Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 41-45
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitabNashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 41-45
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 41
(وَ) الْمَقَالَةُ الْحَادِيَةُ وَالْأَرْبَعُونَ (قِيلَ: إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا) كَامِلًا (فَقَّهَهُ فِي الدِّينِ) أَيْ فِي أُصُولِهِ وَفُرُوعِهِ (وَزَهَّدَهُ فِي الدُّنْيَا) أَيْ جَعَلَ قَلْبَهُ خَالِيًا مِمَّا خَلَتْ مِنْهُ يَدُهُ (وَبَصَّرَهُ بِعُيُوبِ نَفْسِهِ).
Maqolah yang ke empat puluh satu (Dikatakan: Ketika Allah menginginkan pada seorang hamba kebaikan) Yang sempurna (Maka Allah akan memberikan ia pemahaman dalam beragama) Maksudnya dalam pokok agama dan cabangnya (Dan Allah menjadikan ia zuhud di dunia) Maksudnya Allah menjadikan hatinya kosong dari perkara yang kosong dari perkara itu tangannya (Dan Allah akan memperlihatkan kepada hamba itu tentang aib-aib dirinya sendiri).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 42
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ وَالْأَرْبَعُونَ (عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ) أَيْ مَحْبُوبَاتِكُمْ مِمَّا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (ثَلَاثٌ: الطِّيبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلَاةِ]) وَهَذِهِ الْخِصَالُ الَّتِي وَقَعَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ لَيْسَتْ مِنَ الدُّنْيَا فِي شَيْءٍ لِأَنَّ كُلَّ مَا كَانَ لِلَّهِ تَعَالَى لَيْسَ مِنَ الدُّنْيَا كَالَّذِي لَا بُدَّ مِنْهُ مِنَ الْقُوْتِ وَالْمَسْكَنِ وَالْمَلْبَسِ كَمَا قَالَهُ الشَّيْخُ خَلِيلُ الرَّشِيْدِيُّ فِي الْمَجَالِسِ الرَّائِقَةِ (وَكَانَ مَعَهُ) ﷺ (أَصْحَابُهُ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ (جُلُوسًا فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ: صَدَقْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا) أَيْ مِمَّا كَانَ بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (ثَلَاثٌ: النَّظْرُ إِلَى وَجْهِ رَسُولِ اللَّهِ) ﷺ (وَإِنْفَاقُ مَالِي عَلَى رَسُولِ اللَّهِ) ﷺ (وَأَنْ تَكُونَ اِبْنَتِيْ تَحْتَ رَسُولِ اللَّهِ) ﷺ (فَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: صَدَقْتَ يَا أَبَا بَكْرٍ. وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا ثَلَاثٌ: الْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالثَّوْبُ الْخَلَقُ) بِفَتْحَتَيْنِ أَيْ الْبَالِي. رُوِيَ أَنَّهُ كَانَ فِي جُبَّتِهِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ رُقْعَةً (فَقَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: صَدَقْتَ يَا عُمَرُ. وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا ثَلَاثٌ: إِشْبَاعُ الْجِيْعَانِ وَكِسْوَةُ الْعُرْيَانِ وَتِلَاوَةُ الْقُرْآنِ) رُوِيَ أَنَّهُ خَتَمَ الْقُرْآنَ فِي رَكْعَتَيْنِ فِي اللَّيْلِ (فَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ) وَكَرَّمَ وَجْهَهُ (صَدَقْتَ يَا عُثْمَانُ. وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا ثَلَاثٌ: الْخِدْمَةُ لِلضَّيْفِ، وَالصَّوْمُ فِي الصَّيْفِ) أَيْ فِي وَقْتِ شِدَّةِ الْحَرِّ (وَالضَّرْبُ) أَيْ لِلْأَعْدَاءِ (بِالسَّيْفِ).
