Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 16-20
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani (نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 16-20
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 16 : Dua Hal yang Bisa Berubah
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةَ عَشْرَةَ (قِيلَ: إِنَّ الشَّهْوَةَ تُصَيِّرُ الْمُلُوكَ عَبِيدًا) فَإِنَّ مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا فَهُوَ عَبْدُهُ (وَالصَّبْرَ يُصَيِّرُ الْعَبِيدَ مُلُوكًا) لِأَنَّ الْعَبْدَ بِصَبْرِهِ يَنَالُ مَا يُرِيدُ (أَلَا تَرَى) أَيْ أَلَا يَصِلُ عِلْمُكَ (إِلَى) قِصَّةِ سَيِّدِنَا الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ (يُوسُفَ) الصِّدِّيقِ ابْنِ يَعْقُوبَ الصَّبُورِ ابْنِ إِسْحَاقَ الْحَلِيمِ ابْنِ إِبْرَاهِيمَ الْخَلِيلِ الْأَوَّاهِ عَلَيْهِمُ السَّلَامُ (وَزُلَيْخَا ؟) فَإِنَّهَا أَحَبَّتْ سَيِّدَنَا يُوسُفَ نِهَايَةَ الْحُبِّ وَهُوَ يَصْبِرُ عَلَى مَكْرِهَا وَأَذِيَّتِهَا
Maqolah yang ke enam belas (Dikatakan: Sesungguhnya syahwat bisa menjadikan raja-raja sebagai para hamba) Karena sesungguhnya orang yang mencintai pada suatu perkara maka dia adalah hambanya perkara itu (Dan sabar bisa menjadikan hamba-hamba sebagai para raja) Karena sesungguhnya seorang hamba dengan kesabarannya ia bisa mencapai perkara yang ia inginkan (Apakah kalian tidak melihat) Maksudnya apakah tidak sampai pengetahuanmu (pada) Kisah jungjunan kita yang mulia anak orang yang mulia anak orang yang mulia anak orang yang mulia (Nabi Yusuf) yang jujur anak dari Nabi Ya'qub yang sangat sabar, Nabi Ya'qub anak dari Nabi Ishaq yang lembut, Nabi Ishaq anak dari Nabi Ibrahim yang menjadi kekasih Allah yang banyak bertaubat Alaihimus salam (Dan Siti Zulaikha ?) Karena sesungguhnya siti Zulaikha mencintai sayyidina Yusuf dengan setinggi tingginya cinta dan Nabi Yusuf sabar atas tipu daya siti Zulaikha dan gangguannya.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 17 : Dua Perkara, Untung dan Celaka
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةَ عَشْرَةَ (قِيلَ: طُوبَى) أَيْ الْخَيْرُ الْكَثِيرُ (لِمَنْ كَانَ عَقْلُهُ أَمِيرًا) بِأَنْ يَقْتَدِيَ بِمُرَادِ عَقْلِهِ الْكَامِلِ (وَهَوَاهُ) أَيْ مَيْلَانُ نَفْسِهِ إِلَى مَا لَاتَشْتَهِيهِ مِنْ غَيْرِ دَاعِيَةِ الشَّرْعِ (أَسِيرًا) أَيْ مَمْنُوعًا مِنْ ذَلِكَ (وَوَيْلٌ) أَيْ هَلَاكٌ شَدِيدٌ (لِمَنْ كَانَ هَوَاهُ أَمِيرًا) بِأَنْ أَرْسَلَهَا إِلَى مُشْتَهَيَاتِهَا (وَعَقْلُهُ أَسِيرًا) أَيْ مَمْنُوعًا مِنْ نَحْوِ التَّفَكُّرِ فِي نِعَمِ اللَّهِ تَعَالَى وَفَى عَظَمَتِهِ تَعَالَى.
Maqolah yang ke tujuh belas (Dikatakan: Kebahagiaan) Maksudnya kebaikan yang banyak (Bagi orang yang akalnya menjadi pemimpin) Dengan mengikuti pada keinginan akal yang sempurna (Sedangkan hawa nafsunya) Maksudnya kecondongan dirinya pada perkara yang tidak menginginkan nafsunya pada perkara itu dari selain ajakan syariat (Dipenjara) Maksudnya yang dicegah dari kecondongan nafsu. (Celaka) Maksudnya celaka yang sangat (Bagi orang yang hawa nafsunya menjadi pemimpin) Dengan mengutus hawa nafsunya pada perkara yang menjadi kesenangan hawa nafsunya (Sedangkan akalnya dipenjara) Maksudnya akalnya dicegah dari semisal tafakur tentang nikmat-nikmat Allah dan tentang keagungan Allah Taala.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 18 : Meninggalkan Dua Perkara
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةَ عَشْرَةَ (قِيلَ: "مَنْ تَرَكَ الذُّنُوبَ رَقَّ قَلْبُهُ) فَيَقْبَلُ النَّصِيحَةَ وَيَخْشَعُ لَهَا (وَمَنْ تَرَكَ الْحَرَامَ) فِي الْمَطْعُومِ وَالْمَلْبُوسِ وَغَيْرِهِمَا (وَأَكَلَ الْحَلَالَ صَفَّتْ فِكْرَتُهُ") عَلَى مَصْنُوعَاتِ اللَّهِ تَعَالَى الدَّالَّةِ عَلَى إحْيَاءِ اللَّهِ تَعَالَى الْخَلْقَ بَعْدَ الْمَوْتِ وَعَلَى وَحْدَتِهِ تَعَالَى وَقُدْرَتِهِ وَعِلْمِهِ،
Maqolah yang ke delapan belas (Dikatakan: Barang siapa yang meninggalkan dosa-dosa maka pasti akan menjadi halus hatinya) Maka hatinya menerima pada nasihat dan hatinya tunduk pada nasihat (Barang siapa yang meninggalkan perkara-perkara haram) Pada masalah makanan dan pakaian dan dari selain keduanya (Kemudian dia memakan makanan halal maka pasti akan menjadi bening fikirannya) atas ciptaan ciptaan Allah Ta'ala yang menunjukkan atas kuasa Allah menghidupkan makhluk sesudah mati dan berfikir atas keesaan Allah Ta'ala dan atas kekuasaan Allah dan atas Ilmu Allah.
وَذَلِكَ بِأَنْ تَأَمَّلَ بِفِكْرِهِ وَتَدَبَّرَ بِعَقْلِهِ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَهُ مِنْ نُطْفَةٍ فِي الرَّحِمِ فَجَعَلَهَا عَلَقَةً ثُمَّ مُضْغَةً ثُمَّ خَلَقَ مِنْهَا لَحْمًا وَعَظْمًا وَعُرُوقًا وَأَعْصَابًا وَشَقَّ لَهَا سَمْعًا وَبَصَرًا وَأَعْضَاءً, ثُمَّ سَهَّلَ الْخُرُوجَ لِلْجَنِينِ مِنْ بَطْنِ أُمِّهِ وَأَلْهَمَهُ ارْتِضَاعَ الثَّدِيِ وَجَعَلَهُ فِي أَوَّلِ الْأَمْرِ بِلَا أَسْنَانٍ ثُمَّ أَنْبَتَ لَهُ الْأَسْنَانَ ثُمَّ أَسْقَطَهَا وَأَزَالَهَا عِنْدَ سَبْعِ سِنِينَ ثُمَّ أَعَادَهَا مَرَّةً أُخْرَى وَجَعَلَ اللَّهُ تَعَالَى أَحْوَالَ الْعَبْدِ مُتَغَيِّرَةً مِنْ صِغَرٍ إِلَى كِبَرٍ وَمِنْ شَبَابٍ إِلَى هَرَمٍ وَمِنْ صِحَّةٍ إِلَى سَقَمٍ وَجَعَلَ الْعَبْدَ كُلَّ يَوْمٍ يَنَامُ وَيَسْتَيْقِظُ, وَكَذَلِكَ شُعُورُهُ وَأَظْفَارُهُ كُلَّمَا سَقَطَ مِنْهَا رَجَعَ إِلَى مَا كَانَ، وَكَذَلِكَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ يَتَنَاوَبَانِ كُلَّمَا ذَهَبَ أَحَدُهُمَا جَاءَ الْآخَرُ، وَكَذَلِكَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالسَّحَابُ وَالْمَطَرُ كُلُّهَا تَجِىءُ وَتَذْهَبُ وَكَذَلِكَ الْقَمَرُ يَنْمَحِقُ كُلَّ شَهْرٍ ثُمَّ يَتَكَامَلُ ثُمَّ يَنْمَحِقُ، وَكَذَلِكَ الْكُسُوفُ لِلشَّمْسِ وَالْقَمَرِ حَيْثُ يَذْهَبُ الضَّوْءُ مِنْهَا ثُمَّ يَعُودُ، وَكَذَلِكَ الْأَرْضُ تَكُونُ يَابِسَةً ثُمَّ يُنْبِتُ اللَّهُ فِيهَا النَّبَاتَ ثُمَّ يَذْهَبُ مِنْهَا فَتَعُودُ يَابِسَةً ثُمَّ تُنْبِتُ مَرَّةً بَعْدَ أُخْرَى، فَاَلَّذِى قَدَرَ عَلَى ذَلِكَ كُلِّهِ قَادِرٌ عَلَى إِحْيَاءِ الْمَوْتَى بَعْدَ فَنَائِهِمْ فِى الْأَرْضِ، فَعَلَى الْعَبْدِ أَنْ يُكْثِرَ الْفِكْرَ فِى ذَلِكَ حَتَّى يَقْوَى إيمَانُهُ بِالْبَعْثِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَيَعْلَمَ أَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُهُ وَيُجَازِيهِ بِأَعْمَالِهِ، فَعَلَى قَدْرِ قُوَّةِ إيمَانِهِ بِذَلِكَ يَجْتَهِدُ فِي الطَّاعَاتِ وَاجْتِنَابِ الْمُخَالَفَاتِ لِلشَّرْعِ.
Dan semua itu dengan meneliti menggunakan fikirannya dan merenung dengan akal sehatnya bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan ia dari setetes air mani di dalam rahim ibu kemudian Allah menjadikan setetes mani itu alaqoh kemudian menjadi segumpal daging kemudian Allah menciptakan dari segumpal daging itu daging dan tulang dan otot-otot dan saraf saraf dan Allah membagi dua untuknya pendengaran dan penglihatan dan anggota badan, kemudian Allah memudahkan keluarnya janin dari perut ibunya dan Allah mengilhami janin itu menyusu pada ibunya kemudian Allah menjadikan janin itu pada awal kelahiran tanpa gigi kemudian Allah menumbuhkan untuk janin itu gigi kemudian Allah memutus gigi itu kemudian Allah menghilangkan gigi itu pada umur tujuh tahun kemudian Allah mengembalikan gigi itu sekali lagi, kemudian Allah menjadikan tingkah laku seorang hamba berubah-ubah dari awal masa kecil hingga dewasa dan dari muda sampai pikun dan dari sehat sampai sakit dan Allah telah menjadikan seorang hamba setiap hari tidur dan bangun. Begitu juga dengan rambut-rambutnya dan kuku-kukunya setiap kali ia memotong kukunya maka kembali kuku itu pada kondisi semula. Begitu juga malam dan siang saling berganti setiap kali hilang salah satu dari keduanya maka datang yang lain. begitu juga matahari dan rembulan dan bintang-bintang dan mendung dan hujan setiap salah satu dari semuanya datang dan pergi. Begitu juga bulan menjadi kecil dari setiap bulan kemudian menjadi sempurna kemudian menjadi kecil. Dan begitu juga gerhana matahari dan gerhana bulan sekiranya menjadi hilang cahaya dari keduanya kemudian kembali. Begitu juga bumi ada yang kering kemudian Allah menumbuhkan di dalam bumi itu tumbuh-tumbuhan kemudian tumbuhan itu menghilang dari bumi kemudian Allah mengembalikan tanah itu menjadi kering kemudian bumi itu tumbuh sekali lagi setelah satu waktu, Maka dzat Allah yang kuasa atas itu semua adalah dzat yang kuasa menghidupkan yang mati sesudah rusaknya di bumi, Maka wajib atas seorang hamba memperbanyak berfikir tentang ciptaan Allah itu sehingga menjadi kuat imannya sampai dibangkitkan lagi sesudah mati dan sampai dia tahu bahwa Allah telah membangkitkan ia dan Allah akan membalas padanya atas amal-amalnya. Maka atas ukuran kekuatan imannya tentang perkara itu ia bersungguh sungguh dalam ketaatan dan ia menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan hukum syariat.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 19 : Dua Wahyu Allah kepada Nabinya
(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةَ عَشْرَةَ (أُوحِيَ إِلَى بَعْضِ الأَنْبِيَاءِ: "أَطِعْنِي فِيْمَا أَمَرْتُكَ وَلاَ تَعْصِنِيْ فِيْمَا نَصَحْتُكَ") أَيْ فِيْمَا دَعَوْتُكَ إِلَى مَا فِيْهِ الصَّلَاحُ وَنَهَيْتُكَ عَمَّا فِيْهِ الْفَسَادُ.
Maqolah yang ke sembilan belas (Telah diwahyukeun kepada sebagian dari para nabi : "Taatilah aku dalam hal yang telah aku perintahkan ke padamu dan janganlah kamu bermaksiat ke padaku dalam hal yang telah aku nasehatkan ke padamu) Maksudnya dalam hal yang telah aku perintahkan kepadamu pada perkara yang di dalamnya ada kebaikan dan dalam hal yang telah aku larang kepadamu dari perkara yang di dalamnya ada kerusakan.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 2 Maqolah 20 : Dua Kesempurnaan Akal
(و) الْمَقَالَةُ الْعِشْرُوْنَ (قِيْلَ: "إِكْمَالُ العَقْلِ اتَّبَاعُ رِضْوَانِ اللَّهِ تَعَالَى وَاجْتِنَابُ سُخَطِهِ" ) أَيْ فَخِلَافُ ذَلِكَ جُنُوْنٌ.
Maqolah yang ke dua puluh (Dikatakan : Sempurnanya akal adalah mengikuti ridho Allah Ta'ala dan menjauhi murka Allah) Maksudnya menyelisihi semua itu adalah gila.