Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5

Nama kitab : Nashoihul Ibad, Terjemah kitabNashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)
Judul kitab : Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani

( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)

Versi ejaan : Nashoih Al-Ibad
Mata Pelajaran : Tasawuf, Akhlaq
Musonif : Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi

(محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي)

Nama Arab : محمد نووي بن عمر الجاوي
Lahir : 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia
Wafat : 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M
Guru :

1. Khatib asy-Syambasi

2. Abdul Ghani Bima

3. Ahmad Dimyati

4. Zaini Dahlan

5. Muhammad Khatib

6. KH. Sahal al-Bantani

7. Sayyid Ahmad Nahrawi

8. Zainuddin Aceh

Santri :

1. KH. Hasyim Asyari

2. KH. Ahmad Dahlan

3. KH. Khalil Bangkalan

4. KH. Asnawi Kudus

5. KH. Mas Abdurrahman

6. KH. Hasan Genggong

7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy

Penerjemah : Ahsan Dasuki

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3Image by © LILMUSLIMIIN

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5

بَابُ الخُمَاسِيِّ

فِيهِ سَبْعٌ وَعِشْرُوْنَ مَوْعِظَةً سِتَّةٌ أَخْبَارٌ وَالْبَاقِى آثَارٌ

Dalam bab ini ada 27 Nasihat, 6 akhbar dan sisanya atsar.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 1

الْمَقَالَةُ الْأُولَى: (رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ : مَنْ أَهَانَ) أَيْ أَذَلَّ (خَمْسَةً) مِنَ النَّاسِ (خَسِرَ خَمْسَةً) أَيْ أَهْلَكَ خَمْسَةَ أُمُورٍ (مَنِ اسْتَخَفَّ بِالْعُلَمَاءِ) بِأَنْ تَرَكَ تَعْظِيمَهُمْ (خَسِرَ الدِّينَ) فَإِنَّهُمْ مَعْدِنُ الشَّرِيعَةِ (وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالْأُمَرَاءِ) أَيْ الْمُلُوكِ (خَسِرَ الدُّنْيَا) لِأَنَّهُمْ الَّذِينَ يُرَتِّبُونَ أُمُورَ الدُّنْيَا وَزِمَامُهَا بِأَيْدِيهِمْ (وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالْجِيرَانِ) أَيْ الْمُجَاوِرِينَ فِي الْمَسَاكِنِ مِنْ جَمِيعِ الْجِهَاتِ (خَسِرَ الْمَنَافِعَ) أَيْ الْخَيْرَاتِ الَّتِي يَتَوَصَّلُ بِهَا إِلَى الْمَطْلُوبِ.

Maqolah yang pertama (Diriwayatkan dari Nabi ﷺ: Barang siapa yang menghinakan) Maksudnya ia menghinakan (Pada lima golongan) Dari Manusia (Maka ia rugi pada lima perkara) Maksudnya ia merusak pada lima perkara (Barangsiapa yang merendahkan ulama) Dengan cara ia meninggalkan sifat mengagungkan ulama (Maka ia rugi dalam urusan agama) Karena sesungguhnya ulama adalah sumbernya syariat (Dan barang siapa yang merendahkan kepada umara) Maksudnya kepada para raja (Maka ia rugi dalam urusan dunia) Karena sesungguhnya umara adalah orang-orang yang mengatur pada urusan-urusan dunia dan kendali dunia itu dengan tangan umara (Dan barang siapa merendahkan kepada tetangga) Maksudnya orang-orang yang bertetangga di tempat tinggal dari semua arah (Maka ia rugi dalam kemanfaatan) Maksudnya  kebaikan-kebaikan yang bisa sampai sebab kebaikan-kebaikan itu pada hal yang dicari.

رُوِيَ أَنَّهُ ا قَالَ: [وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ] رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُحِبُّ الرَّجُلَ لَهُ جَارُ سُوءٍ يُؤْذِيهِ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ وَيَحْتَسِبُهُ حَتَّى يَكْفِيَهُ اللَّهُ بِحَيَاةٍ أَوْ مَوْتٍ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Diriwayatkan bahwa Nabi bersabda: [Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam kekuasaaannya, tidaklah beriman seorang hamba hingga dia mencintai untuk tetangganya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim. Dan diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai seorang laki-laki yang baginya ada tetangga buruk yang menyakitinya, lalu dia bersabar atas gangguannya dan ia ikhlas atas gangguan itu hingga meberikan kecukupan kepadanya Allah dengan hidup atau mati] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Bukhari.

(وَمَنْ اسْتَخَفَّ بِالْأَقْرِبَاءِ) مِنَ الْأَرْحَامِ (خَسِرَ الْمَوَدَّةَ) أَيْ أَهْلَكَ مَحَبَّتَهُمْ (وَمَنْ اسْتَخَفَّ بِأَهْلِهِ) أَيْ زَوْجَتِهِ (خَسِرَ طِيبَ الْمَعِيشَةِ) أَيْ لَذَّةَ الْمَكْسَبِ الَّذِي يَعِيشُ بِسَبَبِهِ .

(Dan barang siapa yang merendahkan kepada kerabat-kerabat) Maksudnya dari mahrom (Maka ia rugi dalam kasih sayang) Maksudnya ia telah merusak cinta mereka (Dan barang siapa merendahkan kepada keluarganya) Maksudnya istrinya (Maka ia rugi dalam nikmatnya kehidupan) Maksudnya nikmatnya mencari nafkah yang ia bisa hidup dengan sebabnya.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 2

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ (قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ: سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِيْ يُحِبُّونَ خَمْسًا) مِنَ الْخِصَالِ (وَيَنْسَوْنَ خَمْسًا) مِنْ مُقَابِلَتِهَا (يُحِبُّونَ الدُّنْيَا) فَيَشْتَغِلُونَ بِهَا (وَيَنْسَوْنَ الْعُقْبَى) أَيْ يَتْرُكُونَ الْعَمَلَ لِلْآخِرَةِ (وَيُحِبُّونَ الدُّوْرَ) فَيَشْتَغِلُونَ بِزِينَتِهَا (وَيَنْسَوْنَ الْقُبُورَ) أَيْ يَتْرُكُونَ الْعَمَلَ لِتَنْوِيرِهَا (وَيُحِبُّونَ الْمَالَ) فَيَشْتَغِلُونَ بِجَمْعِهِ (وَيَنْسَوْنَ الْحِسَابَ) أَيْ يَغْفُلُونَ عَنْ حِسَابِ اللَّهِ تَعَالَى إيَّاهُ بِهِ فَإِنَّ الْمَالَ حَلَالُهُ حِسَابٌ وَحَرَامُهُ عِقَابٌ (وَيُحِبُّونَ الْعِيَالَ) أَيْ أَهْلَ الْبَيْتِ (وَيَنْسَوْنَ الْحُورَ) فِي الْجِنَانِ (وَيُحِبُّونَ النَّفْسَ وَيَنْسَوْنَ اللَّهَ) بِأَنْ يَتَّبِعُوا مُرَادَ أَنْفُسِهِمْ وَيَتْرُكُونَ أَوَامِرَ اللَّهِ تَعَالَى (هُمْ مِنِّي بُرَآءُ) أَيْ بُعَدَاءُ (وَأَنَا مِنْهُمْ بَرِيءٌ) أَيْ بَعِيدٌ.