Maqolah yang ke empat puluh dua (Dari Rasulullah ﷺ sesungguhnya Rasulullah bersabda: [Telah dicintai oleh ku dari dunia kalian) Maksudnya yang dicintai oleh kalian dari perkara yang ada di antara langit dan bumi (Tiga perkara: Wewangian dan wanita dan telah dijadikan kebahagiaan hatiku didalam sholat]) Tiga perkara yang datang kepada Rasulullah ﷺ bukan termasuk dari dunia sedikitpun karena sesungguhnya setiap perkara yang terbukti karena Allah ta'ala itu tidak termasuk dari dunia seperti perkara yang tidak bisa tidak darinya dari makanan pokok dan tempat tinggal dan pakaian sebagaimana telah berkata tentang hal itu Syaikh Kholil Al-Rasyid dalam kitab Al-Majalis Ar-Roiqoh (Dan ada bersama Rasulullah) ﷺ (Sahabat-sahabatnya) Radhiallahu Anhum (Sambil duduk kemudian berkata Abu Bakar As-Siddiq Radhiallahu Ta'ala Anhu: Anda benar wahai Rasulullah, dan telah dicintai olehku dari dunia) Maksudnya dari perkara yang ada di antara langit dan bumi (Tiga: Melihat wajah Rasulullah) ﷺ (Dan menginfaqkan hartaku kepada Rasulullah) ﷺ (Dan ada putriku itu menjadi istri Rasulullah) ﷺ (Kemudian berkata Umar Radhiallahu Anhu: Kamu benar wahai Abu Bakar. Dan dicintai olehku dari dunia tiga: Amar ma'ruf dan nahi munkar dan memakai baju yang rusak) lafadz الخلق dengan memfathahkan keduanya maksudnya rusak. Diriwayatkan sesungguhnya Umar bin Khottob ada pada jubahnya empat belas tambalan (Kemudian berkata Utsman Radhiallahu Anhu: kamu benar wahai Umar. Dan dicintai olehku dari dunia tiga: Mengenyangkan orang yang lapar dan memberi pakaian pada orang yang telanjang dan membaca Al-Quran) Diriwayatkan sesungguhnya Utsman bin Affan mengkhatamkan Al-Quran dalam dua rakaat di waktu malam (Kemudian berkata Ali Radhiallahu Anhu) Wakarrama Wajhah (Kamu benar wahai Utsman. Dan dicintai olehku dari dunia tiga: Melayani orang lemah dan puasa di musim kemarau) Maksudnya di waktu yang sangat panas (Dan memenggal) Kepada musuh-musuh (Dengan pedang).
(فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَ جِبْرِيلُ) عَلَيْهِ السَّلَامُ لِلنَّبِيِّ ﷺ (وَقَالَ) أَيْ سَيِّدُنَا جِبْرِيلُ (أَرْسَلَنِي اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَمَّا سَمِعَ مَقَالَتَكُمْ وَأَمَرَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ تَسْأَلَنِي عَمَّا أُحِبُّ أَنْ كُنْتُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا، فَقَالَ) أَيْ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ (مَا تُحِبُّ) يَا جِبْرِيلُ (أَنْ كُنْتَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا، فَقَالَ: إِرْشَادُ الضَّالِّينَ) إِلَى الطَّرِيقِ الْمُسْتَقِيمِ (وَمُؤَانَسَةُ الْغَرَبَاءُ الْقَانِتِينَ) أَيْ الْمُطِيعِينَ لِلَّهِ تَعَالَى الْخَاشِعِينَ لَهُ تَعَالَى (وَمُعَاوَنَةُ أَهْلِ الْعِيَالِ الْمُعْسِرِينَ) أَيْ الْفُقَرَاءِ. (قَالَ جِبْرِيلُ) عَلَيْهِ السَّلَامُ (يُحِبُّ رَبُّ الْعِزَّةِ جَلَّ جَلَالُهُ مِنْ عَبِيْدِهِ ثَلَاثَ خِصَالٍ: بَذْلَ الْاِسْتِطَاعَةِ) أَيْ إِعْطَاءَ الْقُدْرَةِ فِي طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى (وَالْبُكَاءَ عِنْدَ النَّدَامَةِ) أَيْ عَلَى فِعْلِ الْمَعَاصِي (وَالصَّبْرَ عِنْدَ الْفَاقَةِ) أَيْ وُجُودِ الْحَاجَةِ.
(Maka tatkala mereka seperti itu ketika datang malaikat Jibril) Alaihis Salam kepada Nabi ﷺ (Dan ia berkata) Maksudnya tuan kita Jibril (Telah mengutus kepadaku Allah Tabaraka Wata'ala ketika Allah mendengar perkataan kalian dan Allah memerintahkanmu wahai Rasulullah supaya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang aku cintai jika aku terbukti termasuk dari penduduk dunia, Kemudian bersabda) Maksudnya Rasulullah ﷺ (Apa yang engkau cintai) Wahai Jibril (Jika engkau terbukti termasuk dari penduduk dunia, maka malaikat Jibril berkara: Memberikan petunjuk pada orang yang tersesat) Menuju jalan yang lurus (Dan bersikap ramah kepada orang asing yang taat) Maksudnya Yang taat kepada Allah yang khusyu kepada Allah Ta'ala (Dan menolong keluarga yang kesusahan) Maksudnya orang-orang faqir. (Telah berkata Malaikat Jibril) Alaihis Salam (Rabbul Izzati Jalla Jalaaluh mencintai dari hambanya pada tiga perkara: Mengerahkan segala kemampuan untuk taat) Maksudnya mengerahkan segala kemampuan dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala (Menangis ketika menyesal) Maksudnya atas perbuatan maksiat (Sabar ketika melarat) Maksudnya ketika ada kebutuhan.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 43
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ وَالْأَرْبَعُونَ (عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ: مَنْ اِعْتَصَمَ بِعَقْلِهِ ضَلَّ) أَيْ مَنْ اِعْتَمَدَ عَلَى عَقْلِهِ فِي أُمُورِهِ وَلَمْ يَعْتَمِدْ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى فِي ذَلِكَ لَمْ يَهْتَدِ إِلَى الصَّوَابِ (وَمَنْ اسْتَغْنَى بِمَالِهِ قَلَّ) أَيْ مَنْ اكْتَفَى بِمَالِهِ لَمْ يَكْفِهِ ذَلِكَ، وَفِي الْحَدِيثِ: مَنْ اِسْتَغْنَى بِاللَّهِ أَغْنَاهُ (وَمَنْ عَزَّ بِمَخْلُوقٍ ذَلَّ) أَيْ وَمَنْ كَانَتْ قُوَّتُهُ بِمَخْلُوقٍ صَارَ ذَلِيلًا.
Maqolah yang ke empat puluh tiga (Dari sebagian orang-orang yang bijaksana: Barang siapa yang berpegang teguh pada akalnya maka pasti tersesat) Maksudnya barang siapa yang bergantung pada akalnya di dalam urusannya dan ia tidak bergantung kepada Allah dalam hal itu maka ia tidak akan menerima petunjuk menuju kebenaran (Dan barang siapa yang merasa kaya dengan hartanya maka pasti sedikit) Maksudnya barang siapa yang merasa cukup dengan hartanya maka tidak akan mencukupinya harta itu, dan dalam satu hadits: Barang siapa yang merasa kaya sebab Allah maka Allah akan menjadikan ia kaya (Dan barang siapa yang merasa mulia sebab makhluq maka pasti hina) Maksudnya barang siapa yang terbukti kekuatanynya sebab makhluq maka pasti ia akan menjadi orang yang hina.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 44
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ وَالْأَرْبَعُونَ (عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ) وَهُمُ الَّذِينَ يَكُونُ قَوْلُهُمْ وَفِعْلُهُمْ مُوَافِقًا لِلسُّنَّةِ (ثَمْرَةُ الْمَعْرِفَةِ) أَيْ إِدْرَاكِ صِفَاتِ اللَّهِ تَعَالَى (ثَلَاثُ خِصَالٍ: الْحَيَاءُ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى) أَيْ اِنْقِبَاضُ الْقَلْبِ عَنْ مَعَاصِي اللَّهِ تَعَالَى (وَالْحُبُّ فِي اللَّهِ) أَيْ الرَّغْبَةُ فِيمَا عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الثَّوَابِ وَحُصُولِ رِضَاهُ تَعَالَى (وَالْأُنْسُ بِاللَّهِ) وَهُوَ الصَّحْوُ بِاللَّهِ تَعَالَى فَكُلُّ مُسْتَأْنِسٍ صَالِحٌ وَهُوَ أَثَرُ مُشَاهَدَةِ جَمَالِ حَضْرَةِ اللَّهِ تَعَالَى فِي الْقَلْبِ.
Maqolah yang ke empat puluh empat (Dari sebagian orang-orang yang bijaksana) Mereka adalah orang yang terbukti ucapannya dan prilakunya sesuai dengan sunnah (Buah kema'rifatan) Maksudnya memahami sifat-sifat Allah Ta'ala (Itu tiga perkara: Malu kepada Allah) Maksudnya menyusutnya hati dari berbuat maksiat kepada Allah Ta'ala (Dan cinta karena Allah) Maksudnya suka pada perkara yang ada di sisi Allah dari pahala-pahala dan hasilnya ridho Allah Ta'ala (Dan gembira karena Allah) Yaitu merasa tenang dengan Allah Ta'ala maka setiap yang menjadikan hati tenang itu baik yaitu tanda menyaksikan keindahan Allah dalam hati.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 45
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ وَالْأَرْبَعُونَ (عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [الْمَحَبَّةُ) فِي اللَّهِ تَعَالَى وَهِيَ أَنْ تَعْبُدَهُ (أَسَاسُ الْمَعْرِفَةِ) فَإِنَّ لِلصُّوْفِيَّةِ ثَلَاثَ مَرَاتِبَ: شَرِيْعَةً وَهِيَ عِنْدَهُمْ عِبَادَةُ اللَّهِ تَعَالَى لِأَنَّهَا الْمَقْصُودَةُ مِنَ الشَّرِيعَةِ الَّتِي هِيَ عِنْدَ الْفُقَهَاءِ الْأَحْكَامُ الَّتِي بَيَّنَهَا اللَّهُ تَعَالَى لَنَا وَطَرِيقَةً لَنَا وَهِيَ قَصْدُ اللَّهِ تَعَالَى بِالْعِلْمِ وَالْعَمَلِ وَمَعْرِفَةً وَهِيَ الْعِلْمُ بِبَوَاطِنِ الْأُمُورِ وَهِيَ ثَمْرَتُهَا (وَالْعِفَّةُ) أَيْ الْاِمْتِنَاعُ عَنِ السُّؤَالِ مِنَ الْخَلْقِ (عَلَامَةُ الْيَقِينِ) وَهُوَ اعْتِقَادُ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَادِرٌ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَرَازِقٌ كُلَّ حَيَوَانٍ مَعَ اعْتِقَادِ أَنَّ الرِّزْقَ لَا يَصِلُ إلَيْهِ إلَّا بِسَوْقِ اللَّهِ تَعَالَى إِلَيْهِ (وَرَأْسُ الْيَقِينِ التَّقْوَى) أَيْ أَصْلُ الْيَقِينِ اِمْتِثَالُ أَمْرِ اللَّهِ وَاجْتِنَابُ نَهْيِهِ (وَالرِّضَا بِتَقْدِيرِ اللَّهِ) وَهُوَ سُرُورُ الْقَلْبِ بِمَا قَدَّرَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ مِنَ الْمُرِّ وَالْحُلْوِ وَبِمَا قَضَاهُ.
Maqolah yang ke empat puluh lima (Dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Cinta) Di jalan Allah yaitu kamu beribadah kepada Allah (Adalah pondasi kemarifatan) Karena sesungguhnya untuk para ahli tasawuf ada tiga martabat : Syariat yaitu menurut para ahli tasawuf adalah beribadah kepada Allah Ta'ala karena sesungguhnya beribadah kepada Allah adalah yang dituju dari syariat yang syariat itu menurut ahli fiqih adalah hukum-hukum yang telah menjelaskan pada hukum-hukum itu Allah Ta'ala kepada kita. Dan Toriqoh untuk kita yaitu bermaksud kepada Allah Ta'ala dengan ilmu dan amal. Dan marifat yaitu mengetahui esensi setiap perkara yaitu buahnya cinta (Menahan diri) Maksudnya menahan diri dari meminta-minta dari makhluq (Adalah tandanya keyakinan) Yaitu bertekad sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan Allah memberi rizki kepada setiap makhluk dengan bertekad sesungguhnya rizki itu tidak akan hasil kecuali dengan kiriman dari Allah Ta'ala kepadanya (Dan pokok dari keyakinan adalah takwa) Maksudnya asal dari keyakinan adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya (Dan Ridho atas taqdir dari Allah) Yaitu bahagianya hati pada perkara yang telah mentakdirkan atas perkara itu Allah Ta'ala kepadanya dari takdir yang pahit dan yang manis dan atas perkara yang Allah telah menentukan atas perkara itu.
Maqolah Berikutnya
Maqolah Sebelumnya
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 1-10
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 11-15
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 16-20
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 21-25
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 26-30
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 31-35
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 36-40