Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 4-5

Nama kitab : Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)
Judul kitab : Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani

( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)

Versi ejaan : Nashoih Al-Ibad
Mata Pelajaran : Tasawuf, Akhlaq
Musonif : Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi

(محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي)

Nama Arab : محمد نووي بن عمر الجاوي
Lahir : 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia
Wafat : 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M
Guru :

1. Khatib asy-Syambasi

2. Abdul Ghani Bima

3. Ahmad Dimyati

4. Zaini Dahlan

5. Muhammad Khatib

6. KH. Sahal al-Bantani

7. Sayyid Ahmad Nahrawi

8. Zainuddin Aceh

Santri :

1. KH. Hasyim Asyari

2. KH. Ahmad Dahlan

3. KH. Khalil Bangkalan

4. KH. Asnawi Kudus

5. KH. Mas Abdurrahman

6. KH. Hasan Genggong

7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy

Penerjemah : Ahsan Dasuki

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 4-5

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6Image by © LILMUSLIMIIN

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 4

(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ (قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ) وَجَزَاهُ عَنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ﷺ خَيْرًا (إِنَّ اللّٰهَ كَتَمَ سِتَّةً) مِنَ الْخِصَالِ (فِى سِتَّةِ) مِنَ الْأَشْيَاءِ 

Maqolah yang ke empat (Telah berkata Umar Radhiallahu Anhu) Semoga Allah membalas kepada Umar dari Umat Muhammad ﷺ kebaikan (Sesungguhnya Allah itu menyembunyikan enam) Dari perkara (Dalam enam) Dari perkara 

(كَتَمَ الرِّضَا فِى طَاعَةٍ) مِنَ الطَّاعَاتِ لِيَجْتَهِدَ النَّاسُ فِى جَمِيْعِ الطَّاعَاتِ رَجَاءً أَنْ يُصَادِفُوْهَا فَلَا يَجُوْزُ لَنَا أَنْ نُحْقِرَ طَاعَةً وَلَوْ صَغِيْرَةً جِدًّا لِأَنَّهُ رُبَّمَا كَانَ رِضَاهُ تَعَالَى فِيْهَا 

(Allah Menyembunyikan ridho dalam keta'atan) Dari keta'atan-keta'atan supaya manusia bersungguh sungguh dalam semua jenis keta'atan dengan harapan mereka menemukan ridho itu. Maka tidak boleh bagi kita meremehkan suatu keta'atan meskipun itu sangat kecil karena sesungguhnya kadang-kadang ada ridho Allah Ta'ala di dalamnya

(وَكَتَمَ الْغَضَبَ فِى مَعْصِيَةٍ) مِنَ الْمَعَاصِيْ لِيُجَنِّبَهَا النَّاسُ خَشْيَةَ الْوُقُوْعِ فِيْهِ فَلَا يَجُوْزُ لِشَخْصٍ أَنْ يُحَقِّرَ مَعْصِيَةً وَإِنْ دَقَّتْ جِدًّا لِأَنَّهُ لَا يُعْلَمُ أَنَّهُ قَدْ يَكُوْنُ فِيْهَا غَضَبُهُ تَعَالُى 

(Dan Allah menyembunyikan marah dalam kemaksiatan) Dari kemaksiatan-kemaksiatan supaya manusia menjauhi kemaksiatan kemaksiatan itu karena takut terjatuh dalam kemarahan Allah. Maka tidak boleh bagi seseorang meremehkan kemaksiatan-kemaksiatan meskipun sangat lembut karena seseorang tidak tahu sesungguhnya terkadang ada dalam kemaksiatan kecil itu murkanya Allah Ta'ala.

(وَكَتَمَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ) لِيَجْتَهِدَ النَّاسُ فِى إِحْيَاءِ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانَ بِالْعِبَادَةِ فَإِنَّ أَجْرَ النَّفْلِ كَأَجْرِ الْفَرْضِ فِى غَيْرِهِ كَمَا فِى الْحَدِيْثِ، بَلْ قَالَ النَّخَعِيُّ: رَكْعَةٌ فِيْهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ رَكْعَةٍ فِى غَيْرِهِ وَتَسْبِيْحَةٌ فِيْهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ تَسْبِيْحَةٍ فِى غَيْرِهِ.

(Dan Allah menyembunyikan malam Lailatul Qodar di bulan Ramadhan) Supaya manusia bersungguh-sungguh dalam menghidupkan seluruh bulan Ramadhan dengan ibadah karena sesungguhnya pahala amal kesunahan seperti pahala amal fardu di selain bulan Ramadhan sebagai mana dalam hadits. Bahkan telah berkata Imam An-Nakho'i: Satu raka'at di bulan Ramadhan itu lebih utama dari seribu raka'at di selain bulan Ramadhan dan satu bacaan tasbih di bulan Ramadhan itu lebih utama dari seribu bacaan tasbih di selain bulan Ramadhan

وَلِيَجْتَهِدُوْا فِى إِحْيَاءِ لَيَالِيْهِ رَجَاءً أَنْ يُصَادِفُوْا لَيْلَةَ الْقَدَرِ فَإِنَّهَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ وَهِيَ ثَلَاثُ وَثَمَانُوْنَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ .

Dan supaya mereka bersungguh sungguh dalam menghidupkan malam Ramadhan karena mengharapkan agar mereka menemukan Lailatul Qodar karena sesungguhnya Lailatul Qodar itu lebih baik dari seribu bulan seribu bulan itu delapan puluh tiga tahun lebih empat bulan.

وَفِى حَدِيْثِ الطَّبْرَانِى مَرْفُوْعًا إِلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: [إِنَّ مَنْ زَنَا فِيهِ أَوْ شَرَبَ خَمْرًا لَعَنَهُ اللّٰهُ ومَنْ فِى السَّماوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ الحَوْلِ الثَّانِيي]، 

Dan dalam hadits riwayat Imam Thobroni marfu kepada Rasulullah ﷺ:[sungguh orang yang berzina di bulan Ramadhan atau meminum arak maka akan melaknat kepadanya Allah dan orang yang ada di langit sampai datang bulan yang sama dari tahun yang kedua] 

فإنَّ مَنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَ رَمَضَانَ فَلَيْسَتْ لَهُ عِنْدَ اللّٰهِ حَسَنَةٌ يَتَّقِيْ بِهَا النَّارَ فَاتَّقُوْا اللّٰهَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ فإنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيْهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيْمَا سِوَاهُ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ.

Sungguh orang yang mati sebelum menemukan bulan Ramadhan maka tidak ada baginya di sisi Allah kebaikan yang ia bisa menghindari dengan kebaikan itu pada neraka. Maka takutlah kamu kepada Allah di bulan Ramadhan karena sesungguhnya amal amal kebaikan akan dilipat gandakan di bulan Ramadhan tidak seperti dilipat gandakannya kebaikan itu di bulan-bulan selain Ramadhan dan demikian dilipat gandakan pula amal-amal keburukan.

(وََكَتَمَ أَوْلِيَاءَهُ فِيْمَا بَيْنَ النَّاسِ) كَيْ لَايَحْتَقِرُوْا أَحَدًا مِنْهُمْ وَكَيْ يَطْلُبُوْا الدُّعَاءَ مِنْهُمْ رَجَاءً أَنْ يُصَادِفُوْا الْوَلِيَّ فَلَا يَجُوْزُ لِشَخْصٍ أَنْ يُحْقِرَ أَحَدًا مِنَ النَّاسِ لِأَنَّهُ لَا يَدْرِيْ رُبَّمَا هُوَ مِنْ أَوْلِيَائِهِ تَعَالَى 

(Dan Allah menyembunyikan wali-walinya di antara manusia) Supaya manusia tidak menghina seseorang di antara mereka dan supaya manusia meminta doa dari kalangan mereka karena berharap supaya mereka menemukan seorang wali maka tidak boleh bagi seseorang meremehkan satu orangpun dari manusia karena sesungguhnya dia tidak tahu barangkali orang itu termasuk dari wali-walinya Allah Ta'ala

(وَكَتَمَ الْمَوْتَ فِى الْعُمُرِ) فَيَنْبَغِي حِيْنَئِذٍ لِكُلِّ أَحَدٍ أَنْ يَسْتَعِدَ لِلْمَوْتِ فِى كُلِّ وَقْتٍ بِالْعِبَادَاتِ فَرُبَّمَا يَفْجَأُهُ الْمَوْتُ 

(Dan Allah menyembunyikan kematian dalam umur) Maka penting pada waktu itu bagi setiap orang untuk bersiap-siap menghadapi kematian di setiap waktu dengan melakukan ibadah-ibadah karena barangkali akan datang kepadanya kematian.

(وَكَتَمَ الصَّلَاةَ الْوُسْطَى) أَيْ اَلْفَضْلَى (فِى الصَّلَوَاتِ) أَيْ الْخَمْسِ لِيَتَحَرِّيَ النَّاسُ جَمِيْعَهَا،

(Dan Allah menyembunyikan Sholat wustho) Maksudnya yang paling utama (Dalam sholat-sholat)  Maksudnya yang lima waktu supaya manusia bersungguh-sungguh pada semua sholat

وَأَخْفَى اللّٰهُ اِسْمَهُ الْأَعْظَمَ فِى جَمِيْعِ أَسْمَائِهِ لِيَجْتَهِدَ النَّاسُ فِى الدُّعَاءِ بِجَمِيْعِهَا رَجَاءً أَنْ يُصَادِفُوْهُ، 

Dan Allah menyembunyikan nama-namanya yang paling agung di semua nama-namanya supaya manusia bersungguh-sungguh dalam berdoa dengan semua nama Allah karena berharap supaya mereka menemukan ismul A'dhom

وَأَخْفَى سَاعَةَ الْإِجَابَةِ فِى يَوْمِ الْجُمْعَةِ لِيَجْتَهِدَ النَّاسُ بِالدُّعَاءِ فِيْهِ، 

Dan Allah menyembunyikan waktu ijabah di hari Jum'at supaya manusia bersungguh-sungguh dalam berdoa di hari jum'at

وَأَخْفَى السَّبْعَ الْمَثَانِى فِى جُمْلَةِ سُوَرِ الْقُرْآنِ لِيَجْتَهِدَ النَّاسُ فِى قِرَاءَةِ جَمِيْعِهَا .

Dan Allah menyembunyikan tujuh ayat yang di ulang-ulang dalam keseluruhan surat Al-Qur'an supaya manusia bersungguh-sunguh dalam membaca keseluruhan Al-Qur'an

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 5

(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ (قَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: إِنَّ الْمُؤْمِنَ) يَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ مَاشِيًا (فِى سِتَّةِ أَنْوَاعٍ مِنَ الْخَوْفِ)

Maqolah yang kelima (Telah berkata Utsman Radhiallahu Anhu: Sesungguhnya orang yang beriman) Penting agar ia berjalan (Dalam enam perkara dari rasa takut)   

(أَحَدُهَا) أَنْ يَّخَافَ (مِنْ قِبَلِ اللّٰهِ أَنْ يَأْخُذَ مِنْهُ الْإِيْمَانَ) وَقْتَ النَّزْعِ. رُوِيَ أَنَّ ابْنَ مَسْعُوْدٍ دَعَا بِهٰذَا الدُّعَاءِ: اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا لَا يَرْتَدُّ وَنَعِيْمًا لَا يَنْفَدُّ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ وَمُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ ﷺ فِى أَعْلَى جَنَانِ الْخُلْدِ.

(Yang pertama dari enam perkara itu) Adalah agar ia takut (Dari arah Allah yang dapat mengambil darinya keimanan) Di waktu sekarat. Diriwayatkan sesungguhnya Ibnu Mas'ud berdoa dengan doa ini: Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadamu keimanan yang tidak akan murtad keimanan itu dan kenikmatan yang tidak akan habis kenikmatan itu dan kesenangan hati yang tidak akan terputus-putus kesenangan hati itu dan menemani Nabi-Mu Muhammad ﷺ di paling atasnya surga yang abadi

(وَالثَّانِى) أَنْ يَخَافَ (مِنْ قِبَلِ الْحَفَظَةِ) أَيْ اَلْكَاتِبِيْنَ لِأَعْمَالِ الْعِبَّادِ (أَنْ يَكْتُبُوْا عَلَيْهِ مَا يَفْتَضِحُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ) عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: [فُضُوْحُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ مِنْ فُضُوْحِ الْآخِرَةِ] رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ عَنِ الْفَضْلِ. 

(Dan yang kedua) Adalah agar ia takut (Dari arah Malaikat hafadzoh) Maksudnya para malaikat yang menuliskan amal-amal para hamba (Yang dapat menulis atas orang yang beriman pada sesuatu yang akan membuka aib baginya di hari kiamat) Dari Nabi ﷺ bersabda: [Terbukanya aib di dunia itu lebih ringan dibandingkan terbukanya aib di akhirat]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam At-Thobroni dari Fadli

قَالَ الْمَنَاوِيُّ: أَيْ اَلْعَارُ الْحَاصِلُ لِلنَّفْسِ مِنْ كَشْفِ الْعَيْبِ فِى الدُّنْيَا بِقَصْدِ التَّنَصُّلِ مِنْهُ أَهْوَنُ مِنْ كِتْمَانِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَنْتَشِرَ وَيَشْتَهِرَ فِى الْمَوْقِفِ اهـ. 

Imam Al-Manawi berkata: Artuinya rasa malu yang timbul pada diri sendiri karena terbukanya aib di dunia dengan niat melepaskan diri dari aib itu lebih ringan dibandingkan menutupi aib sampai hari kiamat sehingga menyebar dan terkenal aib itu di padang mahsyar.

وَلِذَا لَمَّا وَقَعَ بَعْضُ الصَّحَابَةِ فِى الزِّنَا وَعَرَفَ هٰذَا الْحَدِيْثَ أَقَرَّ بِذٰلِكَ لَهُ ﷺ لِيَحُدَّهُ وَلَمْ یَرْجِعْ عَنِ الْإِقْرَارِ مَعَ تَعْرِيْضِهِ ﷺ لَهُ بِالرُّجُوْعِ لِعِلْمِهِ بِأَنَّ فَضِيْحَتَهُ فِى الدُّنْيَا بِإِقَامَةِ الْحَدِّ أَهْوَنُ مِنْ فَضِيْحَةِ الْآخِرَةِ.

Oleh karena itu tatkala terjerumus salah seorang sahabat dalam perbuatan zina dan dia mengetahui hadits ini maka dia mengakui atas perbuatan zina itu di hadapan Nabi ﷺ supaya Nabi mengukumnya dan dia tidak mau mencabut pernyataan dari pengakuannya serta berpalingnya Nabi ﷺ dari sahabat itu supaya dia menarik kembali pengakuannya. Karena dia tahu sesungguhnya terbukanya aibnya di dunia dengan menegakkan hukuman itu lebih ringan dibandingkan terbukanya aib di akhirat 

(وَالثَّالِثُ) أَنْ يَخَافَ (مِنْ قِبَلِ الشَّيْطَانِ أَنْ يُبْطِلَ عَمَلَهُ) الصَّالِحَ.

(Dan yang ketiga) Adalah agar ia takut (Dari arah setan yang dapat membatalkan amalnya) Yang sholeh  

(وَالرَّابِعُ) أَنْ يَخَافَ (مِنْ قِبَلِ مَلَكِ الْمَوْتِ أَنْ يَأْخُذَهُ) أَيْ يُقْبِضُ رُوْحَهُ حَالَ كَوْنِهِ (فِى غَفْلَةٍ) عَنِ اللّٰهِ تَعَالَى (بَغْتَةً) أَيْ فَجْأَةً مِنْ غَيْرِ تَقَدُّمِ سَبَبِ الْمَوْتِ. 

(Dan yang keempat) Adalah agar ia takut (Dari arah malakal maut yang dapat mengambilnya) Maksudnya yang dapat mencabut ruhnya dalam keadaan ia (Dalam kelalaian) Jauh dari Allah (Secara tiba-tiba) Maksudnya tiba-tiba tanpa didahului sebab kematian 

(وَالْخَامِسُ) أَنْ يَخَافَ (مِنْ قِبَلِ الدُّنْيَا) أَيْ مَتَاعِهَا وَزِيْنَتِهَا (أَنْ يَغْتَرَّ) أَيْ يَطْمَئِنَّ (بِهَا وَتُشْغِلُهُ عَنِ الْآخِرَةِ) وَيَنْسَى أَهْوَالَهَا. 

(Dan yang kelima) Adalah agar ia takut (Dari arah dunia) Maksudnya dari kenikamatan dunia dan dari hiasan dunia (Yang ia tertipu) Maksudnya ia merasa tenang (Karena dunia dan dunia menyibukkannya jauh dari akhirat) Dan ia lupa pada keributan akhirat   

(وَالسَّادِسُ) أَنْ يَخَافَ (مِنْ قِبَلِ الْأَهْلِ وَالْعِيَالِ) وَهُمْ مِنْ يَمُوْنِهِمْ (أَنْ يَشْتَغِلَ بِهِمْ فَیُشْغِلُوْنَهُ عَنْ ذِکْرِ اللّٰهِ تَعَالَی) وَعَنْ طَاعَتِهِ .

(Dan yang keenam) Adalah agar ia takut (Dari arah keluarga dan orang yang menjadi tanggungan) Dan mereka dari orang terdekatnya (Ia menjadi sibuk karena keluarga sehingga keluarganya menyibukkan dia jauh dari mengingat Allah Ta'ala) Dan jauh dari keta'atan kepada Allah 



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami