Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 1 Hadits Kedua
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad, (kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 1
Image by © LILMUSLIMIINHadits Kedua:
وَالْحَدِيثُ الثَّانِى : أَجَازَنِي بِهِ الْعَلَّامَةُ السَّيِّدُ أَحْمَدُ الْمَرْصَفِيُّ الْمِصْرِيُّ بَعْدَ أَنْ أَجَازَنِي بِهِ السَّيِّدُ عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ لْأَحْمَدَ فَرَحَاتِ الشَّافِعِيُّ، عَنْ مَشَايِخِهِ مُسَلْسَلًا بِالْأَوَّلِيَّةِ إلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : "الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ"
Hadits yang ke dua telah mengijazahkan kepada ku Al Allamah Al Sayyid Ahmad Al Marsafi Al Mesir setelah dia mengijazahkan kepada ku Al Sayyid Abdul Wahhab bin Ahmad Farhat Al Syafi'i, dari para guru-gurunya secara berurutan hingga kepada Abdullah bin Amr bin Ash dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda : "Orang orang yang penuh kasih sayang, Yang Maha Pemurah akan merahmati mereka. Maka berikanlah belas kasihan kepada mereka yang ada di bumi, maka yang ada di langit akan merahmati kalian."
وَالْمَعْنَى: اَلرَّاحِمُونَ لِمَنْ فِى الْأَرْضِ مِنْ آدَمِيٍّ وَحَيَوَانٍ لَمْ يُؤْمَرْ بِقَتْلِهِ بِالْإِحْسَانِ إِلَيْهِمْ يُحْسِنُ الرَّحْمَنُ إِلَيْهِمْ، ارْحَمُوا مَنْ تَسْتَطِيعُونَ أَنْ تَرْحَمُوهُ مِنْ أَصْنَافِ مَخْلُوقَاتِهِ تَعَالَى وَلَوْ غَيْرَ عَاقِلٍ بِالشَّفَقَةِ عَلَيْهِمْ وَدُعَائِكُمْ لَهُمْ بِالرَّحْمَةِ وَالْمَغْفِرَةِ يَرْحَمْكُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَمَنْ رَحْمَتُهُ عَامَّةٌ لِأَهْلِ السَّمَاءِ الَّذِينَ هُمْ أَكْثَرُ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ. وَلَا يَجُوزُ لِشَخْصٍ أَنْ يَدْعُوَ لِجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ بِغَفْرِ جَمِيعِ ذُنُوبِهِمْ أَوْ يَدْعُوَ لِفَقِيرٍ بِنَحْوِ مِائَةِ دِينَارٍ وَلَيْسَ لَهُ جِهَةٌ يَتَسَهَّلُ مِنْهَا ذَلِكَ وَيَقُولُ : هَذَا مِنَ الرَّحْمَةِ بِالْخَلْقِ لِأَنَّهُ مُخَالِفٌ لِنُصُوصِ الشَّرْعِ اهـ.
Makna hadits ini: Orang orang yang berbelas kasih kepada makhluk makhluk yang ada di muka bumi baik itu makhluk bangsa Adam maupun hewan yang mana tidak diperintah membunuhnya, dengan berbuat baik kepada makhluk itu Allah akan berbuat baik kepada mereka. Berbelas kasihlah kalian semua kepada makhluk makhluk yang kalian mampu untuk berbelas kasih kepada-Nya dari berbagai kelompok makhluk makhluknya meskipun makhluk itu tidak berakal dengan sayang pada makhluk makhluk itu dan dengan kalian mendoakan kepada makhluk makhluk itu dengan doa rahmat dan ampunan maka Allah dan para malaikat akan berbelas kasih kepada kalian. Yang mana belas kasihnya Allah itu menyeluruh kepada penduduk langit yang mana para penduduk langit itu lebih banyak dari pada penduduk bumi. Tidak boleh bagi seseorang mendoakan semua umat Islam dengan diampuninya semua dosa atau berdoa untuk seorang faqir dengan semisal mendapatkan uang seratus dinar sedangkan tidak ada baginya jalan yang menjadi mudah dari jalan itu untuk mendapatka uang seratus dinar. lalu dia berucap : "Yang demikian ini termasuk kasih sayang Allah kepada makhluk" karena doa yang seperti itu bertentangan dengan hukum syar'a.
رُؤيَ الْغَزَالِيُّ فِى النَّوْمِ فَقِيلَ لَهُ: مَا فَعَلَ اللَّهُ بِكَ؟، فَقَالَ أَوْقَفَنِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ لِيْ: بِمَ قَدِمْتَ عَلَيَّ؟، فَصِرْتُ أَذَكُرُ أَعْمَالِيْ، فَقَالَ: لَمْ أَقْبَلْهَا، وَإِنَّمَا قَبِلْتُ مِنْك ذَاتَ يَوْمٍ نَزَلَتْ ذُبَابَةٌ عَلَى مِدَادِ قَلَمِكَ لِتَشْرَبَ مِنْهُ وَأَنْتَ تَكْتُبُ فَتَرَكْتَ الْكِتَابَةَ حَتَّى أَخَذَتْ حَظَّهَا رَحْمَةً بِهَا، ثُمَّ قَالَ تَعَالَى: اِمْضُوا بِعَبْدِي إلَى الْجَنَّةِ.
Imam Al-Ghazali pernah diimpikan oleh seseorang, dan dia ditanya, "Bagaimana perlakuan Allah terhadap Anda?" Imam Al-Ghazali menjawab, "Allah SWT. membawaku kehadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, 'Karena apa kamu datang ke pada-Ku?' Saya pun menyebutkan berbagai amal perbuatanku. Kemudian Allah berfirman, 'Aku tidak menerimanya, yang aku terima darimu hanyalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tinta mu untuk meminum isinya, sementara kamu sedang menulis, lalu kamu berhenti menulis hingga lalat itu mengambil jatah minumnya, karena kamu kasihan terhadap lalat tersebut.' Kemudian Allah memerintahkan, 'Bawalah hamba-Ku ini ke surga!'."
وَفِى قَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “يَرْحَمُكُمْ” رِوَايَتَانِ، الْجَزْمُ عَلَى أَنَّهُ جَوَابُ الْأَمْرِ، وَالرَّفْعُ عَلَى أَنَّهُ جُمْلَةٌ دِعَائِيَّةٌ، وَهُوَ أَوْلَى لِأَنَّ دُعَائَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرُ مَرْدُودٍ.
Dalam membaca sabda Nabi ﷺ lafadz “يَرْحَمُكُمْ” ada dua riwayat, riwayat pertama dibaca jazm atas i'rab lafadz “يَرْحَمْكُمْ” itu jawab dari fiil amar. Riwayat ke dua dibaca rofa atas i'rab bahwa lafadz “يَرْحَمُكُمْ” itu doa. Dibaca rofa adalah yang paling utama karena doa Nabi ﷺ tidak ditolak.
وَمِنْ أَسْبَابِ حُسْنِ الْخَاتِمَةِ: الْمُوَاظَبَةُ عَلَى هَذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : "اَللَّهُمَّ أكْرِمْ هَذِهِ الْأُمَّةَ الْمُحَمَّدِيَّةَ بِجَمِيلِ عَوَائِدِكَ فِى الدَّارَيْنِ إكْرَامًا لِمَنْ جَعَلْتَهَا مِنْ أُمَّتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" وَمِنْهَا: اَلْمُوَاظَبَةُ عَلَى هَذَا الدُّعَاءِ بَيْنَ سُنَّةِ الصُّبْحِ وَفَرْضِهِ، وَهُوَ : "اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اسْتُرْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اجْبُرْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اصْلِحْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ عَافِ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ احْفَظْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ اَللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرْجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَا لِمِينَ". وَمِنْهَا: مُلَازَمَةُ هَذَا الدُّعَاءِ، وَهُوَ : "يَا رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ بِقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ اِغْفِرْلِيْ كُلَّ شَيْءٍ وَلَا تَسْئَلْنِى عَنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تُحَاسِبْنِيْ فِى كُلِّ شَيْءٍ وَأَعْطِنِيْ كُلَّ شَيْءٍ". اهـ
Diantara sebab sebab Husnul Khotimah, membiasakan doa berikut ini : “Ya Allah, semoga Engkau memuliakan umat Sayyidina Muhammad ini dengan kebaikan pemberian-Mu di dunia dan di akhirat, sebagai kemulyaan bagi orang-orang yang engkau jadikan dari sebagian umatnya ﷺ. ” Di antara sebab sebab Husnul Khotimah membiasakan doa berikut ini antara sholat sunnah subuh dan fardhu subuh, Yaitu : "Ya Allah, semoga Engkau memberikan ampunan bagi umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga engkau menyayangi umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, semoga Engkau menutupi aib umat Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menutupi kekurangan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau memperbaiki keadaan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menyelamatkan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau menjaga umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ. Ya Allah, Semoga Engkau mengkasihani umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan kasih sayang yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus seluruh alam. Wahai Tuhanku, Semoga Engkau mengampuni umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan ampunan yang menyeluruh, wahai Tuhan yang mengurus seluruh alam. Ya Allah, Semoga Engkau melapangkan umat junjungan kami, Nabi Muhammad ﷺ, dengan kelapangan yang segera, wahai Tuhan yang mengurus seluru alam.” Diantara sebab sebab Husnul Khotimah, membiasakan membaca doa berikut ini: “Wahai Tuhan yang memelihara segala sesuatu, dengan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, Semoga Engkau mengampuni untuk ku segala sesuatu , dan Semoga Engkau tidak menanyakan kepadaku segala sesuatu. Semoga Engkau tidak menghisabku dengan segala sesuatu, dan Semoga Engkau memberikan kepadaku segala sesuatu.”