Maqolah yang kedua (Telah bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Akan datang suatu zaman kepada ummatku mereka akan mencintai pada lima) Dari perkara-perkara (Dan mereka akan melupakan lima perkara) Dari perkara yang bertentangan dengannya (Mereka mencintai dunia) Sehingga mereka sibuk dengannya (Dan mereka melupakan akhirat) Yaitu mereka meninggalkan amal untuk kehidupan akhirat (Dan mereka mencintai rumah-rumah) Sehingga mereka sibuk dengan menghiasi rumah-rumah (Dan mereka melupakan kubur) Yaitu mereka meninggalkan amal untuk memberikan cahaya padanya (Dan mereka mencintai harta) Sehingga mereka sibuk mengumpulkannya (Dan mereka melupakan hisab) Yaitu Mereka lalai terhadap perhitungan Allah Ta'ala padanya karena mengumpulkan harta karena sesungguhnya harta, halalnya harta itu merupakan hisab dan haramnya harta itu merupakan adzab (Dan mereka mencintai keluarga) Yaitu ahli rumah (Dan mereka  melupakan bidadari) di surga (Dan mereka mencintai diri mereka sendiri dan mereka melupakan Allah) Dengan cara mereka mengikuti pada keinginan diri mereka sendiri dan mereka meninggalkan perintah-perintah Allah Ta'ala (Mereka itu dari diriku berlepas diri) Yaitu mereka menjauh (dan aku dari mereka berlepas diri) Yaitu jauh.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 3

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ (قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ: لَا يُعْطِي اللَّهُ لِأَحَدٍ خَمْسًا) مِنَ الْهَيْئَاتِ (إِلَّا وَقَدْ أَعَدَّ) أَيْ هَيَّأَ (لَهُ خَمْسًا أُخْرَى) مِنْ جَزَائِهَا (لَا يُعْطِيهِ) أَيْ اللَّهُ الشَّخْصَ (الشُّكْرَ) لِلنِّعْمَةِ (إِلَّا وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الزِّيَادَةَ) عَلَى تِلْكَ النِّعْمَةِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ [إبْرَاهِيم: الْآيَة ٧] (وَلَا يُعْطِيهِ الدُّعَاءَ إلَّا وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الِاسْتِجَابَةَ) قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿أُدْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ [غَافِر: الْآيَة ٦٠]. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ نَفْسًا مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ] رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ اهْ. (وَلَا يُعْطِيهِ الْإِسْتِغْفَارَ إلَّا وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ الْغُفْرَانَ) قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿اِسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴾ [نُوح: الْآيَةَ ١٠]. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَكُمُ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ] رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهِ

Maqolah yang ketiga (Telah bersabda Nabi alaihis sallam: Tidaklah Alllah memberi kepada seseorang pada lima hal) Dari keadaan-keadaan (Kecuali sunnguh Allah telah menyiapkan) Maksudnya menyediakan (Bagi seseorang itu lima hal lainnya) Sebagai balasan lima perkara itu (Allah tidak memberi kepada seseorang) Maksudnya Allah kepada seseorang (Rasa syukur) Atas nikmat (Kecuali benar-benar Allah telah menyiapkan bagi seseorang itu tambahan) Atas nikmat tersebut. Telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepada kalian﴿ [Q.S Ibrahim: Ayat 7] (Dan Allah tidak memberi kepada seseorang doa kecuali benar-benar Allah telah menyiapkan bagi seseorang itu Ijabah) Allah Ta'ala berfirman: ﴾Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya untuk kalian﴿ [Q.S Ghafir: Ayat 60]. Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: [Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu jiwa yang tenang, yang beriman dengan pertemuan-Mu, dan ridha dengan ketentuan-Mu, dan merasa cukup dengan pemberian-Mu.] Telah meriwayatkan Hadist ini Imam Thabarani (Dan Allah tidak memberi kepada seseorang istighfar kecuali benar-benar Allah telah menyiapkan bagi seseorang itu ampunan) Allah Ta'ala berfirman: ﴾Mintalah kalian kepada Tuhan kalian ampunan, sesungguhnya tuhan kalian adalah dzat Maha Pengampun﴿ [Q.S Nuh: Ayat 10]. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Jika kalian berbuat kesalahan hingga mencapai kesalahan kalian pada langit, kemudian kalian bertaubat, pasti Allah akan menerima taubat untuk kalian semua.] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Majah.

(وَلَا يُعْطِيهِ التَّوْبَةَ إِلَّا وَقَدْ أُعَدَّ لَهُ الْقَبُولُ) أَيْ قَبُولَ التَّوْبَةِ. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَكْتُوبٌ حَوْلَ الْعَرْشِ قَبْلَ أَنْ تُخْلَقَ الدُّنْيَا بِأَرْبَعَةِ آلَافِ عَامٍ: وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ. (وَلَا يُعْطِيهِ الصَّدَقَةَ إِلَّا وَقَدْ أَعَدَّ لَهُ التَّقَبُّلَ) أَيْ حُصُولَ الْقَبُولِ.

(Dan Allah tidak memberi kepada seseorang taubat kecuali benar-benar Allah telah menyiapkan bagi seseorang itu penerimaan) Maksudnya penerimaan taubat. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Tertulis di sekitar Arsy sebelum diciptakan dunia empat ribu tahun: Dan sesungguhnya aku adalah dzat maha pengampun bagi orang yang bertaubat dan beriman dan beramal sholeh kemudian mengikuti petunjuk] Telah meriwayatkan hadits ini Imam Ad-Dailami. (Dan Allah tidak memberi kepada seseorang shodaqoh kecuali benar-benar Allah telah menyiapkan bagi seseorang itu penerimaan) Maksudnya hasilnya penerimaan.

رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ.

Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Setiap orang itu berada dalam bayang-bayang sedekahnya hingga diadili di antara manusia] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad.

