Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 51-55
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitabNashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 51-55
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 51
(وَ) الْمَقَالَةُ الْحَادِيَةُ وَالْخَمْسُونَ (قَالَ) أَيْ ذُو النُّونِ الْمِصْرِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ (اَلْعَارِفُ بِاللَّهِ تَعَالَى أَسِيرٌ) أَيْ مَرْبُوطٌ بِحُبِّهِ (وَقَلْبُهُ بَصِيرٌ) أَيْ مُزَيِّنٌ لِبَاطِنِهِ بِالْمُرَاقَبَةِ وَلِظَاهِرِهِ بِالْمُحَاسَبَةِ (وَعَمَلُهُ لِلَّهِ كَثِيرٌ).
Maqolah yang ke lima puluh satu (Telah berkata) Maksudnya Dzun nun Al-Misri Radhiallahu Anhu (Orang yang kenal kepada Allah Ta'ala itu tertawan) Maksudnya terikat dengan cintanya kepada Allah (Dan hatinya itu melihat) Maksudnya menghiasai untuk hatinya dengan sifat merasa terus diawasi Allah dan pada jasmaninya dengan berevaluasi diri (Dan amalnya kepada Allah itu banyak).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 52
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ وَالْخَمْسُونَ (قَالَ) أَيْ ذُو النُّونِ الْمِصْرِيُّ (اَلْعَارِفُ بِاللَّهِ تَعَالَى وَفِيٌّ) أَيْ بِعَهْدِ اللَّهِ تَعَالَى بِأَنْ أَدَّى أَوَامِرَ اللَّهِ تَعَالَى (وَقَلْبُهُ ذَكِيٌّ) أَيْ سَرِيعٌ (وَعَمَلُهُ لِلَّهِ زَكِيٌّ) أَيْ صَالِحٌ زَائِدٌ فِي كُلِّ وَقْتٍ.
Maqolah yang ke lima puluh dua (Telah berkata) Maksudnya Dzun nun Al-Misri (Orang yang kenal kepada Allah itu menepati janji) Maksudnya atas janji kepada Allah Ta'ala dengan menunaikan perintah-perintah Allah Ta'ala (Dan hatinya itu cerdas) Maksudnya cepat tanggap (Dan amalnya kepada Allah itu murni) Maksudnya yang lurus dan bertambah di setiap waktu.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 53
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ وَالْخَمْسُونَ (عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ الدَّرَانِيِّ أَنَّهُ قَالَ: أَصْلُ كُلِّ خَيْرٍ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ الْخَوْفُ مِنَ اللَّهِ) فَإِنَّ الْخَوْفَ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى مُحَوِّلُ الصَّحِيفَةِ فَيَجْعَلُهَا فِي الْيَمِينِ بَعْدَ أَنْ هَوَتْ إلَى الشِّمَالِ فَلِلْعَبْدِ فِي حَالِ سَلَامَتِهِ مِنَ الْمَرَضِ أَنْ يَكُونَ خَائِفًا رَاجِيًا لِيَزْجُرَهُ الْخَوْفُ مِنْ الْمَعَاصِي وَيَبْعَثَهُ الرَّجَاءُ عَلَى اكْتِسَابِ الْعَمَلِ الصَّالِحِ، وَعِبَادَةُ الرَّاجِي أَفْضَلُ لِغَلَبَةِ مَحَبَّةِ اللَّهِ فِيهِ فَوْقَ الْخَائِفِ وَالْمَلِكُ يُفَرِّقُ بَيْنَ مَنْ يَخْدُمُهُ اتِّقَاءَ عِقَابِهِ وَمَنْ يَخْدُمُهُ رَجَاءَ كَرَمِهِ وَمَنْ يَخْدُمُهُ لَا لِشَيْءٍ (وَمِفْتَاحُ الدُّنْيَا الشَّبَعُ) فَتُفْتَحُ أُمُورُ الدُّنْيَا بِالشَّبَعِ (وَمِفْتَاحُ الْآخِرَةِ الْجُوعُ) فَتُفْتَحُ أُمُورُ الْآخِرَةِ بِالْجُوعِ.
Maqolah yang ke lima puluh tiga (Dari Abu Sulaiman Ad-Daroni ia berkata : Pangkal dari setiap kebaikan di dunia dan di akhirat adalah takut karena Allah) Karena sesungguhnya takut karena Allah Ta'ala itu bisa merubah lembaran amal maka rasa takut akan menjadikan lembaran amal di tangan kanan sesudah jatuhnya lembaran amal itu di tangan kiri maka untuk seorang hamba dalam keadaan selamatannya hamba itu dari penyakit supaya ada rasa takut lagi berharap supaya mencegah kepadanya oleh rasa takut dari melaksanakan maksiat dan supaya membangkitkan padanya oleh rasa berharap melakukan amalah sholeh. Ibadah orang yang berharap itu lebih utama karena lebih kuatnya cinta kepada Allah karena berharap diatas orang yang takut. Seorang raja itu bisa membedakan antara orang yang berkhidmah kepada raja karena takut dari siksaan raja dan orang yang berkhidmah kepada raja karena berharap dari kemurahannya dan orang yang berkhidmah kepada raja bukan karena apa-apa (Kunci dunia adalah kenyang) Maka terbuka urusan dunia dengan kenyang (Sedangkan kunci akhirat adalah lapar) Maka terbuka urusan-urusan akhirat dengan lapar.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 54
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ وَالْخَمْسُونَ (قِيلَ: الْعِبَادَةُ) لِلَّهِ تَعَالَى (حِرْفَةٌ) أَيْ مَكْسَبٌ مِنْ كُلِّ جِهَةٍ (وَحَانُوتُهَا الْخَلْوَةُ) أَيْ دُكَّانُهَا مُحَادَثَةُ السِّرِّ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى حَيْثُ لَا أَحَدَ (وَرَأْسُ مَالِهَا التَّقْوَى) أَيْ أَصْلُ حَالِ الْعِبَادَةِ صِيَانَةُ النَّفْسِ عَمَّا تَسْتَحِقُّ بِهِ الْعُقُوبَةُ مِنْ فِعْلٍ أَوْ تَرْكٍ (وَرِبْحُهَا الْجَنَّةُ) أَيْ دَارُ الثَّوَابِ وَمَا فِيهَا.
Maqolah yang ke lima puluh empat (Dikatakan: Beribadah) Kepada Allah (Adalah pekerjaan) Maksudnya pekerjaan dari setiap arah (Dan warung ibadah adalah sepi) Maksudnya toko ibadah adalah membisikan hati bersama Allah Ta'ala sekiranya tak ada seorangpun (Dan modal utamanya adalah taqwa) Maksudnya modal utama beribadah adalah menjaga diri dari perkara yang berhak sebab perkara itu siksaan dari melakukan maksiat atau meninggalkan kewajiban (Dan untung dari ibadah adalah surga) Maksudnya tempat ganjaran dan berbagai kenikmatan di dalam surga.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 55
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ وَالْخَمْسُونَ (قَالَ مَالِكُ بْنُ دِينَارٍ) رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ (اِحْبِسْ) أَيْ امْنَعْ (ثَلَاثًا) مِنَ الْخِصَالِ الْمَذْمُومَةِ (بِثَلَاثٍ) مِنَ الْخِصَالِ الْمَحْمُودَةِ (حَتَّى تَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ) أَيْ كَيْ تَتَّصِفَ بِحَقَائِقِ الْإِيمَانِ كَالْمُؤْمِنِينَ الصَّادِقِينَ فِي إيْمَانِهِمْ (اَلْكِبْرَ بِالتَّوَاضُعِ) وَالْكِبْرُ هُوَ رُؤْيَةُ النَّفْسِ بِعَيْنِ الْعِزِّ وَرُؤْيَةُ الْغَيْرِ بِعَيْنِ الْحَقَارَةِ عَكْسُ التَّوَاضُعِ وَالْكِبْرُ يَكُونُ بِالْمَنْزِلَةِ وَالْعُجْبُ يَكُونُ بِالْفَضِيلَةِ، فَالْمُتَكَبِّرُ يُجِلُّ نَفْسَهُ عَنْ رُتْبَةِ الْمُتَعَلِّمِينَ وَالْمُعْجِبُ مُسْتَكْثِرٌ فَضْلَهُ عَنْ اسْتِزَادَةِ الْمُتَأَدِّبِينَ (وَالْحِرْصَ بِالْقَنَاعَةِ) فَالْحِرْصُ هُوَ الِاجْتِهَادُ فِي شَيْءٍ يَطْلُبُهُ وَالْقَنَاعَةُ هِيَ الرِّضَا بِالْقِسْمَةِ (وَالْحَسَدَ) وَهُوَ تَمَنِّي زَوَالِ نِعْمَةِ الْمَحْسُودِ إلَى الْحَاسِدِ (بِالنَّصِيحَةِ) وَهِيَ الدُّعَاءُ إلَى مَا فِيهِ الصَّلَاحُ وَالنَّهْيُ عَمَّا فِيهِ الْفَسَادُ. وَفِي الْحَدِيثِ: [لَا يَجْتَمِعُ فِي جَوْفِ عَبْدٍ الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ] اهْ أَيْ الْإِيمَانُ بِالْقَدَرِ.
Maqolah yang ke lima puluh lima (Telah berkata Malik bin Dinar) Radhiallahu Anhu (Cegahlah oleh mu) Maksudnya cegahlah olehmu (Tiga) Perkara yang tercela (Dengan tiga) perkara yang terpuji (Sehingga kamu ada dari golongan orang-orang beriman) Maksudnya supaya kamu bersifat dengan hakikat keimanan seperti orang-orang beriman yang benar dalam keimanannya (Kesombongan dengan tawadu) Sombong adalah memandang diri sendiri dengan pandangan mulya dan memandang orang lain dengan pandangan hina kebalikan dari tawadu. Sombong itu ada sebab martabat dan ujub itu ada sebab kelebihan. Maka orang yang sombong itu mengagung-agungkan dirinya dari pangkat orang-orang yang mengaji dan orang yang ujub itu menganggap lebih banyak nilai keutamaannya dari kelebihan orang yang disiplin (Dan sifat keserakahan dengan sifat qona'ah) Maka sifat rakus yaitu bersungguh sungguh dalam sesuatu yang ia cari dan qona'ah yaitu ridho atas bagian (Dan dengki) Yaitu mengharapkan hilangnya nikmat dari orang yang didengki kepada orang yang dengki (Dengan nasihat) Yaitu mengajak pada perkara yang di dalamnya kemaslahatan dan melarang dari perkara yang di dalamnya kerusakan. Dalam sebuah hadits : [Tidak mungkin mengumpul dalam hati seorang hamba keimanan dan kedengkian]. Maksudnya Iman pada takdir.
وَعَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كُلُّ النَّاسِ أَقْدِرُ عَلَى رِضَاهُ إِلَّا حَاسِدَ نِعْمَتِي فَإِنَّهُ لَا يُرْضِيهِ إِلَّا زَوَالُهَا، كَمَا قَالَ بَعْضُهُمْ مِنْ بَحْرِ الطَّوِيلِ:
مُدَارَاتُهُ شَقَّتْ وَعَزَّ نَوَالُهَا | * | وَدَارَيْتُ كُلَّ النَّاسِ لَكِنَّ حَاسِدِي |
إِذَا كَانَ لَا يُرْضِيهِ إِلَّا زَوَالُهَا | * | وَكَيْفَ يُدَارِي الْمَرْءُ حَاسِدَ نِعْمَةٍ |
Dari Mu'awiyah Radhiallahu Anhu ia berkata: Setiap manusia aku mampu atas ridhonya kecuali pada orang yang dengki kepada nikmatku karena sesungguhnya tidak akan membuat puas orang yang dengki itu kecuali dengan hilangnya kenikmatan itu. Sebagaimana telah berkata sebagian ulama dari bahar towil:
Aku berusaha berbaur dengan semua manusia akan tetapi orang yang dengki kepadaku | * | Berbaur dengannya itu sulit dan menyakitkan untuk meraihnya |
Dan bagaimana mungkin bisa berbaur seseorang kepada orang yang dengki akan kenikmatan | * | Sementara tidak akan memuaskan kepada orang yang dengki kecuali dengan hilangnya kenikmatan itu |
Bab Berikutnya
Maqolah Sebelumnya
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 Maqolah 1-10
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 11-15
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 16-20
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 21-25
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 26-30
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 31-35
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 36-40
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 41-45
- Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 3 maqolah 46-50