Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 34-37
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 34-37
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 34
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ وَالثَّلَاثُونَ (عَنْ بَعْضِ الْحُكَمَاءِ: مَنِ اشْتَغَلَ بِالشَّهَوَاتِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ النِّسَاءِ) أَيْ مِنْ تَنَاوُلِ النِّسَاءِ (وَمَنِ اشْتَغَلَ بِجَمْعِ الْمَالِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْحَرَامِ) أَيْ مِنَ الْوُقُوعِ فِي الْحَرَامِ (وَمَنِ اشْتَغَلَ بِمَنَافِعِ الْمُسْلِمِينَ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنْ الْمُدَارَاةِ) أَيْ مِنْ مُلَاطَفَتِهِمْ بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ (وَمَنِ اشْتَغَلَ بِالْعِبَادَةِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْعِلْمِ) إِذْ لَا تَصِحُّ الْعِبَادَةُ إِلَّا بِالْعِلْمِ بِكَيْفِيَّتِهَا.
Maqolah yang ke tiga puluh empat (Dari sebagian orang-orang yang bijaksana: Barang siapa yang sibuk dengan syahwat maka tidak boleh tidak baginya dar wanita) Maksudnya dari bergaul dengan wanita (Dan barang siapa yang sibuk dengan mengumpulkan harta maka tidak boleh tidak baginya dari perkara haram) Maksudnya dari terjerumus pada perkara haram (Dan barang siapa sibuk dengan memberikan manfaat kepada orang-orang islam maka tidak boleh tidak baginya dari beramah tamah) Maksudnya bersikap lemah lembut kepada orang-orang islam dengan ucapan dan perbuatan (Dan barang siapa yang sibuk dengan ibadah maka tidak boleh tidak baginya dari ilmu) Karena tidaklah sah ibadah kecuali dengan ilmu tentang tatacara-tatacara ibadah.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 35
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ وَالثَّلَاثُونَ (عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ) وَ كَرَّمَ وَجْهَهُ (إِنَّ أَصْعَبَ الْأَعْمَالِ أَرْبَعُ خِصَالٍ: الْعَفْوُ عِنْدَ الْغَضَبِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ كَفَّ اللَّهُ عَنْهُ عَذَابَهُ].
Maqolah yang ke tiga puluh lima (Dari Ali Radhiallahu Anhu) Wakarrama Wajhahu (Sesungguhnya paling susahnya amal itu ada empat perkara: Memaafkan ketika marah) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ telah bersabda : [Barang siapa yang menahan amarahnya maka pasti Allah akan menahan darinya pada adab Allah].
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ وَبَسَطَ رِضَاهُ وَبَذَلَ مَعْرُوفَهُ وَوَصَلَ رَحِمَهُ وَأَدَّى أَمَانَتَهُ أَدْخَلَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي نُورِهِ الْأَعْظَمِ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ.
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang menahan amarahnya dan meluaskan ridhonya dan mengerahkan kebaikannya dan menyambungkan kasih sayangnya dan menunaikan amanahnya maka pasti akan memasukkan kepadanya oleh Allah Azza Wajalla pada hari kiamat ke dalam cahaya Allah yang maha agung] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami.
(وَالْجُودُ) أَيْ بَذْلُ الْمَالِ (فِي الْعُسْرَةِ) أَيْ فِي وَقْتِ الْفَقْرِ وَصُعُوبَةِ الْمَالِ (وَالْعِفَّةُ) أَيْ مَنْعُ الْحَرَامِ (فِي الْخَلْوَةِ) أَيْ فِي وَقْتِ الِانْفِرَادِ عَنْ النَّاسِ، فَالْعَفِيفُ مَنْ يُبَاشِرُ الْأُمُورَ عَلَى وَفْقِ الشَّرْعِ وَالْمُرُوءَةِ (وَقَوْلُ الْحَقِّ لِمَنْ يَخَافُهُ) كَسُلْطَانٍ جَائِرٍ (أَوْ يَرْجُوهُ) أَيْ يَرْجُو عَفْوَهُ أَوْ إِعْطَاءَهُ.
(Dan kedermawanan) Maksudnya mengorbankan harta (Dalam keadaan susah) Maksudnya di waktu fakir dan di waktu kesulitan harta (Dan menjaga kehormatan) Maksudnya menghindari perkara haram (Di saat sendiri) Maksudnya di waktu sendirian jauh dari orang lain. Orang yang menjaga kehormatannya adalah orang yang melakukan perkara perkara sesuai dengan syariat dan kehormatan (Dan berkata benar kepada orang yang ia takut kepadanya) Seperti sultan yang dzolim (Atau kepada orang yang ia berharap kepadanya) Maksudnya ia mengharapkan maafnya atau pemberiannya.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 36
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةُ وَالثَّلَاثُونَ (فِي الزَّبُورِ: أَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: إنَّ الْعَاقِلَ الْحَكِيمَ) أَيْ كَامِلَ الْعِلْمِ (لَا يَخْلُو مِنْ أَرْبَعِ سَاعَاتٍ) يَقْسِمُهَا عَلَى هَذِهِ الْأَعْمَالِ (سَاعَةً يُنَاجِي فِيهَا رَبَّهُ) بِذِكْرِهِ وَتِلَاوَةِ كَلَامِهِ وَشِكَايَةِ الْحَالِ عِنْدَهُ وَنَحْوِ ذَلِكَ (وَسَاعَةٌ يُحَاسِبُ فِيهَا نَفْسَهُ) بِأَنْ يَكْتُبَ أَعْمَالَهُ وَحَرَكَاتِهِ لَيْلًا وَنَهَارًا فِي الْكَاغِدِ ثُمَّ يَنْظُرَهُ فِي آخِرِ النَّهَارِ وَفِي آخِرِ اللَّيْلِ فَيَشْكُرُ أَوْ يَسْتَغْفِرُ (وَسَاعَةً يَمْشِي فِيهَا إلَى إخْوَانِهِ الَّذِينَ يُخْبِرُونَهُ بِعُيُوبِهِ) لِيَرْجِعَ مِنْهَا (وَسَاعَةٌ فِيهَا يُخَلِّى) أَيْ يَتْرُكُ (بَيْنَ نَفْسِهِ وَبَيْنَ لَذَّاتِهَا الْحَلَالَ).
Maqolah yang ke tiga puluh enam (Dalam kitab Zabur: Telah mewahyukan Allah Ta'ala kepada Daud alaihissalam: Sesungguhnya orang berakal yang bijaksana) Maksudnya yang sempurna dalam ilmu (Tidak akan kosong dari empat waktu) ia membaginya atas perbuatan-perbuatan ini (Satu waktu ia bermunajat pada saat itu kepada Tuhannya) Dengan berzikir kepadanya dan membaca firman-Nya dan mengadukan keadaannya kepada-Nya dan yang semisal dari hal itu (Dan satu waktu ia mengevaluasi pada saat itu kepada dirinya) Dengan menulis amal-amalnya dan gerak-geriknya malam dan siang di kertas kemudian ia melihatnya di sore hari dan di akhir malam lalu ia bersyukur atau memohon ampun (Dan satu waktu ia berjalan pada waktu itu kepada saudara-saudaranya yang akan memberitahukan kepadanya kekurangan-kekurangannya) Agar ia bisa meninggalkan dari aib-aib itu (Dan satu waktu pada saati itu ia menyendiri) Maksudnya ia meninggalkan (Antara dirinya dan antara kenikmatan kenikmatan dunia yang halal).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 4 Maqolah 37
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ وَالثَّلَاثُونَ (قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: جَمِيعُ الْعِبَادَاتِ مِنَ الْعُبُودِيَّةِ) أَيْ مِنْ أَرْكَانِ الْإِسْلَامِ (أَرْبَعَةٌ) مِنَ الْخِصَالِ (الْوَفَاءُ بِالْعُهُودِ) وَهُوَ أَدَاءُ فَرَائِضِ اللَّهِ تَعَالَى (وَالْمُحَافَظَةُ عَلَى الْحُدُودِ) وَهُوَ اجْتِنَابُ مُحَرَّمَاتِ اللَّهِ تَعَالَی (وَالصَّبْرُ عَلَى الْمَفْقُودِ) مِنْ مَحْبُوبَاتِهِ (وَالرِّضَا بِالْمَوْجُودِ) مِنَ الْمَطَاعِمِ وَالْمَلَابِسِ وَالْمَسَاكِنِ.
Maqolah yang ke tiga puluh tujuh (Telah berkata: Sebagian orang-orang yang bijaksana: Semua ibadah dari jenis penghambaaan) Maksudnya dari rukun islam (Itu ada empat) Dari perkara (Memenuhi janji) Yaitu kefardhuan-kefardhuan dari Allah Ta'ala (Dan menjaga pada batasan) Yaitu menjauhi perkara yang telah diharamkan oleh Allah Ta'ala (Dan bersabar atas yang hilang) Dari perkara-perkara yang dicintainya (Dan ridha dengan yang ada) Dari makanan dan pakaian dan tempat tinggal.