Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7

Nama kitab : Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba)
Judul kitab : Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani

( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني)

Versi ejaan : Nashoih Al-Ibad
Mata Pelajaran : Tasawuf, Akhlaq
Musonif : Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi

(محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي)

Nama Arab : محمد نووي بن عمر الجاوي
Lahir : 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia
Wafat : 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M
Guru :

1. Khatib asy-Syambasi

2. Abdul Ghani Bima

3. Ahmad Dimyati

4. Zaini Dahlan

5. Muhammad Khatib

6. KH. Sahal al-Bantani

7. Sayyid Ahmad Nahrawi

8. Zainuddin Aceh

Santri :

1. KH. Hasyim Asyari

2. KH. Ahmad Dahlan

3. KH. Khalil Bangkalan

4. KH. Asnawi Kudus

5. KH. Mas Abdurrahman

6. KH. Hasan Genggong

7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy

Penerjemah : Ahsan Dasuki

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7


Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 6Image by © LILMUSLIMIIN

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7

بَابُ السُّبَاعِيِّ 

وَفِيْهِ عَشَرَةُ مَوَاعِظِ، خَمْسَةٌ أَخْبَارٌ وَالْبَاقِي آثَارٌ.

Dalam bab ini ada sepuluh nasihat, lima Akhbar dan sisanya atsar.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 1

اَلْمَقَالَةُ الْأُوْلَى (عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: سَبْعَةُ نَفَرٍ يُظِلُّهُمُ اللّٰهُ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ) أَيْ يَحْمِيْهِمُ اللّٰهُ فِى الْمَوْقِفِ مِنَ الْمَكَارِهِ

Maqolah yang pertama (Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu dari Nabi ﷺ: Ada tujuh golongan yang mereka akan diberi naungan oleh Allah di bawah naungan 'Arsy-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya) Maksudnnya Allah akan melindungi mereka di padang mahsyar dari kesulitan-kesulitan.

(إِمَامٌ عَادِلٌ) وَهُوَ كُلُّ مَنْ نَظَرَ فِى شَيْءٍ مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنَ الْوُلَاةِ وَالْحُكَّامِ

(Imam yang adil) Imam yang adil adalah setiap orang yang mempertimbangkan sesuatu dari urusan orang-orang Islam dari kalangan penguasa dan pemerintah.

(وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ اللّٰهِ تَعَالَى) أَيْ اِبْتَدَأَ عُمُرَهُ فِيهَا وَمُتَلَبِّسًا بِهَا وَخُصَّ الشَّابُّ لِأَنَّهُ مَحَلُّ الشَّهْوَةِ

(Dan pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah) Maksudnya dia mengawali umurnya dalam beribadah kepada Allah dan terlibat dengan ibadah dan dikhusukan menyebut pemuda karena sesungguhnya pemuda adalah tempatnya syahwat.

(وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللّٰهَ) بِلِسَانِهِ أَوْ قَلْبِه (خَالِيًا) مِنَ النَّاسِ أَوْ مِنَ الْاِلْتِفَاتِ لِمَا سِوَى اللّٰهِ ( فَفَاضَتْ) أَيْ سَالَتْ (عَيْنَاهُ دَمْعًا مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالَى، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُتَعَلِّقٌ بِالْمَسْجِدِ إذَا خَرَجَ) مِنْهُ (حَتَّى يَعُوْدَ إلَيْهِ) أَيْ قَلْبُهُ شَدِيْدُ الْحُبِّ لَهُ وَلِمُلَازَمَةِ الْجَمَاعَةِ فِيْهِ

(Dan lelaki yang yang berdzikir kepada Allah) Dengan lisannya atau dengan hatinya (Dalam keadaan sepi) Dari manusia atau dari berpaling kepada selain Allah (Sehingga berlinanglah) Maksudnya mengalir (Kedua matanya dengan air mata karena takut kepada Allah Ta'ala. Dan seorang laki-laki yang hatinya terkait dengan masjid ketika dia keluar) Dari masjid (Hingga dia kembali ke masjid) Maksudnya hatinya sangat cinta pada masjid dan cinta untuk berjamaah di dalam masjid.

(وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ) أَيْ صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ (فَأَخْفَاهَا) أَيْ كَتَمَهَا عَنِ النَّاسِ (فَلَمْ تَعْلَمْ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِيْنُهُ) أَيْ لَوْ قُدِّرَتِ الشِّمَالُ رَجُلًا مُسْتَيْقِظًا مَا عَلِمَ صَدَقَةَ الْيَمِيْنِ لِلْإِخْفَاءِ، وَقِيْلَ الْمُرَادُ عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ مِنَ النَّاسِ

(Dan seorang laki-laki yang bersedekah dengan suatu sedekah) Maksudnya sedekah sunnah (Kemudian dia menyembunyikannya) Maksudnya merahasiakannya dari manusia (Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanannya) Maksudnya andai tangan kiri dianggap sebagai seseorang yang terjaga maka ia tidak akan mengetahui sedekahnya tangan kanan karena kerahasiaannya. Dan dikatakan yang dimaksud dari tangan kanannya dan tangan kirinya adalah manusia

(وَرَجُلَانِ تَحَابَّا) أَيْ أَحَبَّ كُلٌّ مِنْهُمَا صَاحِبَهُ (فِي اللّٰهِ) أَيْ لِطَلَبِ رِضَا اللّٰهِ لَا لِغَرَضٍ دُنْيَوِيٍّ (فَاجْتَمَعَا عَلَى ذٰلِكَ) الْحُبِّ (وَافْتَرَقَا عَلَيْهِ) أَيْ اِسْتَمَرَّا عَلَى مَحَبَّتِهِمَا حَتَّى فَرَّقَ بَيْنَهُمَا الْمَوْتُ

(Dua orang yang saling mencintai) Maksudnya mencintai masing-masing dari keduanya pada pasangannya (Karena Allah) Maksudnya karena mengharapkan ridho Allah bukan karena tujuan duniawi (Kemudian mereka berkumpul karena itu) Cinta (Dan mereka berpisah karena cinta tersebut) Maksudnya mereka tetap dalam cinta mereka sampai kematian memisahkan keduanya 

(وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ جَمَالٍ إلَى نَفْسِهَا فَأَبَى) أَيْ اِمْتَنَعَ (وَقَالَ) بِلِسَانِهِ أَوْ بِقَلْبِهِ زَاجِرًا لَهَا عَنِ الْفَاحِشَةِ (إنِّيْ أَخَافُ اللّٰهَ تَعَالَى) وَقَدْ نَظَمَ هٰذِهِ السَّبْعَةَ أَبُو شَامَةٍ مِنْ الْبَحْرِ الطَّوِيلِ فَقَالَ:

(Dan seorang lelaki yang mengajak kepadanya seorang wanita yang memiliki paras cantik kepada diri wanita itu kemudian dia menolak) Maksudnya menolak (Dan dia berkata) Dengan lisannya atau dengan hatinya sambil mencegah wanita itu dari perbuatan zinah (Sesungguhnya aku takut kepada Allah Ta'ala) Dan benar-benar telah menadzomkan tujuh golongan ini oleh Abu Syamah dari bahar towil: 

يُظِلُّهُمُ اللّٰهُ الْعَظِيْمُ بِظِلِّهِ * وَقَالَ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَى إِنَّ سَبْعَةً
Dan telah bersabda Nabi Musthofa sesungguhnya ada tujuh golongan * Yang mereka akan diberi naungan oleh Allah yang maha agung dengan naungannya
وَبَاكٍ مُصَلٍّ وَالْإِمَامُ بِعَدْلِهِ * مُحِبٌّ عَفِیْفٌ نَاشِیءٌ مُتَصَدِّقٌ
Orang yang cinta karena Allah, Orang yang menjaga dirinya dari perbuatan zinah, Orang yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, Orang yang bersedekah sembunyi-sembunyi * Orang yang menangis ketika berdzikir kepada Allah, Orang yang sholat dan imam karena sifat adilnya

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 2

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ (قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: اَلْبَخِيْلُ) وَهُوَ الْمَانِعُ مِنْ مَالِ نَفْسِهِ (لَا يَخْلُوْ مِنْ إِحْدَى السَّبْعِ) اَلْمُهْلِكَاتِ 

Maqolah yang ke dua (Telah berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu : Orang yang pelit) Yaitu orang yang menahan dari hartanya sendiri (Tidak akan lepas dari salah satu yang tujuh) yang membinasakan 

(إِمَّا أَنْ يَمُوْتَ فَيَرِثُهُ مَنْ يَبذُلُ) أَىْ يُفْنِى وَفِى نٌسْخَةٍ يَبْذُرُ أَىْ يُفَرِّقُ (مَالَهُ وَيُنْفِقُهُ) أَىْ يُخْرِجُهُ (لِغَيْرِ مَا أَمَرَ اللّٰهُ تَعَالَى أَوْ يُسَلِّطُ اللّٰهُ عَلَيْهِ سُلْطَانًا جَائِرًا فَيَأْخُذُهُ) أَىْ مَالَهُ مِنْهُ (بَعْدَ تَذْلِيْلِ نَفْسِهِ) بِالتَّعْذِيْبِ 

(Mungkin dia akan mati kemudian mewarisi darinya orang yang akan menghabiskan) Yaitu merusak dan dalam sebuah naskah, akan memubadzirkan, Maksudnya menghamburkan (Hartanya dan membelanjakannya) Maksudnya mengeluarkan hartanya (Untuk selain perkara yang telah Allah Ta'ala perintahkan atau Allah akan mengutus kepadanya Sultan yang dzolim kemudian Sultan itu mengambil hartanya) Maksudnya hartanya dari dirinya (Sesudah menghinakan dirinya) Dengan siksaan. 

(أَوْ يُهِيْجُ) أَىْ يُحَرِّكُ اللّٰهُ لَهُ (شَهْوََةً تُفْسِدُ عَلَيْهِ مَالَهُ) فِى تِلْكَ الشَّهْوَةِ 

(Atau Allah akan membangkitkan) Maksudnya Allah akan menggerakkan bagi orang pelit itu (Syahwat yang akan merusak padanya pada hartanya) Karena syahwat tersebut.

(أَوْ يَبْدُوْلَهُ رَأْيٌ) أَيْ يَظْهَرُ مِنْهُ فِكْرَةٌ (فِى بِنَاءٍ أَوْ عِمَارَةٍ) بِبِنَاءٍ أَوْ نَحْوِهِ (فِى أَرْضٍ خَرَابٍ) أَيْ فَاسِدَةٍ (فَيَذْهَبُ فِيْهِ مَالُهُ أَوْ يُصِيْبُ لَهُ) أَيْ لِذٰلِكَ الْمَالِ (نَكْبَةٌ) بِفَتْحِ النُّوْنِ أَىْ مُصِيْبَةٌ (مِنْ نَكَبَاتِ الدُّنْيَا مِنْ غَرْقٍ) فِى الْمَاءِ 

(Atau akan nampak baginya suatu ide) Maksudnya nampak dari dirinyanya sebuah pemikiran (Tentang pembangunan atau arsitektur) Dengan pembangunan atau semacamnya (Di tanah yang rusak)  Maksudnya yang rusak (Sehingga habis di tempat itu hartanya atau akan menimpa pada harta itu) Maksudnya pada harta itu (Musibah) Dengan memfathahkan huruf nun Maksudnya musibah (Dari musibah-musibah dunia karena tenggelam) Ke dalam air  

(أَوْ حَرْقٍ) بِالنَّارِ (أَوْ سَرِقَةٍ وَمَا أَشْبَهَ ذٰاِلكَ) مِنْ إِصَابَةِ الْمَطَرِ أَوِ الدُّوْدِ أَوِ الْفِعْرَانِ 

(Atau terbakar) Dengan api (Atau tercuri dan yang serupa dengan itu) Karena terkena hujan atau serangga atau tikus-tikus.  

(أَوْ يُصِيْبُهُ) أَيْ بَدَنَهُ (عِلَّةٌ دَائِمَةٌ فَيُنْفِقُ مَالَهُ فِى مُدَاوَاتِهَا أَوْ يُدْفِنُهُ) أَىْ مَالَهُ (فِى مَوْضِعٍ مِنَ الْمَوَاضِعِ فَيَنْسَاهُ فَلَا يَجِدُهُ) أَوْ يَمُوْتُ هُوَ قَبْلَ أَنْ يَأْخُذَ مَالَهُ فِى ذٰلِكَ الْمَوْضِعِ وَلَا يَعْرِفُ أَحَدٌ مَوْضِعَ ذٰلِكَ الْمَالِ فَهٰذِهِ كُلُّهَا مُشَاهَدَةٌ بَيْنَ النَّاسِ أَعُوَْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الْبُخْلِ.

(Atau akan menimpa kepadanya) Maksudnya kepada badannya (Penyakit yang berkepanjangan sehingga dia membelanjakan hartanya untuk mengobati penyakitnya atau dia mengubur harta itu) Maksunya hartanya (Di satu tempat dari berbagai tempat kemudian dia melupakannya sehingga dia tidak dapat menemukannya) Atau dia mati sebelum mengambil hartanya di tempat tersebut dan tidak ada yang tahu seorangpun pada tempat harta tersebut. Maka semua ini adalah hal yang sering terjadi di antara manusia. Aku berlindung kepada Allah dari sifat kikir. 

[nextpage]

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 3

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ (قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: مَنْ كَثُرَ ضَحْكُهُ قَلَّتْ هَيْبَتُهُ) فَلَا يَهَا بُهُ النَّاسُ وَلَا يُعَظِّمُهُ. عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِي قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ: [إيَّاكَ وَكَثْرَةَ الضَّحِكِ فإِنَّهُ يُمِيْتُ الْقَلْبَ وَيَذْهَبُ بِنُوْرِ الْوَجْهِ] 

Maqolah yang ke tiga (Telah berkata Umar Radhiallahu Anhu: Barang siapa banyak tertawanya maka berkuranglah wibawanya) Sehingga tidak akan memuliakan kepadanya manusia dan mengagungkannya. Dari Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallhuanhu berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Jauhilah olehmu banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah].

(وَمَنْ اِسْتَخَفَّ بِالنَّاسِ اُسْتُخِفَّ بِهِ) وَقَدْ رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [اَلْمُزَاحُ اِسْتِدْرَاجٌ مِنَ الشَّيْطَانِ واخْتِدَاعٌ مِنَ الْهَوَى] وَقَالَ عُمَرُ ابْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى: اِتَّقُوْا الْمِزَاحَ فَإِنَّهُ حَمَقَةٌ تُوْرِثُ ضَغِيْنَةً. وَقَالَ الْمَاوَرْدِيُّ:

(Dan barang siapa yang meremehkan manusia maka ia akan diremehkan oleh manusia) Dan benar-benar telah diriwayatkan dari Nabi ﷺ bersabda: [Bercanda adalah tipu daya dari setan dan tipuan dari hawa nafsu]. Dan telah berkata Umar bin Abdul Aziz Rahimahullahu Ta'ala: Hindari olehmu bercanda karena sesungguhnya bercanda itu adalah kebodohan yang menimbulkan dendam. Dan Imam Al-Mawardi berkata:   

لَكِنَّمَا آخِرُهُ عَدَاوَةٌ * إِنَّ الْمِزَاحَ بَدْؤُهُ حَلَاوَةٌ
Sungguh guyonan itu awalnya manis * Akan tetapi akhirnya adalah permusuhan
وَيَجْتَرِي بَِسخْفِهِ السَّخِيْفُ * يَحْتَدُّ مِنْهُ الرَّجُلُ الشَّرِيْفُ
Menjadi marah karena guyonan itu orang yang mulia * Dan lancang merendahkan kepada orang mulia itu rakyat jelata

قَوْلُهُ: يَحْتَدُّ أَيْ يَغْضَبُ وَالسَّخِيْفُ نَاقِصُ الْعَقْلِ 

Ucapan penyair: Lafadz يَحْتَدُّ maksudnya adalah marah dan lafadz اَلسَّخِيْفُ adalah orang yang kurang akalnya

(ومَنْ أَكْثَرَ مِنْ شَيْءٍ عُرِفَ بِهِ) أَيْ اِشْتَهَرَ بَيْنَ النَّاسِ بِذٰلِكَ الشَّيْءِ كَمَا قَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللّٰهُ وَجْهَهُ: قِيْمَةُ الْمَرْءِ مَا كَانَ يُحْسِنُهُ. (وَمَنْ كَثُرَ كَلَامُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ) بِفَتْحَتَيْنِ أَيْ خَطَؤُهُ مِنَ الْقَوْلِ وَالْفِعْلِ.

(Dan barangsiapa banyak melakukan sesuatu maka ia pasti dikenal karena sesuatu itu) Maksudnya ia terkenal di antara manusia karena sesuatu itu sebagaimana telah berkata Ali Karramallahu Wajhah: Nilai seseorang adalah sesuatu yang dia bisa mengerjakan sebaik-baiknya (Dan barang siapa banyak omongannya maka banyak pula salahnya) Lafadz سقط dengan dua fathah maksudnya adalah kesalahannya dari ucapan dan perbuatan. 

رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ ذُنُوْبًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ كَلَامًا فِيْمَا لَا يَعْنِیْهِ] رَوَاهُ ابْنُ نَصْرٍ.

Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sungguh manusia yang paling banyak dosa-dosanya pada hari kiamat adalah yang paling banyak di antara mereka ucapannya dalam hal yang tidak bermanfaat baginya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Nasr

 وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [يُعَذَّبُ اللِّسَانُ بِعَذَابِ لَا يُعَذّبُ بِهِ شَيءٌ مِنَ الْجَوَارِحِ فَيَقُوْلُ: يَا رَبِّ لِمَ عَذَّبْتَنِيْ بِعَذَابٍ لَمْ تُعَذِّبْ بِهِ شَيْئًا مِنَ الْجَوَارِحِ

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Akan diadzab lisan dengan suatu adzab yang tidak akan diadzab dengan adzab tersebut sesuatu apapun dari anggota-anggota badan yang lain kemudian lisan berkata: Ya Rabb kenapa engkau mengadzabku dengan suatu adzab yang tidak akan diadzab dengan adzab tersebut sesuatu apapun dari anggota-anggota badan yang lain ?

فَيُقَالُ لَهُ: خَرَجَتْ مِنْكَ كَلِمَةٌ بَلَغَتْ مَشَارِقَ الْأَرْضِ ومَغَارِبَهَا فَسُفِكَ بِهَا الدَّمُ الْحَرَامُ وأُخِذَ بِهَا الْمَالُ الْحَرَامُ وَانْتُهِكَ بِهَا الْفَرْجُ الحَرَامُ فَوَعِزَّتِيْ لِأُعَذِّبَنَّكَ بِعَذَابٍ لَا أُعَذِّبُ بِهِ شَيْئًا مِنَ الْجوَارِحِ] رَوَاهُ أَبُوْ نُعَیْمٍ.

Maka dikatakan kepada lisan: Telah keluar darimu perkataan yang sampai ke belahan timur dan barat sehingga ditumpahkan sebab perkataanmu itu darah yang haram dan dirampas karena perkataanmu itu harta yang haram dan dilanggar sebab perkataanmu itu farji wanita yang haram. Demi kemuliaanku benar-benar aku akan mengadzabmu dengan suatu adza yang aku tidak akan mengadzab dengannya suatu apapun dari anggota badan] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nu'aimin.

(وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ قَلَّ حَيَاؤُهُ) قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: مَنْ كَسَاهُ الْحَيَاءُ ثَوْبُهُ لَمْ يَرَ النَّاسُ عَيْبَهُ. وَقَالَ بَعْضُ الْبُلَغَاءِ: حَيَاةُ الْوَجْهِ بِحَيَائِهِ كَمَا أَنَّ حَيَاةَ الْغَرْسِ بِمَائِهِ. قَالَ صَالِحُ بْنُ عَبْدِ الْقُدُّوْسِ مِنْ بَحْرِ الطَّوِيْلِ :

(Dan barang siapa yang banyak kesalahan ucapannya maka sedikitlah rasa malunya) Telah berkata sebagian dari para hukama: Barang siapa yang menutup rasa malu sebagai bajunya maka manusia tidak akan melihat aibnya. Dan telah berkata sebagian ahli bahasa: hidupnya wajah itu bergantung sifat malunya sebagaimana sesungguhnya hidupnya tanaman itu bergantung airnya. Telah berkata Sholih Bin Abdul Quddus dari bahar towil

وَلَا خَيْرَ فِى وَجْهٍ إِذَا قَلَّ مَاؤُهُ * إِذَا قَلَّ مَاءُ الْوَجْهِ قَلَّ حَيَاؤُهُ
Jika sedikit air wajah maka sedikit rasa malunya * Dan tidak ada kebaikan pada wajah jika sedikit airnya
يَدُلُّ عَلَى فِعْلِ الْكَرِيْمِ حَيَاؤُهُ * حَيَاءُكَ فَاحْفَظْهُ عَلَيْكَ وَإِنَّمَا
Rasa malumu jagalah dia olehmu karena sesungguhnya * Akan menunjukkan pada perbuatan orang yang mulia rasa malunya

(وَمَنْ قَلَّ حَيَاؤُهُ قَلَّ وَرَعُهُ) وَهُوَ اجْتِنَابُ الشُّبُهَاتِ خَوْفًا مِنَ الْوُقُوْعِ فِى الْمُحَرَّمَاتِ (وَمَنْ قَلَّ وَرَعُهُ مَاتَ قَلْبُهُ) فَلَمْ يَقْبَلِ الْمَوَاعِظَ فَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى قَلْْبٌ قَاسٍ.

(Dan barang siapa yang sedikit rasa malunya maka sedikitlah sifat wara'nya) Wara' adalah menjauhi perkara-perkara syubhat karena takut terjerumus dalam perkara-perkara yang diharamkan (Dan barang siapa yang sedikit sifat wara'nya maka matilah hatinya) Sehingga tidak menerima pada nasihat. Sungguh manusia yang paling jauh dari Allah Adalah hati yang keras.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 4

(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ (عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ فِى) تَفْسِيْرِ (قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَّهُمَا﴾ [الكهف: الآية ٨٢]) أَيْ يَتِيْمَيْنِ هُمَا أَصْرَمُ وَصَرِيْمُ 

Maqolah yang ke empat (Dari Utsman Radhiallahu Anhu Sesungguhnya dia berkata mengenai) Tafsir (Firman Allah Ta'ala: ﴾Dan ada di bawahnya harta simpanan milik kedua anak yatim itu﴿ [Q.S Al-Kahfi: Ayat 82]) Maksudnya kedua anak yatim mereka adalah ashrom dan shorim

(﴿وَكَانَ أَبُوْهُمَا صَلِحًا﴾ [الكهف: الآية ٨٢]) اِسْمُهُ كَاشِحٌ (اَلْكَنْزُ لَوْحٌ مِنْ ذَهَبٍ وَعَلَيْهِ، أَيْ اللَّوْحِ، سَبْعَةُ أَسْطُرٍ مَكْتُوْبٌ فِى إِحْدَاهَا) أَيْ السَّبْعَةِ 

(﴾Dan bapak dari kedua anak yatim itu adalah orang yang sholeh﴿ [Q.S Al-Kahfi: Ayat 82]) Namanya adalah Kasyih (Harta simpanan itu berupa papan dari emas dan di atasnya maksudnya di atas papan emas ada tujuh baris tulisan ditulis pada salah satunya) Maksudnya dari yang tujuh

(عَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ الْمَوْتَ) أَنَّهُ وَاقِعٌ يَقِيْنًا (وَهُوَ يَضْحَكُ) فِى السِّخْرِى بِكَسْرِ السِّيْنِ 

(Aku heran kepada orang yang tau kematian) Sesungguhnya kematian itu akan terjadi dengan yakin (Sedangkan dia tertawa) Dalam mengejek. lafadz اَلسِّخْرِ divaca dengan kasroh pada huruf س.

(وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ الدُّنْيَا فَانِيَةً وَهُوَ يَرْغَبُ فِيْهَا) وَيَتَوَجَّهُ إِلَى اِشْتِغَالِهَا  

(Dan aku heran kepada orang yang mengerti dunia akan rusak sedangkan dia berhasrat pada dunia) dan dia menghadap pada kesibukan dunia 

(وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ أَنَّ الْْأُمُوْرَ بِأَقْدَارٍ) أَيْ بِتَقْدِيْرِ اللّٰهِ إِيَّاهَا (وَهُوَ يَغْتَمُّ) أَيْ يَحْزَنُ (لِلْفَوَاتِ) أَيْ لِفَوَاتِ تِلْكَ الْأُمُوْرِ

(Dan saya heran kepada orang yang mengetahui bahwa segala urusan itu dengan batas takdir) Maksudnya dengan takdir Allah kepada semua perkara (Sedangkan dia bersedih) Maksudnya bersedih (karena kehilangan) Maksudnya karena kehilangan perkara-perkara itu 

(وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ الْحِسَابَ) بِالْمُنَاقَشَةِ (وَهُوَ يَجْمَعُ مَالًا، وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ النَّارَ) أَيْ دَارَ الْعِقَابِ (وَهُوَ يَذْنَبُ) أَيْ وَالْحَالُ أَنَّهُ يَفْعَلُ الْإِثْمَ 

(Dan aku heran kepada orang yang mengetahui hisab) Dengan perdebatan (Sedangkan dia mengumpulkan harta, dan aku heran kepada orang yang mengetahui neraka) Maksudnya tempat siksa (Sedangkan dia berbuat dosa) Maksudnya keadaan sesungguhnya orang itu berbuat dosa.

(وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرَفَ الْجَنَّةَ) أَيْ دَارَ الثَّوَابِ (يَقِيْنًا وَهُوَ يَسْتَرِيْحُ بِالدُّنْيَا) أَيْ يُقْبِلُ الرَّاحَةَ بِالدُّنْيَا 

(Dan aku heran kepada orang yang mengetahui surga) Maksudnya tempat pahala (Dengan yakin sedangkan dia bersantai dengan dunia) Maksudnya ia menghadapi kenyamanan dengan dunia 

(وَعَجِبْتُ لِمَنْ عَرْفَ الشَّيْطَانَ عَدُوًّا) لَهُ (فَأَطَاعَهُ) فِى دُعَائِهِ إِلَى الْمَعَاصِى.

(Dan aku heran kepada orang yang mengetahui setan sebagai musuh) Baginya (Kemudian dia menta'ati setan) Dalam ajakannya menuju kemaksiatan

[nextpage]

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 5

(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ (سُئِلَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ) وَكَرَّمَ وَجْهَهُ (مَا أَثْقَلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا أَوْسَعُ مِنَ الْأَرْضِ وَمَا أَغْنَى مِنَ الْبَحْرِ وَمَا أَشَدُّ مِنَ الْحَجَرِ وَمَا أَحَرُّ مِنَ النَّارِ وَمَا أَبْرَدُ مِنَ الزَّمْهَرِيْرِ وَمَا أَمَرُّ مِنَ السُّمِّ؟

Maqolah yang ke lima (Ditanya Ali Radhiallahu Anhu) Wa Karroma Wajhahu (Apa yang lebih berat daripada langit dan apa yang lebih luas daripada bumi dan apa yang lebih kaya daripada lautan dan apa yang lebih keras daripada batu dan apa yang lebih panas daripada api dan apa yang lebih dingin daripada air embun dan apa yang lebih pait daripada racun?

فَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: اَلْبُهْتَانُ) أَيْ اِفْتِرَاءُ الْكَذِبِ وَالْقَذْفُ بِالْبَاطِلِ (عَلَى الْبَرَايَا) أَيْ الْخَلَائِقِ (أَثْقَلُ مِنَ السَّمَاءِ. وَالْحَقُّ) أَيْ اَلْحُكْمُ الْمُطَابِقُ لِلْوَاقِعِ (أَوْسَعُ مِنَ الْأَرْضِ) مِنْ مَشْرِقِهَا إِلَى مَغْرِبِهَا

Berkata Ali Radhiallahu Anhu: Berdusta) Maksudnya berbuat kebohongan dan menuduh dengan batil (Kepada manusia) Maksudnya para makhluk (Itu lebih berat daripada langit. Dan kebenaran) Maksudnya hukum yang cocok dengan realitas (Itu lebih luas daripada bumi) Dari awal arah timurnya sampai arah baratnya   

(وَقَلْبُ الْقَانِعِ) أي الرَّاضِى بِالْقِسْمَةِ (أَغْنَى مِنَ الْبَحْرِ وَقَلْبُ الْمُنَافِقِ أَشَدُّ) قَسْوَةً (مِنَ الْحَجَرِ) فَإِنَّ الْحَجَرَ يَتَأَثَّرُ بِالْحَدِيْدِ وَبِمُرُوْرِ الْحَبْلِ وَالْمَطَرِ مَعَ طُوْلِ الزَّمَنِ بِخِلَافِ قَلْبِ الْمُنَافِقِ فَإِنَّهُ لَا يَتَأَثَّرُ بِأَنْوَاعِ الْمَوَاعِظِ 

(Dan hati orang yang qona'ah) Maksudnya ridho dengan bagian dari Allah (Itu lebih kaya daripada lautan dan hati orang munafik itu lebih berat) kerasnya (daripada batu) Karena sesungguhnya batu itu dapat membekas oleh besi dan oleh gesekan tali dan oleh hujan dengan lamanya waktu berbeda dengan orang munafik karena sesungguhnya hati orang munafik itu tidak akan membekas dengan berbagai macam nasihat.

(وَالسُّلْطَانُ الْجَائِرُ أَحَرُّ) أَيْ أَشَدُّ حَرًّا (مِنَ النَّارِ وَالْحَاجَةُ إِلَى اللَّئِيْمِ) أَيْ طَلَبُ الْحَاجَةِ مِنَ الشَّحِيْحِ النَّفْسِ وَالدَنِيْءِ الْأَصْلِ (أَبْرَدُ مِنَ الزَّمْهَرِيْرِ) أَيْ شِدَّةِ الْبَرْدِ 

(Dan penguasa yang dzolim itu lebih panas) Maksudnya sangat panas (Daripada api dan butuh kepada orang yang tercela) Maksudnya meminta kebutuhan dari orang yang pelit sifatnya dan dari orang yang hina asalnya (Itu lebih dingin daripada zamharir) Maksudnya sesuatu yang sangat dingin 

(وَالصَّبْرُ أَمَرُّ) أَيْ أَشَدُّ مُرًّا (مِنَ السُّمِّ، وَقِيْلَ: اَلنَّمِيْمَةُ أََمَرُّ مِنَ السُّمِّ) رُوِيَ أَنَّهُ قَالَ: [لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَتَّاتٌ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَهُوَ بِفَتْحِ الْقَافِ وَتَشْدِيْدِ التَّاءِ: أَيْ نَمَّامٌ كَمَا فِى رِوَايَةٍ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [لَيْسَ مِنِّي ذُو حَسَدٍ وَلَا نَمِيْمَةٍ وَلَا كَهَانَةٍ وَلَا أَنَا مِنْهُ].

(Dan sabar itu lebih pahit) Maksudnya sangat pahit (Daripada racun, dan dikatakan: Namimah itu lebih pahit daripada racun) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi bersabda: [Tidak akan masuk surga orang yang suka adu domba] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhari dan Imam Muslim Dan Imam Abu Daud. Lafadz قتات dengan memfathahkan huruf ق dan tasydid pada huruf ت: Maksudnya adalah orang yang suka adu domba. Sebagaimana dalam riwayat sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Bukan termasuk golongan umatku orang yang dengki dan bukan termasuk golongan umatku orang yang suka adu domba dan bukan termasuk golongan umatku seorang dukun dan aku tidaklah termasuk dari golongan itu].

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 6

(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةُ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: اَلدُّنْيَا دَارُ مَنْ لَا دَارَ لَهُ) لِزَوَالِهَا (وَمَالُ مَنْ لَا مَالَ لَهُ) كَذٰلِكَ (وَلَهَا يَجْمَعُ مَنْ لَا عَقْلَ لَهُ) كَامِلَ 

Maqolah yang ke enam (Telah bersabda Nabi ﷺ: Dunia adalah tempat orang yang tidak ada tempat baginya) Karena kefanaan dunia (Dan dunia adalah harta orang yang tidak ada harta baginya) Juga karena kefanaannya (Dan untuk dunia menumpuk-numpuk harta orang yang tidak ada akal sehat baginya) Akal yang sempurna

(وَيَشْتَغِلُ بِشَهَوَاتِهَا مَنْ لَا فَهْمَ لَهُ وَعَلَيْهَا يَحْزَنُ مَنْ لَا عِلْمَ لَهُ، وَلَهَا يَحْسُدُ مَنْ لَا لُبَّ لَهُ) وَاللُّبُّ هُوَ الْعَقْلُ الْمُنَوِّرُ بِنُوْرِ الْقُدْسِ الصَّافِيِّ عَنْ قُشُوْرِ الْأَوْهَامِ (وإلَيْهَا يَسْعَى) أَيْ يَذْهَبُ (مَنْ لَا يَقِيْنَ لَهُ) أَيْ مَنْ لَا طُمَأْنِيْنَةَ لِقَلْبِهِ.

(Dan sibuk dengan syahwat dunia orang yang tidak ada pemahaman baginya dan karena dunia bersedih orang yang tidak ada ilmu baginya, dan untuk dunia iri orang yang tidak ada fikiran baginya) Dan lafadz لُبُّ maknanya yaitu aqal yang bisa menerangi dengan cahaya dari Allah yang murni dari kulit-kulit pemahaman yang salah (Dan kepada dunia akan berjalan) Maksudnya pergi (Orang yang tidak ada keyakinan baginya) Maksudnya orang yang tidak ada kepercayaan pada hatinya

رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللّٰهِ وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِى سَبِيْلِ الشَّيْطَانِ] رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ.

Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Jika ada orang yang keluar rumah dia berusaha untuk anaknya yang kecil maka dia berada di jalan Allah dan jika ada orang yang keluar rumah dia berusaha untuk kedua orang tua yang sudah tua keduanya dan renta keduanya maka dia berada di jalan Allah dan jika ada orang yang keluar rumah dia berusaha untuk dirinya menjaga dirinya dari meminta maka dia berada di jalan Allah dan jika ada orang yang keluar rumah dia berusaha karena ria dan berbangga-bangga maka dia berada di jalan setan] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam At-Thabrani

[nextpage]

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 7

(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ (عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [مَا زَالَ چِبْرِیْلُ یُوصِیْنِيْ بِالْجَارِ) أَيْ جَارِ الدَّارِ لَا جَارِ الْمَسْجِدِ أَوِ الرِّبَاطِ أَوِ الْمَدْرَسَةِ 

Maqolah yang ke tujuh (Dari Jabir Bin Abdillah Al-Anshori Radhiallahu Anhu dari Nabi ﷺ [Tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku berbuat baik pada tetangga) Maksudnya tetangga rumah bukan tetangga masjid dan bukan tetangga pondok dan bukan tetangga madrasah

(حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يَجْعَلُهُ وَارِثًا) مِنْ جَارِهِ بِأَنْ يَأْمُرَنِيْ عَنِ اللّٰهِ تَعَالَى بِجَعْلِ سَهْمٍ لَهُ فِى مَالِ جَارِهِ فَيُطْلَبُ مُرَاعَاةُ الْجَارِ وَالْقَرِيْبُ أَشَدُّ مِنَ الْبَعِيْدِ بِأَنْ يَنْصَحَهُ فِى دِيْنِهِ وَيُوَاسِيَهُ فِى دُنْيَاهُ 

(Hingga aku menyangka bahwasannya Jibril akan menjadikan tetangga sebagai ahli waris) Dari tetangganya dengan cara Jibril memerintahkan kepadaku dari Allah Ta'ala dengan memberikan bagian kepada tetangga dari harta warisan tetangganya. Maka diperintah memperhatikan tetangga dan tetangga yang dekat itu lebih utama daripada tetangga yang jauh dengan cara memberi nasihat kepada tetangga tentang agamanya dan membantu tetangga dalam urusan dunianya

(وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ بِالنِّسَاءِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُحَرِّمُ طَلَاقَهُنَّ وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ بِالْمَمْلُوْكِيْنَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيَجْعَلُ لَهُمْ وَقْتًا) إِذَا بَلَغَهُمْ (يَعْتِقُوْنَ فِیْهِ) أَيْ فِى ذٰلِكَ الْوَقْتِ مِنْ غَیْرِ إِعْتَاقٍ 

(Dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku berbuat baik dengan perempuan hingga aku menyangka bahwasannya Jibril akan mengharamkan menceraikan perempuan. Dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku berbuat baik dengan para budak hingga aku menyangka bahwasannya Jibril akan menjadikan untuk para budak batas waktu) Jika telah tiba waktu itu kepada mereka (Mereka bisa merdeka dalam waktu itu) Maksudnya pada waktu itu tanpa harus dimerdekakan

(وَما زَالَ یُوْصِیْنِيْ بالسِّوَاكِ حَتَی ظَنَنْتُ أَنَّهُ فَرِيْضَةٌ وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ بِالصَّلَاةِ فِى الْجَمَاعَةِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لَا يَقْبَلُ اللّٰهُ تَعَالَى صَلَاةً إِلَّا فى الْجَمَاعَةِ وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ) أَيْ بِصَلَاةِ التَّهَجُّدِ بَعْدَ النَّوْمِ 

(Dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku tentang siwak hingga aku menyangka bahwasannya siwak itu wajib dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku tentang sholat berjamaah hingga aku menyangka sesungguhnya Allah tidak akan menerima sholat kecuali dengan berjamaah dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku tentang qiyamul lail) Maksudnya dengan sholat tahajud sesudah tidur

(حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لَا نَوْمَ بِاللَّيْلِ وَمَا زَالَ يُوْصِيْنِيْ بِذِكْرِ اللّٰهِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ لَا يَنْفَعُ قَوْلٌ إِلَّا بِهِ) أَيْ بِذِكْرِ اللّٰهِ.

(Hingga aku menyangka sesungguhnya tidak boleh tidur pada waktu malam dan tiada henti Malaikat Jibril berwasiat kepadaku tentang berdzikir kepad Allah hingga aku menyangka sesungguhnya tidak akan bermanfaat suatu ucapan kecuali dengannya]) Maksudnya dengan berdzikir kepada Allah.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 8

(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةُ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: سَبْعَةٌ لَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمُ الْخَالِقُ) بِنَظَرِ الرَّحْمَةِ (يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ) أَيْ لَا يَنْسِبُهُمْ إِلَى الصَّلَاحِ (وَيُدْخِلُهُمُ النَّارَ: اَلْفَاعِلُ وَالْمَفْعُوْلُ بِهِ)

Maqolah yang ke delapan (Telah bersabda Nabi ﷺ: Tuju golongan tidak akan melihat kepada mereka sang pencipta) Dengan pandangan kasih sayang (Pada hari kiamat dan Allah tidak akan membersihkan dosa-dosa mereka) Maksudnya Allah tidak akan menisbatkan mereka pada kesholehan (Dan Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka: Pelaku homo sex dan yang diperlakukan)  

رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِذَا أَتَى الرَّجُلُ الرَّجُلَ فَهُمَا زَانِيَانِ وَإِذَا أَتَتِ الْمَرْأَةُ الْمَرْأَةَ فَهُمَا زَانِيَتَانِ] رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ. 

Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Apabila seorang laki-laki mendatangi laki-laki maka mereka berdua adalah pezina dan apabila seorang perempuan mendatangi perempuan maka mereka berdua adalah pezina]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Baihaqi.

(وَالنَّاكِحُ بِيَدِهِ) وَهُوَ الْمُسْتَمْنِى (وَنَاكِحُ الْبَهِيْمَةِ) كَالْفَرَسِ وَالْأَتَانِ 

(Dan orang yang menikahi diri sendiri) yaitu orang yang melakukan onani (Dan orang yang menikahi binatang) Seperti kuda dan keledai. 

(وَنَاكِحُ الْمَرْأَةِ مِنْ دُبُرِهَا وَالْجَامِعُ بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَبِنْتِهَا) فِى الْوَطْءِ بِالْمِلْكِ أَوْْ بِغَيْْرِهِ 

(Dan orang yang menikahi wanita dari dzuburnya dan orang yang mengumpulkan antara seorang wanita dan putrinya) Dalam hubungan seksual Karena kepemilikan budak atau karena hal lain

(وَالزَّانِى بِحَلِيْلَةِ جَارِهِ وَالْمُؤْذِى جَارَهُ) بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ (حَتَّى يَلْعَنَهُ) أَيْ يَسُبُّهُ وَيَدْعُوْ عَلَيْهِ بِإِبْعَادِ اللّٰهِ لَهُ عَنْ رَحْمَتِهِ.

(Dan orang yang berzina dengan istri tetangganya dan orang yang menyakiti tetangganya) Dengan ucapan dan perbuatan (Hingga tetangganya melaknat padanya) Maksudnya mencacinya dan berdoa agar Allah menjauhkan dia dari rahmatnya

[nextpage]

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 9

(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةُ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [اَلشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَى الْمَقْتُوْلِ فِى سَبِيلِ اللّٰهِ) أَيْ لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ اللّٰهِ (اَلْمَبْطُوْنُ) أَيْ اَلَّذِيْ يَمُوْتُ بِدَاءِ الْبَطَنِ كَاسْتِسْقَاءٍ وَقَوْلَنْجٍ (شَهيْدٌ، 

Maqolah yang ke sembilan (Telah berkata Nabi ﷺ: [ Orang-orang yang mati syahid itu ada tujuh selain orang yang terbunuh di jalan Allah) Maksudnya karena meninggikan kalimat Allah (Orang yang mati karena sakit perut) Maksudnya orang yang mati karena penyakit perut seperti penyakit busung air dan penyakit usus (Adalah syahid

والغَرِيْقُ) وَهُوَ الَّذِيْ يَمُوْتُ فِى الْمَاءِ بِسَبَبِهِ (شَهِيْدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ) وَهُوَ وَرَمُ حَارٍّ يَعْرُضُ فِى الْغِشَاءِ الْمُسْتَبْطِنِ لِلْأَضْلَاعِ (شَهِيْدٌ،

Dan orang yang tenggelam) Yaitu orang yang mati di dalam air dengan sebab tenggelam (Adalah syahid, dan orang yang mempunyai penyakit radang selaput dada) Yaitu radang panas yang menyebar pada selaput bagian dalam yang melapisi tulang rusuk (Adalah syahid 

والمَطْعُوْنُ) أَيْ اَلَّذِيْ يَمُوْتُ فى الطَّاعُوْنِ (شَهِيْدٌ، وَالْحَرِيْقُ) وَهُوَ الَّذِيْ يَحْتَرِقُ فِى النَّارِ فَيَمُوْتُ (شَهِيْدٌ، 

Dan orang yang terkena wabah) Maksudnya orang yang mati karena wabah (Adalah syahid, dan orang yang terbakar) Yaitu orang yang terbakar api kemudian dia mati (Adalah syahid

وَالْمَيِّتُ تَحْتَ الْهَدْمِ) بِفَتْحِ الْهَاءِ وَسُكُوْنِ الدَّالِ (شَهِيْدٌ) هٰذَا وَالْغَرِيْقُ إِذَا لَمْ يَفِرَّا بِأَنْفُسِهِمَا وَلَمْ يَهْمِلَا التَّحَذُّرَ فَإِنْ فَرَّطَا فِى التَّحَذُّرِ حَتَّى أَصَابَهُمَا ذٰلِكَ فَهُمَا عَاصِيَانِ 

(Dan orang yang mati di bawah reruntuhan) Lafadz اَلْهَدْمُ dengan memfathahkan huruf ه dan mensukunkan huruf د (Adalah syahid) Orang yang mati tertimpa reruntuhan ini dan orang yang tenggelam jika mereka berdua tidak melarikan diri untuk menyelamatkan diri mereka dan mereka tidak mengabaikan kewaspadaan. Jika mereka berdua lalai dalam kewaspadaan sampai menimpa kepada mereka berdua musibah tersebut, maka mereka berdua termasuk orang yang berdosa.

(وَالْمَرْأَةُ الَّتِّيْ مَاتَتْ عَنِ الْوِلَادَةِ) سَوَاءٌ أَلْقَتْ وَلَدُهَا أَمْ لَا (شَهِيْدٌ) 

(Dan wanita yang mati karena melahirkan) Sama saja keluat anaknya ataupun tidak (Adalah syahid) 

بَقِيَ مِنَ الشُّهَدَاءِ: صَاحِبُ السَّلِّ وَالْغَرِيْبُ وَصَاحِبُ الْحُمَى وََاللَّدِيْغُ وَالشَّرِيْقُ وَالَّذِيْ يَفْتَرِسُهُ السَّبْعُ وَالْمُتَرَدِّى وَالْمَيِّتُ عَلَى فِرَاشِهِ فِى سَبِيْلِ اللّٰهِ 

Tersisa dari orang-orang yang mati syahid: Orang yang kena TBC dan orang yang terasing dan orang yang demam dan orang yang tersengat dan orang yang dicekik dan orang yang menerkam kepadanya hewan buas dan orang yang jatuh dan orang yang mati di atas tempat tidurnya di jalan Allah

وَالْمَقْتُوْلُ دُوْنَ مَالِهِ أَوْ دِيْنِهِ أَوْ دَمِّهِ أَوْ أَهْلِهِ وَالْمَيِّتُ فِى السِّجْنِ وَقَدْ حُبِسَ ظُلْمًا وَالْمَيِّتُ عِشْقًا وَالْمَيِّتُ وَهُوَ طَالِبٌ لِلْعِلْمِ.

Dan orang yang dibunuh karena mempertahankan hartanya atau agamanya atau nyawanya atau keluarganya dan orang yang mati di penjara dan benar-benar dia dikurung secara dzolim dan orang yang mati karena rindu dan orang yang mati sedangkan dia adalah orang yang mencari ilmu.

Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 7 Maqolah 10

(وَ) الْمَقَالَةُ الْعَاشِرَةُ (عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا: حَقٌّ عَلَى الْعَاقِلِ أَنْ يَخْتَارَ سَبْعًا) مِنَ الصِّفَاتِ (عَلَى سَبْعٍ) مِنَ الصِّفَاتِ الَّتِيْ تُقَابِلُ تِلْكَ الصِّفَاتِ 

Maqolah yang ke sepuluh (Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma: Wajib atas orang yang berakal untuk memilih tujuh) Dari sifat-sifat (Di atas tujuh sifat) Dari sifat-sifat yang berlawanan dengan sifat tersebut

(اَلْفَقْرَ عَلَى الْغِنَى) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [اَلفَقْرُ شَيْنٌ عِنْدَ النَّاسِ وَزَيْنٌ عِنْدَ اللّٰهِ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [يَا مَعْشَرَ الْفُقَرَاءِ أَعْطُوْا اللّٰهَ الرِّضَا مِنْ قُلُوْبِكُمْ تَظْفَرُوْا بِثَوَابِ فَقْرِكُمْ وَإِلَّا فَلَا]

(Memilih fakir daripada kaya) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Kefakiran adalah aib di sisi manusia dan hiasan di sisi Allah] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Wahai sekalian kaum fakir berikanlah oleh kalian kepada Allah kerelaan dari hati kalian maka kalian akan bisa meraih pahala kefakiran kalian dan jika kalian tidak rela maka kalian tidak akan bisa meraihnya]

(وَالذُّلَّ عَلَى الْعِزِّ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [اَلْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ ويَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَفْضَلُ مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَالْبُخَارِيُّ.

(Dan memilih kehinaan daripada kemuliaan) Di riwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Orang mu'min yang berbaur dengan manusia dan dia sabar atas gangguan dari mereka itu lebih utama daripada seorang mu'min yang tidak berbaur dengan manusia dan tidak bersabar atas gangguan mereka] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Bukhari

(وَالتَّوَاضُعَ عَلَى الْكِبْرِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ تَوَاضَعَ تَخَشُّعًا لِلّٰهِ رَفَعَهُ اللّٰهُ وَمَنْ تَطَاوَلَ تَعَاظُمًا وَضَعَهُ اللّٰهُ] وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَعَاظُمُ فِى نَفْسِهِ وَيَخْتَالُ فِى مِشْيَتِهِ إِلَّا لَقِيَ اللّٰهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ] رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالْبُخَارِيُّ وَالْحَاكِمُ.

(Dan memilih tawadu' daripada kesombongan) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa tawadu' karena tunduk kepada Allah maka Allah akan mengangkat derajatnya dan barang siapa bersombong sombong karena merasa agung maka Allah akan merendahkannya]. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Tiada seorangpun yang merasa agung dalam dirinya dan angkuh dalam cara berjalannya melainkan dia pasti akan bertemu Allah sementara Allah kepadanya murka]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Bukhari dan Imam Hakim

(وَالْجُوْعَ عَلَى الشِّبْعِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِذَا أَقَلَّ الرَّجُلُ الطُّعْمَ مَلَأَ اللّٰهُ جَوْفَهُ نُوْرًا] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ، وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَحَبُّكُمْ إِلَى اللّٰه أَقَلُّكُمْ طُعْمًا وَأَخَفُّكُمْ بَدَنًا] وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ مِنَ السَّرَفِ أَنْ تَأْكُلَ كُلَّ مَا اشْتَهَيْتَ] رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه. 

(Dan memilih lapar daripada kenyang) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Ketika seseorang mensedikitkan makan maka Allah akan menerangi hatinya dengan cahaya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda [Orang yang paling dicintai di antara kalian oleh Allah adalah orang yang paling sedikit di antara kalian makannya dan paling ringan di antara kalian badannya]. Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya diantara berlebih-lebihan adalah anda memakan setiap perkara yang engkau senangi]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Majah 

(وَالْغَمَّ عَلَى السُّرُوْرِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [عَلَيْكُم بِالْحُزْنِ فَإِنَّهُ مِفْتَاحُ الْقَلْبِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ وَكَيْفَ الْحُزْنُ؟ قَالَ: أَجِيْعُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَظْمِنُوْهًا]

(Dan memilih sedih daripada bahagia) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Wajib atas kalian semua bersedih karena sesungguhnya sedih adalah kunci hati. para sahabat berkata: Wahai rasulallah bagaimana cara bersedih? Laparkanlah diri kalian dan hauskanlah diri kalian]

(وَالدُّوْنَ عَلَى الْمُرْتَفِعِ) رُوِيَ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ قَالَ: [إِنَّ التَّوَاضُعَ بِالدُّونِ مِنْ شَرَفِ الْمَجَالِسِ] رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ. 

(Dan memilih posisi yang rendah daripada yang tinggi) Diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bersabda: [Sesungguhnya tawadu' dengan perkara rendah adalah sebagian dari kemuliaan-kemuliaan majelis]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Thabrani dan Imam Ibnu Majah

وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ رَفَعَ نَفْسَهُ فِى الدُّنْيَا قَمَعَهُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ تَوَاضَعَ لِلّٰهِ فِى الدُّنْيَا يَبْعَثُ اللّٰهُ إِلَيْهِ مَلَكًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَنْشَطَهُ مِنْ بَيْنَ الْجَمْعِ فَقَال: أَيُّهَا الْعَبْدُ الصَّالِحُ يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَيَّ إِلَيَّ فَإِنَّكَ مِمَّنْ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ] رَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ.

Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa meninggikan dirinya di dunia maka Allah akan merendahkannya pada hari kiamat. Dan barang siapa tawadhu' karena Allah di dunia maka Allah akan mengutus kepadanya seorang malaikat pada hari kiamat kemudian malaikat itu akan memberikan semangat kepadanya di antara kerumunan dan berkata: Wahai hamba yang sholeh, Allah Azza Wajalla berfirman: Kemarilah, kemarilah, karena sesungguhnya engkau termasuk dari golongan orang-orang yang tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati]. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asakir

(وَالْمَوْتَ عَلَى الْحَيَاةِ) بِأَنْ يَصْرِفَ أَمْوَالَهُ فِى طَاعَةِ اللّٰهِ تَعَالَى فَإِنْ قَدَّمَ أَمْوَالَهُ قَبْلَ أَنْ يَمُوْتَ أَحَبَّ أَنْ يَلْحَقَهَا وَإِنْ أَخَرَهَا أَحَبَّ أَنْ يَتَأَخَّرَ عَنْهَا.

(Dan memilih mati daripada hidup) Dengan cara mentashorufkan harta kekayaannya dalam rangka taat kepada Allah. Jika dia lebih dulu mendermakan hartanya sebelum dia mati maka dia lebih suka untuk mendapatkan hartanya dan jika dia menunda hartanya maka dia lebih suka untuk tertinggal darinya

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Ikuti Kami