Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 12-13
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 12-13
Image by © LILMUSLIMIINTerjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 12
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةَ عَشْرَةَ (عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ) رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى، وَهُوَ مِنْ أَكْبَرِ التَّابِعِيْنَ (أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ فَسَادَ الْقُلُوْبِ عَنْ سِتَّةِ أَشْيَاءَ أَوَّلُهَا: يُذْنِبُوْنَ بِرَجَاءِ التَّوْبَةِ) وَفِى نُسْخَةٍ بِرَجَاءِ الرَّحْمَةِ وَذٰلِكَ تَمَنٍّ
Maqolah yang ke dua belas (Dari Hasan Al-Basri) Rahimahullahu Ta'ala. Dia adalah sebagian dari pembesar tabiin (Sesungguhnya dia berkata: Sesungguhnya kerusakan hati itu sebab enam perkara yang pertama dari enam perkara itu: Adalah manusia sengaja berbuat dosa dengan mengharapkan taubat) Dan dalam suatu naskh dengan mengharapkan rahmat dari Allah dan itu adalah harapan kosong
(وَيَعْلَمُوْنَ الْعِلْمَ وَلَا يَعْمَلُوْنَ) فَلَا فَائِدَةَ فِى الْعِلْمِ إِذَا لَمْ يَعْمَلْ بِهِ وَإِنَّمَا ثَمْرَةُ الْعِلْمِ الْعَمَلُ بِهِ (وَإِذَا عَمِلُوْا لَا يُخْلِصُوْنَ) وَإِذَا لَمْ يُخْلِصِ الْمَرْءُ فِى الْعِبَادَةِ لَمْ يَصْدُقْ فِيْهَا فَالصِّدْقُ أَصْلٌ وَالْإِخْلَاصُ فَرْعٌ،
(Dan mereka mengerti ilmu dan tidak mengamalkannya) Maka tidak ada manfaatnya suatu ilmu jika tidak mengamalkannya sungguh buahnya ilmu itu hanya mengamalkannya (Dan ketika mereka mengamalkan mereka tidak ikhlas) Dan ketika seseorang tidak ikhlas dalam beribadah maka tidak ada kejujuran di dalamnya maka jujur itu adalah pokok dan keikhlasan adalah cabangnya
وَمِنْ دُعَاءِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: يَا دَلِيْلَ الْحَيَارِى دُلَّنِيْ عَلَى طَرِيْقِ الصَّادِقِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ عِبَادِكَ الْمُخْلِصِيْنَ
Dan dari sebgaian doa Imam Ahmad Bin Hambal Radhiallahu Anhu : Wahai dzat yang membimbing orang orang yang kebingungan tunjukkan aku pada jalan orang orang yang jujur dan jadikanlah aku termasuk di antara hamba hambamu yang ikhlas
(وَيَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللّٰهِ وَلَا يَشْكُرُوْنَ) فَالشُّكْرُ إِجْرَاءُ الْأَعْضَاءِ فِى مَرْضَاةِ اللّٰهِ تَعَالَى وَإِجْرَاءُ الْأَمْوَالِ فِيْهَا
(Dan mereka memakan rizki dari Allah dan mereka tidak bersyukur) Syukur adalah menggunakan anggota badan untuk hal-hal yang diridhoi Allah Ta'ala dan menggunakan harta-harta untuk hal-hal yang diridhoi Allah
(وَمَا يَرْضَوْنَ بِقِسْمَةِ اللّٰهِ) فِى حَالَاتِهِ. قَالَ سَيِّدِيْ عَبْدُ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيُّ قَدَّسَ سِرَّهُ: اِرْضَ بِالدُّوْنِ وَالْزَمْهُ جِدًّا فَتُنْقَلُ إِلَى الْأَعْلَى وَالْأَنْفَسِ وَبِهِ تَهْنَأُ وَفِيْهِ تَبْقَى وَتُحْفَظُ بِلَا عَنَاءِ دُنْيَا وَأُخْرَى ثُمَّ تَتَرَقَّى مِنْ ذٰلِكَ إِلَى مَا هُوَ أَقَرُّ عَيْنًا مِنْهُ وَأَهْنَأُ.
(Dan mereka tidak ridho dengan ketentuan dari Allah) Dalam berbagai keadaannya. Telah berkata: Tuanku Abdul Qodir Al-Jailani Qoddasa Sirrohu: Ridholah kamu dengan yang rendah dan peganglah ia dengan sungguh-sungguh sehingga kamu dipindahkan pada maqom yang lebih tinggi dan lebih berharga. Dan sebab ridho itulah kamu akan nyaman dan sebab ridho itu kamu akan kekal dan kamu akan dijaga tanpa bersusah payah di dunia dan akhirat kemudian kamu akan terus naik dari hal itu kepada maqom yang mana maqom itu lebih menyenangkan mata dari pada yang rendah dan lebih nikmat.
(وَيُدْفِنُوْنَ مَوْتَاهُمْ وَلَا يَعْتَبِرُوْنَ) أَيْ لَا يَتَذَكَّرُوْنَ لِلْمَوْتِ. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ القَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ] رَوَاهُ التُّرْمُذِيُّ وَابْنُ مَاجَه وَالْحَاكِمُ.
(Dan mereka mengubur mayit-mayit mereka namu mereka tidak mengambil pelajaran) Maksudnya mereka tidak mengingat pada kematian. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sungguh kuburan itu adalah yang pertama dari tahapan-tahapan akhirat jika seseorang selamat dari alam kubur maka tahapan-tahapan setelah alam kubur lebih mudah dari pada alam kubur dan jika seseorang tidak selamat dari alam kubur maka tahapan-tahapan setelah alam kubur akan lebih sulit dari pada alam kubur].
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ للمَوْتِ فَزْعًا فَإِذَا أَتَى أَحَدَكُمْ وَفَاةُ أَخِيْهِ فَلْيَقُلْ إِنَّا لِلّٰهِ وَإِنَّا إِليْهِ رَاجِعُوْنَ وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ اَللَٰهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ فِى المُحْسِنِيْنَ واجْعَلْ كِتَابَهُ فِى عِلِّيِّيْنَ واخْلُفْ عَقِبَهُ فِى الْآخِرِيْنَ، اللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُ] رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ.
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya kematian itu mengejutkan. Ketika datang kepada salah seorang dari kalian kematian saudaranya maka hendaklah ia berkata: Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan sesungguhnya kita semua kepada Allah akan kembali dan sesungguhnya kita semua hanya kepada Allah pasti akan kembali Ya Allah semoga Engkau mencatatnya di sisimu dalam golongan orang-orang yang baik dan semoga Engkau menjadikan kitabnya dalam Iliyyin dan semoga Engkau mengganti anak keturunannya di antara orang orang yang terakhir Ya Allah semoga Engkau tidak mengharamkan kami pada pahalanya dan semoga engkau tidak menguji kami setelahnya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Thabrani
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ سَمِعَ بِمَوْتِ مُسْلِمٍ فَدَعَا لَهُ بِخَيْرٍ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ أَجْرَ مَنْ عَادَهُ حَيًّا وَشَيَّعَهُ مَيِّنًا] رَوَاهُ الدَّارُ قُطْنِى
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang mendengar tentang kematian seorang muslim kemudia ia berdoa untuknya dengan kebaikan maka pasti Allah akan menulis baginya dengan pahala orang yang menjenguknya ketika masih hidup dan yang mengantarnya ketika sudah mati]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Daruqutni
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 13
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ (قَالَ أَيْضًا: مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا وَاخْتَارَهَا عَلَى الْآخِرَةِ عَاقَبَهُ اللّٰهُ بِسِتِّ عُقُوْبَاتٍ ثَلَاثٌ فِى الدُّنْيَا وَثَلَاثٌ فِى الْآخِرَةِ، أَمَّا الثَّلَاثُ الَّتِيْ هِيَ فِى الدُّنْيَا: فَأَمَلٌ لَيْسَ لَهُ مُنْتَهَى)
Maqolah yang ke tiga belas (Imam Hasan Basri telah berkata juga: Barang siapa yang mengharapkan dunia dan lebih memilihnya diatas akhirat maka Allah akan memberikan sangsi padanya dengan enam sangsi. Tiga sangsi itu di dunia dan tiga sangsi itu di akhirat. Adapun tiga sangsi yang di dunia: Adalah lamunan-lamunan kosong yang tidak ada habisnya)
رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ [مَثَّلَ الْإِنْسَانَ وَالْأَمَلَ وَالْأَجَلَ فَمَثَّلَ الْأَجَلَ إِلَى جَانِبِهِ وَالْأَمَلَ أَمَامَهُ فَبَيْنَمَا هُوَ يَطْلُبُ الْأَمَلَ أَمَامَهُ إِذْ أَتَاهُ الْأَجَلُ فَاخْتَلَجَهُ] أَيْ اِنْتَزَعَهُ، رَوَاهُ ابْنُ أَبِى الدُّنْيَا.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ [Membuat perumpamaan terhadap manusia dan lamunan-lamunan kosong dan ajal Maka Nabi membuat perumpamaan terhadap ajal berada di sampingnya dan lamunan-lamunan kosong berada di depannya ketika manusia mengejar lamunan kosong di depannya tiba-tiba datang kepadanya ajal kemudian ajal mencabut nyawanya ]. Maksudnya mencabut nyawanya. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Abi Dunia
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [كَمْ مِنْ مُسْتَفْبِلٍ يَوْمًا لَا يَسْتَكْمِلُهُ وَمُنْتَظِرٍ غَدًا لَا يَبْلُغُهُ لَوْ نَظَرْتُمْ إِلَى الْأَجَلِ وَمَسِيْرِهِ لَأَبْغَضْتُمُ الْأَمَلَ وَغُرُوْرَهُ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ .
Dan diriwaayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Berapa banyak orang yang menghadapi suatu hari namun dia tidak dapat menyempurnakannya, dan berapa banyak orang yang menantikan hari esok namun dia tidak sampai padanya. Jika kalian melihat ajal dan tempat perjalanannya maka pasti kalian akan membenci pada lamunan-lamunan kosong dan tipu dayanya.]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami
(وَحِرْصٌ غَالِبٌ لَيْسَ لَهُ قَنَاعَةٌ) فَالْحِرْصُ يَسْلُبُ فَضَائِلَ النَّفْسِ وَيَمْنَعُ مِنَ التَّوَفُّرِ عَلَى الْعِبَادَةِ وَيَبْعَثُ عَلَى التَّوَرُطِ فِى الشُّبُهَاتِ،
(Dan keserakahan yang mendominasi tidak ada baginya kepuasan) Maka sifat rakus itu mencabut keutamaan-keutamaan diri dan menghalangi dari menyempurnakan ibadah dan mendorong agar terjerumus ke dalam perkara-perkara syubhat
وَلَيْسَ لِلْحَرِيْصِ غَايَةٌ مَقْصُوْدَةٌ يَقِفُ عِنْدَهَا وَلَا نِهَايَةٌ مَحْدُوْدَةٌ يَقْنَعُ بِهَا لِأَنَّهُ إِذَا وَصَلَ بِالْحِرْصِ إِلَى مَا أَمَّلَ أَغْرَاهُ ذٰلِكَ بِزِيَادَةِ الْحِرْصِ وَالْأَمَلِ وَإِنْ لَمْ يَصِلْ رَأَى إِضَاعَةَ الْغِنَى لَوْمًا وَصَارَ بِمَا سَلَفَ مِنْ رَجَائِهِ أَبْسَطَ أَمَلًا
Dan tidak ada bagi orang yang serakah batas akhir yang dituju yang dia akan berhenti pada tujuan akhir itu dan tidak ada batas akhir yang dibatasi yang ia akan menerima pada batas akhir itu. Karena sesungguhnya ketika dia bisa mencapai dengan sifat serakahnya pada perkara yang ia angan-angankan maka akan menggoda kepadanya keberhasilan itu dengan bertambahnya keserakahan dan bertambahnya angan-angan dan jika ia tidak bisa mencapai maka ia melihat pada sia-sianya kekayaan dengan celaan dan jadilah dia dengan harta yang telah lalu dari harapannya menjadi lebih luas angan-angannya
(وَأُخِذَ مِنْهُ حَلَاوَةُ الْعِبَادَةِ) بِتَشَاغُلِهِ عَنْهَا
(Dan diambil darinya kenikmatan ibadah) Karena kesibukkannya menjauhi ibadah
(وَأَمَّا الثَّلَاثُ الَّتِي هِيَ فِى الْآخِرَةِ: فَهَوْلٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ) أَيْ فَهِيَ أُمُوْرٌ مُخَوِّفَةٌ وَمُفْزِعَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (وَالْحِسَابُ الشَّدِيْدُ) وَهُوَ حِسَابُ الْمُنَاقِشَةِ (وَالْحَسْرَةُ الطَّوِيْلَةُ) أَيْ اَلْحُزْنُ الْمَدِيْدُ بِسَبَبِ التَّعَبِ الشَّدِيْدِ.
(Dan adapun tiga sangsi yang di akhirat: Adalah keributan pada hari kiamat) Maksudnya akhirat adalah perkara-perkara yang menakutkan dan mengagetkan pada hari kiamat (Dan hisab yang sangat berat) Dan hisab yang sangat berat adalah hisab didebat (Dan penyesalan yang panjang) Maksudnya kesedihan yang panjang karena rasa lelah yang sangat