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَا مِنْ عَبْدٍ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ يَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا قَالَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: عَبْدِيْ رَجَوْتَنِيْ فَلَنْ أَحْقِرَكَ، حَرَّمْتُ جَسَدَكَ عَلَى النَّارِ وَادْخُلْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتَ] رَوَاهُ ابْنُ لَالٍ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi bersabda: [Tidaklah seorang hamba yang bersedekah dengan sedekah yang dia berharap dengan sedekah itu pada ridho Allah, melainkan berfirman Allah pada hari kiamat: 'Hamba-Ku, engkau harapkan aku, maka Aku tidak akan merendahkanmu. Aku haramkan tubuhmu atas neraka dan masuklah kamu dari pintu-pintu manapun dari Surga yang kamu mau] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnul Al.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 4

(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ (عَنْ أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ: الظُّلُمَاتُ خَمْسٌ) مِنَ الْأَشْيَاءِ (وَالسُّرُجُ) بِضَمَّتَيْنِ جَمْعُ سِرَاجٍ (لَهَا خَمُسٌ) مِنَ الصِّفَاتِ (حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ) لِأَنَّهُ يُوقِعُ فِى الشُّبُهَاتِ ثُمَّ فِى الْمَكْرُوهَاتِ ثُمَّ فِى الْمُحَرَّمَاتِ قَالَ ﷺ: [حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ] رَوَاهُ الْبَيْهَقِىُّ عَنْ الْحَسَنُ الْبُصْرِىُّ قَالَ الْغَزَالِىُّ: وَكَمَا أَنَّ حُبَّهَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ فَبُغْضُهَا رَأْسُ كُلِّ حَسَنَةٍ (وَالسِّرَاجُ لَهَا التَّقْوَى) أَىْ الاِحْتِرَازُ بِطَاعَةِ اللَّهِ عَنْ عُقُوبَتِهِ رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ [إِنَّكَ لَمْ تَدَعْ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعْطَاكَ خَيْرًا مِنْهُ] رَوَاهُ الِامَّامُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِىُّ.

Maqolah yang ke empat (Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu: Kegelapan-kegelapan itu ada lima) Dari perkara-perkara (Dan lampu-lampu) Lafadz السُّرُجُ dengan membaca dua dhommah jamak dari lafadz سِرَاجٌ (Untuk kegelapan-kegelapan itu ada lima) Dari sifat (Cinta dunia adalah kegelapan) Karena sesungguhnya cinta dunia itu dapat menjatuhkan ke dalam perkara-perkara syubhat kemudian ke dalam perkara-perkara yang dimakruhkan kemudian ke dalam perkara perkara yang diharamkan telah bersabda Nabi ﷺ: [Cinta dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan] Telah meriwayatkan hadits ini Imam Al-Baihaqi dari Hasan Al-Bishri. Telah berkata Imam Al-Ghozali: Dan sebagaimana sesungguhnya cinta terhadap dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan maka benci terhadap dunia adalah pangkal dari setiap kebaikan. (Dan lampu untuk dunia itu adalah takwa) Maksudnya menjaga dengan cara ta'at kepada Allah menjauhi siksaan-siksaan dari Allah. Telah diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya engkau tidaklah meninggalkan suatu perkara karena takwa kepada Allah Azza Wajalla melainkan pasti Allah akan memberikan kepadamu pada yang lebih baik dari perkara itu] Telah meriwayatkan pada hatis ini Imam Ahmad dan Imam An-Nasa'i.

(وَالذَّنْبُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ التَّوْبَةُ) رُوِىَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ [إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ صَفُلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ عَلَى قَلْبِهِ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَهُ اللَّهُ تَعَالَى: ﴿كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ] رَوَاهُ الِامَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِىُّ وَابْنُ مَاجَهِ وَالنَّسَائِىُّ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ.

(Dan dosa adalah kegelapan dan lampu untuk dosa adalah taubat) Telah diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Sesungguhnya seorang hamba ketika melakukan kesalahan maka diberi titik ke dalam hatinya satu titik yang hitam kemudian ketika ia mencabut dan beristigfar dan bertaubat maka jernih hatinya dan jika ia kembali maka bertambah titik hitam itu sehingga menguasai titik hitam itu atas hatinya, dan titik hitam itu adalah ron yang telah berfirman tentangnya Allah ta'ala ﴾Sekali-kali tidak bahkan telah memenuhi bintik hitam di atas hati mereka karena dosa dosa yang mereka lakukan﴿] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah dan Imam An-Nasa'i dan Imam Ibnu Hibban dan Imam Hakim.

(وَالْقَبْرُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ تَعَالَى] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

(Dan kuburan itu gelap dan lampu untuk kuburan adalah membaca: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengharamkan atas neraka kepada orang  yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ mencari dengan mengucapkannya pada keridhoan Allah Ta'ala] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Bukhori dan Imam Muslim.

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا إِخْلَاصُهَا؟ قَالَ: أَنْ تَحْجُزَكُمْ عَنْ كُلِّ مَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ] رَوَاهُ الْخَطِيبُ. قِيلَ: سَبْعَةُ أَشْيَاءَ تُنَوِّرُ الْقَبْرَ: أَوَّلُهَا الْإِخْلَاصُ فِي الْعِبَادَةِ. وَالثَّانِي: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. وَالثَّالِثُ: صِلَةُ الرَّحِمِ. وَالرَّابِعُ: أَنْ لَا يُضَيِّعَ عُمُرَهُ فِي الْمَعْصِيَةِ. وَالْخَامِسُ: أَنْ لَا يَتَبِعَ هَوَاهُ. وَالسَّادِسُ: أَنْ يَجْتَهِدَ فِي الطَّاعَةِ. وَالسَّابِعُ أَنْ يُكْثِرَ ذِكْرَ اللَّهِ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Barang siapa yang mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ dengan ikhlas maka ia pasti akan masuk ke dalam surga, para sahabat berkata: Wahai Rasulallah apa tanda-tanda ikhlasnya membaca لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ? Rasul bersabda: Bisa mencega لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ kepada kalian dari setiap perkara yang telah Allah haramkan kepada kalian] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Khotib. Dikatakan: Tujuh perkara yang menerangi alam qubur: Yang pertama dari tujuh perkara itu adalah ikhlas dalam beribadah dan yang ke dua adalah berbakti kepada kedua orang tua dan yang ke tiga adalah bersilatur rahmi dan yang ke empat adalah tidak menyia-nyiakan umurnya dalam kemaksiatan dan yang ke lima adalah tidak mengikuti kesenangan hawa nafsunya dan yang ke enam adalah bersungguh-sungguh dalam keta'atan dan yang ke tujuh adalah memperbanyak dzikir kepada Allah.

(وَالْآخِرَةُ ظُلْمَةٌ) أَيْ لِكَثْرَةِ الْأَهْوَالِ (وَالسِّرَاجُ لَهَا الْعَمَلُ الصَّالِحُ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُؤْخَذَ بِرُخَصِهِ كَمَا يُحِبُّ أَنْ يُؤْخَذَ بِعَزَائِمِهِ، إنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي بِالْحَنِيفِيَّةِ السَّمْحَةِ دِينِ إبْرَاهِيمَ] رَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَدُّوا الْعَزَائِمَ وَاقْبَلُوا الرُّخْصَةَ وَدَعُوا النَّاسَ فَقَدْ كُفِيْتُمُوهُمْ] رَوَاهُ الْخَطِيبُ، وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ لَمْ يَقْبَلْ رُخْصَةَ اللَّهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِنْمِ مِثْلُ جِبَالِ عَرَفَةَ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ (وَالصِّرَاطُ ظُلْمَةٌ، وَالسِّرَاجُ لَهُ الْيَقِينُ) وَهُوَ تَحْقِيقُ التَّصْدِيقِ بِإِزَالَةِ كُلِّ رَيْبٍ.

(Dan akhirat itu gelap) Maksudnya karena banyaknya kengerian-kengerian (Dan lampu untuk akhirat adalah amal sholeh) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya Allah senang jika diambil keringana-keringanannya sebagaimana Allah senang jika diambil kewajiban-kewajibannya. Sesungguhnya Allah mengutus kepadaku dengan agama yang cenderung yang toleran dari agama Nabi Ibrahim] Telah meriwayatkan pada hadits ini Ibnu Asakir. Dan telah diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Tunaikanlah oleh kalian kewajiban-kewajiban dan terimalah oleh kalian kemurahan-kemurahan dan biarkan olehmu manusia maka sungguh akan mencukupkan kalian bahaya manusia] Telah meriwayatkan hadits ini Imam Al-Khotib. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Barang siapa yang tidak menerima keringanan-keringanan dari Allah maka ada atasnya dari dosa seperti gunung arafah] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad (Dan sirot itu gelap dan lampu untuk sirot adalah keyakinan) Keyakinan adalah menyatakan meyakini dengan menghilangkan setiap keraguan.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 5

(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ (عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ مَوْقُوفًا عَلَيْهِ أَوْ مَرْفُوعًا إِلَى النَّبِيِّ ﷺ) فَالْمَوْقُوفُ مَا رُوِيَ عَنِ الصَّحَابَةِ وَلَا يَتَجَاوَزُ بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، وَالْمَرْفُوعُ مَا أَخْبَرَ بِهِ الصَّحَابِيُّ عَنْ قَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ (لَوْلَا ادِّعَاءُ الْغَيْبِ لَشَهِدْتُ عَلَى خَمْسِ نَفَرٍ أَنَّهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ) أَيْ لَوْلَا مَخَافَةُ ادِّعَاءِ عِلْمِ الْغَيْبِ مَانِعٌ لَقُلْتُ: شَهِدْتُ عَلَى خَمْسِ جَمَاعَةٍ أَنَّهُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ (الْفَقِيرُ صَاحِبُ الْعِيَالِ) وَهُوَ مَنْ يَسْكُنُ مَعَهُ وَتَجِبُ نَفَقَتُهُ عَلَيْهِ كَعَبْدِهِ وَامْرَأَتِهِ وَوَلَدِهِ الصَّغِيرِ (وَالْمَرْأَةُ الرَّاضِي عَنْهَا زَوْجُهَا، وَ) الْمَرْأَةُ (الْمُتَصَدِّقَةُ بِمَهْرِهَا عَلَى زَوْجِهَا وَ) الشَّخْصُ (الرَّاضِي عَنْهُ أَبَوَاهُ، وَالتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ] رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ.

Maqolah yang ke lima (Dari Umar Radhiallahu Anhu sesungguhnya Umar berkata dengan Hadits mauquf atau marfu langsung kepada Nabi ﷺ) Mauquf adalah hadits yang diriwayatkan dari para sohabat dan tidak melawati hadits itu sampai Rasulullah ﷺ. Dan marfu adalah hadits yang telah mengabarkannya atas hadits itu para sahabat dari sabda Nabi ﷺ (Andai tidak khawatir mengaku-ngaku perkarar ghoib maka pasti aku bersaksi atas lima golongan sesungguhnya mereka adalah ahli surga) Maksudnya andai tidak khawatir mengaku-ngaku ilmu ghoib menghalangi maka pasti aku berkata: Aku bersaksi atas lima golongan sesungguhnya mereka termasuk ahli surga (Orang fakir yang memiliki keluarga) الْعِيَالِ adalah orang yang tinggal bersama dia dan ia wajib menafkahi padanya seperti hamba sahayanya dan seperti istrinya dan seperti anaknya yang masih kecil (Dan Istri yang ridho padanya suaminya dan) istri (Yang mengsedekahkan maharnya kepada suaminya dan) orang (Yang ridho kepadanya kedua orang tuanya, dan orang yang bertaubat dari dosa) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak ada dosa baginya] Telah meriwaayatkan pada hadits ini Imam Al-Baihaqi.

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ، وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [اَللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ التَّائِبِ مِنَ الْظَمْآنِ الْوَارِدِ وَمِنَ الْعَقِيمِ الْوَالِدِ وَمِنَ الضَّالِّ الْوَاجِدِ، فَمَنْ تَابَ إلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا أَنْسَى اللَّهُ حَافِظَيْهِ وَجَوَارِحَهُ وَبِقَاعَ الْأَرْضِ كُلَّهَا خَطَايَاهُ وَذُنُوبَهُ] رَوَاهُ أَبُو الْعَبَّاسِ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Setiap anak Adam itu berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertobat.] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Allah itu lebih gembira dengan taubatnya seorang hamba yang bertaubat daripada gembiranya orang yang kehausan yang menemukan air, dan daripada gembiranya orang yang mandul yang beranak, dan daripada gembiranya orang yang tersesat yang menemukan jalan. Maka barangsiapa yang bertaubat kepada Allah dengan tobat nasuha, Maka pasti akan menjadikan lupa oleh Allah pada dua malaikat yang mencatat amal dan pada anggota badannya dan tempatnya di bumi semuanya atas kesalahan-kesalahannya dan dosa-dosanya.] Telah meriwayatkan pada hadits ini Abul Abbas.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 6

