Safinatun Naja 37 - Jumlah Tasydid dalam Bacaan Sholawat dalam Sholat
Jumlah Tasydid dalam Bacaan Sholawat dalam Sholat
(فَصْلٌ)
تشديدات اقل الصلاة على النبي أربع: اللهم على اللام والميم, صل على اللام, على محمد على الميم اقل السلام : السلام عليكم تشديد السلام على السين
Penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Kasyifatus saja
Fasal ini menjelaskan tentang tasydid-tasydid bacaan sholawat untuk Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama dalam sholat.
Tasydid dalam bacaan paling pendek pada sholawat nabi ada 4 (empat), yaitu;
- Tasydid lafadz اَللّهُمَّ ada dua, yaitu pada huruf lam (ل) dan mim (م).
- Tasydid lafadz صَلِّ ada satu, yaitu pada huruf lam (ل).
- Tasydid lafadz عَلَى مُحَمَّدٍ ada satu, yaitu pada huruf mim (م).
Arti اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ adalah Ya Allah! Turunkanlah rahmat yang disertai dengan pengagungan atas pemimpin kita, Muhammad, shollallahu ‘alaihi wa sallama.
Romli berkata dalam kitab Syarah Minhaj, “Yang lebih utama adalah menambahi lafadz اَلسَيِّد karena mengikuti perintah. Selain itu menambahi berita yang sesuai dengan kenyataan termasuk salah satu sikap beradab. Oleh karena itu menambahi lafadz السَيِّد adalah lebih utama daripada tidak menambahinya."
Suhaimi juga berkata, “Mengikuti perintah tidak bisa disebut sebagai hal yang lebih utama daripada sikap beradab karena kita mengatakan bahwa di dalam sikap beradab terdapat unsur mengikuti perintah dan menambahi. Pendapat dzohirnya adalah bahwa yang lebih utama atau afdhol adalah menyebutkan juga lafadz السَيِّد untuk selain Rasulullah.”
Bacaan sholawat yang paling lengkap dan paling utama, baik dalam sholat atau di luarnya, seperti yang dinash oleh Romli adalah;
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
[TATIMMAH]
Disunahkan berdoa setelah membaca tasyahud akhir dengan bentuk doa apapun yang dikehendaki musholli, tetapi yang lebih utama adalah berdoa ta’awudz atau meminta perlindungan dari siksa dan fitnah-fitnah karena adanya hadis shohih, “Ketika salah satu dari kalian telah bertasyahud (akhir) maka mintalah perlindungan kepada Allah dari 4 (empat) hal, ia berdoa;
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah. Sesungguhnya aku berlindung kepada Allah dari (1) siksa kubur, (2) siksa api neraka,(3) fitnah hidup dan mati, dan(4) fitnah Masih ad-Dajjal.
Syibromalisi mengatakan, “Dimakruhkan meninggalkan doa di atas. Doa tersebut sangat dianjurkan sekali karena sebagian ulama mewajibkannya. Umairah berkata bahwa Awzai berkata dalam kitab al-Qut, yaitu kitab yang mensyarahi kitab al-Minhaj bahwa doa ini (doa berlindung seperti yang telah disebutkan) sangat dianjurkan. Sesungguhnya ada hadis shohih yang memerintahkan berdoa dengan doa ini dan sebagian ulama mewajibkannya. Bahkan Thowus memerintahkan putranya untuk mengulangi sholat karena ia meninggalkan doa tersebut. Hendaknya seorang musholli mengakhiri doanya dengan doa di atas karena berdasarkan sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama وَجْعَلْهُنَّ (Maksudnya, jadikan doa meminta perlindungan dari 4 perkara sebagai akhir bagi doa yang kamu panjatkan)”