Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 11-15
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 11-15
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 11
(وَ) الْمَقَالَةُ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ (عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ:) أَيْ اِفْعَلْ خَمْسَةَ أَشْيَاءَ قَبْلَ حُصُولِ خَمْسِ حَالَاتٍ (شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ) بِفَتْحَتَيْنِ: أَيْ اِفْعَلِ الطَّاعَةَ حَالَ قُدْرَتِكَ قَبْلَ هُجُومِ الْكِبَرِ عَلَيْكَ.
Maqolah yang ke sebelas (Dari Nabi ﷺ: Manfaatkanlah olehmu lima perkara sebelum lima perkara:) Maksudnya kerjakanlah olehmu lima perkara sebelum sampai lima keadaan (Masa mudamu sebelum masa tuamu) Lafadz هَرَمِكَ dengan membaca fathah keduanya: Maksudnya kerjakanlah olehmu keta'atan dalam keadaan kamu mampu sebelum masa tua menyergap kepadamu
(وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ) أَيْ اِفْعَلِ الْعَمَلَ الصَّالِحَ حَالَ صِحَّتِكَ قَبْلَ حُصُولِ مَانِعٍ كَمَرَضٍ، وَيَجُوزُ قِرَاءَةُ سَقَمِكَ بِالْوَجْهَيْنِ بِفَتْحَتَيْنِ أَوْ بِضَمٍّ فَسُكُونٍ لِأَنَّ الرِّوَايَةَ لَمْ تُعْلَمْ وَالِاحْتِيَاطُ أَنْ يَقْرَأَ بِهِمَا عَلَى الْبَدَلِ لِيُصَادِفَ الرِّوَايَةَ.
(Dan sehatmu sebelum sakitmu) Maksudnya kerjakanlah amal sholih dalam keadaan sehatmu sebelum sampainya perkara yang menghalangi keta'atan seperti sakit. Dan boleh membaca lafadz سَقَمِكَ dengan dua cara dengan difathahkan keduanya سَقَمِكَ atau dengan cara mendhommahkan kemudian mensukunkan سُقْمِكَ karena sesungguhnya riwayat itu tidak diketahui dan lebih berhati-hati adalah dengan membaca pada keduanya dengan bergantian supaya bisa bertemu dengan riwayat.
(وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ) أَيْ اِفْعَلِ التَّصَدُّقَ بِمَا فَضَلَ عَنْ حَاجَةِ مَنْ تَلْزَمُكَ نَفَقَتُهُ قَبْلَ عُرُوضٍ جَائِحَةٍ تُتْلِفُ مَالَكَ فَتَصِيرُ فَقِيرًا فِي الدَّارَيْنِ.
(Dan kayamu sebelum fakirmu) Maksudnya kerjakanlah olehmu sedekah dengan perkara yang dapat memenuhi kebutuhan orang yang wajib atasmu menafkahinya sebelum baru terjadi musibah yang bisa menghancurkan hartamu sehingga engkau menjadi fakir di dunia dan di akhirat.
(وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ) أَيْ اِغْتَنِمْ مَا تَلْقَى نَفْعَهُ بَعْدَ مَوْتِكَ فَإِنَّ مَنْ مَاتَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ.
(Dan hidupmu sebelum matimu) Maksudnya manfaatkanlah olehmu perkara yang engkau akan menerima manfaatnya sesudah matimu karena sesungguhnya orang yang telah mati terputus amalnya.
(وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ) بِفَتْحِ الشِّينِ: أَيْ اغْتَنِمْ فَرَاغَك فِي هَذِهِ الدَّارِ قَبْلَ شُغْلِكَ بِأَهْوَالِ الْقِيَامَةِ الَّتِي أَوَّلُ مَنَازِلِهَا الْقَبْرُ، كَذَا نَقَلَهُ الْعَزِيزِيُّ عَنْ الْمُنَاوِيِّ.
(Dan waktu luangmu sebelum waktu sibukmu) Lafadz شَغْلِكَ dengan menfathahkan ش: Maksudnya manfaatkanlah olehmu waktu luangmu di dunia ini sebelum waktu sibukmu dengan menghadapi kengerian-kengerian kiamat yang awal tempatnya adalah alam qubur. Demikian telah menukil padanya Imam Azizi dari Imam Manawi.
فَهَذِهِ الْخَمْسَةُ لَا يُعْرَفُ قَدْرُهَا إلَّا بَعْدَ زَوَالِهَا. رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ الْحَاكِمُ وَالْبَيْهَقِيُّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ، رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَبُو نُعَيْمٍ وَالْبَيْهَقِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ.
Lima perkara ini tidak diketahui nilainya kecuali sesudah hilangnya. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim dan Imam Baihaqi dari Ibnu Abbas dengan sanad yang Hasan, Telah meriwwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Abu Nu'aim dan Imam Baihaqi dari Amr bin Maimun.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 12
(وَ) المَقالَةُ الثانِيَةَ عَشْرَةَ (عَنْ يَحْيَى بْنِ مُعاذٍ الرازِيِّ رَحِمَهُ اللّٰهُ: مَنْ كَثُرَ شِبَعُهُ كَثُرَ لَحْمُهُ)
Maqolah yang ke dua belas (Dari Yahya bin Mu'adz Ar-Razi Rahimahullah: Barang siapa yang sering kenyang maka pasti menjadi banyak dagingnya)
بِخِلافِ مَنْ كَثُرَ أَكْلُهُ بِسَبَبِ حِدَّةِ الذِكْرِ فَلا يَضُرُّ لِأَنَّ بَعْضَ الأَوْلِياءِ طَرِيقَتُهُم كَثْرَةُ الأَكْلِ لِسُرْعَةِ اِنْهِضامِ الطَعامِ بِحَرارَةِ أَثَرِ الذِكْرِ فَإِنَّهُ كَالنارِ بِخِلافِ الصَلاةُ عَلَى النَبِيِّ ﷺ فَإِنَّ أَثَرَها بارِدٌ
Berbeda dengan orang yang makan banyak karena sebab tajamnya dzikir maka tidak mengapa karena sesungguhnya sebagian dari para wali toriqoh mereka adalah makan banyak karena cepatnya pencernaan makanan sebab panasnya efek dzikir karena sesungguhnya dzikir itu seperti api berbeda dengan membaca sholawat kepada nabi ﷺ karena sesungguhnya efek membaca sholawat itu dingin.
(وَمَنْ كَثُرَ لَحْمُهُ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ) فَالَّذِي يُطْفِئُ الشَهْوَةَ هُوَ الجُوعُ
(Dan orang yang banyak dagingnya maka pasti menjadi banyak syahwatnya) Karena yang dapat memadamkan syahwat yaitu lapar
(وَمَنْ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ) وَهِيَ الَّتِي تَحْجُبُهُ عَنِ اللّٰهِ تَعالَى
(Dan orang yang banyak syahwatnya maka pasti akan banyak dosa-dosanya) banyaknya dosa adalah perkara yang dapat menghalanginya dari Allah
(وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوبُهُ قَسَا قَلْبُهُ) فَلَمْ يَقْبَلِ المَواعِظَ
(Dan barang siapa yang banyak dosa-dosanya maka pasti menjadi keras hatinya) Sehingga tidak mau menerima nasihat-nasihat
(وَمَنْ قَسَا قَلْبُهُ غَرِقَ) بِكَسْرِ الرَّاءِ (فِي آفَاتِ الدُنْيَا وَزِيْنَتِهَا).
(Dan barangsiapa yang keras hatinya maka pasti akan tenggelam) Lafadz غَرِقَ dengan mengkasrohkan ر (Dalam kesengsaraan dunia dan perhiasannya).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 13
(وَ) المَقالَةُ الثالِثَةَ عَشْرَةَ (عَنْ سُفْيان الثَوْرِيِّ) رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعالَى (أَنَّهُ قالَ: اِخْتارَ الفُقَراءُ) أَيْ الَّذِيْنَ رَضُوْا بِالفَقْرِ (خَمْسًا) مِنَ الصِّفَاتِ الْمَحْمُوْدَةِ
Maqolah yang ke dua belas (Dari Sufyan Ats-Tsauri) Rahimahullahu Ta'ala (Sesungguhnya ia berkata: Orang-orang fakir telah memilih) Maksudnya orang-orang yang ridho dengan kefakiran (Lima) Dari sifat-sifat yang terpuji
(وَاخْتارَ الأَغْنِياءُ) أَيْ الَّذِينَ أَحَبُّوا الأَمْوالَ (خَمْسًا) مِنَ الصِّفَاتِ المَذْمُومَةِ
(Dan orang-orang kaya telah memilih) Maksudnya orang-orang yang mencintai harta (Lima) Dari sifat-sifat yang tercela
(اِخْتارَ الفُقَرَاءُ راحَةَ النَفْسِ) وَهُوَ اِسْمٌ لِجُمْلَةِ الإِنْسانِ
(Orang-orang fakir telah memilih ketenangan diri) Lafadz النَفْسِ adalah nama untuk keseluruhan manusia
(وَفَرَاغَةَ الْقَلْبِ) أَيْ مِنَ الثِقَلِ. كانَ رَسُولُ اللّٰهُ ﷺ يَقُولُ:[اَللٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَيْشَ الرَّافِعَ وَالبَالَ الْفَارِغَ]،
(Dan longgarnya hati) Maksudnya dari beban berat. Rasulullah ﷺ berdoa: [Ya Allah aku meminta kepadamu mata pencaharian yang dapat mengangkat derajat dan hati yang longgar]
(وَعُبُوْدِيَّةَ الرَبِّ، وَخِفَّةَ الْحِسَابِ) يَوْمَ الْمَحْشَرِ (وَالدَّرَجَةَ الْعُلْيَا) فِي الْجَنَّةِ
(Dan beribadah kepada Rabb, dan ringannya hisab) Pada hari mahsyar (Dan derajat yang tinggi) Di surga
(وَاخْتارَ الأَغْنِياءُ تَعَبَ النَفْسِ) لِأَنَّهُ كُلَّ وَقْتٍ فِي خِدْمَةِ الْأَمْوَالِ (وَشُغْلَ الْقَلْبِ) فِي تَفْكِيْرِ الْأَمْوَالِ (وَعُبُوْدِيَّةَ الدُّنْيَا) فَمَنْ أَحَبَّ شَيْئًا فَهُوَ عَبْدُهُ
(Orang-orang kaya telah memilih lelahnya diri) Karena sesungguhnya ia di setiap waktu itu mengabdi pada harta-harta (Dan sibuknya hati) Dalam memikirkan harta-harta (Dan menghamba pada dunia) Barang siapa yangg mencintai sesutu maka ia adalah hambanya
(وَشِدَّةُ الْحِسَابِ) بِسَبَبِ الْأَمْوَالِ، وَمَنْ نُوْقِشَ فِي الْحِسَابِ عُذِّبَ، وَمَنْ أَحَبَّ شَيْئًا عُذِّبَ بِهِ (وَالدَّرَجَةَ السُّفْلَى) وَهِيَ الدُّنْيَا لِأَنَّهَا بِالنِّسْبَةِ لِدَرَجَةِ الْآخِرَةِ لَا شَيْءَ.
(Dan beratnya hisab) Karena sebab harta-harta, Barang siapa yang dibantah di dalam hisab maka pasti akan diadzab, dan barang siapa senang dengan sesuatu maka pasti ia akan diadzab dengan sesutu itu (Dan derajat yang rendah) Derajat yang rendah adalah dunia karena sesungguhnya dunia dengan membandingkan pada derajat akhirat itu tidak ada apa apanya
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 14
(وَ) الْمَقالَةُ الرَّابِعَةَ عَشْرَةَ (عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ الْأَنْطاكِيِّ رَحِمَهُ اللّٰهُ)
Maqolah yang ke empat belas (Dari Abdullah Al-Anthoki Rahimahullah)
قالَ: (خَمْسٌ هُنَّ مِنْ دَواءِ الْقَلْبِ) عِنْدَ قَسْوَتِهِ وَهٰذِهِ الْخَمْسَةُ مَأْخُوْذَةٌ مِنْ كَلَامِ السَّيِّدِ الْجَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ الْخَوَّاصِ كَمَا ذَكَرَهُ النَّوَوِيُّ فِي التِّبْيَانِ،
Ia berkata: (Lima perkara ini adalah sebagaian dari obat-obat hati) Ketika kerasnya hati dan lima perkara ini diambil dari kalam tuan yang mulia Ibrahim Al-Khowwas sebagaimana Imam Nawawi telah menyebutkannya dalam kitab At-Tibyan
وَزَادَ بَعْضُهُمْ عَلَى هٰذِهِ الْخَمْسَةِ أَشْيَاءَ كَثِيْرَةً لٰكِنَّ بَعْضُهَا يَدْخُلُ فِيْهَا
Dan sebagian Ulama telah menambahkan pada lima perkara ini lebih banyak akan tetapi sebagian darinya masuk dalam lima perkara ini
(مُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ) أَيْ أَهْلِ الْخَيْرِ: أَيْ حُضُوْرُ مَجَالِسِ الْوَعْظِ وَأَخْبَارِ الصَّالِحِيْنَ، وَيَدْخُلُ فِي ذٰلِكَ الصَمْتُ وَالْعُزْلَةُ عَنِ الْخَائِضِيْنَ فِى الْبَاطِلِ
(Duduk bersama orang-orang sholeh) Maksudnya ahli kebaikan: Maksudnya menghadiri majelis-majelis pengajian dan perkataan orang-orang sholeh, dan termasuk dalam hal itu diam dan mengasingkan diri dari orang yang masuk ke dalam kebatilan
(وَقِراءَةُ القُرْآنِ) بِالتَّدَبُّرِ فِي الْمَعْنَى
(Dan membaca Al-Qur'an) Dengan merenung pada ma'nanya
(وَإِخْلَاءُ الْبَاطِنِ) بِتَعَاطِى الْقَلِيْلِ مِنَ الْحَلَالِ فَإِنَّ أَكْلَ الْحَلالِ رَأْسُ الْكُلِّ لِأَنَّهُ يُنَوِّرُ الْقَلْبَ فَتَنْجَلِي مِرْآةُ الْبَصِيْرَةِ مِنَ الصَّدَإِ الْمُوْرِثِ لِلْقَسْوَةِ.
(Dan mengosongkan perut) Dengan memakan sedikit dari yang halal karena sesungguhnya halal adalah pangkal dari segalanya karena sesungguhnya halal itu akan menerangi hati sehingga mengkilat cermin mata hati dari karat yang mengakibatkan kerasnya hati.
وَفِى الْحَدِيْثِ الْمَرْفُوْعِ: [ثَلَاثُ خِصَالٍ تُوْرِثُ الْقَسْوَةَ فِي الْقَلْبِ: حُبُّ الطَّعَامِ وَحُبُّ النَّوْمِ وَحُبُّ الرَّاحَةِ].
Dan di dalam hadits yang marfu: [Tiga perkara yang dapat mengakibatkan keras dalam hati: Suka makan dan suka tidur dan suka bersantai]
(وَقِيَامُ اللَّيْلِ) أَيْ صَلَاةُ النَّافِلَةِ بَعْدَ الْإِسْتِيْقَاظِ مِنَ النَّوْمِ
(Dan sholat malam) Maksudnya sholat sunnah sesudah bangun dari tidur
(وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ الصَّبَاحِ) أَيْ عِنْدَ قُرْبِهِ، أَيْ تَضَرُّعُ الْبَاكِى فِي أَوَاخِرِ اللَّيْلِ لِأَنَّهُ وَقْتُ التَّجَلِّيَاتِ وَنُزُوْلِ الرَّحْمَاتِ.
(Dan bermunajat di pagi hari) Maksudnya ketika dekatnya waktu pagi, maksudnya bermunajatnya orang yang menangis di akhir malam karena sesungguhnya akhir malam adalah waktu munculnya hidayah dari Allah dan waktu turunnya rahmat-rahmat
وَزَادَ بَعْضُهُمْ: كَثْرَةُ الْاِسْتِغْفَارِ وَذِكْرُ الْمَوْتِ وَزِيَارَةُ الْقُبُوْرِ مُعْتَبِرًا بِحَالِ سُكَّانِهَا وَمُشَاهَدَةُ مَنْ فِى النَّزَعِ.
Dan sebagian ulama menambahkan: Banyak beristigfar dan mengingat mati dan berziarah qubur dengan mengambil pelajaran atas keadaan para penghuni qubur dan menyaksikan orang yang dalam keadaan sekarat
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 5 Maqolah 15
(وَ) الْمَقالَةُ الْخامِسَةَ عَشْرَةَ (عَنْ جُمْهُوْرِ الْعُلَمَاءِ: أَنَّ الفِكْرَةَ عَلَى خَمْسَةِ أَوْجُهٍ)
Maqolah yang ke lima belas (Dari jumhur ulama: Sesungguhnya tafakkur itu pada lima segi)
قالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللّٰهُ وَجْهَهُ: لَا عِبَادَةَ كَالتَّفَكُّرِ. وَقَالَ بَعْضُ العَارِفِيْنَ: اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ الْقَلْبِ فَإِذَا ذَهَبَتْ فَلَا إِضَاءَةَ لَهُ،
Ali Karromallahu Wajhahu berkata: Tidak ada ibadah sunnah seperti fadilahnya tafakkur. Dan sebagian dari para ahli ma'rifat berkata: Tafakkur adalah lentera hati ketika hilang tafakkur itu maka tidak ada cahaya bagi hati
وَفِي الْخَبَرِ: [تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّيْنَ سَنَةً].
Dan dalam sebuah hadits [Tafakkur satu jam itu lebih bagus daripada ibadah sunnah enam puluh tahun].
قَالَ الشَّيْخُ الْحِفْنِيُّ: أَيْ اَلتَّفَكُّرُ فِى مَصْنُوْعَاتِ اللّٰهِ وَفِي سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَأَهْوَالِ الْقِيامَةِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ الْعِبَادَةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذٰلِكَ الْفِكْرِ مِنَ الْخَيْرِ. اهـ.
Syaikh Al-Hifni berkata: Maksudnya bertafakkur tentang ciptaan-ciptaan Allah dan tentang sakaratul maut dan tentang adzab kubur dan tentang kengerian hari kiamat itu lebih baik dari kebanyakan ibadah sunnah karena keutamaan yang berdampak atas tafakkur itu dari kebaikan.
وَقَالَ خَلِيْلُ الرَّشِيْدِيُّ: وَلَا يَحْصُلُ التَّفَكُّرُ إِلَّا بِمُدَاوَمَةِ ذِكْرِ اللِّسَانِ مَعَ حُضُوْرِ الْقَلْبِ حَتَّى يَتَمَكَّنَ الذِّكْرُ فِي قَلْبِهِ
Kholil Ar-Rasyid berkata: Tidak akan hasil tafakkur kecuali dengan mendawamkan dzikrul lisan serta hadirnya hati sehingga tertanam dzikir di dalam hatinya.
وَحُصُوْلُ هٰذَا الْقَدْرِ مُتَوَقِّفٌ عَلَى مَعْرِفَتِهِ إِذْ مَتَى لَمْ يَعْرِفْهُ كَيْفَ يَتَمَكَّنُ ذِكْرُهُ بِقَلْبِهِ وَلِسَانِهِ،
Dan pencapaian tingkat ini tergantung pada kema'rifatannya, karena selama seseorang tidak ma'rifat kepada Allah, bagaimana ia dapat mengingatnya dengan hatinya dan lisannya
وَالْمَعْرِفَةُ كَمَا قَالَ إِبْرَاهِيْمُ الرَّقِيُّ: هُوَ إِثْبَاتُ الْحَقِّ عَلَى مَا هُوَ عَلَيْهِ خَارِجًا عَنْ كُلِّ مَوْهُوْمٍ. اهـ.
Dan ma'rifat adalah sebagaimana Ibrahim Ar-Raqi telah berkata: Yaitu menetapkan kebenaran atas perkara apa adanya serta keluar dari setiap bayangan hati.
وَمَجَارِى الْفِكْرِ كَثِيرَةٌ، فَمِنْهَا وَهُوَ - أَشْرَفُهَا - (فِكْرَةٌ فِي آيَاتِ اللّٰهِ) أَيْ اَلتَكْوِيْنِيَّةِ، أَيْ فِي عَجَائِبِ مَصْنُوْعَاتِ اللّٰهِ الْبَاهِرَةِ وَآثَارِ قُدْرَتِهِ الْبَاطِنَةِ وَالظَّاهِرَةِ مِمَّا اِنْتَشَرَ فِي مَلَكُوْتِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ.
Dan objek-objek tafakkur itu banyak, sebagian di antaranya yaitu paling mulianya objek tafakkur (Bertafakkur tentang tanda-tanda kebesaran Allah) Maksudnya ayat ayat takwin, maksudnya bertafakkur tentang keajaiban ciptaan-ciptaan Allah yang luar biasa dan bertafakkur tentang pengaruh kekuasaan Allah yang tersembunyi maupun yang terlihat dari sebagian perkara yang tersebar luas pada kerajaan-kerajaan langit dan bumi.
وَمِنْ عَجَائِبِ الْمَصْنُوْعَاتِ نَفْسُكَ. قالَ اللّٰهُ تَعالَى: [قُلِ انْظُرُوْا مَاذَا فِى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ] [يونس: الاية ۱۰۱] وَقالَ تَعالَى: [وَفِى الْأَرْضِ آيَاتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَ وَفِى أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُوْنَ]. [الذاريات: الايتان ۲۰-۲۱ ]
Dan dari sebagian keajaiban keajaiban ciptaan Allah adalah dirimu. Allah Ta'ala berfirman: [Katakanlah Lihatlah oleh kalian apa apa yang ada di langit dan bumi] [Q.S Yunus: Ayat 101] Dan Allah Taala berfirman: [Dan di dalam bumi ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin dan pada diri kalian apakah kalian tidak memperhatikan]. [Q.S Adz-Dzariyat: Ayat 20-21]
(يَتَوَلَّدُ مِنْها) أَى يَنْشَأُ مِنْ هٰذِهِ الْفِكْرَةِ (اَلتَّوْحِيْدُ وَالْيَقِيْنُ) أَى وَهٰذَا التَّفَكُّرُ يَزِيْدُ فِى مَعْرِفَتِكَ بِذَاتِ اللّٰهِ وَصِفَاتِهِ وَأَسْمَائِهِ. قالَ اللّٰهُ تَعَالَى [سَنُرِيْهِمْ آيَاتِنَا فِى الْأَفَاقِ وَفِى أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ]. [فصّلت: الاية ۵۳]
(Akan terlahir dari memikirkan tanda kekuasaan Allah) Maksudnya akan muncul dari tafakkur ini (Tauhid dan yakin) Maksudnya Tafakur ini bisa menambah ke dalam kema'rifatanmu dengan dzat Allah dan sifat-sifat Allah dan nama-nama Allah. Allah Ta'ala berfirman: [Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, sehingga menjadi jelas bagi mereka bahwa Allahlah tuhan yang sebenarnya]. [Q.S Fussilat: Ayat 53]
وَمِنْ ثَمَرَاتِ الْيَقِيْنِ السُّكُوْنُ إِلَى وَعْدِ اللّٰهِ وَالثِّقَةُ بِضَمَانِ اللّٰهِ وَالْاِقْبَالُ بِكُنْهِ الْهِمَّةِ عَلَى اللّٰهِ وَتَرْكُ مَا يُشْغِلُ عَنِ اللّٰهِ وَالرُّجُوْعُ فِى كُلِّ حَالٍ إِلَى اللّٰهِ وَاسْتِفْرَاغُ الطَّاقَةِ فِى اِبْتِغَاءِ مَرْضَاتِ اللّٰهِ.
Dan sebagian dari buah-buah keyakinan adalah tenang pada janji Allah dan berpegang teguh pada jaminan dari Allah dan menghadap dengan totalitas fikiran kepada Allah dan meninggalkan perkara yang menyibukkan jauh dari Allah dan kembali dalam setiap keadaan kepada Allah dan mengerahkan seluruh kemampun dalam mencari keridhoan-keridhoan dari Allah.
(وَ) مِنْهَا (فِكْرَةٌ فِى آلَاءِ اللّٰهِ) أَى فِى نِعَمِهِ الَّتِى أَسْبَغَهَا عَلَيْنَا وَعَطَايَاهُ الَّتِى أَوْصَلَهَا إِلَيْنَا. قالَ اللّٰهُ تَعالَى [فَاذْكُرُوْا آلَاءَ اللّٰهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ]. [الأعراف: الأية ٦٩] وَقالَ تَعالَى [وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا]. [ابراهيم: الأية ٣٤] وَقالَ تَعالَى [وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ]. [النحل: الأية ٥٣]
(Dan) sebagian dari objek-objek tafkkur (Adalah bertafakkur tentang kenikmatan-kenikmatan dari Allah) Maksudnya bertafakkur tentang kenikmatan-kenikmatan dari Allah yang telah Allah sempurnakan kenikmatan itu kepada kita dan bertafakkur tentang pemberian-pemberian dari Allah yang telah Allah sampaikan pemberian itu kepada kita. Allah Ta'ala berfirman: [Maka ingatlah oleh kalian atas kenikmtan-kenikmatan dari Allah agar kalian beruntung]. [Q.S Al-A'raf: Ayat 69] Dan Allah Ta'ala berfirman: [Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya]. [Q.S Ibrahim ayat 34] Dan Allah Ta'ala berfirman: [Dan apa saja yang ada pada kalian dari suatu kenikmatan maka itu dari Allah]. [Q.S An-Nahl: Ayat 53]
(يَتَوَلَّدُ مِنْهَا) اَيْ مِنْ هٰذِهِ الْفِكْرَةِ (اَلْمَحَبَّةُ وَالشُّكْرُ) اَيْ وَثَمْرَةُ هٰذَا التَّفَكُّرِ اِمْتِلَاءُ الْقَلْبِ بِمَحَبَّةِ اللّٰهِ وَالْإِشْتِغَالُ بِشُكْرِهِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا كَمَا يُحِبُّهُ وَيَرْضَاهُ.
(Akan lahir darinnya) Maksudnya dari tafakkur ini (Rasa cinta dan syukur) Maksudnya buah dari tafakkur ini adalah penuhnya hati dengan rasa cinta kepada Allah dan dengan mensyukuri kenikmatan dari Allah secara batin dan dzohir sebagaimana Allah cinta kepadanya dan Allah ridho kepadanya.
(وَ) مِنْهَا (فِكْرَةٌ فِى وَعْدِ اللّٰهِ تَعَالَى) لِلْأَعْمَالِ الَّتِيْ وَصَفَ اللّٰهُ بِهَا أَوْلِيَاءَهُ وَفِيْمَا أَعَدَّ لَهُمْ مِنَ الْخَيْرِ الْعَاجِلِ وَالْآجل.
(Dan) Sebagian dari objek-objek tafakkur (Adalah bertafakkur tentang janji-janji Allah Ta'ala) Pada amal-amal yang telah Allah sifati dengan amal itu pada para kekasih Allah. dan bertafakkur tentang perkara yang telah Allah persiapkan untuk mereka dari kebaikan dunia dan akhirat.
قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: [أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لَا يَسْتَوُوْنَ]. [السجده: الاية ١٨]. وَقَالَ تَعَالَى: [فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى ٥ وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ٦ فَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى ٧]. [الليل: الآيات ٥-٧]. وَقَالَ تَعَالَى: [وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ]. [النور: الآية ٥٥]. وَقَالَ تَعَالَى: [إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيْمٍ ١٣]. [الانفطار: الآية ١٣].
Allah Ta'ala berfirman: [Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama] [Q.S As-Sajdah: Ayat 18] Dan Allah Ta'ala berfirman: [Adapun orang yang memberikan sedekah dan bertakwa 5 serta membenarkan adanya surga 6 maka kami akan memudahkan ia menuju jalan yang mudah 7]. [Q.S Al-Lail: Ayat 5-7]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan amal sholih, bahwa Allah sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa]. [Q.S An-Nur: Ayat 55]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang sangat besar]. [Q.S Al-Infithor: Ayat 13].
(يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الرَّغْبَةُ) فِى الْآخِرَةِ, أَيْ وَثَمْرَةُ هٰذَا التَّفَكُرِ مَحَبَّةُ السُّعَدَاءِ وَحَمْلُ النَّفْسِ عَلَى الْعَمَلِ بِأَعْمَالِهِمْ وَتَخَلُّقِ بِأَخْلَاقِهِمْ.
(Akan lahir dari bertafakkur ini suka) Pada Akhirat, Maksudnya buah dari tafakkur ini adalah cinta kepada orang orang yang bahagia dan mendorong diri supaya beramal dengan amal-amal mereka dan berakhlak dengan akhlak-akhlak mereka.
(وَ) مِنْهَا (فِكْرَةٌ فِى وَعِيْدِ اللّٰهِ تَعَالَى) لِلْأَخْلَاقِ الَّتِيْ وَصَفَ اللّٰهُ بِهَا أَعْدَاءَهُ وَفِيْمَا أَعَدَّ لَهُمْ مِنَ النَّكَالِ وَالْوَبَالِ
(Dan) Dari sebagian objek-objek tafakur (Adalah bertafakkur tentang ancaman dari Allah Ta'ala) karena akhlak-akhlak yang telah Allah sifati dengan akhlak-akhlak itu pada musuh-musuh Allah dan tentang perkara yang telah Allah siapkan untuk musuh-musuh Allah dari siksaan dan bencana.
قَالَ اللّٰه تَعَالَى: [وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِى جَحِيْمٍ ١٤]. [الإنفطار: الآية ١٤]. وَقَالَ تَعَالَى: [فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ ولٰكِنْ كَانُوْا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ]. [العنكبوت: الآية ٤٠].
Allah Ta'ala berfirman: [Sungguh orang-orang yang durhaka benar benar berada dalam neraka jahim ]. [Q.S Al-Infithor: Ayat 14]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Maka masing-masing Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri]. [Q.S Al-Ankabut: Ayat 40].
(يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الْهَيْبَةُ) أَيْ اَلْحَذَرُ مِنَ الْمَعَاصِى وَالْإِجْلَالُ لِلّٰهِ تَعَالَى.
(Akan lahir darinya rasa takut) Maksudnya waspada dari melakukan maksiat dan mengagungkan kepada Allah Ta'ala.
(وَ) مِنْهَا (فِكْرَةٌ فِى تَقْصِيْرِ نَفْسِهِ عَنِ الطَّاعَةِ) أَيْ عَنْ عِبَادَةِ اللّٰهِ تَعَالَى وَفِى إِقْبَالِهِ لِسُخْطِهِ تَعَالَى بِإِتْيَانِهِ مَا نَهَاهُ عَنْهُ (مَعَ إِحْسَانِ اللّٰهِ تَعَالَى إِلَيْهِ).
(Dan) Dari sebagian objek-objek tafakkur (Bertafakkur tentang kekurangan diri sendiri dari keta'atan) Maksudnya dari beribadah kepada Allah Ta'ala dan tentang akan menghadapi dirinya pada kemarahan Allah Ta'ala karena dia melakukan sesuatu yang telah Allah larang padanya dari sesuatu itu (Beserta baiknya Allah Ta'ala kepadanya).
قَالَ اللّٰه تَعَالَى: [وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنَ]. [الذاريات: الآية ٥٦]. وَقَالَ تَعَالَى: [أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ]. [المؤمنون: الآية ١١٥].
Allah Ta'ala berfirman: [Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah]. [Q.S Adz-Dzariyat: Ayat 56]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Maka apakah kalian mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian hanya main-main, dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?]. [Q.S Al-Mu'minun: Ayat 115].
(يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الْحَيَاءُ) أَيْ وَهٰذَا التَّفَكُّرُ يَزِيْدُ فِى خَوْفِكَ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى وَيَحْمِلُكَ عَلَى لَوْمِ نَفْسِكَ وَتَوْبِيْخِهَا وَمُجَانَبَةِ التَّقْصِيْرِ وَمُلَازَمَةِ التَّشْمِيْرِ.
(Akan lahir darinya rasa malu) Maksudnya tafakkur ini akan menambah rasa takutmu kepada Allah dan akan mendorong padamu untuk menyalahkan dirimu dan menegur dirimu dan menghindari kelalaian dan membiasakan bersungguh-sungguh.
وَمِنْهَا: أَنْ تَتَفَكَّرَ فِى إِحَاطَةِ عِلْمِ اللّٰهِ بِكَ وَنَظَرِهِ إِلَيْكَ.
Dan sebagian dari objek-objek tafakkur: Bertafakkur tentang meliputinya ilmu Allah kepadamu dan melihatnya Allah kepadamu.
قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: [وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ]. [ق: الآية ١٦]. وَقَالَ تَعَالَى: [وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ واللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ]. [الحديد: الآية ٤]. وَقَالَ تَعَالَى: [أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ]. [المجادلة: الآية ٧]. الآية.
Allah Ta'ala berfirman: [Dan sungguh benar benar telah Kami ciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat nadi]. [Q.S Qhof: Ayat 16]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Dan Allah bersama kalian dimanapun kalian berada Dan Allah maha mengetahui pada apa saja yang kalian kerjakan]. [Q.S Al-Hadid: Ayat 4]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Apakah kalian tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya]. [Q.S Al-Mujadalah: Ayat 7].
وَهٰذَا التَّفَكُّرُ ثَمْرَتُهُ أَنْ تَسْتَحِيَ مِنَ اللّٰهِ أَنْ يَرَاكَ حَيْثُ نَهَاكَ أَوْ يَفْقِدُكَ حَيْثُ أَمَرَكَ.
Dan Tafakkur ini buahnya adalah kamu menjadi malu kepada Allah apabila Allah melihat kamu di tempat Allah melarang kamu atau Allah kehilangan kamu di tempat Allah telah memerintah kamu.
وَمِنْهَا: أَنْ تَتَفَكَّرَ فِى هٰذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَكَثْرَةِ أَشْغَالِهَا وَسُرْعَةِ زَوَالِهَا وَفِى الْآخِرَةِ وَنَعِيْمِهَا وَدَوَامِهَا.
Dan sebagian dari objek-objek tafakkur: Bertafakkur tentang kehidupan dunia ini dan banyaknya kesibukan dunia dan begitu cepat sirnanya dunia dan bertafakkur tentang akhirat dan kenikmatan-kenikmatan akhirat dan keabadian akhirat.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: [كَذٰلِكَ يُبَبِِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْأَيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَنَفَكَّرُوْنَ ٢١٩ فِى الدُّنْيَا وَالْأٰخِرَةِ] [الْبَقَرَةُ: الْآيَتَانِ ٢١٩، ٢٢٠]، وَقَالَ تَعَالَى: [بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ١٢ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَّأَبْقٰى] [اَلْأَعْلَى: الْآيَتَانِ ١٧،١٦]، وَقَالَ تَعَالَى: [وَمَا هٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُونَ] [الْعَنْكَبُوتَ: الْآيَةَ ٦٤].
Allah Ta'ala berfirman: [Demikianlah Allah menjelaskan kepada kalian ayat-ayat agar kalian berfikir 219 Tentang dunia dan Akhirat]. [Q.S Al-Baqoroh: Ayat 219-220]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Tetapi Kalian memilih kehidupan dunia 16 Sedang kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal]. [Q.S Al-A'la: Ayat 16-17]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.]. [Q.S Al-Ankabut: Ayat 64].
وَهَذَا التَّفَكُّرُ يُثْمِرُ لَكَ الزُّهْدَ فِي الدُّنْيَا وَالرَّغْبَةَ فِي الْآخِرَةِ.
Dan tafakkur ini bisa membuahkan untukmu sifat zuhud di dalam dunia dan senang pada akhirat.
وَمِنْهَا أَنْ تَتَفَكَّرَ فِى نُزُوْلِ الْمَوْتِ وَحُصُوْلِ الْحَسْرَةِ وَالنَّدَامَةِ بَعْدَ الْفَوْتِ.
Dan sebagian dari objek-objek tafakkur: Bertafakkur tentang turunnya kematian dan hasilnya kesedihan dan penyesalan sesudah hilangnya kesempatan.
قَالَ اللّٰه تَعَالَى: [قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ]. [الجمعة: الآية ٨]. وَقَالَ تَعَالَى: [يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذَالِكَ فاُولٰۤئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ]. [المنافقون: الآية ٩]. [وَلَنْ يُئَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا]. [المنافقون: الآية ١١].
Allah Ta'ala berfirman: [Katakanlah (Muhammad) Sesungguhnya kematian yang kalian lari dari padanya, ia pasti menemui kalian, kemudian kalian akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kalian apa yang telah kaliaan kerjakan]. [Al-Jumu'ah: Ayat 8]. Dan Allah Ta'ala berfirman: [Hai orang-orang beriman, janganlah melalaikan kalian harta-harta kalian dan anak-anak kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi]. [Q.S Al-Munafiqun: Ayat 9]. [Dan Allah tidak akan menunda seseorang apabila telah datang ajalnya]. [Q.S Al-Munafiqun: Ayat 11].
وَفَائِدَةُ هٰذَا التَّفَكُّرِ قَصْرُ الْأَمَلِ وَإِصْلَاحُ الْعَمَلِ وَإِعْدَادُ الزَّادِ لِيَوْمِ الْمَعَادِ.
Faidah tafakkur ini adalah mengurangi angan-angan dan memperbaiki amal dan menyiapkan bekal untuk hari akhirat.
ويَنْبَغِيْ أَنْ تَسْتَحْضِرَ عِنْدَ كُلِّ نَوْعٍ مِنَ التَّفَكُّرِ مَا يُنَاسِبُهُ مِنَ الْآيَاتِ وَالْأَخْبَارِ وَالْآثَارِ وَاجْتَنِبِ التَّفَكُّرَ فِى ذَاتِ اللّٰهِ تَعَالَى وصِفَاتِهِ مِنْ حَيْثُ تَطْلُبُ الْمَاهِيَةَ وَتَعْقِلُ الْكَيْفِيَّةَ.
Dan seyogianya kamu menghadirkan setiap masing-masing jenis tafakkur ini dalil-dalil yang cocok dari ayat-ayat dan hadits-hadits dan atsar-atsar. Dan jauhi olehmu bertafakkur tentang dzat Allah Ta'ala dan tentang sifat-sifat Allah dari sisi kamu mencari hakikat dan berfikir bagaimana Allah.
وَقَدْ رُوِيَ مَرْفُوْعًا إِلَى رَسُوْلِ اللّٰه ﷺ: [تَفَكَّرُوْا فِى آيَاتِ اللّٰهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى اللّٰهِ فَإِنَّكُمْ لَمْ تَقْدِرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ]. اه أَيْ لَمْ تَعْرِفُوْهُ حَقَّ مَعْرِفَتِهِ.
Dan benar-benar telah diriwayatkan dengan hadits marfu sampai Rasulullah ﷺ [Bertafakkurlah kalian tentang tanda-tanda kebesaran Allah dan janganlah kalian bertafakkur tentang Allah karena sungguh kalian tidak akan mampu mengukurnya dengan benar-benar mengukurnya]. Maksudnya kalian tidak bisa mengetahuinya dengan benar-benar mengetahui.