(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةُ (عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: خَمْسٌ هُنَّ عَلَامَةُ الْمُتَّقِينَ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [لَنْ يَبْلُغَ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنَ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لَا بَأْسَ بِهِ حَذَرًا مِمَّا بِهِ الْبَأْسُ] رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ. (أَوَّلُهَا: أَنْ لَا يُجَالِسَ إِلَّا مَنْ يُصْلِحُ الدِّينَ مَعَهُ وَيَغْلِبُ الْفَرْجَ وَاللِّسَانَ) بِأَنْ يَمْنَعَهُمَا عَنْ فُضُولِ الْجِمَاعِ وَالْكَلَامِ. (وَ) ثَانِيهَا (إِذَا أَصَابَهُ شَيْءٌ عَظِيمٌ مِنَ الدُّنْيَا يَرَاهُ وَبَالًا) أَيْ شِدَّةً لِسُوءِ الْعَاقِبَةِ. (وَ) ثَالِثُهَا (إِذَا أَصَابَهُ شَيْءٌ قَلِيلٌ مِنَ الدِّينِ اِغْتَنَمَ ذَلِكَ) أَيْ اعْتَقَدَ أَنَّ ذَلِكَ رِبْحٌ عَظِيمٌ. (وَ) رَابِعُهَا (لَا يَمْلَأُ بَطْنَهُ مِنَ الْحَلَالِ خَوْفًا مِنْ أَنْ يُخَالِطَهُ حَرَامٌ) كَمَا فِي الْحَدِيثِ الْمُتَقَدِّمِ. (وَ) خَامِسُھَا (یَرَی النَّاسَ کُلَّهُمْ قَدْ نَجَوْا) أَيْ خَلَصُوا مِنَ الْهَلَاكِ لِحَسَنِ مُعَامَلَتِهِمْ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى (وَيَرَى نَفْسَهُ قَدْ هَلَكَتْ) أَيْ بِالذَّنْبِ لِسُوءِ مُعَامَلَتِهِ مَعَ اللَّهِ تَعَالَی.

Maqolah yang ke enam (Dari Utsman Radhiallahu Anhu: Lima perkara ini adalah tanda-tanda dari orang-orang yang bertakwa) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Tidak akan sampai seorang ada dari golongan orang-orang yang bertakwa sehingga ia meninggalkan perkara yang tidak ada larangan atasnya karena khawatir dari perkara yang padanya ada larangan] Telah meriwayatkan hadits ini Imam Tirmidzi dan Imam Hakim. (Yang pertama dari tanda-tanda orang yang bertakwa: Adalah ia tidak duduk kecuali dengan orang yang bisa memperbaiki agama bersamanya dan orang yang bisa mengendalikan kemaluan dan lisan) Dengan cara menahan kemaluan dan lisan dari berlebihan berjima dan berlebihan berbicara. Dan yang kedua dari tanda-tanda orang yang bertakwa, (Adalah ketika menimpa kepadanya suatu perkara yang besar dari dunia maka ia memandang perkara besar itu sebagai musibah) Maksudnya sebagai ujian berat karena buruk akibatnya. Dan yang ketiga dari tanda-tanda orang yang bertakwa, (Adalah ketika menimpa kepadanya suatu perkara yang sedikit dari agama, maka dia menganggap untung besar perkara itu) Maksudnya dia beritidak sesungguhnya perkara yang kecil dari agama itu adalah keuntungan yang besar. Dan yang keempat dari tanda-tanda orang yang bertakwa, (Adalah dia tidak memenuhi perutnya dari perkara yang halal karena khawatir dari mencampurnya pada perkara itu perkara yang haram) sebagai mana  dalam hadits yang sebelumnya. Dan yang kelima dari tanda-tanda orang yang bertakwa, (Adalah dia melihat manusia semuanya pasti selamat) Maksudnya mereka selamat dari kehancuran karena baiknya mu'amalah mereka dengan Allah Ta'ala, (Sementara dia memandang dirinya pasti celaka) Maksudnya dengan dosa karena buruknya mu'amalah dirinya dengan Allah Ta'ala.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 7

(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ (عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ) وَکرَّمَ وَجْهَهُ (لَوْلَا خَمْسُ خِصَالٍ) أَيْ صِفَاتٍ مَذْمُومَةٍ (لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِينَ) أَيْ خَالِصِينَ مِنْ كُلِّ فَسَادٍ (أَوَّلُهَا الْقَنَاعَةُ) أَيْ الرِّضَا (بِالْجَهْلِ) أَيْ بِعَدَمِ الْعِلْمِ بِالدِّينِ. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [اَللَّهُ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَةِ] رَوَاهُ الْحَاكِمُ وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ [ذَنْبُ الْعَالِمِ ذَنْبٌ وَاحِدٌ وَذَنْبٌ الْجَاهِلِ ذَنْبَانِ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِىُّ (وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا) رُوِيَ أَنَّهُ لَا قَالَ: [الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ وَالرَّغْبَةُ فِيهَا تُتْعِبُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ] رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ.

Maqolah yang ke tujuh (Dari Ali Radhiallahu Ta'ala Anhu) Wakarrama Wajhahu (Andai tidak ada lima perkara) Maksudnya sifat-sifat yang tercela (Maka pasti akan jadi manusia seluruhnya termasuk orang-orang sholeh) Maksudnya orang-orang yang selamat dari setiap kerusakan (Yang pertama dari sifat-sifat yang tercela adalah merasa cukup) Maksudnya ridho (Dengan kebodohan) Maksudnya dengan tidak adanya ilmu tentang agama. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Allah benci kepada setiap orang yang alim tentang dunia bodoh tentang akhirat] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Dosanya orang alim itu satu dosa dan dosa orang bodoh itu dua dosa] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami (Dan serakah atas dunia) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Zuhud di dalam dunia itu bisa menenangkan hati dan badan dan senang pada dunia itu melelahkan hati dan badan] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam At-Thobroni. 

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَا لِآخِرَتِهِ حَتَّى يُرْضِيَ رَبَّهُ، وَبِئْسَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ صَدَّتْهُ عَنْ آخِرَتِهِ وَقَصَّرَتْ بِهِ عَنْ رِضَا رَبِّهِ] رَوَاهُ الْحَاكِمُ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Sebagus-bagusnya daerah dunia bagi orang yang menyediakan bekal dari dunia untuk akhiratnya, sehingga ia meraih keridhaan Rabbnya. Dan sejelek-jeleknya daerah dunia bagi orang yang menghalangi dunia itu kepadanya dari akhiratnya dan melalaikan dunia itu kepadanya dari keridhoan Rabbnya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim.

(وَالشُّحُّ بِالْفَضْلِ) أَيْ الْبُخْلُ بِمَا زَادَ عَنْ حَاجَتِهِ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ (وَالرِّيَاءُ فِي الْعَمَلِ) أَيْ تَرْكُ الْإِخْلَاصِ فِي الْعَمَلِ بِمُلَاحَظَةِ غَيْرِ اللَّهِ فِيهِ. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ يُرِي النَّاسَ أَنَّ فِيهِ خَيْرًا وَلَا خَيْرَ فِيهِ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِي.

(Dan pelit dengan kelebihan harta) Maksudnya pelit dengan perkara yang melebihi dari kebutuhannya pada saat itu (Dan riya dalam beramal) Maksudnya meninggalkan ikhlas dalam beramal dengan memperhatikan selain Allah dalam beramal. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah orang yang menunjukkan kepada manusia bahwa di dalam dirinya terdapat kebaikan, padahal tidak ada kebaikan di dalam dirinya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami.

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ أَرَى النَّاسَ فَوْقَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْخَشْيَةِ فَهُوَ مُنَافِقٌ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ الْجَنَّةَ عَلَى كُلِّ مُرَاءٍ] رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ، (وَالْإِعْجَابُ بِالرَّأْيِ) أَيْ الْاِسْتِحْسَانُ بِعَقْلِهِ وَتَدْبِيرِهِ وَالتَّرَفُّعِ بِذَلِكَ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa memperlihatkan kepada manusia di atas amalan yang ada padanya karena takut maka dia adalah munafiq] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga kepada setiap orang yang riya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nu'aim (Dan sombong dengan akal) Maksudnya menganggap bagus pada akalnya dan urusan akal itu dan menganggap tinggi pada akalnya itu.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 8

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةُ (عَنْ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ) أَيْ أَكْثَرِهِمْ (رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَكْرَمَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا ﷺ بِخَمْسِ كَرَامَاتٍ: أَكْرَمَهُ بِالِاسْمِ وَالْجِسْمِ وَالْعَطَاءِ وَالْخَطَأِ وَالرِّضَا. أَمَّا الِاسْمُ فَنَادَاهُ بِالرِّسَالَةِ وَلَمْ يُنَادِهِ بِالِاسْمِ كَمَانَادَى جَمِيعَ الْأَنْبِيَاءِ) عَلَيْهِمُ السَّلَامُ (مِثْلَ آدَمَ وَنُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَغَيْرِهِمْ) قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ: ﴿يَأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ﴾ [الْمَائِدَة: الْآيَة ٦٧] وَهَذَا فِي وَقْتِ إِنْزَالِ الْوَحْيِ. أَمَّا وَقْتُ الْمُكَافَحَةِ فَقَالَ تَعَالَى لِنَبِيِّنَا لَيْلَةَ الْمِعْرَاجِ: [يَا مُحَمَّدُ سَلْ تُعْطَهُ]. (وَأَمَّا الْجِسْمُ فَإِذَا دَعَا النَّبِيُّ  شَيْئًا فَأَجَابَ هُوَ بِنَفْسِهِ عَنْهُ وَلَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ لِسَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ) وَذَلِكَ أَنَّهُ ﷺ رَدَّ عَيْنَ قَتَادَةَ بَعْدَ أَنْ سَقَطَتْ إلَى خَدِّهِ وَنَحْوِ ذَلِكَ (وَأَمَّا الْعَطَاءُ فَأَعْطَاهُ بِلَا سُؤَالٍ) قَالَ تَعَالَى: ﴿إنَّا أَعْطَيْنَكَ الْكَوْثَرَ﴾ [الْكَوْثَرُ: الْآيَةَ ١]، وَقَالَ: ﴿وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى﴾ [الضُّحَى: الْآيَةَ ٥]. (وَأَمَّا الْخَطَأُ فَذَكَرَ الْعَفْوَ قَبْلَ ذَنْبِهِ حَيْثُ قَالَ: ﴿عَفَا اللَّهُ عَنْكَ﴾ [الْقَوْبَةُ: الْآيَةَ ٤٣]) أَيْ مَا وَقَعَ مِنْكَ مِنْ تَرْكِ الْأَفْضَلِ وَالْأَوْلَى. (وَأَمَّا الرِّضَا فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فِدْيَتَهُ وَلَا صَدَقَتَهُ وَلَا نَفَقَتَهُ كَمَا رَدَّهَا عَلَى سَائِرِ الْأَنْبِيَاءِ) فَإِنَّ النَّبِيَّ ﷺ ضَحَّى عَنْ أُمَّتِهِ وَكَفَّرَ عَنْ أُمَّتِهِ بِسَبَبِ الْجِمَاعِ فِي رَمَضَانَ.

Maqolah yang ke delapan (Dari jumhur ulama) Maksudnya dari kebanyakan para ulama (Semoga Allah merahmati mereka semuanya: Sesungguhnya Allah Ta'ala memuliakan kepada nabinya yaitu Muhammad ﷺ dengan lima kemuliaan: Allah memuliakan Nabi Muhammad dengan nama dan dengan fisik dan dengan pemberian dan dengan salah dan dengan ridho. Adapun nama maka Allah memanggil Nabi Muhammad ﷺ dengan sebutan Rasul dan Allah tidak memanggil Nabi Muhammad ﷺ dengan nama sebagaimana Allah memanggil kepada semua nabi) Alaihimus Salam (Semisal Nabi Adam dan Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim dan selain mereka) Telah berfirman Allah Ta'ala di dalam kitab yang mulia: ﴾Wahai Rasul sampaikanlah perkara yang telah diturunkan kepadamu﴿ [Q.S Al-Maidah: Ayat 67] Dan ini pada waktu turunnya wahyu. Adapun waktu berhadapan maka berfirman Allah Ta'ala kepada Nabi kita pada malam ia mi'raj: [Wahai Muhammad mintalah maka pasti kamu akan diberi pada perkara yang engkau minta]. (Adapun fisik maka ketika berdoa Nabi ﷺ atas suatu perkara maka mengijabah yaitu Allah dengan dzatnya dari doa Nabi dan Allah tidak melakukan hal yang demikian kepada Nabi Nabi yang lain) Dan yang demikian sesungguhnya Nabi ﷺ itu membalikkan mata nya qotadah sesudah jatuhnya mata itu pada pipinya qotadah dan semisal perkara itu. (Adapun pemberian maka Allah memberi kepada Nabi Muhammad tanpa dipinta) Telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Sesungguhnya kami memberikan kepadamu telaga Kautsar﴿ [Q.S Al-Kautsar: Ayat 1] dan Allah berfirman: ﴾Dan benar benar akan memberikan kepadamu tuhanmu hingga kamu puas﴿ [Q.S Ad-Dhuha: Ayat 5] (Adapun kesalahan maka Allah menyebut maafnya sebelum Allah menyebut kesalahannya Nabi sekiranya Allah berfirman ﴾Allah telah memaafkanmu﴿ [Q.S At-Taubah: Ayat 43]) Maksudnya atas perkara yang terjadi padamu dari meninggalkan perbuatan yang lebih afdhol dan perbuatan yang lebih utama. (Adapun ridho maka Allah tidak pernah menolak atas Nabi fidyahnya dan tidak perna menolak shodaqohnya dan tidak pernah menolak nafakahnya sebagaimana Allah telah menolak itu semua atas Nabi-Nabi Yang lain) Karena sesungguhnya Nabi ﷺ menyembelih kurban kambing mewakili umatnya dan Nabi membayar kafarat mewakili umatnya karena sebab melakukan jimak di bulan Ramadhan.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 9

(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةُ (عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا) أَيْ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ وَعَنْ عَمْرٍو (خَمْسٌ مَنْ كُنَّ) أَيِ اجْتَمَعْنَ (فِيهِ سَعِدَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ: أَوَّلُهَا أَنْ يَذْكُرَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَقْتًا بَعْدَ وَقْتٍ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى كُلِّ حَالٍ فَإِنَّهُ لَيْسَ عَمَلٌ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ وَلَا أَنْجَى لِعَبْدٍ مِنْ كُلِّ سَيِّئَةٍ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ] رَوَاهُ ابْنُ صَرْصَرِيٍّ.

Maqolah yang ke sembilan (Dari Abdullah bin Amr bin Ashi Radhiallahu Anhuma) Maksudnya semoga Allah meridhoi kepada Abdullah dan kepada Amr (Lima perkara barang siapa yang ada lima perkara itu) Maksudnya mengumpul lima perkara itu (Di dalam dirinya maka pasti ia akan bahagia di dunia dan di akhirat: Yang pertama adalah ia membaca لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ setiap waktu) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Perbanyaklah oleh kalian berdzikir kepada Allah Azza Wajalla pada setiap keadaan karena sesungguhnya tidak ada amalan yang lebih disukai oleh Allah dan tidak ada amalan yang lebih bisa menyelamatkan kepada seorang hamba dari setiap keburukan di dunia dan di akhirat dibandingkan dzikir kepada Allah] Telah meriwayatkan pada hadits ini Ibnu Shorshori

(وَإِذَا ابْتُلِيَ بِبَلِيَّةٍ قَالَ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةُ الْقَلْبِ، وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي] رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.

(Dan ketika ia diuji dengan satu musibah maka ia berkata: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Janganlah kalian banyak bicara dengan tanpa berdzikir kepada Allah karena sesungguhnya banyak bicara dengan tanpa berdzikir kepada Allah itu dapat mengeraskan hati, karena sesungguhnya paling jauhnya manusia dari Allah adalah hati yang keras] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi. 

(وَإِذَا أُعْطِيَ نِعْمَةً قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، شُكْرًاً لِلنِّعْمَةِ) عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [أَحَبُّ الْكَلَامِ إلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ لَا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ] أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَالنَّسَائِيُّ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [قُولُوا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ وَقُولُوا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَقُولُوا تَبَارَكَ اللَّهُ فَإِنَّهُنَّ خَمْسٌ لَا يَعْدِلُهُنَّ شَيْءٌ] رَوَاهُ ابْنُ صَرْصَرِيٍّ.

(Dan ketika ia diberi suatu kenikmatan maka ia berkata: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ, sebagai rasa syukur atas kenikmatan) Dari Samurah bin Jundub Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Paling disukainya bacaan oleh Allah itu ada empat: سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ tidak apa-apa bagimu dengan mana saja dari empat kalimat itu kamu memulai] Telah mengeluarkan pada hadits ini Imam Muslim dan Imam Nasa'i. Dan telah diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Ucapkanlah oleh kalian لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ dan ucapkanlah oleh kalian سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ dan ucapkanlah oleh kalian تَبَارَكَ اللَّهُ karena sesungguhnya kalimat-kalimat itu adalah lima kalimat yang tidak bisa menandinginya kalimat apapun] Telah meriwayatkan pada hadits ini Ibnu Shorshori.

(وَإِذَا ابْتَدَأَ فِي شَيْءٍ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِحَمْدِ اللَّهِ فَهُوَ أَقْطَعُ] أَخْرَجَهُ ابْنُ حِبَّانَ.

(Dan ketika ia memulai tentang sesuatu maka ia berkata: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Setiap perkara yang mempunya kedudukan penting yang tidak di awali di dalamnya dengan memuji kepada Allah maka perkara itu terputus] Telah mengeluarkan pada hadits ini Imam Ibnu Hibban.

(وَإِذَا أَفْرَطَ مِنْهُ ذَنْبٌ) أَيْ أَكْثَرَ ذَنْبًا صَادِرًا مِنْهُ (قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ وَأَتُوبُ إلَيْهِ) عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى دَائِكُمْ وَدَوَائِكُمْ: إنَّ دَاءَكُمُ الذُّنُوبُ وَدَوَاءَكُمُ الْاِسْتِغْفَارُ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ.

(Dan ketika telah melampaui batas dalam dirinya dosa) Maksudnya ketika ia melakukan banyak dosa yang keluar dalam dirinya (Maka ia berkata: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ وَأَتُوبُ إلَيْهِ) Dari Anas bin Malik Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian pada penyakit kalian dan obat kalian: Sesungguhnya penyakit kalian adalah dosa dan sesungguhnya obat kalian adalah beristigfar] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami.

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [مَنْ لَزِمَ الْإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهِ.

Dan dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Barang siapa yang melazimkan istighfar Maka Allah akan menjadikan baginya dari setiap kesempitan jalan keluar dan dari setiap kesulitan kelonggaran dan Allah akan memberikan rizki padanya dari arah yang tidak ia sangka] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan  Imam Abu Daud dan Imam Ibnu Majah.

وَعَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: [عَلَيْكُمْ بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهِ وَالْإِسْتِغْفَارِ فَأَكْثِرُوا مِنْهُمَا فَإِنَّ إِبْلِيْسَ قَالَ: أَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوبِ وَأَهْلِكُونِي بِلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَالْإِسْتِمْفَارِ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ أَهْلَكْتُهُمْ بِالْأَهْوَاءِ وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَبُو يَعْلَى.

