu pada huruf shod (ص). Tasydid pada lafadz الطيبات ada dua, yaitu pada huruf tho (ط) dan yaa (ي). Tasydid pada lafadz الله ada satu, yaitu pada huruf lam (ل) lafadz jalalah. Tasydid pada lafadz السلام ada satu, yaitu pada huruf sin (س).

Tasydid pada lafadz عليك أيّها النبيّ ada tiga, yaitu pada huruf yaa (ي) dalam lafadz أيها dan nun (ن) dan yaa (ي) dalam lafadz النبي. Tasydid pada huruf yaa (ي) dalam lafadz النبيّ adalah apabila memang lafadz tersebut dibaca dengan huruf yaa. Adapun ketika dibaca dengan hamzah (ء) maka tidak ada tasydidnya.

[FAEDAH

Lafadz النبيّ dengan tasydid pada huruf yaa (ي)-nya berasal dari lafadz النبوة yang berarti tempat tinggi. Rasulullah disebut dengan النبيّ karena derajat beliau ditinggikan atau karena beliau adalah yang meninggikan derajat pengikutnya.

Adapun lafadz النَّبى dengan hamzah berasal dari lafadz النبأ dengan memberikan harakat pada huruf baa (ب)-nya. Lafadz النبأ berarti berita karena Rasulullah adalah yang diberi berita atau yang menyampaikan berita dari Allah ta’aal

Berdasarkan dua arti ini, lafadz النبي mengikuti wazan فعيل dengan menggunakan arti wazan فاعل atau مفعول. Ini adalah pendapat yang masyhur. Akan tetapi, dikutip dari kitab al-Misbah bahwa lafadz النبأ adalah binak mahmuz yang berarti berita. Proses mengganti huruf (ibdal) dan idghom dalam lafadz النبى merupakan perihal bahasa yang masyhur. Kedua proses tersebut dianut oleh qiroah sab’ah. Akan tetapi Shoban menshohihkan bahwa lafadz النبى adalah binak mahmuz yang berasal dari lafadz النبء dengan sukun pada huruf baa (ب), yaitu berarti الارتفاع atau luhur. Dikatakan نبأ yang berarti ارتفع. Pendapat Shoban tersebut diunggulkan, dalam artian memaksudkan pada bentuk masdar. Berbeda apabila huruf baa (ب)-nya berharakat. Bagitu juga Shoban menshohihkan kalau huruf yang ditasydid asalnya tidak ditasydid. Oleh karena itu lafadz النبي berasal dari lafadz النبأ dengan fathah atau sukun pada huruf baa (ب)-nya

Berdasarkan pendapat kalau lafadz النبي berasal dari lafadz النبوة maka ia berbentuk binak naqis wawi. Asal lafadznya adalah نبيّو. Proses i’lalnya adalah bahwa huruf wawu (و) dan yaa (ي) berkumpul menjadi satu sedangkan salah satu dari keduanya menyandang sukun sehingga wawu (و) diganti dengan yaa (ي), kemudian huruf yaa (ي) pertama diidghomkan ke dalam huruf yaa (ي) kedua.

Tasydid lafadz ورحمة الله ada satu, yaitu pada huruf lam (ل) lafadz jalalah. Tasydid lafadz وبركاته السلام ada satu, yaitu pada huruf sin (س). Tasydid lafadz علينا وعلى عباد الله ada satu, yaitu pada huruf lam (ل) lafadz jalalah. Tasydid lafadz الصالحين ada satu, yaitu pada huruf shod (ص). Tasydid lafadz أشهد أن لاإله إلا الله ada satu, yaitu pada huruf lam alif (لا). Tasydid lafadz إلا الله ada dua, yaitu pada huruf lam alif (لا) dan huruf lam (ل) jalalah. Tasydid lafadz وأشهد أنّ ada satu, yaitu pada huruf nun (ن). Tasydid lafadz محمدا رسول الله ada tiga, yaitu pada huruf mim (م)-nya lafadz محمد, huruf roo (ر) dan lam (ل) jalalah.

Masalah lafadz التحيات, Usman dalam kitab Tuhfah al-Habib mengatakan bahwa lafadz tersebut adalah dengan fathah huruf taa (ت) dan kasroh huruf kha (ح). Ia adalah bentuk jamak dari mufrod lafadz تحيّة yang berarti sesuatu yang digunakan untuk memberikan penghormatan, baik berupa doa keselamatan (salam) atau yang lainnya. Ada yang mengatakan bahwa lafadz تحيّة berarti kerajaan, ada yang mengatakan berarti keagungan, ada yang mengatakan berarti selamat dari mara bahaya.

Tujuan dari lafadz التحيّات adalah memuji kepada Allah karena Dia adalah Yang Layak menerima segala penghormatan dari seluruh makhluk. Lafadz tersebut muncul dalam bentuk jamak karena setiap yang namanya raja pasti memiliki penghormatan tertentu untuknya.

Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa pada malam lailatul Isrok, yaitu ketika Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama telah melewati Sidrotul Muntaha, beliau ditutupi oleh awan cahaya yang berwarna-warni sesuai kehendak Allah. Malaikat Jibril yang saat itu bersamanya berhenti dan tidak lagi mengantarkannya. Rasulullah berkata kepada Jibri “Jangan tinggalkan aku sendirian!” Jibril menjawab “Tiadalah bagiku kecuali maqaom tertentu.” Rasulullah berkata “Antarkanlah aku meskipun hanya satu langkah!”

Kemudian Jibril pun mengantarkannya hanya satu langkah saja. Tiba-tiba Jibril hampir terbakar oleh cahaya, keagungan, dan kehebatan. Jibril pun mengecil dan lebur hingga akhirnya menjadi seukuran burung pipit (Jawa; emprit). Ia memberi isyarat kepada Rasulullah untuk mengucapkan salam kepada Tuhan-nya ketika Rasulullah telah sampai di tempat khitob. Sesaat Rasulullah telah sampai disana, ia berkata;

التحيات المباركات الصلوات الطيبات لله

Kemudian Allah berkata;

السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته

Mendengar Firman Allah, Rasulullah ingin sekali hamba-hamba-Nya yang sholih juga mendapatkan bagian dari maqom ini (yaitu maqom salam). Kemudian Rasulullah pun meneruskan;

السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين

Setelah itu, seluruh penduduk langit dan bumi berkata;

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله

Adapun Rasulullah tidak menerima kesulitan dan ketidakmampuan seperti yang dialami Jibril karena Rasulullah adalah tamu yang dimaksud sehingga Allah memberinya kekuatan dan persiapan untuk menanggung maqom ini (khitob).

Firman Allah yang berbunyi; الصلوات الطيبات المباركات adalah dengan membuang huruf athof di antara tiga lafadz tersebut. Taqdirnya yaitu; والصلوات والطيبات والمبركات.

Arti lafadz المباركات adalah bertambahnya kebaikan ketuhanan. Lafadz الصلوات berarti sholat lima waktu atau arti lain yang lebih umum (seperti doa, rahmat). Lafadz الطيبات berarti amal-amal yang sholih

Lafadz السلام yang dimaksud adalah salah satu nama Allah ta’aala. Artinya adalah Nama Allah untukmu dan untuk kami para hadirin.

Pengertian الصالح adalah hamba muslim atau hamba yang melaksanakan dan memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak sesama. Fasyani berkata dalam kitab Syarah Arbain Nawawi dalam hadis kedua puluh dua bahwa tahiyat adalah nama burung di surga yang hinggap di atas pohon toyyibat di pinggir sungai sholawaat. Ketika musholli berkata التحيّات maka burung itu turun dari pohon dan menyelam ke dalam sungai. Kemudian setiap tetesan yang menetes dari tubuh burung itu dijadikan oleh Allah sebagai malaikat yang selalu memintakan ampunan untuk musholli sampai Hari Kiamat.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami