Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 24-28
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 24-28
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 24
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ رَحِمَهُ اللَّهُ فِي قَوْلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: ﴿وَسَيِّدًا وَحَصُورًا﴾ [آلِ عِمْرَانَ: الْآيَةَ ٣٩]) أَيْ لَا يَرْغَبُ فِي النِّسَاءِ لَا لِعَجْزٍ بَلْ لِمَنْعِ الشَّهْوَةِ فَقَطْ (﴿وَنَبِيًا مِنَ الصَلِحِينَ﴾ [آلِ عِمْرَانَ: الْآيَةَ ٣٩]) قَالَ - أَيْ الشَّيْخُ مُحَمَّدٌ -: (ذَكَرَ اللَّهُ) سَيِّدَنَا (يَحْيَى) عَلَيْهِ السَّلَامُ (سَيِّدًا وَهُوَ عَبْدُهُ) تَعَالَى (لِأَنَّهُ) عَلَيْهِ السَّلَامُ (كَانَ غَالِبًا عَلَى أَرْبَعَةِ أَشْيَاءَ: عَلَى الْهَوَى وَعَلَى إِبْلِيسَ وَعَلَى اللِّسَانِ وَعَلَى الْغَضَبِ).
Maqolah yang ke dua puluh empat (Dari Muhammad bin Ahmad Rahimahullah dalam menafsirkan firman Allah Azza Wajalla: ﴾Sebagai sayid dan sebagai orang yang menahan diri﴿ [Ali Imran: Ayat 39]) Maksudnya Nabi Yahya tidak memiliki hasrat terhadap wanita, bukan karena ketidakmampuannya, tetapi untuk mencegah syahwat saja (﴾Dan sebagai Nabi dari golongan orang-orang sholeh﴿ [Ali Imran: Ayat 39]) Telah berkata-Maksudnya Syeikh Muhammad-: (Telah menyebutkan Allah) kepada tuan kita (Nabi Yahya) Alaihis Salam (Sebagai Sayid sedangkan Nabi Yahya adalah hamba Allah) Ta'ala (Karena sesungguhnya Nabi Yahya) Alaihis Salam (Terbukti menang atas empat perkara: Menang atas hawa nafsu dan menang atas Iblis dan menang atas lisan dan menang atas emosi).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 25
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ) وَكَرَّمَ وَجْهَهُ (لَا يَزَالُ الدِّينُ وَالدُّنْيَا قَائِمَيْنِ) أَيْ ظَاهِرَيْنِ (مَا دَامَتْ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ) فَمَا مَصْدَرِيَّةٌ ظَرْفِيَّةٌ، وَدَامَ تَامٌّ بِمَعْنَى بَقِيَ (مَا دَامَ الْأَغْنِيَاءُ لَا يَبْخَلُونَ بِمَا خُوِّلُوْا) بِالْبِنَاءِ لِلْمَجْهُولِ أَيْ لَا يَمْنَعُونَ مِنْ إِعْطَاءِ السَّائِلِ مِمَّا أَعْطَاهُمْ اللَّهُ تَعَالَى وَلَا يَمْنَعُونَ الْوَاجِبَ عَلَيْهِمْ (وَمَا دَامَ الْعُلَمَاءُ يَعْمَلُونَ بِمَا عَلِمُوا) مِنَ الْأَمْرِ وَالنَّهْيِ (وَمَا دَامَ الْجُهَلَاءُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَمَّا لَمْ يَعْلَمُوا) أَيْ لَا يُعْرِضُونَ وَلَا يَمْتَنِعُونَ مِنْ تَعَلُّمِ مَا لَمْ يَعْلَمُوا (وَمَا دَامَ الْفُقَرَاءُ لَا يَبِيعُونَ آخِرَتَهُمْ بِدُنْيَاهُمْ) أَيْ مَا دَامُوا لَا يَتْرُكُونَ الدِّينَ بِأَخْذِ الدُّنْيَا.
Maqolah yang ke dua puluh lima (Dari Ali Radhiallahu Anhu) Wakarrama Wajhahu (Tidak akan berhenti agama dan dunia yang tegak keduanya) Maksudnya yang nampak keduanya (Selagi masih langgeng empat perkara) Lafadz مَا pada lafadz مَا دَامَتْ adalah مَا masdariyah dhorfiyah dan lafadz دَامَ adalah tam dengan ma'na langgeng (Selagi masih langgeng orang-orang kaya itu mereka tidak pelit atas perkara yang di amanatkan kepada mereka) Lafadz خُوِّلُوْا dengan bina majhul maksudnya mereka tidak menahan dari memberi kepada orang yang meminta dari perkara yang telah memberikan kepada mereka oleh Allah Ta'ala dan mereka tidak menahan pada kewajiban atas mereka (Dan selagi masih langgeng para ulama itu mereka mengamalkan pada perkara yang mereka tahu) Dari perintah dan larangan (Dan selagi masih langgeng orang-orang bodoh itu mereka tidak sombong tentang perkara yang mereka tidak tahu) Maksudnya mereka tidak menolak dan mereka tidak menahan diri dari mempelajari perkara yang tidak mereka ketahui (Dan selagi masih langgeng orang-orang fakir itu mereka tidak menjual pada akhirat mereka dengan dunia mereka) Maksudnya selagi masih langgeng orang-orang fakir itu mereka tidak meninggalkan agama dengan mengambil dunia.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 26
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَحْتَجُّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَرْبَعَةِ أَنْفُسٍ) أَيْ أَشْخَاصٍ (عَلَى أَرْبَعَةِ أَجْنَاسٍ مِنَ النَّاسِ) فَيَحْتَجُّ اللَّهُ الْعَظِيمُ (عَلَى الْأَغْنِيَاءِ بِسُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ) عَلَيْهِمَا السَّلَامُ كَأَنْ يَقُولَ لَهُمْ: لِمَ تَرَكْتُمُ الْعِبَادَةَ، فَإِنْ قَالُوا: نَحْنُ مَشْغُولُونَ بِالْأَمْوَالِ وَبِالْمَمْلَكَةِ قَالَ اللَّهُ لَهُمْ: فَأَيُّ مَمْلَكَةٍ أَكْبَرُ مِنْ مَمْلَكَةِ سُلَيْمَانَ وَأَيُّ مَالٍ أَكْثَرُ مِنْ مَالِهِ وَهُوَ لَمْ يَتْرُكِ الْعِبَادَةَ.
Maqolah yang ke dua puluh enam (Dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Sesungguhnya Allah Ta'ala itu berhujjah pada hari kiamat dengan empat orang) Maksudnya individu (kepada empat kelompok dari manusia) Maka berhujjah Allah yang maha agung (Kepada orang-orang kaya dengan Nabi Sulaiman bin Daud) Alaihimas Salam seperti Allah berfirman kepada orang-orang kaya: kenapa kalian meninggalkan ibadah. Jika mereka berkata: Kami disibukkan dengan harta-harta dan kerajaan maka Allah berfirman kepada mereka: kerajaan manakah yang lebih besar daripada kerajaan Sulaiman dan harta manakah yang lebih banyak daripada hartanya Sulaiman dan Sulaiman itu tidak meninggalkan ibadah.
(وَ) يَحْتَجُّ اللَّهُ تَعَالَى (عَلَى الْعَبِيدِ بِيُوسُفَ) كَأَنْ يَقُولَ لَهُمْ: لِمَ تَرَكْتُمُ الْعِبَادَةَ، فَإِنْ قَالُوا: نَحْنُ مَشْغُولُونَ بِخِدْمَةِ سَادَاتِنَا، قَالَ اللَّهُ لَهُمْ: عَبْدِي يُوسُفُ تَحْتَ عَزِيزِ مِصْرَ وَامْرَأَتِهِ وَهُوَ لَمْ يَتْرُكِ الْعِبَادَةَ.
(Dan) Berhujjah Allah Ta'ala (Kepada para hamba sahaya dengan Nabi Yusuf) Seperti Allah berfirman kepada para hamba sahaya: Kenapa kalian meninggalkan ibadah. Jika mereka berkata: kami disibukkan dengan berkhidmah kepada tuan-tuan kami, maka Allah berfirman kepada mereka: Hambaku Yusuf itu ada di bawah kekuasaan raja mesir dan istrinya raja mesir dan Yusuf itu tidak meninggalkan ibadah.
(وَ) يَحْتَجُّ اللَّهُ تَعَالَى (عَلَى الْمَرْضَى بِأَيُّوبَ) عَلَيْهِ السَّلَامُ كَأَنْ يَقُولَ اللَّهُ لَهُمْ: لِمَ تَرَكْتُمَ الْعِبَادَةَ، فَإِنْ قَالُوْا: نَحْنُ مَرْضَى، قَالَ اللَّهُ لَهُمْ: عَبْدِي أَيُّوبُ مَرِضَ مَرَضًاً شَدِيدًاً وَهُوَ لَمْ يَتْرُكْ الْعِبَادَةَ.
(Dan) Berhujjah Allah Ta'ala (Kepada orang sakit dengan Nabi Ayyub) Alaihis Salam Seperti Allah berfirman kepada orang-orang sakit: Kenapa kalian meninggalkan ibadah. Jika mereka berkata: kami sakit, maka Allah berfirman kepada mereka: Hambaku Ayyub itu sakit dengan penyakit yang sangat berat dan Ayyub itu tidak meninggalkan ibadah.
(وَ) يَحْتَجُّ اللَّهُ تَعَالَى (عَلَى الْفُقَرَاءِ بِعِيسَى]) كَأَنْ يَقُولَ اللَّهُ لَھُمْ: لِمَ تَرَکْتُمُ الْعِبَادَةَ، فَإِنْ قَالُوْا: نَحْنُ مَشْغُولُونَ بِمَشَقَّةِ الْفَقْرِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُمْ: عَبْدِي عِيسَى أَفْقَرُ مَنْ فِي الْأَرْضِ وَهُوَ لَمْ يَمْلِكْ شَيْئًا مِنَ الدُّنْيَا فَلَيْسَ لَهُ بَيْتٌ وَلَا مَالٌ وَلَا زَوْجَةٌ وَهُوَ لَمْ يَتْرُكِ الْعِبَادَةَ.
(Dan) Berhujjah Allah Ta'ala (Kepada orang-orang fakir dengan Nabi Isa]) Seperti Allah berfirman kepada orang-orang fakir: Kenapa kalian meninggalkan ibadah. Jika mereka berkata: kami disibukkan dengan beratnya menanggung kemiskinan , maka Allah berfirman kepada mereka: Hambaku Isa adalah sefakir-fakirnya orang yang ada di atas bumi dan Isa itu tidak memiliki apapun dari dunia dan tidak ada baginya rumah dan tidak ada baginya harta dan tidak ada baginya istri dan Isa itu tidak meninggalkan ibadah.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 27
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنْ سَعْدِ بْنِ هِلَالٍ رَحِمَهُ اللَّهُ: أَنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَذْنَبَ) أَيْ صَارَ ذَا ذَنْبٍ (مَنَّ اللَّهُ تَعَالَى) أَيْ أَنْعَمَ (عَلَيْهِ بِأَرْبَعِ خِصَالٍ: لَا يَحْجُبُ عَنْهُ الرِّزْقَ) أَيْ لَا يَمْنَعُهُ مِنَ الرِّزْقِ (وَلَا يَحْجُبُ عَنْهُ الصِّحَّةَ) أَيْ لَا يَمْنَعُهُ مِنْ صِحَّةِ الْبَدَنِ (وَلَا يُظْهِرُ عَلَيْهِ الذَّنْبَ) بَلْ يَسْتُرُهُ (وَلَا يُعَاقِبُهُ عَاجِلًا) أَيْ فِي السَّاعَةِ الْحَاضِرَةِ بَلْ يُمْهِلُهُ وَلَا يُهْمِلُهُ.
Maqolah yang ke dua puluh tujuh (Dari Sa'd bin Hilal Rahimahullah: Sesungguhnya seorang hamba ketika berbuat dosa) Maksudnya jadi memiliki dosa (Maka memberikan anugrah Allah Ta'ala) Maksudnya memberikan nikmat (Kepada orang yang berbuat dosa dengan empat perkara: Allah tidak akan menutup darinya rezeki) Maksudnya Allah tidak akan mencegah pada orang yang berbuat dosa dari rizki (Dan Allah tidak akan menutup darinya kesehatan) Maksudnya Allah tidak akan mencegah pada orang yang berbuat dosa dari kesehatan badan (Allah tidak akan menampakkan atasnya dosa) Bahkan Allah menutup dosa orang yang berbuat dosa (Dan Allah tidak akan menyiksanya di dunia) Maksudnya di waktu sekarang bahkan Allah memberikan kesempatan taubat kepada orang yang berdosa dan Allah tidak abai pada orang yang berdosa.
وَحُكِيَ أَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ أَعْطَى أُمَّةَ مُحَمَّدٍ أَرْبَعَ كَرَامَاتٍ مَا أَعْطَانِيهَا: إِحْدَاهَا: قَبُولُ تَوْبَتِي كَانَ بِمَكَّةَ، وَأُمَّةُ مُحَمَّدٍ يَتُوبُونَ فِي كُلِّ مَكَانٍ فَيُقْبَلُ تَوْبَتُهُمْ. وَالثَّانِيَةُ: أَنِّي كُنْتُ لَابِسًا، فَلَمَّا عَصَيْتُ جَعَلَنِي عُرْيَانًا وَأُمَّةُ مُحَمَّدٍ يَعْصُونَ عُرَاةً فَيُلْبِسُهُمْ. وَالثَّالِثَةُ: لَمَّا عَصَيْتُ فَرَّقَ بَيْنِي وَبَيْنَ امْرَأَتِي وَأُمَّةُ مُحَمَّدٍ يَعْصُونَ اللَّهَ وَلَا يُفَرِّقُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ أَزْوَاجِهِمْ. وَالرَّابِعَةُ: أَنِّي عَصَيْتُ فِي الْجَنَّةِ فَأَخْرَجَنِي مِنْهَا وَأُمَّةُ مُحَمَّدٍ يَعْصُونَ اللَّهَ تَعَالَى خَارِجَ الْجَنَّةِ فَيُدْخِلُهُمْ فِيهَا إِذَا تَابُوا.
Dihikayatkan sesungguhnya Nabi Adam Alaihis Salam bersabda: Sesungguhnya Allah itu telah memberikan kepada umat Nabi Muhammad empat kemuliaan yang Allah tidak memberikan kepadaku kemuliaan itu: Salah satu dari empat kemuliaan itu: Adalah penerimaan taubatku itu berada di mekkah, sedangkan umat Nabi Muhammad itu mereka bertaubat di setiap tempat kemudian diterima taubatnya umat Nabi Muhammad. Yang kedua: Adalah sesungguhnya Aku itu berpakaian, ketika aku bermaksiat maka Allah membuatku telanjang, sedangkan umat Nabi Muhammad itu mereka bermaksiat dalam keadaan telanjang, maka Allah memberi pakaian kepada mereka. Dan yang ketiga: Adalah ketika aku bermaksiat, Allah memisahkan antara aku dan antara istriku, sedangkan umat Nabi Muhammad itu mereka bermaksiat kepada Allah, dan Allah tidak memisahkan antara mereka dan antara istri-istri mereka. Dan yang keempat: Adalah sesungguhnya aku itu bermaksiat di surga, kemudian Allah mengeluarkanku dari surga, Sedangkan umat Nabi Muhammad itu mereka bermaksiat kepada Allah Ta'ala di luar Surga, kemudian Allah memasukkan mereka ke dalam surga jika mereka bertaubat.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 28
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةُ وَالْعِشْرُونَ (عَنْ حَاتِمٍ الْأَصَمِّ رَحِمَهُ اللَّهُ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ صَرَفَ أَرْبَعًا إِلَى أَرْبَعٍ وَجَدَ الْجَنَّةَ) أَيْ مَنْ تَرَكَ أَرْبَعًا وَتَوَجَّهَ إِلَى أَرْبَعٍ وَجَدَ الْجَنَّةَ (النَّوْمَ إِلَى الْقَبْرِ) بِأَنْ تَرَكَ رَاحَةَ النَّوْمِ وَتَوَجَّهَ إِلَى رَاحَتِهِ فِي الْقَبْرِ بِأَنْ عَمِلَ صَالِحًا لِأَجْلِهِ (وَالْفَخْرَ إِلَى الْمِيزَانِ) بِأَنْ تَرَكَ التَّطَاوُلَ عَلَى النَّاسِ بِتَعْدِيدِ الْمَنَاقِبِ وَتَوَجَّهَ إلَى عَمَلِ الْحَسَنَاتِ لِأَجْلِ زِيَادَتِهَا فِي الْمِيزَانِ (وَالرَّاحَةَ إلَى الصِّرَاطِ) بِأَنْ تَرَكَ رَاحَةَ الْبَدَنِ وَتَوَجَّهَ إلَى عَمَلٍ يُسْرِعُ الْمُرُورَ عَلَى الصِّرَاطِ وَذَلِكَ بِإِسْرَاعِ اجْتِنَابِ الْمَعَاصِي (وَالشَّهْوَةَ إلَى الْجَنَّةِ) بِأَنْ تَرَكَ الشَّهْوَةَ وَتَوَجَّهَ إلَى مَشَقَّاتِ الْعِبَادَاتِ فَإِنَّ الْجَنَّةَ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ كَمَا فِي الْحَدِيثِ.
Maqolah yang ke dua puluh delapan (Dari Hatim Al-Ashom Rahimahullah sesungguhnya Hatim Al-Ashom berkata: Barang siapa memalingkan empat menuju empat maka ia pasti akan menemukan surga) Maksudnya barang siapa yang meninggalkan empat kemudian ia menghadap pada empat makak pasti ia akan menemukan surga (Memalingkan tidur menuju qubur) Dengan cara ia meninggalkan kenikmatan tidur kemudian ia menghadap pada kenikmatan tidur di dalam qubur dengan mengamalkan amalan sholeh karena arah-arah kenikmatan tidur di dalam qubur (Dan memalingkan kebanggaan menuju timbangan) Dengan cara ia meninggalkan bersombong-sombong kepada manusia dengan menghitung-hitung kebaikan kemudian ia menghadap menuju amal yang baik-baik karena arah-arah menambah amal kebaikan pada timbangan (Dan memalingkan kenikmatan menuju sirot) Dengan cara ia meninggalkan kenikmatan badan kemudian ia menghadap menuju amalan yang bisa mempercepat lewat di atas sirot dan amalan itu adalah dengan cepat menjauhi maksiat (Dan memalingkan syahwat menuju surga) Dengan cara ia meninggalkan syahwat kemudian ia menghadap menuju beratnya ibada karena sesungguhnya surga itu dikelilingi dengan perkara-perkara yang di benci sebagaimana dalam hadits.
izin mengcopy
silahkan. semoga bermanfaat