Dan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu dari Nabi ﷺ bersabda: [Wajib atas kalian لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهِ dan istighfar maka perbanyaklah oleh kalian dari membaca keduanya karena sesungguhnya Iblis berkata: Aku mencelakakan manusia dengan dosa dosa dan manusia mencelakakan aku dengan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهِ dan istighfar sehingga tatkala aku melihat itu maka aku mencelakakan manusia dengan hawa nafsu sementara mereka itu menyangka bahwa mereka adalah orang-orang yang menerima petunjuk] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Abu Ya'la.

قَالَ الْفَقِيهُ أَبُو اللَّيْثِ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى: مَنْ حَفِظَ سَبْعَ كَلِمَاتٍ فَهُوَ شَرِيفٌ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى وَالْمَلَائِكَةِ وَيَغْفِرُ اللَّهُ ذُنُوبَهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ وَيَجِدُ حَلَاوَةَ الطَّاعَةِ وَيَكُونُ حَيَاتُهُ وَمَمَاتُهُ خَيْرًا:

Telah berkata Al-Fakih Abu Laits Rahimahullahu Ta'ala: Barang siapa yang menjaga tujuh kalimat maka ia merupakan orang mulia di sisi Allah Ta'ala dan di sisi malaikat dan Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun ada dosa itu seperti buih lautan dan ia akan menemukan manisnya ta'at dan ada hidupnya dan matinya sebagai kebaikan:

اَلْأُولَى: أَنْ يَقُولَ عِنْدَ ابْتِدَاءِ كُلِّ شَيْءٍ بِسْمِ اللَّهِ.

Yang pertama: Adalah hendaknya membaca ketika memulai segala sesuatu dengan بِسْمِ اللَّهِ.

وَالثَّانِيَةُ: أَنْ يَقُولَ عِنْدَ فَرَاغِ كُلِّ شَيْءٍ الْحَمْدُ لِلَّهِ.

Dan yang ke dua: Adalah hendaknya membaca ketika selesai segala sesuatu dengan اَلْحَمْدُ لِلَّهِ.

وَالثَّالِثَةُ: أَنْ يَقُولَ إذَا جَرَى عَلَى لِسَانِهِ مَا لَا يَعْنِيهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ.

Dan yang ketiga: Adalah hendaknya membaca ketika terjadi atas lisannya kalimat-kalimat yang tidak bermanfaat padanya dengan أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ.

وَالرَّابِعَةُ: أَنْ يَقُولَ إذَا أَرَادَ فِعْلًا إنْ شَاءَ اللَّهُ.

Dan yang keempat: Adalah hendaknya membaca ketika bermaksud pada suatu perbuatan dengan إنْ شَاءَ اللَّهُ.

وَالْخَامِسَةُ: أَنْ يَقُولَ إذَا اسْتَقْبَلَ إلَيْهِ فِعْلٌ مَكْرُوهٌ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.

Dan yang kelima: Adalah hendaknya membaca ketika menghadapi kepadanya pekerjaan yang berat dengan لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ.

وَالسَّادِسَةُ: أَنْ يَقُولَ إذَا أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ: إنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إلَيْهِ رَاجِعُونَ.

Dan yang keenam: Adalah hendaknya membaca ketika menimpa kepadanya suatu musibah إنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إلَيْهِ رَاجِعُونَ.

وَالسَّابِعَةُ: لَا يَزَالُ يَجْرِي عَلَى لِسَانِهِ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ كَلِمَةُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ.

Dan yang ketujuh: Adalah terus menerus berjalan atas lisannya di waktu malam dan siang kalimat لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 10

(وَ) الْمَقَالَةُ الْعَاشِرَةُ (عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ: مَكْتُوبٌ فِي التَّوْرَاةِ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ) أَيْ جُمَلٍ (إِنَّ الْغُنْيَةَ) أَيْ الْاِكْتِفَاءَ بِالنَّفَقَةِ (فِي الْقَنَاعَةِ) أَيْ الرِّضَا بِالْقِسْمَةِ وَسُكُونِ الْقَلْبِ عِنْدَ عَدَمِ الْمَأْلُوفَاتِ (وَإِنَّ السَّلَامَةَ) مِنْ آفَاتِ اللِّسَانِ (فِي الْعُزْلَةِ) أَيْ الْخُرُوجِ عَنْ مُخَالَطَةِ الْخَلْقِ بِالِانْقِطَاعِ (وَإِنَّ الْحُرْمَةَ) أَيْ الْعَظَمَةَ (فِي رَفْضِ الشَّهَوَاتِ) أَيْ فِي تَرْكِهَا (وَإِنَّ التَّمَتُّعَ) أَيْ كَمَالَ الِانْتِفَاعِ (فِي أَيَّامٍ طَوِيلَةٍ) أَيْ فِي الْآخِرَةِ فِي الْجَنَّةِ (وَإِنَّ الصَّبْرَ) عَلَى مَشَاقِّ أَدَاءِ الْأَوَامِرِ وَتَحَمُّلِ الْمَرَازِي وَعَنْ اجْتِنَابِ الْمَنَاهِي (فِي أَيَّامٍ قَلِيلَةٍ) أَيْ فِي الدُّنْيَا.

Maqolah yang ke sepuluh (Dari Hasan Al-Bashri Rahimahullah sesungguhnya ia berkata: ditulis di dalam kitab Taurat lima huruf) Maksudnya lima jumlah (Sesungguhnya kaya) Maksudnya cukup dengan nafakah (Itu dalam sifat qona'ah) Maksudnya ridho pada bagian dan tenangnya hati ketika tidak adanya  perkara yang menjadi kebiasaannya (Dan sesungguhnya keselamatan) Dari kerusakan lisan (Itu dalam ujlah) Maksudnya keluar jauh dari berbaur dengan makhluk dengan menyendiri (Dan sesungguhnya kehormatan) Maksudnya keagungan (Itu dalam menolak syahwat) Maksudnya dalam meninggalkan syahwat (Dan sesungguhnya kenikmatan) Maksudnya sempurnanya menerima manfaat (Itu di hari-hari yang panjang) Maksudnya di akhirat di surga (Dan sesungguhnya sabar) di atas beratnya menunaikan perintah-perintah dan menanggung terhadap ujian-ujian  dan dari menjauhi larangan-larangan (Itu di hari-hari yang sedikit) Maksudnya di dunia. 

Maqolah Berikutnya

  1. Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 11-15

Bab Sebelumnya

  1. Kitab Nashoihul Ibad Arab dan Terjemahnya Bab 1
  2. Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2
  3. Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3
  4. Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami