Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 8-9

Nama kitab : Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)
Judul kitab : Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani

( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)

Versi ejaan : Nashoih Al-Ibad
Mata Pelajaran : Tasawuf, Akhlaq
Musonif : Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi

(محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي)

Nama Arab : محمد نووي بن عمر الجاوي
Lahir : 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia
Wafat : 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M
Guru :

1. Khatib asy-Syambasi

2. Abdul Ghani Bima

3. Ahmad Dimyati

4. Zaini Dahlan

5. Muhammad Khatib

6. KH. Sahal al-Bantani

7. Sayyid Ahmad Nahrawi

8. Zainuddin Aceh

Santri :

1. KH. Hasyim Asyari

2. KH. Ahmad Dahlan

3. KH. Khalil Bangkalan

4. KH. Asnawi Kudus

5. KH. Mas Abdurrahman

6. KH. Hasan Genggong

7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy

Penerjemah : Ahsan Dasuki

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 8-9

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6Image by © LILMUSLIMIIN

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 8

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةُ (عَنْ يَحْيٰى بْنِ مُعَاذٍ الرَّازِيِّ رَحِمَهُ اللّٰهُ: اَلْعِلْمُ دَلِيْلُ الْعَمَلِ) أَيْ مُرْشِدُهُ وَكاَشِفُهُ فَلَا يُوْجَدُ الْعَمَلُ بِدُوْنِ الْعِلْمِ 

Maqolah yang ke delapan (Dari Yahya Bin Mu'adz Ar-Razi Rahimahullah: Ilmu adalah petunjuk amal) Maksudnya penunjuk amal dan pembuka amal maka tidak akan ditemukan suatu amal tanpa ilmu

(وَالْفَهْمُ وِعَاءُ الْعِلْمِ) فَلَا يُوْجَدُ الْعِلْمُ بِدُوْنِ تَصَوُّرِ مَعْنَى اللَّفْظِ 

(Dan pemahaman adalah penampung ilmu) Maka tidak akan dapat ditemukan suatu ilmu tanpa menggambarkan makna lafadz

(وَالْعَقْلُ قَائِدٌ لِلْخَيْرِ) أَيْ حَامِلٌ لَهُ فَلَا يُوْجَدُ الْخَيْرُ إِلَّا بِالْعَقْلِ الدَّاعِى إِلَيْهِ 

(Dan akal adalah pemimpin bagi kebaiakan) Maksudnya yang membawa pada kebaikan maka tidak akan dapat ditemukan suatu kebaikan kecuali dengan akal yang mengajak padanya

(وَالْهَوَى مَرْكَبٌ لِلذُّنُوْبِ) أَيْ مِثْلُ سَفِيْنَةٍ لَهَا فَلَا تُوْجَدُ الذُّنُوْبُ إِلَّا عَلَى الْهَوَى 

(Dan hawa nafsu adalah kendaraan bagi dosa-dosa) Maksudnya seperti perahu bagi dosa-dosa maka tidak akan dapat ditemukan dosa-dosa kecuali menaiki hawa nafsu

(وَالْمَالُ رِدَاءُ الْمُتَكَبِّرِيْنَ) أَيْ مِثْلُ الرِّدَاءِ لَهُمْ 

(Dan harta adalah selendangnya orang-orang yang sombong) Maksudnya seperti selendang bagi orang-orang sombong

(وَالدُّنْيَا سُوْقُ الْآخِرَةِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ أَخَذَ مِنَ الدُّنْيَا مِنَ الْحَلَالِ حَاسَبَهُ اللّٰهُ، وَمَنْ أَخَذَ مِنَ الدُّنُيَا مِنَ الحَرَامِ عَذَّبَهُ اللّٰهُ] رَوَاهُ الْحَاكِمُ. 

(Dan dunia adalah pasarnya akhirat) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang mengambil dari dunia dari yang halal maka Allah akan menghisab padanya dan barang siapa yang mengambil dari dunia dari yang haram maka Allah akan mengadzab padanya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أيُّهَا النَّاسُ إِنَّ هٰذِهِ الدُّنْيَا دَارُ التِّوَاءِ لَا دَارُ اسْتِوَاءِ مَنْزِلُ تَرَحٍ لَا مَنْزِلُ فَرَحِ فَمَنْ عَرَفَهَا لَمْ يَفْرَحْ لِرَخَاءٍ وَلَمْ يَحْزَنْ لِشِدَّةٍ 

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ Bersabda: [Wahai manusia ingatlah sesungguhnya dunia ini adalah tempat yang terjal bukan tempat yang rata tempat susah bukan tempat bersenang-senang. Barang siapa yang mengenal pada dunia maka dia tidak akan bersenang-senang karena kemakmuran dan tidak akan bersedih karena kemelaratan.

أَلَا وَإِنَّ اللّٰهَ خَلَقَ الدُّنْيَا دَارَ بَلْوَى وَالْآخِرَةَ دَارَ عُقْبَى فَجَعَلَ بَلْوَى الدُّنْيَا لِثَوَابِ الْآخِرَةِ وثَوَابَ الْآخِرَةِ مِنْ بَلْوَى الدُّنْيَا عِوَضًا فَيَأْخُذُ لِيُعْطِى ويَبْتَلِى لِيَجْزِيَ فَاحْذَرُوْا حَلَاوَةَ رِضَاعِهَا لِمَرَارَةِ فِطَامِهَا 

Dan ingatlah sesungguhnya Allah menciptakan dunia sebagai tempat ujian dan Allah menciptakan akhirat sebagai tempat pembalasan maka Allah menjadikan ujian dunia sebagai pahala akhirat dan Allah menjadikan pahala akhirat sebagai kompensasi dari ujian dunia karena Allah mengambil untuk memberi dan Allah menguji untuk memberi balasan maka waspadalah kalian semua terhadap manisnya menyusu pada dunia karena betapa pahitnya disapih dari dunia

وَاهْجُرُوْا لَذِيْذَ عَاجِلِهَا لِكَرِيْهِ اَجِلِهَا وَلَا تَسْعَوْا فِى عُمْرَانِ دَارٍ قَدْ قَضَى اللّٰهُ خَرَابَهَا وَلَا تُوَاصِلُوْهَا وَقَدْ أَرَادَ مِنْكُمْ اِجْتِنَابَهَا فَتَكُوْنُوْا لِسُخْطِهِ مُتَعَرِّضِيْنَ وَلِعُقُوْبَتِهِ مُسْتَحِقِّيْنَ] رَوَاهُ الدَّيْلِمِيُّ.

Dan tinggalkanlah kenikmatan-kenikmatan dunia karena pahitnya akhirat dan janganlah kalian berusaha untuk membangun kembali sebuah rumah yang telah Allah tetapkan kehancurannya, dan janganlah kamu melanjutkannya padahal Allah telah menghendaki dari kalian agar menjauhi dunia, Maka jadilah kalian semua terhadap murkanya Allah sebagai orang-orang yang menantang dan terhadap hukuman Allah sebagai orang-orang yang pantas mendapatkannya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6 Maqolah 9

(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةُ (قَالَ بَزَرْجَمْهَرُ: سِتُّ خِصَالٍ تَعْدِلُ) أَيْ تُسَاوِى (جَمِیْعَ الدُّنْيَا) أَيْ أَمْتِعَتَهَا وَأَمْوَالَهَا 

Maqolah yang ke sembilan (Telah berkata Imam Bazar Jamhar: Ada enam perkara yang dapat membandingi) Maksudnya menyamai (Seluruh dunia) Maksudnya kesenangan-kesenangan dunia dan harta-harta dunia

(اَلطَّعَامُ الْمَرِيْءُ) أَيْ اَللَّذِيْذُ (وَالْوَلَدُ الصَّالِحُ) الْبَارُّ بِوَالِدَيْهِ (وَالزَّوْجَةُ الصَّالِحَةُ الْمُوَافِقَةُ) أَيْ اَلَّتِيْ تُطِيْعُ اللّٰهَ وَزَوْجَهَا (وَالْكَلَامُ الْمُحْكِمُ) أَيْ اَلْمُتْقَنُ الَّذِيْ لَا يَتَغَيَّرُ 

(Makanan yang mudah ditelan) Maksudnya makanan yang enak (Dan anak yang sholih) Yang berbakti kepada kedua orang tuanya (Dan istri yang sholihah yang taat) Maksudnya yang taat kepada Allah dan suaminya (Dan perkataan yang pasti) Maksudnya yang sempurna yang tidak berubah-ubah

(وَكَمَالُ الْعَقْلِ).  .رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [لِكُلِّ عَمَلٍ دِعَامَةٌ وَدِعَامَةُ عَمَلِ الْمَرْءِ عَقْلُهُ] فَبِقَدْرِ عَقْلِهِ تَكُوْنُ عِبَادَتُهُ لِرَبِّهِ.

(Dan sempurnanya akal)  Diriwayatkan dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda [Bagi setiap amalan ada penopangnya dan penopang amal seseorang adalah akalnya]. Maka sesuai dengan batas kecerdasan akalnya akan ada ibadah seseorang kepada Rabb-Nya

وَقَالَ عُمَرُ بْن الْخَطَّابِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: أَصْلُ الرَّجُلِ عَقْلُهُ وَحَسَبُهُ دِيْنُهُ وَمُرُوْءَتُهُ خَلْقُهُ (وَصِحَّةُ الْبَدَنِ).

Dan telah berkata Umar Bin Khottob Radhiallahu Anhu: Asal seseorang adalah akalnya sedangkan derajat seseorang adalah agamanya dan martabat seseorang adalah akhlaknya (Dan sehatnya badan).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami