Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10
بَابُ العُشَارِيِّ
وَفِيْهِ تِسْعٌ وَعِشْرُوْنَ مَوْعِظَةً، إِحْدَى عَشْرَةَ أَخْبَارٌ وَالْبَاقِيَةُ آثَارٌ.
Dalam bab ini ada dua puluh sembilan nasihat, sebelas hadits dan sisanya atsar.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 1
الْمَقَالَةُ الْأُولَى (قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: عَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ) أَيْ الْزَمُوْهُ فِى كُلِّ وَقْتٍ وَفِى كُلِّ حَالٍ (فَإِنَّ فِيهِ عَشْرَ خِصَالٍ) مَحْمُودَةٍ
Maqolah yang pertama (Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Hendaklah kalian bersiwak) Maksudnya biasakanlah bersiwak pada setiap waktu dan pada setiap keadaan (Karena sesungguhnya dalam bersiwak itu ada sepuluh sifat) Yang terpuji
(يُطَهِّرُ الْفَمَ) بِزَوَالِ الرَّائِحَةِ الْكَرِيْهَةِ (وَيُرْضِى الرَّبَّ) أَيْ يُثِيْبُ عَلَيْهِ
(Dapat membersihkan mulut) Dengan menghilangkan bau-bau yang tidak sedap (Dan mendatangkan keridhaan Allah) Maksudnya Allah memberikan pahala atasnya.
(وَيُسْخِطُ الشَّيْطَانَ وَيُحِبُّهُ الرَّحْمٰنُ وَالْحَفَظَةُ) أَيْ الْمَلَائِكَةُ الَّذِيْنَ يَحْفَظُوْنَ الْعَبْدَ بِكِتَابَةِ أَعْمَالِهِ وَغَيْرِهِ
(Dan membuat marah setan, dan Allah akan mencintainya serta para malaikat hafadzoh) Yaitu malaikat-malaikat yang menjaga hamba dengan mencatat amal-amalnya dan lainnya.
(وَيَشُدُّ اللِّثَةَ) بِكَسْرِ اللَّامِ وَهُوَ لَحْمُ الْأَسْنَانِ (وَيَقْطَعُ الْبَلْغَمَ) أَيْ يَنْزِعُهُ (وَيُطَيِّبُ النَّكْهَةَ) أَيْ النَّفَسَ مِنَ الْأَنْفِ
(Dan dapat menguatkan gusi) Lafadz اللثة dengan mengkasrahkan huruf ل, Yaitu daging pada gigi (Dan dapat memutus dahak) Maksudnya menghilangkannya (Dan memperbaiki aroma) Yaitu napas dari hidung.
(وَيُطْفِئُ الْمِرَّةَ) بِكَسْرِ الْمِيْمِ، وَهُوَ خَلَطٌ مِنْ أَخْلَاطِ الْبَدَنِ كَالصُّفَرَاءِ وَالسَّوْدَاءِ وَالدَّمِ وَالْبَلْغَمِ وَفِى رِوَايَةٍ وَيُصْلِحُ الْمَعِدَةَ
(Dan memadamkan al-mirrah) Dengan mengkasrahkan huruf م, yaitu cairan dari cairan-cairan tubuh seperti empedu kuning, empedu hitam, darah, dan dahak. Dan dalam satu riwayat: Dan memperbaiki lambung.
(وَيُجْلِى الْبَصَرَ) أَيْ يَكْشِفُ ظُلْمَتَهُ (وَيُذْهِبُ الْبَخْرَ) أَيْ نَتْنَ رَائِحَةِ الْفَمِ (وَهُوَ) أَيْ السِّوَاكُ (مِنَ السُّنَّةِ) أَيْ الطَّرِيْقَةِ الْمُحَمَّدِيَّةِ كَانَ ﷺ يُدَاوِمُ عَلَيْهَا.
(Dan mencerahkan penglihatan) Maksudnya menghilangkan kegelapannya. (Dan menghilangkan bau mulut) Busuknya aroma mulut. (Dan ia) Maksudnya siwak (Itu termasuk sunnah) Yaitu metode yang terpuji, terbukti Nabi ﷺ itu mendawamkan bersiwak.
(ثَمَّ قَالَ ﷺ: [اَلصَّلَاةُ بِالسِّوَاكِ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْنَ صَلَاةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ]) وَهٰذَا لَايَدُلُّ عَلَى أَفْضَلِيَّةِ السِّوَاكِ عَلَى الْجَمَاعَةِ الَّتِي هِيَ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ. لِأَنَّ دَرَجَةً مِنْ هٰذِهِ قَدْ تَعْدِلُ كَثِيرًا مِنْ تِلْكَ السَّبْعِينَ.
(Kemudian Nabi ﷺ bersabda: [Shalat dengan siwak itu lebih utama dari pada tujuh puluh sholat tanpa siwak]). Dan hal ini tidak menunjukkan keutamaan siwak atas shalat berjamaah, yang pahalanya adalah dua puluh tujuh derajat, karena satu derajat dari sholat berjamaah terkadang dapat menyamai lebih banyak dari tujuh puluh shalat tersebut.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 2
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ (قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّٰهُ عَنْهُ: مَا مِنْ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللّٰهُ عَشْرَ خِصَالٍ إلَّا وَقَدْ نَجَا مِنَ الْآفَاتِ وَالْعَاهَاتِ كُلِّهَا) وَالْعَاهَاتُ عَطْفُ مُرَادِفٍ، وَهِيَ فِي الْأَصْلِ مَا يُفْسِدُ الزَّرْعَ
Maqolah yang kedua (Telah berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu: Tidaklah dari seorang hamba yang telah Allah berikan rizki kepadanya sepuluh sifat melainkan dia benar-benar selamat dari segala penyakit dan bencana seluruhnya) Lafadz العاهات adalah atof dari lafadz sinonim, Lafadz العاهات pada asal maknanya adalah sesuatu yang dapat merusak tanaman
(وَصَارَ فِى دَرَجَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ) مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى (وَنَالَ دَرَجَةَ الْمُتَّقِيْنَ) أَيْ الَّذِيْنَ تَرَكُوْا شَهَوَاتِ النَّفْسِ وَاجْتَنَبُوْا الْمَنْهِيَّاتِ.
(Dan dia benar-benar menempati derajat orang-orang yang dekat) dengan Allah Ta'ala (Dan dia benar-benar meraih derajat orang-orang yang bertakwa) Yaitu orang-orang yang meninggalkan kesenangan-kesenangan nafsu dan orang-orang yang menjauhi perkara-perkara yang dilarang.
(أَوَّلُهَا: صِدْقٌ دَائِمٌ مَعَهُ قَلْبٌ قَانِعٌ) أَيْ رَاضٍ بِالْقِسْمَةِ، فَصِدْقُ اللِّسَانِ أَوَّلُ السَّعَادَةِ مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ.
(Yang pertama dari sepuluh sifat itu: Adalah kejujuran yang terus menerus bersama dengan kejujuran tersebut hati yang qana'ah) Maksudnya ridha dengan takdir. Maka, kejujuran lisan adalah awal dari kebahagiaan. Barang siapa yang sedikit kejujurannya, sedikit pula temannya.
(وَالثَّانِى: صَبْرٌ كَامِلٌ مَعَهُ شُكْرٌ دَائِمٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَفْضَلُ الْإِيْمَانِ الصَّبْرُ وَالسَّمَاحَةُ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ. وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [نِعَمَ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ الصَّبْرُ وَالدُّعَاءُ].
(Dan yang kedua: Adalah kesabaran yang sempurna bersama dengan kesabaran tersebut rasa syukur yang terus-menerus) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Paling utamanya keimanan adalah kesabaran dan kemurahan hati]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ad-Dailami. Dan telah diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sebaik-baik senjata orang mumin adalah kesabaran dan doa].
وَقَالَ سَيِّدِيْ الشَّيْخُ عَبْدُ الْقَادِرِ الْجِيْلَانِيُّ قَدَّسَ سِرَّهُ: كَيْفَ يَحْسُنُ مِنْكَ الْعُجْبُ فِى أَعْمَالِكَ وَرُؤْيَةُ نَفْسِكَ فِيْهَا وَطَلَبُ الْأَعْوَاضِ عَلَيْهَا وَجَمِيْعُ ذٰلِكَ بِتَوْفِيْقِ اللّٰهِ تَعَالَى وَفَضْلِهِ وَإِنْ كُنْتَ تَرَكْتَ الْمَعْصِيَةَ فَبِحِفْظِهِ،
Dan telah berkata tuanku Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Qoddasa Sirroh: Bagaimana bisa bagus darimu sifat ujub atas amal-amalmu dan memandangnya dirimu dalam amal tersebut serta meminta balasan-balasan atas amal tersebut, sedangkan semua itu adalah karena taufik Allah Ta'ala dan karunia-Nya. Dan Jika engkau terbukti meninggalkan maksiat maka itu pun karena penjagaan-Nya."
أَيْنَ أَنْتَ مِنَ الشُّكْرِ عَلَى ذٰلِكَ وَالِاعْتِرَافِ بِهٰذِهِ النِّعَمِ الَّتِيْ أَعْطَاكَهَا فَاللَّهُ خَالِقُكَ وَخَالِقُ أَفْعَالِكَ مَعَ كَسْبِكَ أَنْتَ الْكَاسِبُ وَهُوَ تَعَالَى الْخَالِقُ.
Di manakah engkau dari rasa syukur atas hal itu dan pengakuan terhadap nikmat-nikmat ini yang telah Dia berikan kepadamu kenikmatan itu? Allah adalah Penciptamu dan Pencipta segala amal perbuatanmu, bersamaan dengan usahamu. Engkaulah yang berusaha, dan Allah Ta'ala yang menciptakan.
(وَالثَّالِثُ: فَقْرٌ دَائِمٌ مَعَهُ زُهْدٌ حَاضِرٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [يَا مَعْشَرَ الْفُقَرَاءِ أَعْطُوْا اللّٰهَ الرِّضَا مِنْ قُلُوْبِكُمْ تَظْفَرُوا بِثَوَابِ فَقْرِكُمْ وَإِلَّا فَلَا]. قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: اِسْتِغْنَاؤُكَ عَنِ الشَّيْءِ خَيْرٌ مِنْ اِسْتِغْنَائِكَ بِهِ.
(Dan yang ketiga: Adalah Kefaqiran yang terus-menerus bersama dengan kefakiran tersebut sikap zuhud yang hadir) Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: [Wahai golongan orang-orang fakir, berikanlah kepada Allah keridhoan dari hati kalian, maka kalian akan memperoleh pahala dari kemiskinan kalian, dan jika tidak, maka tidak]. Telah berkata sebagian dari orang-orang yang bijaksana: Ketidakbutuhanmu terhadap sesuatu lebih baik daripada ketergantunganmu padanya.
(وَالرَّابِعُ: فِكْرٌ دَائِمٌ مَعَهُ بَطْنٌ جَائِعٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [تَفَكَّرُوْا فِى كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى ذَاتِ اللّٰهِ، فَإِنَّ بَيْنَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ إلَى كُرْسِيِّهِ سَبْعَةَ آلَافِ نُوْرٍ وَهُوَ فَوْقَ ذٰلِكَ] رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [رَحِمَ اللّٰهُ قَوْمًا يَحْسُبُهُمُ النَّاسُ مَرْضَى وَمَا هُمْ بِمَرْضَى] رَوَاهُ ابْنُ الْمُبَارَكِ.
(Keempat: Adalah tafakkur yang terus menerus bersama dengan tafakkur tersebut perut yang lapar) Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: [Bertafakkurlah kalian pada segala sesuatu, namun janganlah kalian bertafakkur tentang Dzat Allah, karena sesungguhnya antara langit ketujuh sampai kursi-Nya terdapat tujuh ribu cahaya, sedangkan kursi-Nya Allah di atas itu semua]. Diriwayatkan sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: [Allah merahmati suatu kaum yang manusia mengira kaum tersebut sakit sedangkan tidaklah mereka itu sakit]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Mubarok
(وَالْخَامِسُ: حُزْنٌ دَائِمٌ مَعَهُ خَوْفٌ مُتَّصِلٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا لَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ لَأَحْبَبْتُمْ أَنْ تَزْدَادُوْا فَاقَةً وَحَاجَةً] رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ.
(Kelima: Adalah kesedihan yang terus-menerus bersama dengan kesedihan tersebut rasa takut yang berkelanjutan). Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: [Seandainya kalian mengetahui ganjaran untuk kalian di sisi Allah , niscaya kalian akan mencintai bertambahnya kefakiran dan kebutuhan]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi.
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [كَفَى بِالْمَرْءِ عِلْمًا أَنْ يَخْشَى اللّٰهَ، وَكَفَى بِالْمَرْءِ جَهْلًا أَنْ يَعْجَبَ بِنَفْسِهِ]. رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Cukuplah bagi seorang hamba dikatakan berilmu jika ia takut kepada Allah, dan cukuplah bagi seorang hamba dikatakan bodoh jika ia mengagumi dirinya sendiri]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Baihaqi
وَرُوِيَ أَنَّهَ ﷺ قَالَ: [إنَّمَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ يَرْجُوْهَا وَإِنَّمَا يَجْتَنِبُ النَّارَ مَنْ يَخَافُهَا، وَإِنَّمَا يَرْحَمُ اللّٰهُ مَنْ يَرْحَمُ].
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya yang akan masuk surga hanyalah orang yang mengharapkannya, dan sesungguhnya yang akan menjauhi neraka hanyalah orang yang takut kepadanya, dan sesungguhnya Allah akan mengasihi hanya kepada orang yang mengasihi].
(وَالسَّادِسُ: جُهْدٌ) أَيْ مَشَقَّةٌ (دَائِمٌ مَعَهُ بَدَنٌ مُتَوَاضِعٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [تَوَاضَعُوْا وَجَالِسُوْا الْمَسَاكِيْنَ تَكُونُوْا مِنْ كِبَارِ أَهْلِ اللّٰهِ وَتَخْرُجُوْا مِنَ الْكِبْرِ] رَوَاهُ أَبُوْ نُعَيْمٍ.
(Dan yang keenam: Adalah usaha) Maksudnya kesulitan (Yang terus-menerus bersama dengan usaha tersebut badan yang tawadhu) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Bersikap sederhanalah kalian dan duduklah kalian bersama orang-orang miskin niscaya kalian akan menjadi bagian dari kalangan pembesar wali-wali Allah dan kalian akan terlepas dari kesombongan]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nu'aim
وَقَالَ سَيِّدِيْ عَبْدُ الْقَادِرِ الْجِيلَانِيُّ قَدَّسَ سِرَّهُ: كُلَّمَا جَاهَدْتَ نَفْسَكَ وَقَتَلْتَهَا بِسَيْفِ الْمُخَالَفَةِ أَحْيَاهَا اللّٰهُ وَنَازَعَتْكَ وَطَلَبَتْ مِنْكَ الشَّهَوَاتِ وَاللَّذَّاتِ لِتَعُوْدَ إِلَى الْمُجَاهَدَةِ لِيَكْتُبَ لَكَ ثَوَابًا دَائِمًا
Telah berkata tuanku Abdul Qodir Al Jailani Qoddasa Sirroh: Setiap kali engkau melawan nafsumu dan engkau membunuh nafsumu dengan pedang pertentangan maka Allah akan menghidupkannya dan nafsumu akan melawanmu dan meminta darimu syahwat-syahwat kenikmatan agar engkau kembali berjidah melawannya sehingga Allah akan mencatat bagimu pahala yang terus menerus
وَهُوَ مَعْنَى قَوْلِهِ تَعَالَى: ﴿وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ﴾ [الْحِجْرِ: الْآيَةُ ٩٩] أَيْ وَخَالِفْ نَفْسَكَ يَا أَشْرَفَ الْخَلْقِ إِلَى أَنْ يَأْتِيَكَ الْمَوْتُ. وَسُمِّيَتْ مُخَالَفَةُ النَّفْسِ بِالْعِبَادَةِ لِأَنَّ النَّفْسَ تَأْبَاهَا وَتُرِيْدُ ضِدَّهَا.
Dan ini adalah makna dari firman Allah Ta'ala: ﴾Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian﴿ [Q.S Al-Hijr: Ayat 99]. Maksudnya lawanlah nafsumu wahai makhluk yang paling mulia sampai datang kepadamu kematian. Dan dinamakan menolak nafsu dengan ibadah karena sesungguhnya nafsu menolak ibadah dan dia menginginkan kebalikannya.
(وَالسَّابِعُ: رِفْقٌ دَائِمٌ) أَيْ فِى جَمِيْعِ الْأَفْعَالِ (مَعَهُ رَحِمٌ حَاضِرٌ) وَفِى الْحَدِيْثِ: [إنَّمَا يَرْحَمُ اللّٰهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءُ] إِنْتَهَى، يُرْوَى بِالنَّصْبِ عَلَى أَنَّهُ مَفْعُوْلُ يَرْحَمُ وَبِالرَّفْعِ عَلَى أَنَّهُ خَبَرُ إنَّ وَمَا بِمَعْنَى الَّذِيْ.
(Dan yang ketujuh: Adalah sifat lemah lembut yang terus-menerus) Maksudnya kelembutan dalam semua tindakan (Bersama dengan sifat lemah lembut tersebut kasih sayang yang selalu hadir) Dan dalam suatu hadits: [Sesungguhnya Allah hanya merahmati hamba-hamba-Nya yang penuh kasih sayang]. Sampai sinilah hadits berakhir. Lafadz رُحَمَاءُ diriwayatkan dengan dua bacaan: dibaca naṣab karena sesungguhnya lafadz رُحَمَاءُ berfungsi sebagai maf‘ūl dari kata يَرْحَمُ. Atau dengan dibaca rafa‘ karena sesungguhnya lafadz رُحَمَاءُ adalah khabar dari harap إِنَّ sedangkan lafadz ما dengan bermakna isim mausul الَّذِيْ.
(وَالثَّامِنُ: حُبٌّ دَائِمٌ) فِى اللّٰهِ تَعَالَى (مَعَهُ حَيَاءٌ حَاضِرٌ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [كُلُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قَالُوْا: نَعَمْ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ.
(Dan yang kedelapan: Adalah cinta yang terus-menerus) Kepada Allah Ta'ala (Bersama dengan rasa cinta tersebut rasa malu yang hadir) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Masing masing dari kalian semua ingin masuk surga? Para sahabat berkata: Iya wahai Rasulallah
قَالَ: أَقْصِرُوْا مِنَ الْأَمَلِ وَأَثْبِتُوْا آجَالَكُمْ بَيْنَ أَبْصَارِكُمْ وَاسْتَحْيُوْا مِنَ اللّٰهِ حَقَّ الْحَيَاءِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ كُلُّنَا نَسْتَحِيِ مِنَ اللّٰهِ،
Nabi ﷺ bersabda: Pendekkanlah oleh kalian lamunan-lamunan kosong dan tetapkanlah oleh kalian ajal kalian di depan mata kalian dan malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa malu. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah masing-masing dari kami malu kepada Allah
قَالَ: لَيْسَ كَذٰلِكَ الْحَيَاءُ مِنَ اللّٰهِ وَلٰكِنِ الْحَيَاءُ مِنَ اللّٰهِ أَنْ لَّا تَنْسَوْا الْمَقَابِرَ وَالْبِلَى وأَنْ لَا تَنْسَوْا الْجَوْفَ وَمَا وَعَى وأَنْ لَا تَنْسَوْا الرَّأْسَ وَمَا حَوَى.
Nabi ﷺ bersabda: Bukan seperti itu rasa malu kepada Allah. Akan tetapi, rasa malu kepada Allah adalah kalian tidak melupakan kuburan-kuburan dan kerusakan jasad dan kalian tidak melupakan perut dan sesuatu yang ia kandung dan kalian tidak melupakan kepala dan sesuatu yang ia muat
وَمَنِ اشْتَهَى كَرَامَةَ الْآخِرَةِ يَدَعْ زِيْنَةَ الدُّنْيَا هُنَالِكَ اسْتَحْيَا الْعَبْدُ مِنَ اللّٰهِ وهُنَالِكَ أَصَابَ وِلَایَةَ اللّٰهِ] رَوَاهُ أَبُوْ نُعَیْمٍ
Dan barang siapa yang menginginkan kemuliaan akhirat maka hendaknya dia meninggalkan perhiasan dunia disitulah rasa malu seorang hamba kepada Allah dan disanalah dia akan mendapatkan kewalian dari Allah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nu'aim.
(وَالتَّاسِعُ: عِلْمٌ نَافِعٌ مَعَهُ عَمَلٌ دَائِمٌ) وَفِى نُسْخَةٍ مَعَهُ حِلْمٌ دَائِمٌ. رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [تَعَلَّمُوْا مِنَ الْعِلْمِ مَا شِئْتُمْ أَنْ تَعْلَمُوْا فَلَنْ يَنْفَعَكُمْ اللّٰهُ بِالْعِلْمِ حَتَّى تَعْمَلُوْا بِمَا تَعْلَمُوْنَ] رَوَاهُ ابْنُ عَدِيٍّ،
(Dan yang kesembilan: Adalah ilmu yang bermanfaat bersama ilmu tersebut amal yang terus-menerus) Dalam suatu naskh bersama ilmu tersebut sabar yang terus-menerus. Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Pelajarilah oleh kalian ilmu sebanyak yang kalian inginkan untuk dipelajari namu Allah tidak akan memberi manfaat kepada kalian dengan ilmu hingga kalian mengamalkan atas apa yang kalian ketahui] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Adiy
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [آفَةُ الظَّرْفِ الصَّلْفُ، وَآفَةُ الشَّجَاعَةِ الْبَغْيُ، وَآفَةُ السَّمَاحَةِ الْمَنُّ، وَآفَةُ الْجَمَالِ الْخُيَلَاءُ، وَآفَةُ الْعِبَادَةِ الْفِتْرَةُ، وَآفَةُ الْحَدِيْثِ الْكَذِبُ، وَآفَةُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ، وَآفَةُ الْحِلْمِ السَّفَهُ، وَآفَةُ الْحَسَبِ الْفَخْرُ، وَآفَةُ الْجُوْدِ السَّرَفُ] رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi bersabda: [Penyakit cerdas adalah kesombongan dan penyakit berani adalah semena-mena dan penyakit dermawan adalah mengungkit pemberian dan penyakit tampan adalah kesombongan dan penyakit ibadah adalah kelalaian dan penyakit ucapan adalah kebohongan penyakit ilmu adalah lupa dan penyakit sabar adalah kebodohan penyakit turunan mulia adalah berbangga diri dan penyakit murah hati adalah pemborosan] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam al-Baihaqi
(وَالْعَاشِرُ: إِيْمَانٌ دَائِمٌ مَعَهُ عَقْلٌ ثَابِتٌ) فَالْعَقْلُ يَنْبُوْعُ الْأَدَبِ. قَالَ بَعْضُ الْبُلَغَاءِ: خَيْرُ الْمَوَاهِبِ الْعَقْلُ وَشَرُّ الْمَصَائِبِ الْجَهْلُ. وَقَالَ بَعْضُ الْأُدَبَاءِ: صَدِيْقُ كُلِّ امْرِىءٍ عَقْلُهُ وَعَدُوُّهُ جَهْلُهُ وَقَدْ جَعَلَ اللّٰهُ الْعَقْلَ أَصْلًا لِلدِّيْنِ وَعِمَادًا لَهُ.
(Dan yang kesepuluh adalah iman yang terus-menerus bersama dengan iman tersebut akal yang kokoh) Maka akal itu menjadi sumber adab. Sebagian ahli balaghah berkata: Sebaik-baik anugerah adalah akal, dan seburuk-buruk musibah adalah kebodohan. Dan sebagian ahli adab berkata: Sahabat setiap orang adalah akalnya, dan musuh setiap orang adalah kebodohannya. Dan benar-benar Allah telah menjadikan akal sebagai dasar agama dan penopang baginya.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 3
(و) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ (قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: عَشَرَةٌ) مِنَ الْخِصَالِ (لَا تَصْلُحُ بِغَيْرِ عَشَرَةٍ) تُقَارِنُهَا (لَا يَصْلُحُ الْعَقْلُ بِغَيْرِ وَرَعٍ) أَيْ اِجْتِنَابِ الْمَحْظُوْرَاتِ.
Maqolah yang ketiga (Telah berkata Umar Radhiallahu Anhu: Sepuluh) Dari sifat-sifat (Tidak akan menjadi baik tanpa sepuluh) Yang menyertainya (Tidak akan menjadi baik akal tanpa sifat wara') Maksudnya meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan.
قَالَ عَامِرُ بْنُ قَيْسٍ: إِذَا عَقَلَكَ عَقْلُكَ عَمَّا لَا يَنْبَغِي فَأَنْتَ عَاقِلٌ، وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [اَلْعَقْلُ نُوْرٌ فِى الْقَلْبِ يُفَرِّقُ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ].
Telah berkata Amir bin Qois: Jika akalmu dapat mencegah dirimu dari perkara-perkara yang tidak pantas maka kamu adalah orang yang berakal. Dan diriwayatkan dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Akal adalah cahaya dalam hati yang bisa membedakan antara hak dan batil].
(وَلَا الْعَمَلُ بِغَيْرِ عِلْمٍ) رُوِيَ عَنْهُ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ الْعِلْمُ بِاللّٰهِ إنَّ الْعِلْمَ يَنْفَعُكَ مَعَهُ قَلِيْلُ الْعَمَلِ وَكَثِيرُهُ وَإِنَّ الْجَهْلَ لَا يَنْفَعُكَ مَعَهُ قَلِيْلُ الْعَمَلِ وَلَا كَثِيْرُهُ] رَوَاهُ الْحَاكِمُ.
(Dan tidak akan menjadi baik amal tanpa ilmu) Diriwayatkan dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Paling utamanya amal adalah pengetahuan tentang Allah. Sesungguhnya ilmu akan bermanfaat bagimu bersamanya, baik sedikitnya amal maupun banyaknya amal. Dan sesungguhnya kebodohan tidak akan bermanfaat bagimu bersamanya, baik sedikitnya amal maupun banyaknya amal]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim
(وَلَا الْفَوْزُ بِغَيْرِ خَشْيَةٍ) أَيْ لَا يَصْلُحُ الظَّفَرُ بِالْمَطْلُوْبِ وَلَا النَّجَاةُ مِنَ الْهَلَاكِ بِغَيْرِ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالَى.
(Tidak akan menjadi baik keberuntungan tanpa rasa takut) Maksudnya Tidak akan menjadi baik mendapatkan sesuatu yang dicari dan tidak akan menjadi baik selamat dari kebinasaan tanpa rasa takut kepada Allah Ta'ala
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [لَا يَدْخُلُ النَّارَ مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ حَتَّى يَلِجَ اللَّبَنُ فِى الضَّرْعِ].
Dari Abu Huroiroh berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hinga masuk susu ke dalam payaudara].
(وَلَا السُّلْطَانُ بِغَيْرِ عَدْلٍ) رُوِيَ أَنْهَ ﷺ قَالَ: [أَحَبُّ النَّاسِ إلَى اللّٰهِ تَعَالَى يَوَْمَ الْقِيَامَةِ وَأَذْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إمَامٌ عَادِلٌ، وَأَبْغَضُ النَّاسِ إلَى اللّٰهِ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَبْعَدُهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إمَامٌ جَائِرٌ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ.
(Dan tidak akan menjadi baik seorang raja tanpa sifat adil) Diriwayatkan sesungguhnya nabi ﷺ bersabda: [Manusia yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan manusia yang paling dekat dari Allah tempat duduknya adalah imam yang adil. Dan manusia yang paling dibenci Allah pada hari kiamat dan manusia yang paling jauh dari Allah tempat duduknya adalah imam yang dzolim] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam at-Turmudzi
(وَلَا الْحَسَبُ) أَيْ اَلْمَنَاقِبُ كَالْعِلْمِ وَالشَّجَاعَةِ (بِغَيْرِ أَدَبٍ) قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: اَلْعِلْمُ شَرَفٌ لَا قِيْمَةَ لَهُ وَالْأَدَبُ مَالٌ لَا خَوْفَ عَلَيْهِ.
(Dan tidak akan menjadi baik derajat sosial) Maksudnya riwayat hidup seperti ilmu dan keberanian (Tanpa adab) Telah berkata sebagian dari orang-orang yang bijaksana: Ilmu itu adalah kemuliaan yang tidak ternilai harganya dan adab adalah harta yang tidak ada ketakutan atasnya.
(وَلَا السُّرُوْرُ بِغَيْرِ أَمْنٍ) أَيْ لَا تَصْلُحُ الْمَسَرَّةُ بِغَيْرِ سُكُوْنِ الْقَلْبِ
(Dan tidak akan menjadi baik kegembiraan tanpa ada keamanan) Maksudnya tidak akan menjadi baik kegembiraan tanpa ketenangan hati
(وَلَا الْغِنَى) بِالْمَالِ (بِغَيْرِ جُوْدٍ) قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ: [اَلسَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ بَعِيْدٌ مِنَ الْجَنَّةِ قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ، وَالْجَاهِلُ السَّخِيُّ أَحَبُّ إلَى اللّٰهِ تَعَالَى مِنَ الْعَابِدِ الْبَخِيْلِ].
(Dan tidak akan menjadi baik kaya) Dengan harta (Tanpa kedermawanan) Telah bersabda Rassulullah ﷺ: [Orang yang dermawan itu dekat Allah dekat manusia dekat dekat surga jauh dari neraka sedangkan orang pelit itu jauh dari Allah jauh dari manusia jauh dari surga dekat dari neraka dan orang bodoh yang dermawan itu lebih disukai oleh Allah Ta'ala daripada seorang ahli ibadah yang pelit].
(وَلَا الْفَقْرَ بِغَيْرِ قَنَاعَةٍ) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ، وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ، وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا، وَأَحْسِنْ مُجَاوَرَةَ مَنْ جَاوَرَك تَكُنْ مُسْلِمًا، وَأَقِلَّ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ].
(Dan tidak akan menjadi baik kefakiran tanpa qona'ah) Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Jadilah kamu orang yang wara' maka kamu akan menjadi manusia yang paling beribadah, dan jadilah kamu orang yang qona'ah maka kamu akan menjadi manusia paling bersyukur, dan cintailah manusia dengan sesuatu yang engkau cintai sesuatu itu untuk dirimu sendiri maka kamu akan menjadi orang yang beriman, dan berbaik-baiklah kamu bertetangga dengan orang yang menjadi tetanggamu maka kamu akan menjadi orang muslim, dan sedikitkanlah olehmu tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa itu bisa mematikan hati].
قَالَ عَبْدُ اللّٰهِ بْنُ الْمُبَارَكِ: إظْهَارُ الْغِنَى فِي الْفَقْرِ أَحْسَنُ مِنَ الْفَقْرِ.
Telah berkata Abdullah bin Mubarok: Menampakkan seakan-akan kaya dalam kefakiran itu lebih baik daripada kefakiran.
(وَلَا الرِّفْعَةُ) أَيْ فِى النَّسَبِ وَالْحَسَبِ (بِغَيْرِ تَوَاضُعٍ) وَهُوَ الْاِسْتِسْلَامُ لِلْحَقِّ وَتَرْكُ الْاِعْتِرَاضِ عَلَى الْحُكْمِ
(Dan tidak akan menjadi baik kemuliaan) Maksudnya kemuliaan dalam nasab dan status sosial (Tanpa kerendahan hati) Rendah hati adalah menyerahkan diri pada kebenaran dan meninggalkan penolakan terhadap hukum.
(وَلَا الْجِهَادُ) أَيْ اَلدُّعَاءُ إلَى الدِّيْنِ الْحَقِّ (بِغَيْرِ تَوْفِيْقٍ) وَهُوَ أَنْ يَكُوْنَ فِعْلُ الْعَبْدِ مُوَافِقًا لِمَا يُحِبُّهُ اللّٰهُ تَعَالَى وَيَرْضَاهُ.
(Dan tidak akan menjadi baik jihad) Maksudnya menyeru pada agama yang benar (Tanpa taufik) Taufik adalah terbuktinya perbuatan seorang hamba sesuai dengan perkara yang Allah Ta'ala cinta pada perkara tersebut dan ridho pada perkara tersebut.
رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ تُجَاهِدَ نَفْسَكَ وَهَوَاكَ فِى ذَاتِ اللّٰهِ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Paling utamanya jihad adalah kamu memerangi nafsumu dan keinginanmu karena Allah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam ad-Dailami
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 4
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ (قَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: أَضْيَعُ الْأَشْيَاءِ) أَيْ أَشَدُّ الْأَشْيَاءِ هَلَاكًا (عَشَرَةٌ: عَالِمٌ لَا يُسْأَلُ عَنْهُ، وَعِلْمٌ لَا يُعْمَلُ بِهِ) قَالَ بَعْضُ الْأُدَبَاءِ: اَلْعِلْمُ أَفْضَلُ خَلَفٍ وَالْعَمَلُ بِهِ أَكْمَلُ شَرَفٍ
Maqolah yang keempat (Telah berkata Utsman Radhiallahu Anhu: Paling sia-sianya perkara) Maksudnya perkara yang paling rusak (Itu ada sepuluh: Seorang alim yang tidak ditanya kepadanya, dan ilmu yang tidak diamalkan dengannya) Sebagian ahli sastra berkata: Ilmu adalah paling baiknya peninggalan, dan mengamalkan ilmu adalah paling sempurnanya kemuliaan
(وَرَأْيٌ) أَيْ تَدْبِيْرٌ (صَوَابٌ لَا يُقْبَلُ، وَسِلَاحٌ لَا يُسْتَعْمَلُ، وَمَسْجِدٌ لَا يُصَلَّى فِيْهِ، وَمُصْحَفٌ لَا يُقْرَأُ فِيْهِ، وَمَالٌ لَا يُنْفَقُ مِنْهُ، وَخَيْلٌ لَا تُرْكَبُ، وَعِلْمُ الزُّهْدِ فِى بَطْنِ مَنْ يُرِيْدُ الدُّنْيَا)
(Dan pendapat) Maksudnya perencanaan (Yang benar namun tidak diterima dan senjata yang tidak digunakan dan masjid yang tidak didirikan salat di dalamnya dan mushaf yang tidak dibaca dan harta yang tidak dinafkahkan darinya dan kuda yang tidak ditunggangi, dan ilmu zuhud yang ada di dalam hati orang yang menginginkan dunia)
وَقَدْ رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [مَنِ ازْدَادَ فِى الْعِلْمِ رُشْدًا فَلَمْ يَزْدَدْ فِى الدُّنْيَا زُهْدًا، لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللّٰهِ إلَّا بُعْدًا].
Dan benar-benar telah diriwayatkan dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Barang siapa yang bertambah cerdas dalam ilmu tetapi tidak bertambah zuhud di dunia maka dia tidak akan bertambah dari Allah melainkan semakin jauh].
(وَعُمْرٌ طَوِيْلٌ لَا يَتَزَوَّدُ فِيْهِ لِسَفَرِهِ) إلَى الدَّارِ الْآخِرَةِ.
(Dan umur yang panjang tetapi tidak mempersiapkan bekal untuk perjalanannya) Menuju negeri akhirat
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 5
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ (قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ) وَكَرَّمَ وَجْهَهُ (اَلْعِلْمُ خَيْرُ مِيْرَاثٍ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [أَكْرِمُوْا الْعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ فَمَنْ أَكْرَمَهُمْ فَقَدْ أَكْرَمَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهُ] رَوَاهُ الطَّبْرَانِيُّ.
Maqolah yang kelima (Telah berkata Ali Radhiallahu Anhu) Wakarroma Wajhahu (Ilmu adalah sebaik-baiknya warisan) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Muliakanlah oleh kalian ulama karena sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Barang siapa memuliakan ulama maka dia benar-benar telah memuliakan Allah dan Rasulnya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam at-Thobroni.
(وَالْأَدَبُ خَيْرُ حِرْفَةٍ) أَيْ مَكْسَبٍ
(Dan adab adalah sebaik-baiknya pekerjaan) Maksudnya pekerjaan
(وَالتَّقْوَى خَيْرُ زَادٍ) لِلْآخِرَةِ. وَأَصْلُ التَّقْوَى اتِّقَاءُ الشِّرْكِ ثُمَّ بَعْدَهُ اتِّقَاءُ الْمَعَاصِي وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَعْدَهُ اتِّقَاءُ الشُّبُهَاتِ ثُمَّ تَدَعُ بَعْدَهُ الْفُضُلَاتِ كَذَا مِنْ أَبِي عَلِيٍّ الدَّقَّاقِ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى
(Dan takwa adalah sebaik-baiknya bekal) Untuk akhirat. Asal dari takwa adalah mengindari kemusyrikan kemudian setelah itu menghindari kemaksiatan dan berbagai keburukan kemudian setelah itu menghindari perkara-perkara syubhat kemudian hendaknya kamu meninggalkan setelah itu hal-hal yang tidak berguna. Penjelasan demikian ini dari Abu Ali ad-Daqoqi Rahimahullah.
(وَالْعِبَادَةُ) وَهِيَ نِهَايَةُ تَعْظِيْمِ اللّٰهِ تَعَالَى (خَيْرُ بِضَاعَةٍ) وَهِيَ مَا تُعَدُّ لِلتِّجَارَةِ مِنَ الْمَالِ
(Dan Ibadah) Ibadah adalah puncak pengagungan kepada Allah Ta'ala (Adalah sebaik-baiknya modal) Modal adalah sesuatu yang dipersiapkan untuk diperdagangkan dari harta benda.
(وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ خَيْرُ قَائِدٍ) إلَى الْجَنَّةِ (وَحُسْنُ الْخُلُقِ خَيْرُ قَرِيْنٍ) لِصَاحِبِهِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
(Dan amal sholeh adalah sebaik-baiknya penuntun) Menuju surga (Dan akhlak yang baik adalah sebaik-baiknya teman) bagi pemiliknya di dunia dan akhirat
(وَالْحِلْمُ) وَهُوَ التَّأَنِّي فِى الْأُمُوْرِ وَحُسْنُ الْهَيْئَةِ (خَيْرُ وَزِيْرٍ) أَيْ مُعِيْنٍ فِى تَدْبِيْرِ الْأُمُوْرِ
(Dan berlapang dada) Yaitu bersikap tenang dalam berbagai perkara dan baiknya tingkah laku (Adalah sebaik-baiknya penolong) Maksudnya pembantu dalam menata berbagai perkara
(وَالْقَنَاعَةُ) أَيْ الرِّضَا بِالْقِسْمَةِ (خَيْرُ غِنًى) قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿مَنْ عَمِلَ صٰلِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ﴾ [النحل: الآية ٩٧] ، قَالَ كَثِيْرٌ مِنْ أَهْلِ التَّفْسِيْرِ: الْحَيَاةُ الطَّيِّبَةُ فِى الدُّنْيَا الْقَنَاعَةُ
(Dan qonaah) Maksudnya ridho terhadap bagian (Adalah sebaik-baiknya kekayaan) Telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Barang siapa mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia adalah orang yang beriman Maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik﴿ [An-Nahl: Ayat 97]. Telah berkata kebanyakan dari ahli tafsir: Kehidupan yang baik di dunia adalah qona'ah
(وَالتَّوْفِيْقُ) لِلطَّاعَةِ وَفِى الطَّاعَةِ (خَيْرُ عَوْنٍ) لِلْأُمُوْرِ (وَالْمَوْتُ خَيْرُ مُؤَدِّبٍ) أَيْ مُعَلِّمٍ لِمَحَاسِنِ الْأَخْلَاقِ.
(Dan pertolongan dari Allah) Untuk melakukan keta'atan dan dalam melakukan keta'atan (Adalah sebaik-baiknya penolong) Untuk berbagai perkara (Dan mati adalah sebaik-baik guru) Maksudnya pengajar untuk memperbaiki akhlak. [nextpage]Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 6
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةِ (قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: [عَشَرَةٌ مِنْ هٰذِهِ الْأُمَّةِ) الْمُحَمَّدِيَّةِ (هُمْ كُفَّارٌ بِاللّٰهِ الْعَظِيْمِ ويَظُنُّوْنَ أَنَّهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ:
Maqolah yang keenam (Telah bersabda Nabi Alaihis Sholatu Was-salam: [Ada sepuluh dari umat ini) Umat Muhammad (Mereka kafir kepada Allah yang maha agung dan mereka menyangka bahwa mereka adalah orang-orang beriman:
القَاتِلُ لِمُسْلِمٍ أَوْ ذَمِيٍّ بِغَيْرِ حَقٍّ، والسَّاحِرُ والدَّيُّوْثُ الَّذِيْ لَا يُغَارُ علَى أَهْلِهِ) أَيْ حُرَمِهِ مِنَ الزَّوْجَةِ وَالْبِنْتِ وَالْأُخْتِ.
Orang yang membunuh kepada orang muslim atau membunuh kepada kafir dzimmi tanpa hak, dan tukang sihir dan dayuts yang tidak cemburu terhadap keluarganya) Maksudnya orang-orang yang menjadi kehormatannya dari istri, anak perempuan dan saudara perempuan
1.Kafir Dzimmi adalah orang-orang yang tertutup hatinya dari agama islam tapi mereka hidup rukun dan damai bersama orang-orang islam.
2.Dayuts adalah seorang kepala rumah tangga yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap keluarganya. Dia membiarkan istri atau anak perempuannya atau saudara perempuannya bermaksiat dengan lelaki lain.
رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ مِنَ الْغِيْرَةِ مَا يُحِبُّ اللّٰهُ وَمِنْهَا مَا يُبْغِضُ اللّٰهُ، وَإنَّ مِنَ الْخُيَلَاءِ مَا يُحِبُّ اللهُ وَمِنْهَا مَا يُبْغِضُ اللّٰهُ،
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya di antara rasa cemburu ada rasa cemburu yang Allah sukai dan di antara rasa cemburu ada rasa cemburu yang Allah benci. Dan sesungguhnya di antara kesombongan ada kesombongan yang Allah sukai dan di antara kesombongan ada kesombongan yang Allah benci.
فَأَمَّا الْغَيْرَةُ الَّتِيْ يُحِبُّهَا اللّٰهُ فَالْغَيْرَةُ فِى الرِّيْبَةِ، وَأَمَّا الْغَيْرَةُ الَّتِيْ يُبْغِضُهَا اللّٰهُ فَالْغَيْرَةُ فِى غَيْرِ الرِّيْبَةِ،
Adapun rasa cemburu yang Allah menyukainya adalah rasa cemburu dalam hal yang mencurigakan. Dan adapun rasa cemburu yang Allah membencinya adalah rasa cemburu dalam selain hal yang mencurigakan
وَأَمَّا الْخُيَلَاءُ الَّتِيْ يُحبُّهَا اللهُ فَاخْتِيَالُ الرَّجُلِ فِى الْقِتَالِ وَاخْتِيَالُهُ عِنْدَ الصَّدَقَةِ، وَأَمَّا الْخُيَلَاءُ الَّتِيْ يُبْغِضُهَا اللّٰهُ فَاخْتِيَالُ الرَّجُلِ فِى الْبَغْيِ والْفَخْرِ] رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ.
Dan adapun kesombongan yang Allah menyukainya adalah sombongnya seseorang dalam peperangan dan sombongnya seseorang ketika bersedekah. Dan adapun kesombongan yang Allah membencinya adalah sombongnya seseorang dalam kedzoliman dan kebanggaan] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dan Imam Abu Daud dan Imam an-Nasai dan Imam Ibnu Hibban
1.Yang dimaksud Allah menyukai orang yang sombong saat bersedekah adalah orang yang tidak ingin kalah dari orang lain ketika bersedekah. Ketika ada orang lain yang bersedekah lebih banyak dari yang dia sedekahkan maka dia berusaha untuk bersedekah lebih banyak lagi.
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إِنَّ اللّٰهَ تَعالَى لَا يَقْبَلُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الصَّقُوْرِ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا، قِيْلَ: وَمَا الصَّقُوْرُ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ؟ قالَ: اَلَّذِيْ يُدْخِلُ عَلَى أَهْلِهِ الرِّجَالَ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan menerima pada hari kiamat dari seorang shoqur amalan sunnah dan amalan wajib. Ditanya: Apa shoqur itu wahai rasulallah? Nabi bersabda: Shoqur adalah orang yang memasukkan kepada keluarganya laki-laki lain] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhari
1.Di indonesia shoqur juga bisa dikatakan sebagai germo atau muncikari yaitu orang-orang yang menyediakan, menyalurkan dan memberikan akses pada sesuatu yang berkaitan dengan pelacuran. Hanya saja shoqur lebih dikhususkan ma'nanya pada seorang kepala keluarga yang menyewakan istrinya sendiri atau keluarganya untuk disetubuhi laki-laki lain.
(وَمَانِعُ الزَّكَاةِ) عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ: [مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ فأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وجَبِيْنُهُ وَظَهْرُهُ
(Dan orang yang menolak zakat) Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Tidaklah dari orang yang mempunyai emas atau perak yang tidak menunaikan dari emas dan perak tersebut pada hak-hak kewajibannya melainkan ketika terjadi hari kiamat maka dibuatkan lempengan-lempengan bagi orang tersebut lempengan-lempengan besi dari api neraka kemudian dipanaskan lempengan-lempengan tersebut di neraka jahannam kemudian disetrika dengan lempengan tersebut lambungnya dan pelipisnya dan punggungnya
كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيْدَتْ لَهُ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيرَى سَبِيْلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ].
Setiap kali lempengan tersebut menjadi dingin maka di ulangi lagi untuknya dalam sehari. Ada kira-kiranya sehari itu adalah lima puluh ribu tahun hingga diselesaikan pengadilan antar hamba kemudian dia melihat jalannya bisa jadi ke surga dan bisa jadi ke neraka].
(وَشَارِبُ الْخَمْرِ) فِى الْحَدِيْثِ: [شَارِبُ الْخَمْرِ يُحْشَرُ والْكُوْزُ مُعَلَّقٌ فِى عُنقِهِ والْقَدَحُ فِى يَدِهِ وَهُوَ أَنْتَنُ مِنْ كُلِّ جِيْفَةٍ عَلَى الْأَرْضِ يَلْعَنُهُ كُلُّ مَنْ يَمُرُّ عَلَيْهِ مِنَ الْخَلْقِ].
(Dan orang yang meminum arak) Dalam sebuah hadits: [Orang yang meminum arak akan dikumpulkan dan bejana digantungkan pada lehernya dan gelas pada tangannya dan dia lebih busuk daripada setiap bangkai di bumi. Melaknat kepadanya setiap orang yang lewat padanya dari golongan manusia].
(وَمَنْ وَجَبَ عَلَيْهِ الْحَجُّ فَلَمْ يَحُجَّ) قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ﴾ [آل عمرَان: الآية ٩٧] أَيْ وَمَنْ تَرَكَ اِعْتِقَادَ وُجُوْبِ الْحَجِّ فَإِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنْهُ.
(Dan orang yang telah wajib kepadanya haji kemudian dia tidak berhaji) Telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Barang siapa kufur maka sesungguhnya Allah maha tidak membutuhkan sesuatupun dari seluruh alam﴿ [Q.S Ali Imran: Ayat 97]. Maksudnya dan barang siapa yang meninggalkan keyakinan wajibnya haji maka sesungguhnya Allah maha tidak membutuhkan sesuatupun darinya
رُوِيَ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: [أَنَّهُ دَعَا لِأَمَّتِهِ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمْ، فَأَوْحَى اللّٰهُ إِلَيْهِ: إِنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُم مَا بَيْنِيْ وَبَيْنَهُمْ، وَلَمْ أَغْفِرْ لَهُمْ ظُلْمَهُمْ بَعْضَهُمْ لِبَعْضٍ.
Diriwayatkan dari Rasulullah ﷺ: [Sesungguhnya Rasul mendoakan untuk umatnya di sore hari di padang arofah dan nabi memintakan ampunan untuk umatnya kemudian Allah memberi wahyu kepada Rasul: Sungguh aku benar-benar telah memberikan ampunan bagi umatmu dosa antara aku dan umatmu dan aku tidak memberikan ampunan bagi umat kedzoliman mereka sebagian dari mereka dzolim kepada yang lain.
فَزَادَ فِى الْاِسْتِغْفَارِ وَقَالَ: إنَّكَ قَادِرٌ أَنْ تُرْضِيَ خُصُوْمَهُمْ، فَلَمْ يُجِبْهُ تِلْكَ اللَّیْلَةَ، فَلَمَّا كَانَ غَدَاةُ الْمُزْدَلِفَةِ أَوْحَى اللّٰهُ إِلَيْهِ بِالْإِجَابَةِ فَتَبَسَّمَهُ وَقَالَ: عَجِبْتُ مِنْ عَدُوِّ اللّٰهِ إِبْلِيْسَ لَمَّا أَجَابَ اللّٰهُ لِيْ دُعَائِيْ صَاحَ بِالْوَيْلِ وَالثُّبُوْرِ وَوَضَعَ التُّرَابَ عَلَى ڕَأْسِهِ].
Kemudian Rasul menambah dalam beristigfar dan berdoa: Sesungguhnya engkau dzat yang mampu untuk membuat ridho orang yang menuntut mereka. kemudian Allah tidak menjawab Rasul pada malam itu. Kemudian ketika terjadi pagi hari di muzdalifah Allah memberi wahyu kepada Rasul dengan pengkabualn doa kemudian Rasul tersenyum dan bersabda: Aku heran kepada musuh Allah yakni Iblis ketika Allah mengabulkan doaku dia berteriak celaka dan binasa dan menaruh tanah di atas kepalanya].
(وَالسَّاعِي فِى الْفِتَنِ) أَيْ اَلْعَامِلُ فِى أَسْبَابِ الْفِتَنِ (وَبَائِعُ السِّلَاحِ) وَهِيَ كُلُّ عِدَّةٍ لِلْحَرْبِ (مِنْ أَهْلِ الْحَرْبِ) وَمِنْ بِمَعْنَى اللَّامِ
(Dan orang yang kesana kemari menyebar fitnah) Maksudnya orang yang membuat-buat sebab-sebab terjadinya fitnah (Dan orang yang menjual senjata) Yaitu segala persiapan untuk perang (Untuk kafir harbi) Dan huruf مِنْ bermakna ل
(وَنَاكِحُ الْمَرْأَةِ) أَيْ اَلزَّوْجَةِ (فِى دُبُرِهَا، وَنَاكِحُ ذَاتِ رَحِمٍ مَحْرَمٍ) أَيْ وَاطِىءُ ذِيْ قَرَابَةٍ مَحْرَمٍ بِمِلْكٍ أَوْ غَيْرِهِ (إِنْ عَلِمَ) أَيْ ظَنَّ (هٰذِهِ الْأَفْعَالَ حَلَالًا كَفَرَ) أَمَّا إِذَا اعْتَقَدَ أَنَّهَا حَرَامٌ فَلَا يَكْفُرُ.
(Dan orang yang menikahi wanita) Maksudnya istrinya (Pada dzuburnya, dan orang yang menikahi saudara mahramnya) Maksudnya orang yang menjimak kerabatnya yang menjadi mahrom karena hubungan budak atau yang lain (Jika ia mengetahui) Maksudnya menduga kuat (Perbuatan-perbuatan ini halal maka dia kafir) Adapun jika ia meyakini sesungguhnya perbuatan-perbuatan ini haram maka dia tidak kafir.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 7
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةُ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [لَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ فِى السَّمَاءِ وَلَا فِى الْأَرْضِ مُؤْمِنًا حَتَّى يَكُوْنَ وَصُوْلًا) أَيْ مُتَلَطِّفًا لِلنَّاسِ
Maqolah yang ketujuh (Telah bersabda Nabi ﷺ: [Tidaklah menjadi seorang hamba baik di langit maupun di bumi benar-benar menjadi orang yang beriman hingga hamba tersebut benar-benar menyambung tali silaturrahmi) Maksudnya lemah lembut kepada manusia
(وَلَا يَكُوْنُ وَصُوْلًا حَتَّى يَكُوْنَ مُسْلِمًا) أَيْ مُنْقَادًا
(Dan tidaklah benar-benar menyambung tali silatur rahmi hingga dia benar benar menjadi muslim) Maksudnya patuh
(وَلَا يَكُوْنُ مُسْلِمًا حَتَّى يَسْلَمَ النَّاسُ مِنْ يَدِهِ وَلِسَانِهِ) أَيْ فَلَا يُؤْذِي النَّاسَ بِلِسَانِهِ وَلَا بِيَدِهِ
(Dan tidaklah benar-benar menjadi muslim hingga selamat manusia dari tangannya dan lidahnya) Makusdnya tidak menyakiti manusia dengan lidahnya dan tidak menyakiti manusia dengan tangannya
(وَلَا يَكُوْنُ مُسْلِمًا حَتَّى يَكُوْنَ عَالِمًا، وَلَا يَكُوْنُ عَالِمًا حَتَّى يَكُوْنَ بِالْعِلْمِ عَامِلًا، وَلَا يَكُوْنُ بِالْعِلْمِ عَامِلًا حَتَّى يَكُوْنَ زَاهِدًا) وَالزُّهْدُ تَرْكُ رَاحَةِ الدُّنْيَا طَلَبًا لِرَاحَةِ الْآخِرَةِ
(Dan tidaklah benar-benar menjadi muslim hinga dia benar-benar menjadi orang yang berilmu, dan tidaklah benar-benar menjadi orang yang berilmu hinga dia benar-benar mengamalkan, dan tidaklah benar-benar menjadi orang yang mengamalkan ilmu hingga dia benar-benar menjadi zuhud) Zuhud adalah meninggalkan kenyamanan-kenyamanan dunia karena mencari kenyamanan akhirat.
(وَلَا يَكُوْنُ زَاهِدًا حَتَّى يَكُوْنَ وَرِعًا) وَالْوَرَعُ مُلَازَمَةُ الْأَعْمَالِ الْجَمِيْلَةِ. قَالَ يَحْيَى بْنُ مُعَاذٍ الرَّازِيّ: كَيْفَ يَكُوْنُ زَاهِدًا مَنْ لَا وَرَعَ لَهُ، تَوَرَّعْ عَمَّا لَيْسَ لَكَ ثُمَّ ازْهَدْ فِيْمَا لَكَ. اهُ.
(Dan tidaklah benar-benar menjadi zuhud hingga dia benar-benar menjadi wara') Wara' adalah senantiasa melakukan amal-amal yang baik. Telah berkata Yahya bin Mu'ad Ar-Razi: Bagaimana mungkin menjadi zuhud orang yang tidak ada sifat wara' padanya. Berwira'ilah kamu dari apa-apa yang bukan milikmu kemudian zuhudlah kamu dalam harta yang menjadi milikmu.
(وَلَا يَكُوْنُ وَرِعًا حَتَّى يَكُوْنَ مُتَوَاضِعًا) عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ يَعُوْدُ الْمَرِيْضَ، وَيُشَيِّعُ الْجَنَائِزَ، وَيَرْكَبُ الْحِمَارَ، وَيُجِيْبُ دَعْوَةَ الْعَبْدِ.
(Dan tidaklah benar-benar menjadi wara' hingga dia benar-benar menjadi orang yang tawadhu') Dari Anas bin Malik berkata: Adalah Rasulullah ﷺ beliau menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, menunggangi himar, dan memenuhi undangan dari seorang budak.
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ كَانَ حَسَنَ الصُّوْرَةِ فِى حَسَبٍ لَا يَشِيْنُهُ مُتَوَاضِعًا كَانَ مِنْ خَالِصِ أَهْلِ اللّٰهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ] رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ.
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang bagus rupanya dalam derajat sosial, dia tidak menjatuhkan kehormatannya dan ia tetap rendah hati, maka jadilah ia termasuk yang khusus di antara wali-wali Allah pada hari kiamat] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nu'aim
(وَلَا يَكُوْنُ مُتَوَاضِعًا حَتَّى يَكُوْنَ عَارِفًا بِنَفْسِهِ) قَالَ الشَّاعِرُ:
(Dan tidaklah benar-benar menjadi tawadhu' hingga dia benar-benar menjadi orang yang mengerti tentang dirinya sendiri) Telah berkata seorang penya'ir:
عَلَيْكَ شَامِلَةٌ فَالْعُمْرُ مَعْدُوْدٌ | * | يَا ابْنَ آدَمَ لَا تَغْرُرْكَ عَافِيَةٌ |
Wahai anak adam jangan sampai menipu kepadamu keadaan sehat | * | atas dirimu yang menyeluruh karena umur itu terhitung |
لِكُلِّ شَيْءٍ مِنَ الْآفَاتِ مَقْصُوْدٌ | * | مَا أَنْتَ إلَّا كَزَرْعٍ عِنْدَ خُضْرَتِهِ |
Tidaklah kamu melainkan seperti tanaman ketika hijaunya tanaman tersebut | * | bagi segala sesuatu dari berbagai penyakit dijadikan sasaran |
فَأَنْتَ عِنْدَ كَمَالِ الْأَمْرِ مَحْصُوْدٌ | * | فَإِنْ سَلِمْتَ مِنَ الْآفَاتِ أَجْمَعِهَا |
Jika kamu selamat dari berbagai penyakit seluruhnya | * | Maka kamu ketika sudah sempurna akan dipanen |
(وَلَا يَكُوْنُ عَارِفًا بِنَفْسِهِ حَتَّى يَكُوْنَ عَاقِلًا فِى الْكَلَامِ]). قَالَ بِشْرُ بْنُ الْحَارِثِ: إِذَا أَعْجَبَكَ الْكَلَامُ فَاصْمُتْ، وَإِذَا أَعْجَبَكَ الصَّمْتُ فَتَكَلَّمْ.
(Dan tidaklah benar benar bisa menjadi orang yang mengerti tentang diri sendiri hingga dia benar-benar menjadi orang yang berakal dalam ucapannya) Telah berkata Bisyr bin Harits: Jika kamu merasa takjub untuk berbicara maka diamlah dan jika kamu merasa takjub untuk diam maka berbicaralah.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 8
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةُ (قِيْلَ: رَأَى يَحْيَى بْنُ مُعَاذٍ الرَّازِيُّ رَحِمَهُ اللّٰهُ فَقِيْهًا) أَيْ عَالِمًا بِالْفِقْهِ (رَاغِبًا فِى الدُّنْيَا) أَيْ مُتَوَجِّهًا إلَيْهَا
Maqolah yang ke delapan (Dikatakan: Telah melihat Yahya bin Mu'ad ar-Razi Rahimahullah kepada seorang ulama fikih) Maksudnya seorang yang berilmu dalam bidang fikih (Yang cinta pada dunia) Yaitu yang menghadap kepada dunia
(فَقَالَ:) أَيْ يَحْيَى (يَا صَاحِبَ الْعِلْمِ وَالسُّنَّةِ) أَيْ عِلْمِ حَدِيْثِ النَّبِيِّ ﷺ (قُصُوْرُكُمْ) أَيْ دِيَارُكُمُ الْكَبِيْرَةُ (قَيْصَرِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى قَيْصَرَ وَهُوَ مَلِكُ الرُّوْمِ
(Kemudian dia berkata:) Maksudnya Yahya (Wahai pemilik ilmu dan sunnah) Maksudnya ilmu tentang hadits Nabi ﷺ (Istana-istana kalian) Maksudnya rumah-rumah kalian yang besar (Itu seperti rumah para kaisar) Dinisbatkan pada kaisar yaitu raja romawi
(وَبُيُوْتُكُمْ كِسْرَوِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى كِسْرَى وَهُوَ مَلِكُ الْفُرْسِ
(Dan ruma-rumah kalian itu seperti rumah para raja persi) Dinisbatkan pada lafadz kisro yaitu raja persi
(وَمَسَاكِنُكُمْ قَارُوْنِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى قَارُوْنَ مِنْ قَوْمِ سَيِّدِنَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ
(Dan tempat tinggal kalian itu seperti tempat tinggal Qorun) Dinisbatkan kepada Qorun dari kaum tuan kita musa Alaihissalam
(وَأَبْوَابُكُمْ طَالُوْتِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى قَوْمِ طَالُوْتَ كَانَ مِنَ الْمُلُوْكِ وَأَبْوَابُ بُيُوْتِهِمْ عَالِيَةٌ
(Dan pintu-pintu kalian itu seperti pintu-pintu bangsa Tholut) Dinisbatkan kepada kaum Tolut. Tolut adalah termasuk seorang raja dan pintu-pintu rumah mereka itu tinggi tinggi.
(وَثِيَابُكُمْ جَالُوْتِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى جَالُوْتَ الَّذِي قَتَلَهُ سَيِّدُنَا دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلَامُ
(Dan baju-baju kalian itu seperti baju Jalut) Dinisbatkan kepada Jalut yang telah membunuh padanya oleh tuan kita Daud Alaihis Salam
(وَمَذَاهِبُكُمْ) أَيْ طُرُقُكُمْ فِى الدِّيْنِ (شَيْطَانِيَّةٌ، وَضِيَاعُكُمْ) أَيْ عَقَارَاتُكُمْ أَوْ صَنَاعَاتُكُمْ (مَرْوَانِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى مَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ كَانَ مُلُوْكُ الشَّامِ مِنْ أَوْلَادِهِ
(Dan madzhab-madzhab kalian) Maksudnya toriqoh-toriqoh kalian di dalam beragama (Itu seperti madzhab setan, dan aset-aset kalian) Maksudnya pekarangan-pekarangan kalian atau pabrik-pabrik kalian (Itu Seperti aset-aset bangsa marwan) Dinisbatkan kepada Marwan bin Hakam dia itu termasuk dari para raja negri Syam dari anak cucu Hakam
(وَوِلَايَتُكُمْ) عَلَى الْبِلَادِ (فِرْعَوْنِيَّةٌ) نِسْبَةٌ إلَى فِرْعَوْنَ
(Dan wilayah-wilayah kalian) Di atas negara-negara (Itu seperti wilayah-wilayah Fir'aun) Dinisbatkan kepada Fir'aun
(وَقُضَاتُكُمْ عَاجِلِيَّةٌ) أَيْ مُسْتَعْجِلُوْنَ فِى الْأَحْكَامِ مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ (أَصْحَابُ رِشْوَةٍ) وَهُوَ مَا يُعْطِي الشَّخْصُ لِلْحَاكِمِ لِيَحْكُمَ لَهُ أَوْ يُحَمِّلُهُ عَلَى مَا يُرِيْدُ (غَشَّاشَةٌ) أَيْ أَيْدِيهِمْ بِالْخِيَانَةِ رَشَّاشَةٌ كَمَا فِي الْأَسَاسِ
(Dan hakim-hakim kalian itu tergesa-gesa,) Maksudnya mereka semua tergesa-gesa dalam memutuskan hukum tanpa berfikir (Penerima suap,) Yaitu sesuatu yang diberikan oleh seseorang kepada hakim agar hakim memutuskan hukum untuknya atau agar dia dapat mempengaruhi hakim pada sesuatu yang dia inginkan (Penipu) Maksudnya tangan-tangan mereka memercikkan pengkhianatan sebagaimana dalam kitab al-Asas
(وَأَئِمَّتُكُمْ جَاهِلِيَّةٌ فَأَيْنَ الْمُحَمَّدِيَّةُ) أَيْ فَأَيْنَ السِّيَرُ الْمُحَمَّدِيَّةُ.
(Dan pemimpin-pemimpin kalian adalah bangsa jahiliyah. Maka dimanaka ajaran Nabi Muhammad ﷺ?) Maksudnya maka dimanakah jalan hidup yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad ﷺ?
وَقَالَ الشَّاعِرُ:
Telah berkata seorang penyair:
وَالطَّالِبُ مَسْكَنُهُ فِى دَارِ السَّلَامِ | * | (أَيُّهَا الْمُنَاجِي رَبَّهُ بِأَنْوَاعِ الْكَلَامِ |
Wahai orang yang bermunajat kepada tuhannya dengan berbagai bahasa | * | Dan wahawi orang yang sedang mencari tempat tinggalnya di surga |
وَمَا أَرَاكَ مُنْصِفًا لِنَفْسِكَ بَيْنَ الْأَنَامِ | * | وَالْمُسَوِّفُ لِلتَّوْبَةِ عَامًا بَعْدَ عَامٍ |
Wahai orang yang menunda taubatnya tahun demi tahun | * | Kenapa aku tidak melihat dirimu sebagai orang yang benar-benar ingsyaf untuk dirimu sendiri di antara umat manusia |
وَأَحْيَيْتَ طُوْلَ لَيْلِكَ بِالْقِيَامِ | * | إِنَّكَ لَوْ رَافَقْتَ يَوْمَكَ يَا غَافِلٌ بِالصِّيَامِ |
Sungguhlah engkau hei orang-orang yang lalai. Andai engkau menemani harimu dengan puasa | * | Dan engkau menghidupkan sepanjang malammu dengan bangun malam |
لَكُنْتَ أَحْرَى أَنْ تَنَالَ شَرَفَ الْمَقَامِ | * | وَاقْتَصَرْتَ بِالْقَلِيْلِ مِنَ الْمَاءِ وَالطَّعَامِ |
Dan kamu membatasi sedikit saja dari air dan makanan | * | Niscaya engkau menjadi lebih pantas untuk bisa memperoleh kedudukan yang mulia |
وَالرِّضْوَانَ الْأَكْبَرَ مِنْ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ) | * | وَالْكَرَامَةَ الْعَظِيْمَةَ مِنْ رَبِّ الْأَنَامِ |
Dan kemuliaan yang agung dari dzat yang mengurus dan mengatur manusia | * | Dan keridhoan yang paling agung dari Allah yang mempunyai sifa maha agung dan maha mulia |
وَقَالَ الشَّاعِرُ مِنْ بَحْرِ الطَّوِيْلِ:
Telah berkata seorang penyair dari bahar thowil:
قَرِيْنُ الْفَتَى فِى الْقَبْرِ مَا كَانَ يَفْعَلُ | * | تَخَيَّرْ خَلِيْلًا مِنْ فِعَالِكَ إِنَّهُ |
Pilihlah olehmu seorang teman dari perbuatanmu sendiri. Sesungguhnya | * | Akan menjadi teman seorang pemuda di alam kuburnya apa apa yang telah dia kerjakan |
بِغَيْرِ الَّذِيْ يَرْضَى بِهِ اللّٰهُ تُشْغَلُ | * | فَإِنْ كُنْتَ مَشْغُوْلًا بِشَيْءٍ فَلَا تَكُنْ |
Jika kamu sibuk dengan melakukan sesuatu maka janganlah kamu | * | Disibukkan dengan selain perkara yang Allah ridhoi |
إِلَى قَبْرِهِ إلَّا الَّذِيْ كَانَ يَعْمَلُ | * | فَلَنْ يَصْحَبَ الْإِنْسَانَ مِن بَعْدِ مَوْتِهِ |
Karena tidak akan menyertai manusia setelah dia mati | * | Ke alam kuburnya kecuali sesuatu yang telah dia kerjakan |
يُقِيْمُ قَلِيْلًا عِنْدَهُمْ ثُمَّ يَرْحَلُ | * | أَلَا إِنَّمَا الْإِنْسَانَ ضَيْفٌ لِأَهْلِهِ |
Ingatla sesungguhnya manusia itu hanya ibarat tamu bagi keluarganya | * | Dia bermukim sejenak disisi keluarganya kemudian dia pergi |
وَقَالَ الشَّاعِرُ:
Dan telah berkata seorang penyair:
فَقَالَتِ الدَّارُ لِيْ قَامُوْا قَلِيْلًا وَقَدْ رَحِلُوْا | * | سَأَلْتُ الدَّارَ تُخْبِرُنِيْ عَنِ الْأَحْبَابِ مَا فَعَلُوْا |
Aku bertanya kepada rumah agar dia mengabarkan kepadaku tentang orang-orang terkasih apa saja yang mereka lakukan | * | Lalu berkatalah rumah tersebut kepadaku mereka bermukim sejenak dan mereka benar-benar telah pergi |
وَأَيُّ مَنْزِلٍ تَرَى يَا دَارُ فِيْهِ نَزَلُوْا | * | فَقُلْتُ: يَا دَارُ أَيْنَ رَاحُوْا فَأَطْلُبُهُمْ |
Kemudian aku berkata: Wahai rumah kemana mereka pergi maka aku akan mencari merka | * | Dan tempat tinggal mana yang engkau lihat wahai rumah yang di dalamnya mereka tinggal |
وَقَدْ لَقُوْا قَرِيْنَهُمْ وَاللّٰهِ مَا عَمِلُوْا | * | فَقَالَتِ الدَّارُ: قَدْ سَكَنُوا الْقُبُوْرَ |
Maka rumah berkata: Mereka benar-benar telah tinggal di kuburan | * | Dan mereka benar-benar telah bertemu teman mereka demi Allah teman mereka adalah sesuatu yang telah mereka amalkan |
يَا سَائِلِيْ بِهِمْ مُنْيَةُ الْأَجَلُ | * | يَا بِئْسَ غَرَّتْهُمْ آمَالُهُمْ وَغَدَرٌ |
Aduhai betapa celakanya, telah menipu kepada mereka semua lamunan-lamunan kosong mereka dan pengkhianatan | * | Hai orang yang bertanya kepadaku tentang mereka! kematian itu pasti |
مَا كَانَتِ الْقَوْمُ تَفْعَلُ بِهِ زَلَلٌ | * | وَفِى الصَّحَائِفِ كُلٌّ كَائِنَةٌ مِنْ قَبِيْحٍ |
Dan di dalam lembaran-lembaran amal mereka semua ada perbuatan-perbuatan buruk | * | Apa saja yang suatu kaum lakukan dengan perbuatan buruk menjadikan mereka tergelincir |
وَلَا لَهُمْ مَلْجَأٌ فِيْهَا وَلَا حِيَلٌ | * | إِنْ يَسْتَغِيْثُوْا فَلَا أَحَدٌ يُغِيْثُهُمْ |
Jika mereka meminta pertolongan maka tiada seorangpun yang bisa menolong mereka | * | Tidak pula ada bagi mereka tempat berlindung dan juga tidak ada daya |
وَلَيْسَ يُغْنِي نَدَمٌ لِلْقَوْمِ وَقَدْ حُصِّلُوْا | * | إِلَّا حَزَانَى نَدَامَى فِى قُبُوْرِهِمْ |
Melainkan orang-orang yang berduka dan orang-orang yang penuh penyesalan di alam kubur mereka | * | Dan sudah tidak berguna penyesalan bagi suatu kaum sedang mereka telah dihisab |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 9
(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةُ (قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: عَشَرَةُ خِصَالٍ يُبْغِضُهَا اللّٰهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْ عَشَرَةِ أَنْفُسٍ) أَيْ أَكْثَرُ بُغْضًا مِنْ غَيْرِهِمْ
Maqolah yang kesembilan (Telah berkata sebagian dari para hukama: Ada sepuluh perkara yang Allah Subanahu Wata'ala membencinya dari sepuluh orang) Maksudnya yang paling dibenci dari pada selain sepuluh orang tersebut
1.Sepuluh perkara ini adalah sifat-sifat tercela yang dibenci oleh Allah, dan jika dilakukan oleh sepuluh jenis orang berikut ini, maka hal itu lebih dibenci oleh Allah.
(الْبُخْلُ مِنْ الْأَغْنِيَاءِ) قَالَ حَكِيْمٌ: اَلْبُخْلُ مَحْوُ صِفَاتِ الْإِنْسَانِيَّةِ وَإِثْبَاتُ عَادَاتِ الْحَيَوَانِيَّةِ
(Kikir dari kalangan orang-orang kaya) Telah berkata Hakim: Pelit itu menghapus sifat-sifat kemanusiaan dan pelit itu menetapkan kebiasaan-kebiasaan kebinatangan.
(وَالْكِبْرُ مِنَ الْفُقَرَاءِ) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ قَالَ: [إذَا قَالَ الرَّجُلُ هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ] رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَالرِّوَايَةُ الْمَشْهُورَةُ بِرَفْعِ كَافِ أَهْلَكُهُمْ وَرُوِيَ بِنَصْبِهَا،
(Dan sombong dari kalangan orang-orang fakir) Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: [Jika seseorang berkata manusia telah binasa maka dialah orang yang paling binasa di anatar mereka] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim. Dan riwayat yang paling masyhur adalah dengan merofakan huruf ك pada lafadz أهلكهم dan diriwayatkan pula dengan menashobkannya
وَهٰذَا النَّهْيُ لِمَنْ قَالَ ذٰلِكَ عَجَبًا بِنَفْسِهِ وَتَصَاغُرًا لِلنَّاسِ وَارْتِفَاعًا عَلَيْهِمْ فَهٰذَا هُوَ الْحَرَامُ ، وَأَمَّا مَنْ قَالَهُ لِمَا يَرَى فِى النَّاسِ مِنْ نَقْصٍ فِى أَمْرِ دِينِهِمْ وَقَالَهُ تَحَزُّنًا عَلَيْهِمْ وَعَلَى الدِّينِ فَلَا بَأْسَ بِهِ، هَكَذَا فَسَّرَهُ الْعُلَمَاءُ.
Dan larangan ini bagi orang yang mengatakan hal itu karena ujub pada dirinya dan karena merendahkan manusia dan karena merasa lebih tinggi atas mereka maka ini adalah haram. Adapun orang yang mengatakan hal itu karena apa yang dia lihat di kalangan manusia karena kekurangan dalam urusan agama mereka dan dia mengucapkannya karena prihatin kepada mereka dan atas agama maka tidak apa apa mengucapkannya. Demikian ini telah menafsirkannya para ulama
(وَالطَّمَعُ مِنَ الْعُلَمَاءِ) قِيْلَ لَمَّا نَطَقَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ بِذِكْرِ الطَّمَعِ فَقَالَ: ﴿لَوْ شِئْتَ لَنَخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا﴾ [الْكَهْفِ: الْآيَةُ ٧٧] قَالَ الْخَضِرُ لَهُ: ﴿هَذَا فِرَاقُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَ﴾ [الكَهْفِ: الْآيَةُ ٧٨]
(Dan serakah dari kalangan ulama) Dikatakan ketika berucap Nabi Musa Alaihis Salam dengan mengungkapkan rasaa tamak dengan berkata ﴾Seandainya engkau hendaki niscaya engkau mengambil atas hal itu upah﴿ [Q.S Al-Kahfi: Ayat 77] Berkata Nabi Khidir kepada Nabi Musa ﴾Ini adalah perpisahan antara diriku dan dirimu﴿ [Q.S Al-Kahfi: Ayat 78]
وَقِيْلَ لَمَّا قَالَ ذٰلِكَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ وَقَفَ بَيْنَ يَدَيْهِمَا ظَبْيٌ وَكَانَا جَائِعَيْنِ، الْجَانِبُ الَّذِي يَلِي مُوسَى غَيْرُ مَشْوِيٍّ وَالْجَانِبُ الَّذِي يَلِي الْخَضِرَ مَشْوِيٌّ.
Dan dikatakan ketika Nabi Khidir mengatakan itu kepada Nabi Musa Alaihis Salam maka berdiri di hadapan keduanya seekor kijang dan keduanya sedang lapar. Bagian yang didekat Nabi Musa tidak dipanggang sedangkan bagian yang didekat Nabi Khidir sudah dipanggang.
(وَقِلَّةُ الْحَيَاءِ مِنَ النِّسَاءِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَيَاءٌ فَلَا دِيْنَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَيَاءٌ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ.
(Dan sedikitnya rasa malu dari kalangan wanita) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang tidak ada padanya sifat malu maka tidak ada agama baginya, Dan barang siapa yang tidak ada padanya sifat malu di dunia maka dia tidak akan masuk surga] Tela meriwayatkan pada hadits ini Imam ad-Dailami
(وَحُبُّ الدُّنْيَا مِنَ الشُّيُوْخِ) قَالَ أَبُو بَكْرٍ الْمَرَاغِيُّ: اَلْعَاقِلُ مَنْ دَبَّرَ أَمْرَ الدُّنْيَا بِالْقَنَاعَةِ وَالتَّسْوِيْفِ وَأَمْرَ الْآخِرَةِ بِالْحِرْصِ وَالتَّعْجِيْلِ وَأَمْرَ الدِّينِ بِالْعِلْمِ وَالْاِجْتِهَادِ.
(Dan cinta dunia dari kalangan orang yang sudah tua) Telah berkata Abu Bakar al-Marogi: Orang yang berakal adalah orang yang mengatur urusan dunia dengan qona'ah dan penundaan dan mengatur urusan akhirat dengan semangat dan bersegera dan mengatur urusan agama dengan ilmu dan bersungguh sungguh.
(وَالْكَسَلُ) فِى الْأَعْمَالِ (مِنَ الشُّبَّانِ وَالْجَوْرِ مِنَ السُّلْطَانِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ أَرْضَى سُلْطَانًا بِمَا يُسْخِطُ رَبَّهُ خَرَجَ مِنْ دِيْنِ اللّٰهِ تَعَالَى] رَوَاهُ الْحَاكِمُ .
(Dan malas) Dalam beramal (Dari kalangan pemuda dan ketidak adilan dari kalangan raja) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang membuat ridho hati seorang raja dengan cara yang membuat tuhannya murka maka dia keluar dari agam Allah Ta'ala]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Hakim
(وَالْجُبْنُ مِنَ الْغُزَاةِ) وَهُوَ ضَعْفُ الْقَلْبِ يُحْجِمُ بِهِ عَنْ لِقَاءِ الْعَدُوِّ
(Dan sifat penakut dari kalangan pejuang) Yaitu kelemahan hati yang membuat dia mundur sebab takut dari bertemu musuh
(وَالْعُجْبُ مِنَ الزُّهَّادِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَنْ حَمِدَ نَفْسَهُ عَلَى عَمَلٍ صَالِحٍ فَقَدْ ضَلَّ شُكْرُهُ وَحَبِطَ عَمَلُهُ] رَوَاهُ أَبُو نُعَيْمٍ.
(Dan ujub dari kalangan ahli zuhud) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Barang siapa yang memuji pada dirinya atas amal sholeh maka benar-benar telah hilang syukurnya dan terhapus pahala amalnya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Nuaim
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [مَا مِنْ أَحَدٍ يَلْبَسُ ثَوْبًا لِيُبَاهِيَ بِهِ فَيَنْظُرُ النَّاسُ إلَيْهِ إلَّا لَمْ يَنْظُرِ اللّٰهُ إلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَنْزِعَهُ مَتَى مَا نَزَعَهُ] رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ .
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Tidaklah seorangpun yang mengenakan pakaian untuk berbangga-bangga dengan pakaian itu sehingga manusia melihat kepadanya melainkan Allah tidak akan mlihat kepadanya pada hari kiamat sehingga dia melepas pakaian itu kapanpun dia melepasnya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam at-Thobroni
وَرُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [وَيْحَ ابْنِ آدَمَ كَيْفَ يَزْهُو وَإِنَّمَا هُوَ جِيْفَةٌ يُؤْذِي مَنْ مَرَّ بِهِ ابْنُ آدَمَ مِنَ التُّرَابِ خُلِقَ وَإِلَيْهِ يَصِيْرُ] رواه الديلمي.
Dan diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Celakalah anak adam. Bagaimana dia bisa menyombongkan diri padahal sesungguhnya dia hanyalah bangkai yang mengganggu orang-orang yang melewatinya. Anak adam itu dari tanah dia diciptakan dan kepada tanah dia akan kembali] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam ad-Dailami
(وَالرِّيَاءُ مِنَ الْعِبَادِ) رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [إيَّاكُمْ أَنْ تَخْلِطُوْا طَاعَةَ اللّٰهِ بِحُبِّ ثَنَاءِ الْعِبَادِ فَتُحْبِطَ أَعْمَالُكُمْ] رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ.
(Dan sifat riya dari kalangan para hamba) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Waspadalah kalian agar tidak mencampur aduk ketaatan kepada Allah dengan cinta pujian dari para hamba sehingga dihapus pahala amalan-amalan kalian] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam ad-Dailami
وَأَمَّا وُجُوْدُ الْحَمْدِ مِنَ النَّاسِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يُحِبَّهُ فَلَا بَأْسَ بِهِ لِأَنَّهُ لَيْسَ رِيَاءً
Adapun adanya pujian dari manusia tanpa dia suka dipuji manusia maka tidak apa apa atas pujian tersebut karena itu bukan riya
كَمَا رُوِيَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: [أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنَ الْخَيْرِ وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ ؟ قَالَ: تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ] رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Sebagaimana telah diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallahu Anhu berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ: [Bagaimana pendapat anda tentang seseorang yang mengerjakan suatu amal dari amal baik kemudian memuji kepadanya manusia karena amalan tersebut? Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Itu adalah berita gembira yang didahulukan untuk orang yang beriman] Telah meriwayatkan kepada hadits ini Imam Muslim
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 10
(وَ) الْمَقَالَةُ الْعَاشِرَةُ (قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [اَلْعَافِيَةُ عَلَى عَشَرَةِ أَوْجُهٍ، خَمْسَةٌ فِى الدُّنْيَا وَخَمْسَةٌ فِى الْآخِرَةِ. فَأَمَّا الَّتِي فِى الدُّنْيَا) فَهِيَ (اَلْعِلْمُ وَالْعِبَادَةُ وَالرِّزْقُ مِنَ الْحَلَالِ) فِى الْمَطَاعِمِ وَالْمَلَابِسِ
Maqolah yang kesepuluh (Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Kesejahteraan itu ada sepuluh macam. Lima di dunia dan lima di akhirat. Adapun yang di dunia) Yaitu (Ilmu, ibadah, rizki dari yang halal,) Pada makanan dan pakaian
(وَالصَّبْرُ عَلَى الشِّدَّةِ). سُئِلَ الْجُنَيْدُ قَدَّسَ سِرَّهُ عَنِ الصَّبْرِ فَقَالَ: تَجَرُّعُ الْمِرَارَةَ مِنْ غَيْرِ تَعْبِيْسٍ، وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ كَرَّمَ اللّٰهُ وَجْهَهُ: الصَّبْرُ مِنَ الْإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ.
(Sabar atas musibah) Ditanya Imam Junaid Qoddasa Sirrohu tentang sabar. Maka dia berkata: Sabar adalah menelan kepahitan tanpa menunjukkan wajah yang masam. Dan berkata Ali bin Abi Tholib Karromallahu Wajhah: Sabar dalam iman itu seperti kedudukan kepala pada jasad
(وَالشُّكْرُ عَلَى النِّعْمَةِ) وَشُكْرُ الْعَبْدِ عَلَى الْحَقِيْقَةِ إنَّمَا هُوَ نُطْقُ اللِّسَانِ وَإِقْرَارُ الْقَلْبِ بِإِنْعَامِ اللّٰهِ تَعَالَى
(Dan bersyukur atas kenikmatan) Syukur seorang hamba pada hakikatnya hanyalah merupakan ucapan lisan dan pengakuan hati atas nikmat-nikmat dari Allah Ta'ala.
(وَأَمَّا الَّتِيْ فِى الْآخِرَةِ فَإِنَّهُ يَأْتِيْهِ مَلَكُ الْمَوْتِ بِالرَّحْمَةِ وَاللُّطْفِ) أَيْ الرِّفْقِ عِنْدَ نَزْعِ رُوْحِهِ،
(Dan adapun yang di akhirat maka sesungguhnya lima kesejahtraan itu adalah datang kepadanya malaikat maut dengan kasih sayang dan kelembutan,) Maksudnya dengan kelembutan saat mencabut ruhnya.
وَالثَّانِي (لَا يُرَوِّعُهُ) أَيْ لَا يُفْزِعُهُ (مُنْكَرٌ) بِفَتْحِ الْكَافِ (وَنَكِيْرٌ فِى الْقَبْرِ) بَلْ يُؤْنِسُهُ ،
Dan yang kedua adalah (Tidak membuatnya takut) Maksudnya tidak membuatnya kaget (Malaikat Munkar) Lafadz منكر Dengan memfathahkan huruf ك (Dan Malaikat Nakir di dalam kubur,) Tetapi justru menhiburnya
وَمَجِيْءُ مَلِكٍ عِنْدَ الْقَبْضِ لَيْسَ مِنَ الْآخِرَةِ بَلْ مِنَ الدُّنْيَا وَكَذَا الْمَيِّتُ فِى الْقَبْرِ فإِنَّ الْقَبْرَ يُقَالُ لَهُ بَرْزَخٌ لَكِنْ لَمَّا كَانَ وَقْتُ الْمَوْتِ يَقْرُبُ مِنْ أَحْوَالِ الْآخِرَةِ يُقَالُ لَهُ الْآخِرَةُ فَكُلُّ مَا قَارَبَ شَيْئًا يُعْطَى حُكْمُهُ.
Dan datangnya malaikat saat pencabutan nyawa itu bukan termasuk akhirat, melainkan masih bagian dari dunia dan begitu juga orang yang mati di dalam kubur karena sesungguhnya kubur disebut baginya sebagai alam barzakh namun karena waktu kematian dekat dari keadaan akhirat maka dikatakan namanya akhirat. Segala sesuatu yang mendekati sesuatu diberi hukum yang serupa dengannya
وَالثَّالِثُ (يَكُوْنُ آمِنًا) أَيْ غَيْرَ خَائِفٍ (فِى) وَقْتِ (الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ) وَهُوَ حِيْنَ يُؤْمَرُ بِالْكَافِرِ بِالذَّهَابِ إلَى النَّارِ وَحِيْنَ تُغْلَقُ النَّارُ عَلَى أَهْلِهَا وَيَيْأَسُوْنَ مِنَ الْخُرُوْجِ مِنْهَا وَحِيْنَ يُذْبَحُ الْمَوْتُ فِى صُوْرَةِ كَبْشٍ أَمْلَحَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا أَهْلَ النَّارِ خُلُوْدٌ بِلَا مَوْتٍ فَيَيْأَسُ أَهْلُ النَّارِ مِنَ الْخُرُوْجِ مِنْهَا.
Dan yang ketiga adalah (Dia dalam keadaan aman) Maksudnya tidak takut (Pada) Waktu (Ketakutan terbesar,) Yaitu ketika diperintah kepada orang-orang kafir untuk pergi ke neraka dan ketika dikunci neraka pada penghuninya dan mereka putus asa untuk bisa keluar dari neraka dan ketika kematian disembelih dalam bentuk domba berwarna putih di antara surga dan neraka dan menyeru malaikat yang menjadi juru penyeru: Wahai ahli neraka kekekalan tanpa kematian sehingga berputus asa para penduduk neraka untuk keluar dari neraka.
وَالرَّابِعُ (تُمْحَى سَيِّئَآتُهُ وَتُقْبَلُ حَسَنَاتُهُ) .
Dan yang keempat adalah (Dihapus dosa-dosanya dan diterima kebaikan-kebaikannya)
وَالْخَامِسُ (يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ اللَّامِعِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ فِى السَّلَامَةِ) مِنْ كَلَالِيْبِ الصِّرَاطِ وَغَيْرِهَا مِنْ أَهْوَالِ ذٰلِكَ الْيَوْمِ.
Dan yang kelima adalah (Dia melewat di atas jembatan shirot seperti petir yang menyambar sehingga dia masuk surga dalam keadaan selamat) Dari besi-besi pengait shirot dan selainnya dari ancaman-ancaman pada hari itu.
[nextpage]
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 11
(وَ) الْمَقَالَةُ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ (قَالَ أَبُو الْفَضْلِ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى: سَمَّى اللّٰهُ كِتَابَهُ بِعَشَرَةِ أَسْمَاءٍ: قُرْآنًا وَفُرْقَانًا وَكِتَابًا وَتَنْزِيْلًا وَهُدًى وَنُوْرًا وَرَحْمَةً وَشِفَاءً وَرُوْحًا وَذِكْرًا)
Maqolah yang kesebelas (Telah berkata Abu Fadl Rahimahullahu Ta'ala: Allah telah memberi nama kitab-Nya dengan sepuluh nama: Al-Qur'an, Al-Furqon, Al-Kitab, At-Tanzil, Al-Huda, An-Nur, Ar-Rahmah, Asy-Syifa, Ar-Ruh dan Adz-Dzikr)
فَقَوْلُهُ قُرْآنًا بِالنَّصْبِ بَدَلٌ مِنْ قَوْلِهِ بِعَشَرَةٍ فَإِنَّهُ مَفْعُوْلٌ ثَانٍ بِسَمَّى لِأَنَّهُ يَتَعَدَّى لِمَفْعُولَيْنِ الثَّانِي بِالْبَاءِ أَوْ بِدُوْنِهِ وَالتَّابِعُ تَابِعٌ لِمَتْبُوْعِهِ فِى اللَّفْظِ أَوْ فِى الْمَحَلِّ
Perkataan Abu Fadl pada lafadz قُرْآنًا itu dengan dibaca nashob sebagai badal dari perkataannya pada lafadz بِعَشَرَةٍ karena lafadz بِعَشَرَةٍ adalah maf'ul kedua dari lafadz fi'il سَمَّى karena sesungguhnya lafadz سَمَّى itu muta'adi pada dua maf'ul. Maf'ul yang kedua boleh dengan huruf ب atau tanpa huruf ب. Badal yang mengikuti itu harus mengikuti pada yang diikutinya dalam lafadz ataupun kedudukan i'rabnya.
(أَمَّا الْقُرْآنُ وَالْفُرْقَانُ وَالْكِتَابُ وَالتَّنْزِيْلُ فَمَشْهُوْرٌ) أَيْ مَعْرُوْفٌ بَيْنَ النَّاسِ
(Adapun Al-Qur'an, Al-Furqon, Al-Kitab Dan At-Tanzil itu masyhur) Maksudnya dikenal di antara manusia
(وَأَمَّا الْهُدَى وَالنُّوْرُ وَالرَّحْمَةُ وَالشِّفَاءُ فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ﴾ [يونس: الآية ٥٧]،
(Adapun Al-Huda, An-Nur, Ar-Rohmah, Asy-Syifa maka sungguh telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Wahai manusia, benar-benar telah datang kepada kalian nasihat dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit hati, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin.﴿ [Q.S Yunus: Ayat 57]
وَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿قَدْ جَآءَكُمْ مِنَ اللّٰهِ نُوْرٌ وَكِتٰبٌ مُّبِيْنٌ﴾ [الْمَائِدَةِ: الْآيَةُ ١٥].
Dan benar-benar telah berfirman Allah Ta'ala ﴾Benar-benar telah datang kepada kalian dari Allah An-Nur dan Al-Kitab yang nyata﴿ [Q.S Al-Maidah: Ayat 15]
وَأَمَّا الرُّوْحُ فَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَكَذٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوْحًا مِنْ أَمْرِنَا﴾ [الشورى: الآية ٥٢].
Dan adapaun Ar-Ruh maka benar-benar telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Demikianlah kami wahyukan kepadamu Ar-Ruh dari keputusan kami﴿ [Q.S Asy-Syura: Ayat 52]
وَأَمَّا الذِّكْرُ فَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ﴾ [النحل: الْآيَةُ ٤٤].
Dan adapaun Adz-Dzikr maka benar-benar telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Dan kami telah turunkan kepadamu Adz-Dzikr agar kamu memberi penjelasan kepada manusia﴿ [Q.S An-Nahl: Ayat 44]
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 12
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةَ عَشْرَةَ (قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ) ثَارَّانِ (يَا بُنَيَّ) تَصْغِيْرُ مَحَبَّةٍ (إنَّ الْحِكْمَةَ أَنْ تَعْمَلَ عَشْرَ خِصَالٍ: تُحْيِي الْقَلْبَ الْمَيِّتَ، وَتُجَالِسُ الْمَسَاكِينَ، وَتَتَّقِي) أَيْ تَتَجَنَّبُ
Maqolah yang ke dua belas (Telah berkata Luqmanul Hakim kepada anaknya) Tsarron (Wahai anakku sayang) Lafadz بُنَيَّ yang asalnya اِبْنٌ ditashgir karena cinta (Sesungguhnya kebijaksanaan itu hendaknya kamu mengamalkan sepuluh perkara: Kamu menghidupkan hati yang mati, duduk bersama orang-orang miskin, menghindari) Maksudnya menjauhi
(مَجَالِسَ الْمُلُوْكِ، وَتُشَرِّفُ الْوَضِيْعَ) أَيْ تَرْفَعُ السَّاقِطَ الَّذِي لَا قِيمَةَ لَهُ (وَتُحَرِّرُ الْعَبِيْدَ، وَتُؤْوِي الْغَرِيْبَ) أَيْ تُنَزِّلُ مَنْ بَعُدَ مِنْ بَلَدِهِ فِى مَنْزِلِكَ
(Majelis para raja, Memuliakan orang yang rendah,) Maksudnya kamu mengangkat derajat orang yang jatuh yang tidak memiliki nilai (Memerdekakan para budak, Melindungi orang asing) Maksudnya kamu memberi tempat pada orang yang jauh dari negaranya ke dalam rumahmu
(وَتُعِيْنُ الْفَقِيْرَ) أَيْ بِمَالِكَ (وَتَزِيْدُ لِأَهْلِ الشَّرَفِ شَرَفًا) بِأَنْ تَأْلَفَهُمْ (وَلِلسَّيِّدِ سُؤْدَدًا) بِأَنْ تُكْرِمَهُ.
(Menolong orang fakir,) Maksudnya dengan hartamu (Menambah kepada orang yang mulia dengan kemuliaan,) Dengan mengakrabi mereka (Kepada pemimpin menghomati) Dengan cara memuliakannya
حُكِيَ أَنَّهُ اجْتَمَعَ الْكِسَائِيُّ وَالزَّيْدِيُّ عِنْدَ الرَّشِيْدِ فَصَلَّى الْكِسَائِيُّ الْمَغْرِبَ فَارْتَجَّ عَلَيْهِ فِى ﴿قُلْ يَآأَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ﴾ [الكافرون: الآية ١] ، فَقَالَ الزَّيْدِيُّ بَعْدَ السَّلَامِ: قَارِئُ أَهْلِ الْكُوْفَةِ يَرْتَجُّ عَلَيْهِ فِى الْكَافِرُوْنَ.
Dihikayatkan sesungguhnya pernah berkumpul imam Al-Kisai dan Imam Az-Zaidi di hadapan kholifah Harun Ar-Rasyid lalu imam Al-Kisai shalat maghrib kemudian mendapati kesulitan atasnya dalam membaca surat ﴾قُلْ يَآأَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ﴿ [Q.S Al-Kafirun: Ayat 1]. Kemudian berkatalah Imam Az-Zaidi setelah salam: Seorang ahli qiroat kufah mengalami kesulitan dalam surat Al-Kafirun.
ثُمَّ صَلَّى الزَّيْدِيُّ الْعِشَاءَ فَارْتَجَّ عَلَيْهِ فِى سُوْرَةِ الْحَمْدِ فَلَمَّا سَلَّمَ قَالَ الْكِسَائِيُّ مِنْ بَحْرِ الْكَامِلِ:
Kemudian Imam Az-Zaidi shalat Isya kemudian mendapati kesulitan atasnya dalam membaca surat Al-Fatihah maka ketika salam berkatalah Imam Al-Kisai dari bahar kamil:
إِنَّ الْبَلَاءَ مُوَكَّلٌ بِالْمَنْطِقِ | * | اِحْفَظْ لِسَانَكَ أَنْ تَقُوْلَ فَتُبْتَلَى |
Jagalah lisanmu saat berucap sebab kamu akan terkena musibah | * | Sesungguhnya musibah itu bergantung pada ucapan |
(وَهِيَ) أَيْ اَلْعَشَرَةُ خِصَالٍ (أَفْضَلُ مِنَ الْمَالِ وَحِرْزٌ) أَيْ حِصْنٌ (مِنَ الْخَوْفِ وَعُدَّةٌ) بِضَمِّ الْعَيْنِ أَيْ أُهْبَةٌ (فِى الْحَرْبِ) أَيْ اَلْمُقَاتَلَةِ
(Yaitu) Maksudnya sepuluh perkara (Itu lebih utama daripada harta, benteng) Maksudnya benteng (Dari ketakutan, persiapan) Lafadz عدة dengan mendhommahkan huruf ع maksudnya perlengkapan (Untuk pertempuran) Maksudnya perang
1.Pada maqolah ke dua belas ini, Sayyidina Luqmanul Hakim memberikan sepuluh nasihat kebijaksanaan kepada anaknya tercinta, yaitu Tsarron. Namun, setelah saya menghitungnya dalam kitab yang saya miliki, ternyata hanya ada sembilan nasihat. Saya menduga ini mungkin akibat kesalahan cetak dalam kitab yang saya gunakan. Jika ada di antara pembaca yang memiliki versi cetakan lain dengan sepuluh nasihat dalam maqolah ini, mohon kiranya dapat berbagi informasi di kolom komentar agar tulisan ini dapat saya sempurnakan.
(وَبِضَاعَةٌ حِيْنَ يَرْبَحُ، وَهِيَ) أَيْ تِلْكَ الْعَشَرَةُ (شَفِيْعَةٌ حِيْنَ يَعْتَرِيْهِ الْهَوْلُ) أَيْ نَافِعَةٌ حِيْنَ تُصِيْبُهُ الْأُمُوْرُ الْمُفْزِعَةُ (وَهِيَ دَلِيْلَةٌ حِيْنَ يَنْتَهِي بِهِ الْيَقِيْنُ) أَيْ اَلْمَوْتُ (إِلَى النَّفْسِ ، وَهِيَ سُتْرَةٌ حِيْنَ لَا يَسْتُرُهُ ثَوْبٌ) وَذٰلِكَ فِى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
(Dan modal ketika mengharapkan keuntungan. Dan itu) Maksudnya sepuluh perkara itu (Menjadi pertolongan ketika menimpa kepadanya kengerian) Maksudnya berguna ketika menimpa kepadanya perkara-perkara yang menakutkan (Dan sepuluh perkara itu menjadi petunjuk ketika telah sampai kepadanya kepastian) Maksudnya kematian (Sampai kepada dirinya, dan sepuluh perkara itu akan menjadi penutup ketika sudah tidak dapat menutup kepadanya baju) Dan itu pada hari kiamat
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ: [تُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً عِطَاشًا سُكَارَى حَيَارَى مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا يَعْلَمُ الرَّجُلُ بِالْمَرْأَةِ وَلَا تَعْلَمُ الْمَرْأَةُ بِالرَّجُلِ].
Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, haus, mabuk, bingung karena kengerian-kengerian hari kiamat. Tidaklah tau seorang laki-laki kepada seorang perempuan dan tidak tahu seorang perempuan kepada seorang laki-laki].
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 13
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ (قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: يَنْبَغِي لِلْعَاقِلِ إذَا تَابَ) أَيْ إذَا أَرَادَ التَّوْبَةَ (أَنْ يَفْعَلَ عَشْرَ خِصَالٍ: إحْدَاهَا اِسْتِغْفَارٌ بِاللِّسَانِ) كَأَنْ يَقُوْلَ: أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ مِنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ وَالْآثَامِ
Maqolah yang tiga belas (Telah berkata sebagian dari orang-orang yang bijaksana: Seyogianya bagi orang yang berakal ketika dia bertaubat) Maksudnya ketika dia ingin bertaubat (Hendaknya dia melakukan sepuluh perkara: Salah satunya adalah beristigfar dengan lisan,) Seperti dia berkata: Aku memohon ampun kepada Allah Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan dari semua dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan.
(وَنَدَمٌ بِالْقَلْبِ) عَلَى مَا مَضَى مِنَ الذُّنُوْبِ (وَإِقْلَاعٌ) مِنَ الذُّنُوْبِ فِى الْحَالِ (بِالْبَدَنِ) كَالسَّعْيِ فِى أَدَاءِ الْمَظَالِمِ
(Menyesal dengan hati,) Atas apa saja yang telah lewat dari dosa-dosa (Berhenti) Dari dosa-dosa seketika (Secara fisik) Seperti berusaha mendatangi orang yang dzolim
(وَالْعَزْمُ عَلَى أَنْ لَا يَعُوْدَ) إلَى مَا نَهَى اللّٰهُ عَنْهُ (أَبَدًا) أَيْ إلَى آخِرِ الْعُمُرِ (وَحُبُّ الْآخِرَةِ) بِالْإِقْبَالِ عَلَى أُمُوْرِ الْآخِرَةِ (وَبُغْضُ الدُّنْيَا) أَيْ بِالْإِدْبَارِ عَنْ أُمُوْرِ الدُّنَيَا
(Bertekad untuk tidak mengulangi) Sesuatu yang telah Allah larang darinya (Selamanya,) Sampai akhir hayat (Cinta pada akhirat) dengan cara menghadapkan diri pada urusan-urusan akhirat (Membenci keduniaan,) Maksudnya dengan cara berpaling dari urusan-urusan dunia
(وَقِلَّةُ الْكَلَامِ) رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [مَنْ كَثُرَ كَلَامُهُ كَثُرَ سَقَطُهُ وَمَنْ كَثُرَ سَقَطُهُ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ] .
(Sedikit bicara,) Diriwayatkan dari Nabi ﷺ sesungguhnya Nabi bersabda: [Barang siapa yang banyak bicaranya maka banyak kesalahannya dan barang siapa yang banyak kesalahannya maka banyak dosa-dosanya dan barang siapa yang banyak dosa-dosanya maka neraka itu lebih pantas baginya].
(وَقِلَّةُ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ) رُوِيَ أَنْهَ ﷺ قَالَ: [أَوْلِيَاءُ اللّٰهِ مِنْ خَلْقِهِ أَهْلُ الْجُوْعِ وَالْعَطَشِ فَمَنْ آذَاهُمْ اِنْتَقَمَ اللّٰهُ مِنْهُ وَهَتَكَ سِتْرَهُ وَحَرَّمَ عَلَيْهِ عَيْشَهُ مِنْ جَنَّتِهِ] رَوَاهُ ابْنُ النَّجَّارِ (حَتَّى يَتَفَرَّغَ لِلْعِلْمِ وَالْعِبَادَةِ). قَالَ الشَّاعِرُ:
(Sedikit makan dan minum) Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Para wali-wali Allah dari umat manusia adalah orang-orang yang terbiasa lapar dan haus. Barang siapa menyakiti wali-wali Allah maka Allah akan membalas kepadanya dan Allah akan merusak tutup aibnya dan Allah akan haramkan atas orang tersebut hidup di surganya Allah] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam An-Najar (Sehingga dia dapat membaktikan diri untuk ilmu dan ibadah) Telah berkata seorang penyair:
وَيَحْصُدُ الزَّارِعُوْنَ مَا زَرَعُوْا | * | غَدًا تُوَفَّى النُّفُوْسُ مَا كَسَبَتْ |
Besok akan diberi balasan semua orang apapun yang telah dia kerjakan | * | Dan akan memanen orang-orang yang menanam pada apa saja yang mereka tanam |
وَإِنْ أَسَاءُوْا فَبِئْسَ مَا صَنَعُوْا | * | إِنْ أَحْسَنُوْا أَحْسَنُوْا لِأَنْفُسِهِمْ |
Jika mereka berbuat baik maka mereka berbuat baik utnuk diri mereka | * | Dan jika mereka berbuat buruk maka seburuk-buruk apa yang mereka kerjakan |
وَإِنْ جَهِلْنَا فَحِلْمُهُ يَسَعُ | * | فَاللّٰهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَذُوْ كَرَمٍ |
Maka Allah adalah dzat yang memiliki kasih sayang dan pemurah | * | Jika kita bodoh maka sifat sabarnya Allah memuat itu semua |
تَمَسَّكُوْا بِالْكِتَابِ فَانْتَفَعُوْا | * | يَا رَبِّيْ فَاكْتُبْنَا الْيَوْمَ فِى مَلَاءٍ |
Wahai tuhanku catatlah kami semua hari ini bersama golongan orang-orang | * | Yang berpegangan pada Al-Qur'an sehingga mereka mendapatkan kemanfaatan |
وَامْنُنْ بِأَمْنٍ إِنَّنَا ضُرَّعٌ | * | وَاغْنِنَا وَاعْفُ عَنْ جَرِيْمَتِنَا |
Dan jadikanlah kami kaya dan maafkan kejahatan kami | * | Dan anugrahkanlah keamanan sesungguhnya kami adalah orang yang merengek |
(وَقِلَّةُ النَّوْمِ) قَالَ الشَّاعِرُ مِنْ بَحْرِ الْخَفِيْفِ:
(Dan sedikit tidur) Telah berkata seorang penyair dari bahar khofif:
كَثْرَةُ النَّوْمِ تُوْرِثُ الْحَسَرَاتِ | * | يَا كَثِيْرَ الرَّقَادِ وَالْغَفَلَاتِ |
Wahai orang yang banyak tidur dan lalai | * | Banyak tidur itu akan mewariskan penyesalan-penyesalan |
ـهِ لَرَقَادًا يَطُوْلُ بَعْدَ الْمَمَاتِ | * | ْإِنَّ فِى الْقَبْرِ إِنْ نَزَلْتَ إِلَيـ |
Sesungguhnya di alam qubur jika kamu sudah tinggal di dalamnya | * | Pasti kamu tidur yang berkepanjangan setelah mati |
تِ أَنَادَى مُنَادٍ بِالْبَيِّنَاتِ | * | أَأَمِنْتَ الثَّبَاتَ مِنْ مَلِكِ الْمَوْ |
Apakah kamu merasa aman pada ketetapan dari malaikat Izarail | * | Ketika menyeru malaikat yang menjadi juru penyeru dengan membawakan bukti-bukti yang jelas |
(قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ﴾ [الذاريات: الْآية ١٧] أَيْ كَانَ الْمُتَّقُوْنَ الْمُحْسِنُوْنَ فِى الدُّنْيَا بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ يَنَامُوْنَ فِى زَمَنٍ قَلِيْلٍ مِنَ اللَّيْلِ ﴿وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ﴾ [الذَّارِيَاتِ: الآية ١٨]).
(Telah berfirman Allah Ta'ala: ﴾Adalah hamba-hamba Allah sedikit sekali mereka tidur di waktu malam﴿ [Q.S Ad-Dzariyat: Ayat 17]. Maksudnya adalah orang-orang yang bertakwa orang-orang yang senantiasa berbuat baik di dunia dengan ucapan dan perbuatan mereka tidur di waktu yang sedikit pada waktu malam ﴾Dan di waktu sahur mereka memohon ampunan﴿ [Q.S Adz-Dzariyat: Ayat 18].)
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 14
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةَ عَشْرَةَ (قَالَ أَنَسٌ) خَادِمُ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ (ابْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: إنَّ الْأَرْضَ تُنَادِي كُلَّ يَوْمٍ) إيَّانَا (بِعَشْرِ كَلِمَاتٍ وَتَقُولُ:) أَيْ الْأَرْضُ الَّتِي نَحْنُ عَلَيْهَا
Maqolah yang keempat belas (Telah berkata Anas) Pembantu Rasulullah ﷺ (Putranya Malik Radhiallahu Anhu: Sesungguhnya bumi menyeru setiap hari) Kepada kita (Dengan sepuluh kalimat, bumi berkata:) Maksudnya bumi yang kita berada di atasnya
(يَا ابْنَ آدَمَ تَسْعَى) أَيْ تَجْرِي إلَى كُلِّ جِهَةٍ حَالَ كَوْنِكَ (عَلَى ظَهْرِيْ وَمَصِيْرُكَ فِى بَطِْنِيْ) أَيْ مَرْجِعُكَ فِى بَطْنِيْ
(Wahai Anak Adam kamu berjalan) Maksudnya kamu berjalan ke setiap arah ketika itu kamu berada (Di atas punggungku dan akhir takdirmu adalah di dalam perutku,) Maksudnya tempat kembalimu kedalam perutku
(وَتَعْصِي) خَالِقَكَ (عَلَى ظَهْرِيْ وَتُعَذَّبُ) غَدًا إذَا كُنْتَ (فِي بَطْنِي، وَتَضْحَكُ عَلَى ظَهْرِيْ وَتَبْكِي فِى بَطْنِيْ)
(Kamu bermaksiat) Kepada penciptamu (Di atas punggungku dan kamu akan diadzab) Besok ketika kamu berada (Di dalam perutku, kamu tertawa di atas punggungku dan kamu akan menangis di dalam perutku,)
قَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللّٰهُ وَجْهَهُ: إذَا ضَحِكَ الْعَالِمُ ضَحْكَةً مَجَّ مِنَ الْعِلْمِ مَجَّةً.
Telah berkata Ali Karromallahu Wajhah: Jika tertawa seorang alim satu kali tertawa maka dia telah melepehkan sebagian ilmu satu kali lepehan
(وَتَفْرَحُ عَلَى ظَهْرِيْ وَتَحْزَنُ فِى بَطْنِيْ) وَالْفَرَحُ يُسْتَعْمَلُ فِي مَعَانٍ أَحَدُهَا الْبَطَرُ، وَعَلَيْهِ قَوْلُهُ تَعَالَى:﴿إنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ﴾ [الْقَصَصِ: الآية ٧٦] .
(Kamu senang di atas punggungku dan kamu akan bersedih di dalam perutku,) Lafadz اَلْفَرَحُ digunakan untuk beberapa makna salah satunya adalah bermakna kesombongan, hal ini berdasarkan firman Allah: ﴾Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbangga diri﴿ [Q.S Al-Qosos: Ayat 76].
وَالثَّانِي الرِّضَا وَعَلَيْهِ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُوْنَ﴾ [المؤمنون: الآية ٥٣]
Dan yang kedua adalah bermakna ridho, hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala: ﴾Setiap golongan ridho dengan apa yang ada pada mereka﴿ [Q.S Al-Mu'minun: Ayat 53].
وَالثَّالِثُ: السُّرُوْرُ وَعَلَيْهِ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿فَرِحِيْنَ بِمَآ ءَاتَـٰهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهِ﴾ [آل عمران: الآية ١٧٠].
Dan yang ketiga adalah bermakna gembira, hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala: ﴾Mereka bergembira dengan apa apa yang telah Allah anugrahkan kepada mereka dari anugrah-Nya﴿ [Q.S Ali Imran: Ayat 170].
وَالرَّابِعُ: لَذَّةُ الْقَلْبِ بِنَيْلِ مَا يَشْتَهِى، يُقَالُ: فَرِحَ بِشَجَاعَتِهِ وَنِعْمَةِ اللّٰهِ عَلَيْهِ وَبِمُصِيْبَةِ عَدُوِّهِ.
Dan yang keempat adalah bermakna kenikmatan hati dengan memperoleh apa yang dia inginkan, dikatakan: Orang bergembira karena keberaniannya dan orang bergembira karena nikmat Allah kepadanya dan orang bergembira karena musibah yang menimpa musuhnya.
(وَتَجْمَعُ الْمَالَ عَلَى ظَهْرِيْ وَتَنْدَمُ) عَلَى ذٰلِكَ (فِي بَطْنِي) وَلَمْ تُنْفِقْهُ فِى طَاعَةِ اللّٰهِ تَعَالَى
(Kamu mengumpulkan harta di atas punggungku dan kamu akan menyesal) Karena mengumpulkan harta (Di dalam perutku,) dan kamu tidak menginfakkan harta tersebut dalam keta'atan kepada Allah
(وَتَأْكُلُ الْحَرَامَ عَلَى ظَهْرِيْ وَتَأْكُلُكَ الدِّيدَانُ فِى بَطْنِيْ ، وَتَخْتَالُ) أَيْ تَتَكَبَّرُ وَتُعْجِبُ بِنَفْسِكَ مَرَحًا (عَلَى ظَهْرِيْ وَتَذِلُّ) أَيْ تَصِيْرُ ذَلِيْلًا (فِى بَطْنِيْ)
(Kamu memakan makanan haram di atas punggungku dan akan memakan dirimu ulat-ulat tanah di dalam perutku, kamu bersombong-sombong) Maksudnya bersombong-sombong dan mengagung-agungkan dirimu sendiri dengan angkuh (Di atas punggungku dan kamu akan menjadi hina) Maksudnya menjadi rendah (Di dalam perutku,)
رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ فَإِنَّ إسْبَالَ الْإِزَارِ مِنَ الْمَخِيْلَةِ وَلَا يُحِبُّهَا اللّٰهُ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِأَمْرٍ هُوَ فِيْكَ فَلَا تُعَيِّرْهُ بِأَمْرٍ هُوَ فِيْهِ وَدَعْهُ يَكُوْنُ وَبَالُهُ عَلَيْهِ وَأَجْرُهُ لَكَ وَلَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا] رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Hindarilah olehmu memanjangkan kain di bawah mata kaki karena sesungguhnya memanjangkan kain di bawah mata kaki adalah bagian dari kesombongan, Dan Allah tidak menyukai kesombongan. Jika seseorang mencacimu dan mencelamu dengan sesuatu yang sesuatu itu ada pada dirimu maka janganlah kamu mencelanya dengan sesuatu yang sesuatu itu ada padanya. Biarkan hal itu, akan ada akibatnya atas orang tersebut dan pahalanya menjadi milikmu dan janganlah sekali-kali kamu memaki-maki kepada siapapun] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Hibban
(وَتَمْشِي) مَسْرُوْرًا (عَلَى ظَهْرِيْ وَتَقَعُ) أَيْ تَنْزِلُ (حَزِيْنًا فِى بَطْنِيْ، وَتَمْشِي فِي نُورِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ وَالسِّرَاجِ عَلَى ظَهْرِيْ وَتَقَعُ) أَيْ تَصِيرُ (فِى الظُّلُمَاتِ فِى بَطْنِيْ،
(Kamu berjalan) Dengan gembira (Di atas punggungku dan engkau akan jatuh) Maksudnya turun (Dengan rasa sedih di dalam perutku, Kamu berjalan dengan penerangan cahaya matahari, rembulan dan lampu di atas punggungku dan kamu akan jatuh) Maksudnya kamu akan menjadi (Dalam kegelapan di dalam perutku,)
وَتَمْشِي إِلَى الْمَجَامِعِ) أَيْ إلَى مَوَاضِعِ اجْتِمَاعِ النَّاسِ (عَلَى ظَهْرِيْ وَتَقَعُ) أَيْ تَصِيْرُ (وَحِيْدًا) أَيْ مُنْفَرِدًا (فِي بَطْنِيْ).
Dan kamu berjalan di depan orang banyak) Maksudnya menuju tempat-tempat berkumpulnya manusia (Di atas punggungku dan kamu akan jatuh) Maksudnya menjadi (Sendirian) Maksudnya sendirian (Di dalam perutku).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 15
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةَ عَشْرَةَ (قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ ﷺ: [مَنْ كَثُرَ ضَحِكُهُ عُوْقِبَ بِعَشْرِ عُقُوْبَاتٍ أَوَّلُهَا: يَمُوْتُ قَلْبُهُ) كَمَا قِيْلَ ضَحْكَةُ الْمُؤْمِنِ غَفْلَةٌ مِنْ قَلْبِهِ
Maqolah yang kelima belas (Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Barang siapa yang banyak tertawanya maka dia akan dihukum dengan sepuluh macam hukuman, yang pertama dari sepuluh macam hukuman itu: Adalah mati hatinya,) Sebagaimana telah dikatakan tertawanya seorang mukmin merupakan kelalaian dari hatinya
(وَيَذْهَبُ الْمَاءُ مِنْ وَجْهِهِ) رَوَى أَبُو إِدْرِيْسَ الْخَوْلَانِيُّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: [إيَّاكَ وَكَثْرَةَ الضَّحِكِ فَإِنَّهُ يُمِيْتُ الْقَلْبَ وَيَذْهَبُ بِنُوْرِ الْوَجْهِ].
(Hilang keceriaan dari wajahnya,) Telah meriwayatkan Abu Idris Al-Khoulani dari Abu Dzar Al-Ghifari berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: [Hindarilah olehmu banyak tertawa karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah]
(وَيَشْمُتُ) أَيْ يَفْرَحُ (بِهِ الشَّيْطَانُ وَيَغْضَبُ عَلَيْهِ الرَّحْمٰنُ وَيُنَاقَشُ بِهِ) أَيْ بِسَبَبِ كَثْرَةِ الضَّحِكِ (يَوْمَ الْقِيَامَةِ) قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا: مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِبَ
(Akan senang) Maksudnya bergembira (Sebab hal tersebut setan, Allah yang maha pengasih akan marah sebab hal tersebut, dia akan dihisab berat sebab hal tersebut,) Maksudnya dengan sebab banyak tertawa (Pada hari kiamat) Telah berkata Siti Aisyah Radhiallahu Anha: Barang siapa yang dihisab berat pasti dia akan diadzab
(وَيُعْرِضُ عَنْهُ النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَتَلْعَنُهُ الْمَلَائِكَةُ وَيُبْغِضُهُ أَهْلُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنِ وَيَنْسَى كُلَّ شَيْءٍ وَيَفْتَضِحُ) أَيْ تَنْكَشِفُ عُيُوْبُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
(Akan berpaling dari orang tersebut Nabi ﷺ pada hari kiamat, akan melaknat kepada orang tersebut para malaikat, akan membenci kepada orang tersebut para penduduk langit dan para penduduk bumi, dia akan lupa pada segala sesuatu dan dia menjadi hina) Maksudnya akan terbuka aib-aibnya pada hari kiamat.
[nextpage]
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 16
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّادِسَةَ عَشْرَةَ (قَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى: بَيْنَمَا أَطُوْفُ يَوْمًا فِى أَزِقَّةِ الْبَصْرَةِ) أَيْ أَدُوْرُ بِهَا
Maqolah yang keenam belas (Telah berkata Hasan al-Basri rahimahullah Ta'ala: Ketika aku sedang berkeliling di gang-gang Basrah) Maksudnya berkeliling di dalamnya
(وَفِى أَسْوَاقِهَا مَعَ شَابٍّ عَابٍدٍ فَإِذَا أَنَا بِطَبِيْبٍ وَهُوَ جَالِسٌ عَلَى الْكُرْسِيِّ وَبَيْنَ يَدَيْهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ بِأَيْدِيهِمْ قَوَارِيْرُ فِيْهَا مَاءٌ وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ يَسْتَوْصِفُ دَوَاءً) أَيْ يَطْلُبُ مِنْ ذٰلِكَ الطَّبِيْبِ أَنْ يَذْكُرَ صِفَاتِ دَوَاءٍ (لِدَائِهِ) أَيْ كُلِّ وَاحِدٍ
(Dan di pasar-pasarnya dengan seorang pemuda yang rajin ibadah, tiba-tiba aku melihat seorang dokter dia sedang duduk di atas kursi dan di depannya ada pria, wanita, dan anak-anak, di tangan mereka ada botol yang berisi air dan setiap orang meminta resep obat) Maksudnya meminta kepada dokter tersebut untuk menyebutkan sifat-sifat obat (untuk penyakitnya) Maksudnya masing-masing orang.
(فَقَالَ) أَيْ اَلْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ (فَتَقَدَّمَ الشَّابُّ) أَيْ الْعَابِدُ (إلَى الطَّبِيْبِ فَقَالَ) أَيْ ذٰلِكَ الشَّابُّ (أَيُّهَا الطَّبِيْبُ هَلْ عِنْدَكَ دَوَاءٌ يَغْسِلُ الذُّنُوْبَ وَيَشْفِي مَرَضَ الْقُلُوْبِ ، فَقَالَ) أَيْ اَلطَّبِيْبُ (نَعَمْ) أَيْ ذٰلِكَ عِنْدِي
(Kemudian berkata) Maksudnya Hasan al-Basri (Kemudian pemuda tersebut maju) Maksudnya pemuda yang rajin beribadah (kepada dokter dan berkata) Maksudnya pemuda tersebut (Wahai dokter, apakah Anda memiliki obat yang dapat membersihkan dosa dan menyembuhkan penyakit hati? Maka dia berkata) Maksudnya dokter (Ya) Maksudnya itu ada padaku
(فَقَالَ) أَيْ الشَّابُّ (هَاتِ) أَيْ أَحْضِرْ ذٰلِكَ الدَّوَاءَ لِى (فَقَالَ) أَيْ الطَّبِيْبُ (خُذْ مِنِّيْ عَشَرَةَ أَشْيَاءَ) مِنَ الْعَقَاقِيْرِ، قَالَ: (خُذْ عُرُوْقَ شَجَرَةِ الْفَقْرِ مَعَ عُرُوْقِ شَجَرَةِ التَّوَاضُعِ) شَبَّهَ الْفَقْرَ وَالتَّوَاضُعَ بِالشَّجَرَةِ فِى كَوْنِ كُلٍّ مُرْتَفِعًا وَالْعُرُوْقَ سَبَبٌ لِحَيَاةِ تِلْكَ الشَّجَرَةِ.
(Kemudian dia berkata) Maksudnya pemuda (Berikanlah kepadaku) Maksudnya berikanlah obat itu kepadaku (Lalu dia berkata) Maksudnya doketer (Ambillah dariku sepuluh jenis obat) dari berbagai ramuan, dia berkata: (Ambillah akar pohon kemiskinan bersama dengan akar pohon kerendahan hati) Dia menyamakan kemiskinan dan kerendahan hati dengan pohon karena keduanya tinggi dan akar adalah penyebab kehidupan pohon tersebut.
وَالْمَعْنَى خُذِ الْعُرُوْقَ الَّتِي هِيَ مِنْ أَسْبَابِ وُجُوْدِ حَقِيْقَةِ الْفَقْرِ وَالتَّوَاضُعِ الْمُشَبَّهَيْنِ بِالشَّجَرَةِ الْعَالِيَةِ لِارْتِفَاعِهِمَا عِنْدَ اللّٰهِ تَعَالَى.
Maknanya, ambillah akar yang akar itu merupakan sebab adanya hakikat kemiskinan dan kerendahan hati yang disamakan keduanya dengan pohon yang tinggi karena keduanya mulia di sisi Allah Ta'ala.
قَالَ ابْنُ عَطَاءٍ: التَّوَاضُعُ قَبُوْلُ الْحَقِّ مِمَّنْ كَانَ. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: مِنَ التَّوَاضُعِ أَنْ يَشْرَبَ الرَّجُلُ مِنْ سُؤْرِ أَخِيْهِ.
Telah berkata Ibnu 'Atho: Kerendahan hati adalah menerima kebenaran dari siapapun. Dan telah berkata Ibnu Abbas: Sebagian dari kerendahan hati adalah bahwa seseorang meminum dari sisa minuman saudaranya.
وَقَالَ الْقُشَيْرِيُّ: وَالْفَقْرُ شِعَارُ الْأَوْلِيَاءِ وَحُلْيَةُ الْأَصْفِيَاءِ وَاخْتِيَارُ اللّٰهِ تَعَالَى لِخَوَاصِّهِ مِنَ الْأَتْقِيَاءِ وَالْأَنْبِيَاءِ.
Dan Telah berkata al-Qusyairi: Kemiskinan adalah lambang para wali dan perhiasan orang-orang pilihan, serta pilihan Allah Ta'ala untuk orang-orang yang istimewa bagi Allah dari golongan orang-orang yang bertakwa dan golongan para nabi.
(وَاجْعَلْ فِيْهَا) أَيْ فِى تِلْكَ الْعُرُوْقِ (إِهْلِيْلَجَ التَّوْبَةِ) هٰذَا مِنْ إِضَافَةِ الْمُشَبَّهِ بِهِ لِلْمُشَبَّهِ ، أَيْ اِجْعَلِ التَّوْبَةَ الْمُشَبَّهَةَ بِالْإِهْلِيْلَجِ فِى أَنَّ كُلًّا يُذْهِبُ الْوَسَخَ فَالْإِهْلِيْلَجُ يُذْهِبُ وَسَخَ الْبَطْنِ وَالتَّوْبَةُ تُذْهِبُ الذُّنُوْبَ.
(Dan jadikanlah olehmu padanya) Maksudnya pada akar-akar tersebut (Bratawali tobat) Lafadz Ini adalah memudhofkan musyabbah bih pada musyabbah, Maksudnya jadikanlah olehmu tobat yang disamakan dengan Bratawali dalam hal bahwa masing masing dari Bratawali dan tobat itu dapat menghilangkan kotoran, Bratawali itu dapat menghilangkan kotoran perut, dan tobat itu dapat menghilangkan dosa.
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ]. وَإِذَا أَحَبَّ اللّٰهُ عَبْدًا لَمْ يَضُرَّهُ ذَنْبٌ (وَاطْرَحْهُ) أَيْ الْإِهْلِيْلَِجَ مَعَ تِلْكَ الْعُرُوْقِ (فِى هَاوُنِ الرِّضَا) أَيْ فِى الرِّضَا الشَّبِيْهِ بِالْمِهْرَاسِ فِى أَنَّ كُلًّا يُدَقُّ فِيْهِ.
Telah bersabda Nabi ﷺ: [Orang yang bertobat dari dosa itu seperti orang yang tidak memiliki dosa]. Dan jika Allah mencintai seorang hamba, tidak akan membahayakannya suatu dosa (Dan jadikanlah itu) Maksudnya Batrawali itu bersama akar-akar tersebut (Di dalam lumpang keridhaan) Maksudnya dalam keridhaan yang disamakan dengan lumpang karena sesungguhnya masing-masing dari keduanya itu ditumbuk di dalamnya.
قَالَ النَّوَوِيُّ: اَلرِّضَا سُرُوْرُ الْقَلْبِ بِمُرِّ الْقَضَاءِ. وَقَالَ الْمُحَاسِبِيُّ: الرِّضَا سُكُوْنُ الْقَلْبِ تَحْتَ مَجَارِي الْأَحْكَامِ . وَقَالَ رُوَيْمٌ: اَلرِّضَا اِسْتِقْبَالُ الْأَحْكَامِ بِالْفَرَحِ
Telah berkata imam An-Nawawi: Keridhaan adalah kegembiraan hati dengan pahitnya takdir. Dan telah berkata al-Muhasibi: Keridhaan adalah ketenangan hati di bawah berjalannya hukum-hukum. Telah berkata ar-Ruwaim: Keridhaan adalah menerima hukum-hukum dengan sukacita
(وَاسْحَقْهُ) أَيْ ذٰلِكَ الْمَجْمُوْعَ مِنَ الْفَقْرِ وَالتَّوَاضُعِ وَالتَّوْبَةِ وَالرِّضَا (بِمِنْجَارِ الْقَنَاعَةِ) أَيْ بِالْقَنَاعَةِ الشَّبِيْهَةِ بِالْمِدَقَّةِ.
(Dan lumatkanlah itu) Maksudnya gabungan dari kemiskinan, kerendahan hati, tobat, dan keridhaan (Dengan alu qonaah) Maksudnya dengan qonaah yang disamakan dengan alu.
قَالَ بَعْضُهُمْ: اَلْقَنَاعَةُ تَرْكُ التَّشَوُّفِ إِلَى الْمَفْقُوْدِ وَالْاِسْتِغْنَاءُ بِالْمَوْجُوْدِ. وَقَالَ أَبُو سُلَيْمَانَ الدَّارَانِيُّ: اَلْقَنَاعَةُ مِنَ الرِّضَا بِمَنْزِلَةِ الْوَرَعِ مِنَ الزُّهْدِ فَالْقَنَاعَةُ أَوَّلُ الرِّضَا وَالْوَرَعُ أَوَّلُ الزُّهْدِ.
Telah berkata sebagian dari ulama: Qona'ah adalah meninggalkan keinginan terhadap yang tidak ada dan merasa cukup dengan yang ada. Dan telah berkata Abu Sulaiman ad-Darani: Qonaah dari keridhaan seperti kedudukan wara’ dari kezuhudan, maka qona'ah adalah awal keridhaan dan wara’ adalah awal kezuhudan.
(وَاجْعَلْهُ) أَيْ الْمَذْكُوْرَ مِنَ الْقَنَاعَةِ وَمَا قَبْلَهَا (فِى قِدْرِ التُّقَى) قَالَ أَبُو عَبْدِ اللّٰهِ الرَّوْزَبَادِيُّ: التَّقْوَى مُجَانَبَةُ مَا يُبْعِدُكَ عَنِ اللّٰهِ،
(Dan jadikanlah itu) Maksudnya hal yang telah disebutkan dari qonaah dan apa yang sebelumnya (ke dalam kuali taqwa) Telah berkata Abu Abdillah ar-Rauzabadi: Taqwa adalah menjauhi apa yang menjauhkanmu dari Allah.
وَقَالَ ابْنُ عَطَاءٍ: لِلتَّقْوَى ظَاهِرٌ وَبَاطِنٌ فَظَاهِرُهُ مُحَافَظَةُ الْحُدُوْدِ وَبَاطِنُهُ النِّيَّةُ وَالْإِخْلَاصُ
Telah berkata Ibnu Atha: Taqwa itu ada yang lahir dan batin, yang lahir dari takwa adalah menjaga batasan-batasan hukum, dan yang batin dari takwa adalah niat dan keikhlasan.
(وَصُبَّ عَلَيْهِ) أَيْ اَلْمَجْمُوْعُ مِنَ التُّقَى وَمَا قَبْلَهَا (مَاءُ الْحَيَاءِ) وَقَالَ الْجُنَيْدُ: اَلْحَيَاءُ حَالَةٌ تَنْشَأُ مِنْ رُؤْيَةِ النِّعَمِ وَرُؤْيَةِ التَّقْصِيرِ. وَقَالَ ذُو النُّوْنِ الْمِصْرِيُّ: الْحَيَاءُ وُجُوْدُ الْهَيْبَةِ فِى الْقَلْبِ مَعَ وَحْشَةِ مَا سَبَقَ مِنْكَ إلَى رَبِّكَ،
(Dan tuangkanlah di atasnya) Maksudnya gabungan dari taqwa dan apa yang sebelumnya (Air malu) Telah berkata al-Junaid: Malu adalah keadaan yang muncul dari melihat nikmat dan melihat kekurangan. Telah berkata Dzu an-Nun al-Mishri: Malu adalah adanya rasa takut dalam hati bersama kesepian dari apa yang telah berlalu darimu kepada Tuhanmu.
(وَاغْلِهِ) أَيْ اَغْلِ مَا فِى الْقِدْرِ مِنَ الْمَاءِ وَمَا مَعَهُ (بِنَارِ الْمَحَبَّةِ) قَالَ أَبُو يَزِيْدِ الْبُسْطَامِيُّ: الْمَحَبَّةُ اسْتِقْلَالُ الْكَثِيْرِ مِنْ نَفْسِكَ وَاسْتِكْثَارُ الْقَلِيْلِ مِنْ حَبِيْبِكَ، وَقَالَ أَبُو عَبْدِ اللّٰهِ الْقُرَشِيُّ: حَقِيْقَةُ الْمَحَبَّةِ أَنْ تَهَبَ كُلَّكَ لِمَنْ أَحْبَبْتَ فَلَا يَبْقَى لَكَ مِنْكَ شَيْءٌ
(Dan didihkanlah itu) Maksudnya didihkanlah apa yang ada di dalam kuali dari air dan apa yang bersamanya (Dengan api cinta) Telah berkata Abu Yazid al-Bustomi: Cinta adalah menganggap sedikit sesuatu yang banyak dari dirimu dan menganggap banyak sesuatu yang sedikit dari kekasihmu. Telah berkata Abu Abdillah al-Qurasyi: Hakikat cinta adalah engkau memberikan seluruh dirimu kepada yang kau cintai sehingga tidak tersisa untukmu dari dirimu suatu apapun.
(وَاجْعَلْهُ) أَيْ الْمَحَبَّةُ وَمَا يُغْلَى بِهَا (فِى قَدْحِ الشُّكْرِ) وَهُوَ الْاِعْتِرَافُ بِنِعْمَةِ الْمُنْعِمِ عَلَى وَجْهِ الْخُضُوْعِ
(Dan jadikanlah itu) Maksudnya cinta dan apa yang dididihkan dengannya (Ke dalam cawan syukur) Syukur adalah pengakuan tulus atas nikmat dari sang pemberi nikmat dengan kerendahan hati.
(وَرُوِّحْهُ) أَيْ مَا فِى الْقَدْحِ (بِمِرْوَحَةِ الرَّجَاءِ) قَالَ أَبُو عَبْدِ اللّٰهِ بْنُ خَفِيْفٍ: اَلرَّجَاءُ هُوَ اسْتِبْشَارٌ بِوُجُوْدِ فَضْلِهِ تَعَالَى ، وَقِيْلَ هُوَ النَّظَرُ إلَى سَعَةِ رَحْمَةِ اللّٰهِ تَعَالَى
(Dan segarkanlah itu) Maksudnya apa yang ada di dalam cawan (Dengan kipas roja) Telah berkata Abu Abdillah Ibnu Khafif: Roja adalah menyambut gembira dengan adanya karunia Allah Ta'ala. Dan dikatakan roja adalah memandang pada keluasan rahmat Allah Ta'ala.
(وَاشْرَبْهُ) أَيْ مَا فِي الْإِنَاءِ (بِمِلْعَقَةِ الْحَمْدِ) أَيْ اَلثَّنَاءِ عَلَى اللّٰهِ تَعَالَى مَعَ التَّعْظِيْمِ لَهُ وَالْمِلْعَقَةُ بِكَسْرِ الْمِيْمِ وَسُكُوْنِ اللَّامِ وَفَتْحِ الْعَيْنِ، وَيُقَالُ: مِعْلَقَةٌ بِكَسْرِ الْمِيْمِ وَسُكُوْنِ الْعَيْنِ وَفَتْحِ اللَّامِ
(Dan minumlah itu) Maksudnya apa yang ada di dalam wadah (Dengan sendok pujian) yaitu memuji Allah Ta'ala dengan pengagungan kepada-Nya. Lafadz مِلْعَقَةٌ dengan harokat kasrah pada huruf mim, sukun pada huruf lam, dan fathah pada huruf ain. Juga dikatakan: مِعْلَقَةٌ dengan harokat kasrah pada huruf mim, sukun pada huruf ain, dan fathah pada huruf lam.
(فَإِنَّكَ إنْ فَعَلْتَ ذٰلِكَ) أَيْ الْمَذْكُوْرَ كُلَّهُ مِنَ الْعَشَرَةِ (فَإِنَّهُ يَنْفَعُكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَبَلَاءٍ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ).
(Maka sesungguhnya jika kamu melakukan itu) Maksudnya semua yang telah disebutkan dari sepuluh (Maka itu akan bermanfaat bagimu dari segala penyakit dan musibah di dunia dan akhirat).
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 17
(وَ) الْمَقَالَةُ السَّابِعَةَ عَشْرَةَ (قِيْلَ: جَمَعَ بَعْضُ الْمُلُوْكِ خَمْسَةً مِنَ الْحُكَمَاءِ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَتَكَلَّمَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ بِحِكْمَتَيْنِ فَتَكَلَّمَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ بِحِكْمَتَيْنِ فَصَارَتْ) أَيْ جُمْلَةُ الْحِكَمِ مِنَ الْخَمْسَةِ أَشْخَاصٍ (عَشَرَةً،
Maqolah yang ketujuh belas (Dikatakan: Sebagian dari para raja mengumpulkan lima orang dari kalangan para hukama, lalu raja tersebut memerintahkan mereka agar berbicara masing-masing dari mereka dengan dua hikmah, maka setiap orang dari mereka berbicara dua hikmah sehingga jadilah jumlahnya) Maksudnya jumlah kebijaksanaan dari lima orang tersebut (menjadi sepuluh,
فَقَالَ الْأَوَّلُ) مِنْهُمْ (خَوْفُ الْخَالِقِ) جَلَّ وَعَلَا (أَمْنٌ) أَيْ سَلَامَةٌ مِنَ الْمَخَاوِفِ (وَأَمْنُهُ) أَيْ عَدَمُ الْخَوْفِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى (كُفْرٌ، وَأَمْنُ الْمَخْلُوْقِ عِتْقٌ) أَيْ عَدَمُ الْخَوْفِ مِنَ الْمَخْلُوْقِ خُرُوْجٌ عَنْ خِدْمَتِهِ (وَخَوْفُهُ) أَيْ الْمَخْلُوْقِ (رِقٌّ) أَيْ عَبْدٌ لَهُ.
Maka berkata yang pertama) dari mereka (Takut kepada Sang Pencipta) Yang Maha Agung dan maha luhur (adalah keamanan) Maksudnya adalah keselamatan dari segala ketakutan (dan merasa aman dari-Nya) Maksudnya tidak takut kepada Allah Ta'ala (adalah kekufuran. Merasa aman dari makhluk adalah kemerdekaan) Maksudnya tidak adanya rasa takut kepada makhluk merupakan kebebasan dari melayaninya (dan takut kepadanya) Maksudnya kepada makhluk (adalah perbudakan) yaitu menjadi hamba baginya.
(وَقَالَ الثَّانِي: اَلرَّجَاءُ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى غِنًى لَا يَضُرُّهُ فَقْرٌ وَالْيَأْسُ عَنْهُ) أَيْ قَطْعُ الرَّجَاءِ عَنِ اللّٰهِ تَعَالَى (فَقْرٌ لَا يَنْفَعُ مَعَهُ غِنًى)
(Dan berkata yang kedua: Harapan kepada Allah Ta'ala adalah kekayaan yang tidak akan membahayakannya kemiskinan, dan putus asa darinya) Maksudnya memutuskan harapan dari Allah Ta'ala (adalah kemiskinan yang tidak akan berguna bersamanya kekayaan)
قَالَ ذُو النُّوْنِ الْمِصْرِيُّ: مَنْ قَنِعَ اِسْتَرَاحَ مِنْ أَهْلِ زَمَانِهِ وَاسْتَطَالَ عَلَى أَقْرَانِهِ، وَقِيْلَ: مَنْ تَبِعَتْ عَيْنَاهُ مَا فِى أَيْدِي النَّاسِ طَالَ حُزْنُهُ.
Telah berkata Dzun-Nun al-Mishri: Barangsiapa yang mempunyai sifat qona'ah, ia akan beristirahat dari orang-orang di zamannya dan akan lebih unggul di atas teman-temannya, dan dikatakan: Barangsiapa yang kedua matanya mengikuti pada apa yang ada di tangan orang lain maka akan menjadi berkepanjangan kesedihannya.
وَأَنْشَدَ بَعْضُهُمْ مِنْ بَحْرِ الْوَافِرِ فَقَالَ:
Dan sebagian dari ulama menyenandungkan syair dari Bahr Wafir:
يَنَالُ بِهِ الْغِنَى كَىرْمٌ وَجُوْعٌ | * | وَأَحْسِنْ بِالْفَتَى مِنْ يَوْمِ عَارٍ |
Duhai alangkah baiknya seorang pemuda ketika hari mendapatkan aib | * | Dia dapat memperoleh dengannya kekayaan, kemulyaan dan lapar |
(وَقَالَ الثَّالِثُ: لَا يَضُرُّ مَعَ غِنَى الْقَلْبِ) وَهُوَ الْقَنَاعَةُ (فَقْرُ الْكِيْسِ) أَيْ عَدَمُ الْمَالِ فِى يَدِهِ (وَلَا يَنْفَعُ مَعَ فَقْرِ الْقَلْبِ) وَهُوَ الطَّمَعُ (غِنَى الْكِيْسِ) أَيْ كَثْرَةُ الْمَالِ فِى قَبْضَتِهِ.
(Dan berkata yang ketiga: Tidak akan membahayakan bersama kekayaan hati) yaitu qonaah (kemiskinan kantong) Maksudnya ketiadaan uang di tangannya (dan tidak akan bermanfaat bersama kemiskinan hati) yaitu ketamakan (kekayaan kantong) Maksudnya banyaknya harta dalam genggamannya.
قَالَ وَهْبٌ: إِنَّ الْعِزَّ وَالْغِنَى خَرَجَا يَجُوْلَانِ يَطْلُبَانِ رَفِيْقًا فَلَقِيَا الْقَنَاعَةَ فَاسْتَقَرَّا، وَفِى الزَّبُوْرِ: اَلْقَانِعُ غَنِيٌّ وَإِنْ كَانَ جَائِعًا.
Telah berkata Wahb: Sesungguhnya kemuliaan dan kekayaan keduanya keluar mencari teman, lalu mereka bertemu dengan qona''ah kemudian menjadi tenanglah keduanya, dan di dalam kitab Zabur disebutkan: Orang yang qona'ah itu kaya walaupun dia lapar.
(وَقَالَ الرَّابِعُ: لَا يَزْدَادُ غِنَى الْقَلْبِ مَعَ الْجُوْدِ إِلَّا غِنًى) وَحَقِيقَةُ الْجُوْدِ أَنْ لَا يَصْعُبَ عَلَيْهِ الْبَذْلُ
(Dan berkata yang keempat: Tidaklah bertambah kekayaan hati bersama kedermawanan kecuali semakin bertambah kaya) dan hakikat kedermawanan adalah tidak merasa sulit atas seseorang dalam memberi
(وَلَا يَزْدَادُ فَقْرُ الْقَلْبِ مَعَ غِنَى الْكِيْسِ إِلَّا فَقْرًا) قَالَ الدَّقَّاقُ: مَنْ لَمْ يَصْحَبْهُ التُّقَى فِى فَقْرِهِ أَكَلَ الْحَرَامَ الْمَحْضَ
(Dan tidaklah bertambah kemiskinan hati bersama kekayaan kantong kecuali semakin bertambah miskin) Telah berkata ad-Daqqaq: Barangsiapa yang tidak menyertai ketaqwaan dalam kemiskinannya, maka ia akan memakan perkara haram yang murni.
(وَقَالَ الْخَامِسُ: أَخْذُ الْقَلِيْلِ مِنَ الْخَيْرِ خَيْرٌ مِنْ تَرْكِ الْكَثِيْرِ مِنَ الشَّرِّ وَتَرْكُ الْجَمِيْعِ مِنَ الشَّرِّ خَيْرٌ مِنْ أَخْذِ الْقَلِيْلِ مِنَ الْخَيْرِ)
(Dan berkata yang kelima: Mengambil yang sedikit dari kebaikan itu lebih baik daripada meninggalkan yang banyak dari keburukan, dan meninggalkan semua dari keburukan itu lebih baik daripada mengambil sedikit dari kebaikan)
هٰذَا قَرِيْبٌ مِنْ قَوْلِ بَعْضِ الْأَطِبَّاءِ: اَلرُّمَّانُ خَيْرٌ كُلُّهُ وَالْحُوْتُ شَرٌّ كُلُّهُ فَأَكْلُ الْقَلِيْلِ مِنَ الْحُوْتِ خَيْرٌ مِنْ أَكْلِ الْكَثِيْرِ مِنَ الرُّمَّانِ.
Ini mirip dengan perkataan sebagian tabib: Buah delima itu semuanya baik, dan ikan paus itu semuanya buruk, maka memakan sedikit dari ikan paus itu lebih baik daripada memakan banyak dari buah delima.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 18
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّامِنَةَ عَشْرَةَ (قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالَى عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ ﷺ: [عَشَرَةُ أَصْنَافٍ) أَيْ أَنْوَاعٍ (مِنْ أُمَّتِيْ لَا يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إلَّا مَنْ تَابَ، أَوَّلُهُمُ الْقَلَّاعُ) بِفَتْحِ الْقَافِ وَتَشْدِيْدِ اللَّامِ
Maqolah yang kedelapan belas (Telah berkata Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma dari Nabi ﷺ: "Sepuluh golongan) Maksudnya macam (Dari umatku mereka tidak akan masuk surga kecuali orang yang bertobat. Yang pertama adalah al-Qalla',) Lafadz اَلْقَلَّاعُ dengan memfathahkan huruf ق dan mentasydid huruf ل
(وَالْجَيُّوْفُ) وَيُقَالُ الْجَيَّافُ بِفَتْحِ الْجِيمِ وَتَشْدِيدِ الْيَاءِ كَمَا فِى الْقَامُوسِ (وَالْقَتَّاتُ وَالدَّيْبُوْبُ) بِفَتْحِ الدَّالِ وَسُكُوْنِ الْيَاءِ (وَالدَّيُّوْثُ وَصَاحِبُ الْعَرْطَبَةِ وَصَاحِبُ الْكُوْبَةِ وَالْعُتُلُّ وَالزَّنِيْمُ وَالْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ،
(al-Jayyūf,) dan dikatakan al-Jayyāf dengan memfathahkan huruf ج dan mentasydid huruf ي sebagaimana dalam kamus (al-Qattāt, ad-Daybūb,) dengan memfathahkan huruf د dan mentasydid huruf ي (ad-Dayyūts, pemilik al-Artabah, pemilik al-Kubah, al-‘Utul, az-Zanīm, anak yang durhaka kepada orang tuanya,
قِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ (يَا رَسُولَ اللّٰهِ مَا الْقَلَّاعُ ؟ قَالَ) :ﷺ (الَّذِيْ يَمْشِي بَيْنَ يَدَيْ الْأُمَرَاءِ) أَيْ وَهُوَ السَّاعِي إِلَيْهِمْ بِالْبَاطِلِ وَالْكَذِبِ
Dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Ya Rasulullah, siapa itu al-Qalla'? Kemudian bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang berjalan di depan para pemimpin) Maksudnya yaitu orang yang datang kepada pemimpin dengan kebatilan dan kebohongan
(وَقِيْلَ: مَا الْجَيُّوْفُ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلنَّبَّاشُ) أَيْ سَرَّاقُ الْأَكْفَانِ مِنَ الْقُبُوْرِ.
(Dan dikatakan: Siapa itu al-Jayyūf? Kemudian bersabda) Nabi ﷺ: (Pencuri kain kafan) Maksudnya orang yang mencuri kain kafan dari kuburan.
قَالَ بَعْضُ السَّلَفِ: كَانَ بِبَلَدِنَا نَبَّاشٌ وَكَانَ فِى الْبَلَدِ قَاضٍ صَالِحٍ فَلَمَّا قَرُبَتْ وَفَاتُهُ دَعَا ذٰلِكَ النَّبَّاشَ، وَقَالَ: لَقَدْ بَلَغَنِيْ أَنَّكَ تَسْرِقُ الْأَكْفَانَ وَقَدْ دَنَتْ وَفَاتِيْ وَقَدْ أَعْدَدْتُ قِيْمَةَ كَفَنِيْ فَخُذْهُ الْآنَ وَلَا تَهْتِكْنِيْ فِى قَبْرِيْ، فَأَجَابَهُ النَّبَّاشُ إلَى ذٰلِكَ.
Telah berkata sebagian dari salaf: Ada di negeri kami seorang pencuri kain kafan dan ada di negeri itu seorang hakim yang sholeh. Ketika sudah dekat ajalnya, hakim tersebut memanggil pencuri kain kafan, dan hakim berkata: "Benar-benar telah sampai kepadaku bahwa kamu mencuri kain kafan dan benar-benar telah dekat ajalku, aku telah menyiapkan uang senilai kain kafanku, maka ambillah sekarang dan jangan merusakku di dalam kuburku," lalu menyetujuinya si pencuri kain kafan itu pada permintaan hakim.
فَلَمَّا جَاءَ وَقْتُ مَوْتِهِ سَمِعَ النَّبَّاشُ النَّاعِيَ فَأَخْبَرَ زَوْجَتَهُ بِمَا وَقَعَ مَعَ الْقَاضِي فَقَالَتْ: اِحْذَرْهُ. فَلَمَّا دُفِنَ ثَارَ فِى نَفْسِهِ أَنْ يَسْرِقَ كَفَنَهُ، فَقَالَتْ زَوْجَتُهُ: لَا تَفْعَلْ، فَلَمْ يَلْتَفِتْ إلَى قَوْلِهَا،
Ketika tiba waktu kematiannya hakim, pencuri kain kafan mendengar kabar kematiannya lalu dia memberitahu kepada istrinya tentang kesepakatan yang terjadi bersama hakim itu. kemudian berkata Istrinya: Berhati-hatilah kamu. Ketika hakim itu dikuburkan, timbul dalam dirinya keinginan untuk mencuri kain kafan hakim tersebut, kemudian berkatalah istrinya: Jangan kau lakukan, tetapi dia tidak mendengarkan kata-katanya.
فَلَمَّا حَفَرَ الْقَبْرَ وَدَخَلَ فِيْهِ فَإِذَا الْمَيِّتُ قَدْ أُجْلِسَ، فَقَالَ أَحَدُ الْمَلَكَيْنِ لِلْآخَرِ: شُمَّ رِجْلَيْهِ فَشَمَّهُمَا وَقَالَ: لَيْسَ فِيْهِمَا شَيْءٌ إنَّهُ لَمْ يَسْعَ بِهِمَا فِى مَعْصِيَةٍ قَطُّ ،
Ketika dia menggali kuburn dan masuk ke dalamnya, maka tiba-tiba mayat itu benar-benar sudah didudukkan. lalu berkatalah salah satu dari dua malaikat kepada malaikat yang lain: Ciumlah / enduslah kedua kakinya, maka dia mencium kedua kaki hakim tersebut dan berkata: Tidak ada pada kedua kaki ini dosa apapun, sungguh dia tidak pernah berjalan dengan kedua kakinya untuk suatu kemaksiatan sama sekali,
فَقَالَ: شُمَّ يَدَيْهِ، فَشَمَّهُمَا وَقَالَ: لَمْ يَعْمَلْ بِهِمَا مَعْصِيَةً، قَالَ: شُمَّ عَيْنَيْهِ فَشَمَّهُمَا وَقَالَ: إنَّهُ لَمْ يَنْظُرْ بِهِمَا إلَى مُحَرَّمٍ قَطُّ، فَقَالَ: شُمَّ سَمْعَهُ فَشَمَّ أَحَدَ أُذُنَيْهِ فَلَمْ يَجِدْ شَيْئًا ثُمَّ شَمَّ الْأُخْرَى فَوَقَفَ فَقَالَ أَحَدُ الْمَلَكَيْنِ؛ مَا وَجَدْتَ ؟
Kemudian berkatalah salah satu dari kedua malaikat itu: "Ciumlah kedua tangannya," maka dia mencium kedua tangannya dan berkata: "Dia tidak pernah melakukan dengan kedua tangannya suatu kemaksiatan." Kemudian salah satu dari kedua malaikat itu berkata: "Ciumlah keuda matanya," maka dia mencium kedua matanya dan berkata: "Sungguh dia tidak pernah melihat dengan kedua matanya kepada yang haram sama sekali." Kemudian salah satu dari kedua malaikat itu berkata: "Ciumlah pendengarannya," maka dia mencium salah satu dari kedua telinganya dan dia tidak menemukan dosa apapun, kemudian dia mencium telinga yang lainnya kemudian dia berhenti, lalu bertanyalah salah satu malaikat: "Apa yang kamu temukan?"
قَالَ: بَعْضَ نَتْنٍ، قَالَ: أَتَدْرِي مَا هٰذِهِ النَّتْنَةُ ؟ إنَّهُ أَصْغَى بِإِحْدَى سَمْعَيْهِ إلَى أَحَدِ الْخَصْمَيْنِ أَكْثَرَ مِنَ الْآخَرِ فَانْفُخْ فِيْهِ فَلَمَّا نَفَخَ فِيْهِ خَرَجَتْ مِنْهُ نَارٌ اِمْتَلَأَ الْقَبْرُ مِنْهَا نَارًا فَلَحِقَ بَصَرَ النَّبَّاشِ فَعَمِيَ، كَذَا فِى قَمْعِ النُّفُوْسِ.
Dia berkata: "Aku menemukan sebagan bau busuk," lalu dikatakan: "Apakah kamu tahu apa bau busuk ini? sungguh dia telah mendengarkan dengan salah satu dari kedua pendengarannya kepada salah satu dari dua orang yang sedang berperkara lebih banyak daripada yang lain. tiuplah pada telinga yang bau. Ketika malaikat meniupnya keluar dari salah satu telinga itu api, menjadi penuh kuburan dari api tersebut dengan api, lalu api itu mengenai mata si pencuri kain kafan sehingga dia menjadi buta, demikian dalam kitab 'Qam' an-Nufus'.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا الْقَتَّاتُ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلنَّمَّامُ) قَالَ مُعَاذٌ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: قُلْتُ [يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ أَرَأَيْتَ قَوْلَ اللّٰهِ تَعَالَى :﴿يَوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ أَفْوَاجًا﴾ [النبأ: الآية ١٨]،
Dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu al-Qattāt? Kemudian bersabda) Nabi ﷺ : (Orang yang mengadu domba) Berkata Mu'adz Radhiallahu Anhu: Aku berkata: [Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang firman Allah Ta'ala: ﴾Pada hari ditiupnya sangkakala maka kalian datang berbondong-bondong﴿ [Q.S an-Naba: Ayat 18],
فَقَالَ ﷺ: يَا مُعَاذُ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ شَيْءٍ عَظِيْمٍ، ثُمَّ أَرْسَلَ عَيْنَيْهِ الشَّرِيْفَتَيْنِ بِالْبُكَاءِ، ثُمَّ قَالَ ﷺ: يُحْشَرُ عَشَرَةُ أَصْنَافٍ مِنْ أُمَّتِيْ أَشْتَاتًا قَدْ مَيَّزَهُمُ اللّٰهُ مِنْ جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَيُبْدِي صُوَرَهُمْ،
Kemudian Nabi ﷺ bersabda: "Wahai Mu'adz, engkau telah bertanya tentang sesuatu yang sangat besar," kemudian Nabi ﷺ meneteskan air mata dari kedua matanya yang mulia dengan tangisan, lalu Nabi ﷺ bersabda: "Akan dikumpulkan sepuluh golongan dari umatku dalam keadaan berpisah-pisah, Benar-benar Allah telah memisahkan mereka dari kumpulan kaum muslimin dan Allah menampakkan rupa-rupa mereka,
فَمِنْهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقِرَدَةِ، وَبَعْضُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْخَنَازِيْرِ، وَبَعْضُهُمْ مُنَكَّسُوْنَ بِأَرْجُلِهِمْ وَوُجُوْهِهِمْ يُسْحَبُوْنَ عَلَيْهَا،
Di antara mereka ada yang berwujud seperti kera, sebagian dari mereka berwujud seperti babi, sebagian dari mereka dengan kepala terbalik dan wajah mereka diseret di atas tanah,
وَبَعْضُهُمْ عُمْيٌ يَتَرَدَّدُوْنَ، وَبَعْضُهُمْ صُمٌّ بُكْمٌ لَا يَعْقِلُوْنَ، وَبَعْضُهُمْ يَمْضَغُوْنَ أَلْسِنَتَهُمْ مُتَدَلِّيَاتٍ عَلَى صُدُوْرِهِمْ يَسِيْلُ الْقَيْحُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ لُعَابًا يُقَذِّرُهُمْ أَهْلُ الْجَمْعِ،
Sebagian dari mereka buta dan mondar-mandir, sebagian dari mereka tuli dan bisu tidak berakal, sebagian dari mereka menggigit lidah mereka yang tergantung di dada mereka, mengalir nanah dari mulut mereka sebagai ludah yang menjadikan jijik kepada mereka orang-orang yang berkumpul di padang mahsyar,
وَبَعْضُهُمْ مُقَطَّعَةٌ أَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ، وَبَعْضُهُمْ مُصَلَّبُوْنَ عَلَى جُذُوْعٍ مِنَ النَّارِ، وَبَعْضُهُمْ أَشَدُّ نَتْنًا مِنَ الْجِيَفِ، وَبَعْضُهُمْ يُكْسَوْنَ جَلَابِيْبَ سَابِغَةً مِنْ قَطِرَانٍ،
Sebagian dari mereka terpotong-potong tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka, sebagian dari mereka disalib di atas batang-batang pohin dari api, sebagian dari mereka lebih bau busuk daripada bangkai-bangkai, dan sebagian dari mereka dikenakan jubah-jubah yang sangat panjang yang terbuat dari ter,
فَأَمَّا الَّذِيْنَ عَلَى صُوْرَةِ الْقِرَدَةِ فَالْقَتَّاتُ بَيْنَ النَّاسِ، وَأَمَّا الَّذِيْنَ عَلَى صُوْرَةِ الْخَنَازِيْرِ فَأَكَلَةُ السُّحْتِ وَالْكَسْبِ الْحَرَامِ مِثْلُ الْمُكْسَةِ وَالرِّشَا، وَأَمَّا الْمُنَكَّسُوْنَ بِرُؤُوْسِهِمْ وَوُجُوْهِهِمْ فَأَكَلَةُ الرِّبَا،
Adapun orang-orang yang berwujud seperti kera adalah mereka yang suka mengadu domba di antara manusia, adapun orang-orang yang berwujud seperti babi adalah mereka yang memakan harta haram seperti harta hasil malak dan suap, adapun mereka yang kepalanya terbalik dan wajah mereka diseret adalah orang-orang yang memakan riba
وَأَمَّا الْعُمْيُ فَمَنْ يَجُوْرُ فِى الْحُكْمِ، وَأَمَّا الصُّمُّ الْبُكْمُ فَهُمُ الَّذِيْنَ يَعْجَبُوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ، وَأَمَّا الَّذِيْنَ يَمْضَغُوْنَ أَلْسِنَتَهُمْ فَالْعُلَمَاءُ وَالْقُصَّاصُ الَّذِيْنَ يُخَالِفُ قَوْلُهُمْ عَمَلَهُمْ،
Adapun mereka yang buta adalah orang-orang yang berbuat curang dalam hukum, adapun mereka yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang membangga-banggakan amal perbuatan mereka, adapun orang-orang yang menggigit lidah mereka adalah para ulama dan penceramah yang bertentangan antara perkataan mereka dan perbuatan mereka,
وَأَمَّا الْمُقَطَّعَةُ أَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ فَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْجِيْرَانَ، وَأَمَّا الْمُصَلَّبُوْنَ عَلَى جُذُوْعٍ مِنَ النَّارِ فَالسُّعَاةُ بِالنَّاسِ إلَى السُّلْطَانِ،
Adapun mereka yang dipotong tangan-tangan mereka dan kaki-kaki mereka adalah orang-orang yang menyakiti tetangga-tetangga, adapun mereka yang disalib di atas batang-batang pohon dari api adalah mereka yang membawa berita bohong tentang manusia kepada penguasa,
وَأَمَّا الَّذِيْنَ هُمْ أَشَدُّ نَتْنًا مِنَ الْجِيَفِ فَالَّذِيْنَ يَتَمَتَّعُوْنَ بِالشَّهَوَاتِ وَاللَّذَّاتِ وَيَمْنَعُوْنَ حَقَّ اللّٰهِ تَعَالَى مِنْ أَمْوَالِهِمْ، وَأَمَّا الَّذِيْنَ يُكْسَوْنَ الْجَلَابِيْبَ فَأَهْلُ الْكِبْرِ وَالْخُيَلَاءِ وَالْفَخْرِ] كَذَا رَوَاهُ الْقُرْطُبِيُّ.
Adapun orang-orang yang lebih bau busuk daripada bangkai adalah mereka yang menikmati syahwat dan kenikmatan dan meolak hak Allah Ta'ala dari sebagian harta mereka, adapun mereka yang dikenakan jubah-jubah adalah orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri] Demikian telah meriwayatkan pada hadits ini Imam al-Qurtubi.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا الدَّيْبُوْبُ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ يَجْمَعُ فِى بَيْتِهِ الْفَتَيَاتِ) أَيْ اَلْإِمَاءَ (لِلْفُجُوْرِ) أَيْ اَلزِّنَا، أَيْ وَهُوَ الْجَامِعُ بَيْنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ
(Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu ad-Dayybūb? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang mengumpulkan gadis-gadis di dalam rumahnya) Maksudnya budak-budak perempuan (untuk berbuat zina) Maksudnya zina, yaitu orang yang mengumpulkan antara laki-laki dan perempuan.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا الدَّيُّوْثُ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ لَا يَغَارُ عَلَى أَهْلِهِ) أَيْ زَوْجَتِهِ وَبِنْتِهِ وَأُخْتِهِ. (وَقِيْلَ) لِرَسُولِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا صَاحِبُ الْعَرْطَبَةِ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ يَضْرِبُ بِالطَّبْلِ) وَهُوَ الْكُوْبَةُ الْكَبِيْرَةُ.
(Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu ad-Dayyūts? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang tidak cemburu kepada keluarganya) Maksudnya istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya. (Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu pemilik al-‘Artabah? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang memukul drum) yaitu drum besar.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا صَاحِبُ الْكُوبَةِ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ يَضْرِبُ الطُّنْبُوْرَ) بِضَمِّ الطَّاءِ وَهُوَ الطَّبْلُ الصَّغِيْرُ.
(Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu pemilik al-Kubah? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang memukul tambur) dengan mendhammahkan ta' yaitu drum kecil.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا الْعُتُلُّ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ لَا يَعْفُوْ عَنِ الذَّنْبِ وَلَا يَقْبَلُ الْعُذْرَ) أَيْ وَهُوَ الْمُتَكَبِّرُ.
(Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Siapa itu al-‘Utul? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang tidak memaafkan dosa dan tidak menerima permohonan maaf) Maksudnya orang yang sombong.
(وَقِيْلَ) لِرَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: (مَا الزَّنِيْمُ ؟ قَالَ) ﷺ: (اَلَّذِيْ وُلِدَ مِنَ الزِّنَا) وَعُلِّقَ بِمَنْ لَيْسَ مِنْهُ (وَيَقْعُدُ عَلَى قَارِعَةِ الطَّرِيْقِ) أَيْ أَعْلَاهُ (فَيَغْتَابُ النَّاسَ) وَهُوَ ظَلُوْمٌ
(Dan dikatakan) kepada Rasulullah ﷺ: (Apa itu zanīm? Bersabda) Nabi ﷺ: (Orang yang dilahirkan dari zina) dan dinisbatkan kepada orang yang bukan ayahnya (dan dia duduk di tepi jalan) yaitu di tempat yang tinggi (lalu dia menggunjing orang lain) Sedangkan dia sendiri adalah orang yang zalim.
(وَالْعَاقُ]) مَشْهُوْرٌ ، وَضَابِطُ الْعُقُوْقِ هُوَ أَنْ يَصْدُرَ مِنَ الْوَلَدِ مَا يَتَأَذَّى الْوَالِدَانِ أَوْ أَحَدُهُمَا بِهِ إيْذَاءً لَيْسَ بِالْهَيِّنِ فِى الْعُرْفِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مُحَرَّمًا
(Dan durhaka) itu sudah dikenal banyak orang, dan definisi durhaka adalah apabila keluar dari anak sesuatu yang dapat menyakiti orang tua atau salah satu dari mereka dengan sesuatu tersebut dengan benar-benar menyakiti yang itu tidak ringan menurut adat, meskipun sesuatu itu bukan sesuatu yang diharamkan
لَوْ فَعَلَهُ مَعَ الْغَيْرِ كَأَنْ يَلْقَاهُ فَيَقْطَبُ فِى وَجْهِهِ أَوْ يَقْدِمَ عَلَيْهِ فِى مَلَأٍ فَلَا يَقُوْمُ لَهُ وَلَا يَعْبَأُ بِهِ، وَنَحْوِ ذٰلِكَ مِمَّا يَقْضِي أَهْلُ الْعَقْلِ وَالْمُرُوْءَةِ بِأَنَّهُ مُؤْذٍ إِيْذَاءً عَظِيْمًا.
Andai dia mengerjakannya dengan orang lain seperti dia bertemu dengan orang tua lalu dia merengut di depan orang tua atau dia datang kepada orang tua di hadapan orang banyak lalu dia tidak berdiri untuk menyambut orang tua dan dia tidak peduli pada orang tua, dan hal-hal semacam itu dari hal-hal yang dianggap oleh orang-orang berakal dan beradab bahwa hal-hal itu sebagai menyakiti dengan benar-benar menyakiti yang berdampak besar.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 19
(وَ) الْمَقَالَةُ التَّاسِعَةَ عَشْرَةَ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [عَشَرَةُ نَفَرٍ لَنْ يَقْبَلَ اللّٰهُ تَعَالَى صَلَاتَهُمْ: رَجُلٌ صَلَّى وَحِيْدًا) أَيْ مُنْفَرِدًا (بِغَيْرِ قِرَاءَةٍ) وَاتَّفَقَ الْإِمَامُ أَبُو حَنِيْفَةَ وَأَصْحَابُهُ وَالْإِمَامُ مَالِكٌ وَالْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ عَلَى صِحَّةِ صَلَاةِ الْمَأْمُوْمِ بِغَيْرِ قِرَاءَتِهِ شَيْئًا مِنَ الْفَاتِحَةِ.
Maqalah yang kesembilan belas (Telah bersabda Nabi ﷺ: [Sepuluh golongan yang Allah Ta'ala tidak akan menerima sholat mereka: Orang yang sholat sendirian) Maksudnya Munfarid (tanpa membaca Al-Fatihah,). Dan telah bersepakat Imam Abu Hanifah, sahabat-sahabatnya, Imam malik dan Imam Ahmad bin Hambal Radhiallahu Anhum atas sahnya sholat makmum tanpa dia membaca sedikitpun dari surat al-Fatihah
(وَرَجُلٌ لَا يُؤَدِّي الزَّكَاةَ) أَيْ لَا يُخْرِجُ مَا يَجِبُ إخْرَاجُهُ مِنَ الْأَمْوَالِ الزَّكَوِيَّةِ إِلَى مُسْتَحِقِّيْهِ، قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِيْنَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْتُوْنَ الزَّكَوٰةَ﴾ [فصلت: الآية ٧] فَسَمَّاهُمُ اللّٰهُ مُشْرِكِيْنَ.
(Seorang laki-laki yang tidak menunaikan zakat,) Maksudnya tidak mengeluarkan zakat yang wajib mengeluarkannya dari harta-harta zakat kepada para mustahiknya. Allah Ta'ala berfirman: ﴾Celakalah bagi orang-orang musyrik yang tidak menunaikan zakat﴿ [Fussilat: ayat 7], maka Allah menyebut mereka sebagai orang-orang musyrik.
(وَرَجُلٌ يَؤُمُّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ) قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: [ثَلَاثَةٌ لَا تُجَاوِزُ صَلَاتُهُمْ آذَانَهُمْ اَلْعَبْدُ الْآبِقُ حَتَّى يَرْجِعَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ، وَإِمَامٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ].
(Seorang laki-laki yang menjadi imam bagi suatu kaum, sedangkan kaum tersebut kepada lelaki itu membenci,) Telah bersabda Nabi Alaihis Sholatu Wassalam: [Tiga golongan yang tidak melewati pahala shalat mereka pada telinga mereka: Seorang budak yang melarikan diri sampai ia kembali, seorang wanita yang bermalam sedangkan suaminya marah padanya, dan seorang imam yang mengimami suatu kaum sedangkan kaum tersebut kepada imam itu membenci].
(وَرَجُلٌ مَمْلُوْكٌ آبِقٌ) أَيْ شَخْصٌ رَقِيْقٌ ذَكَرًا كَانَ أَوْ أُنْثَى هَارِبٌ مِنْ سَيِّدِهِ. قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: [إذَا أَبَقَ الْعَبْدُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ، وَفِى رِوَايَةٍ فَقَدْ كَفَرَ حَتَّى يَرْجِعَ].
(Seorang budak yang melarikan diri,) Maksudnya seseorang yang berstatus budak, baik laki-laki maupun perempuan, yang melarikan diri dari tuannya. Telah bersabda Nabi ﷺ: [Jika melarikan diri seorang budak, maka tidak diterima shalatnya, dan dalam riwayat lain: Maka benar-benar dia telah kufur sampai ia kembali].
(وَرَجُلٌ شَارِبُ الْخَمْرِ مُدْمِنٌ) قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: [اِجْتَنِبُوْا الْخَمْرَ فَإِنَّهَا أُمُّ الْخَبَائِثِ].
(Seorang laki-laki yang pecandu minuman keras) Telah bersabda Nabi Alaihis Sholatu Wassalam: [Jauhilah minuman keras, karena minuman keras itu adalah induk segala kejahatan].
(وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا سَاخِطٌ عَلَيْهَا) قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: [ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللّٰهُ لَهُمْ صَلَاةً وَلَا تَصْعَدُ لَهُمْ إلَى السَّمَاءِ: اَلسَّكْرَانُ حَتَّى يَصْحُوَ وَالْمَرْأَةُ السَّاخِطُ عَلَيْهَا زَوْجُهَا وَالْعَبْدُ الْآبِقُ عَلَى مَوْلَاهُ حَتَّى يَرْجِعَ فَيَضَعَ يَدَهُ فِى يَدِّ مَوَالِيْهِ].
(Seorang wanita yang bermalam sedangkan suaminya marah padanya) Telah bersabda Nabi Alaihis Sholatu Wassalam: [Tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat mereka dan tidak diangkat pahala shalat mereka ke langit: orang yang mabuk sampai ia sadar, seorang wanita yang suaminya marah padanya, dan seorang budak yang melarikan diri dari tuannya sampai ia kembali dan meletakkan tangannya di tangan tuannya].
(وَامْرَأَةٌ حُرَّةٌ تُصَلِّي بِغَيْرِ خِمَارٍ) وَهُوَ ثَوْبٌ تُغَطِّي بِهِ الْمَرْأَةُ رَأْسَهَا
(Seorang wanita merdeka yang shalat tanpa mengenakan khimar) yaitu pakaian yang dapat menutupi dengan pakaian itu seorang perempuan pada kepalanya.
(وَآكِلُ الرِّبَا) قَالَ بَعْضُهُمْ: وَرَدَ أَنَّ أَكَلَةَ الرِّبَا يُحْشَرُوْنَ فِى صِفَةِ الْكِلَابِ وَالْخَنَازِيْرِ مِنْ أَجْلِ حِيْلَتِهِمْ عَلَى أَكْلِ الرِّبَا كَمَا مُسِخَ أَصْحَابُ السَّبْتِ حَتَّى تَحَيَّلُوْا عَلَى اصْطِيَادِ الْحِيْتَانِ الَّتِيْ نَهَاهُمُ اللّٰهُ عَنِ اصْطِيَادِهَا يَوْمَ السَّبْتِ
(Pemakan riba,) Sebagian dari ulama berkata: "Telah sampai riwayat bahwa para pemakan riba akan dikumpulkan dalam rupa anjing dan babi karena mereka mengakali untuk memakan riba, sebagaimana telah dirubah Ashabus Sabat karena mereka mengakali untuk tetap menangkap ikan-ikan yang mana Allah telah melarang mereka untuk mengakap ikan ikan itu di hari sabtu."
فَحَفَرُوْا لَهَا حِيْضَانَا تَقَعُ فِيْهَا يَوْمَ السَّبْتِ حَتَّى يَأْخُذُوْهَا يَوْمَ الْأَحَدِ فَلَمَّا فَعَلُوْا ذٰلِكَ مَسَخَهُمُ اللّٰهُ قِرَدَةً وَخَنَازِيْرَ، وَهٰكَذَا الَّذِيْنَ يَتَحَيَّلُوْنَ عَلَى الرِّبَا بِأَنْوَاعِ الْحِيَلِ فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى لَا يَخْفَى عَلَيْهِ حِيَلُ الْمُحْتَالِيْنَ، كَذَا نُقِلَ مِنَ الزَّوَاجِرِ.
Lalu mereka menggali untuk memburu ikan-ikan itu kolam-kolam yang akan jatuh ke dalamnya pada hari Sabtu, lalu mereka mengambilnya pada hari Ahad. Ketika mereka melakukan itu, Allah mengubah wujud mereka menjadi kera dan babi. Demikian pula orang-orang yang mengakal-ngakali atas transaksi riba dengan macam-macam tipu daya, Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak ada samar bagi-Nya dari tipu daya orang-orang yang menipu daya, Demikian ini dinukil dari kitab Az-Zawajir.
(وَالْإِمَامُ الْجَائِرُ) عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ يَقُوْلُ: [يُجَاءُ بِالْوَالِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُنْبَذُّ بِهِ عَلَى جِسْرِ جَهَنَّمَ فَيَرْتَجُّ بِهِ الْجِسْرُ ارْتِجَاجَةً لَا يَبْقَى مِنْهُ مَفْصَلٌ إلَّا زَالَ عَنْ مَكَانِهِ فَإِنْ كَانَ مُطِيعًا لِلّٰهِ فِى عَمَلِهِ مَضَى وَإِنْ كَانَ عَاصِيًا انْخَرَقَ بِهِ الْجِسْرُ فَيَهْوَى بِهِ فِى جَهَنَّمَ مِقْدَارَ خَمْسِيْنَ أَلْفَ عَامٍ].
(Seorang imam yang zalim) Dari Abu Dzar, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: [Akan didatangkan seorang penguasa pada hari kiamat, lalu ia akan dilemparkan ke atas jembatan Jahannam, maka akan berguncang jembatan itu bersamanya dengan guncangan yang dahsyat sehingga tidak ada satu sendi pun yang tersisa Kecuali sudah bergeser dari tempatnya. Jika ia taat kepada Allah dalam pekerjaannya, maka ia akan melintas, dan jika ia berdosa, maka akan runtuh jembatan itu bersamanya sehingga jembatan itu jatuh bersamanya ke dalam Jahannam selama lima puluh ribu tahun].
(وَرَجُلٌ لَا تَنْهَاهُ صَلَاتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لَا يَزْدَادُ مِنَ اللّٰهِ إلَّا بُعْدًا) نُقِلَ عَنِ الْعَارِفِ الْمُرْسِي: اَلْعَمَلُ يَنْشَأُ مِنَ الْعَبْدِ عَلَى صُوْرَةِ اللُّقْمَةِ حِلًّا وَحُرْمَةً.
(Seorang laki-laki yang tidak mencegah kepadanya sholatnya dari perbuatan keji dan mungkar tidaklah dia bertambah dari Allah melainkan semakin jauh). Dinukil dari Arif al-Mursi: Amal perbuatan itu akan timbul pada seorang hamba berdasarkan satu suap makanan, baik halal maupun haram.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 10 Maqolah 20
(وَ) الْمَقَالَةُ الْعِشْرُوْنَ (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [يَنْبَغِي) أَيْ يُطْلَبُ (لِلدَّاخِلِ فِي الْمَسْجِدِ عَشْرُ خِصَالٍ: أَوَّلُهَا: أَنْ يَتَعَاهَدَ خُفَّيْهِ أَوْ نَعْلَيْهِ) أَيْ يَحْفَظَهُمَا مِنَ النَّجَاسَةِ لِئَلَّا تَقَعَ فِي الْمَسْجِدِ (وَأَنْ يَبْدَأَ بِرِجْلِهِ الْيُمْنَى) عِنْدَ دُخُوْلِ الْمَسْجِدِ وَكُلِّ مَحَلٍّ شَرِيْفٍ وَمَا جَهِلَ حَالَهُ وَأَنْ يَنْزِعَ نَعْلَهُ الْيُسْرَى أَوَّلًا عِنْدَ وُصُوْلِهِ بَابَ الْمَسْجِدِ وَيَحُطَّ رِجْلَهُ الْيُسْرَى عَلَى ظَهْرِهَا ثُمَّ يَنْزِعَ نَعْلَهُ الْيُمْنَى.
(وَ) الثَّانِي (أَنْ يَقُوْلَ إذَا دَخَلَ) أَيْ أَرَادَ الدُّخُوْلَ: أَعُوْذُ بِاللّٰهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَصَحْبِهِ (بِسْمِ اللّٰهِ وَسَلَامٌ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ وَعَلَى مَلَائِكَةِ اللّٰهِ، اللّٰهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ إنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ) أَوْ يَقُوْلُ: اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ وَافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، ثُمَّ يَقُوْلُ بِسْمِ اللّٰهِ.
(وَ) الثَّالِثُ (أَنْ يُسَلِّمَ عَلَى أَهْلِ الْمَسْجِدِ وَأَنْ يَقُوْلَ إذَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ) أَيْ اَلْمَسْجِدِ (أَحَدٌ، اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللّٰهِ الصَّالِحِيْنَ).
(وَ) الرَّابِعُ (أَنْ يَقُوْلَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ).
(وَ) الْخَامِسُ (أَنْ لَا يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي) فَيَحْرُمُ الْمُرُوْرُ بَيْنَ يَدَيِ الْمُصَلِّي وَسُتْرَتِهِ فِى صَلَاةٍ صَحِيْحَةٍ فِى اعْتِقَادِ الْمُصَلِّي وَلَوْ نَفْلًا وَإِنْ لَمْ يَجِدِ الْمَارُّ طَرِيْقًا آخَرَ حَيْثُ لَمْ يُقَصِّرِ الْمُصَلِّي
وَيَجُوْزُ الْمُرُوْرُ إذَا اضْطَرَّ إلَيْهِ لِإِنْقَاذِ نَحْوِ غَرِيْقٍ عَلَى الْمُعْتَمَدِ، بَلْ نَقَلَ الْإِمَامُ عَنِ الْأَئِمَّةِ جَوَازَهُ إنْ لَمْ يَجِدْ طَرِيْقًا، وَهَذَا ضَعِيْفٌ.
أَمَّا إنْ قَصَّرَ الْمُصَلِّي بِأَنْ صَلَّى فِى مَحَلٍّ يَغْلِبُ فِيْهِ الْمُرُوْرُ ذٰلِكَ الْوَقْتَ كَالْمَطَافِ أَوْ تَرَكَ فُرْجَةً فِى صَفٍّ قُدَّامَهُ فَاحْتِيْجَ لِلْمُرُوْرِ بَيْنَ يَدَيْهِ لِسَدِّهَا فَلَا يَحْرُمُ وَإِنْ تَعَدَّدَتِ الصُّفُوْفُ.
(وَ) السَّادِسُ (أَنْ لَا يَعْمَلَ) فِى الْمَسْجِدِ (بِعَمَلِ الدُّنْيَا) كَأَنْ يَبِيْعَ أَوْ يَشْتَرِيَ، وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عِنْدَ رُؤْيَةِ ذٰلِكَ: لَا أَرْبَحَ اللّٰهُ تِجَارَتَكَ.
(وَ) السَّابِعُ (أَنْ لَا يَتَكَلَّمَ بِكَلَامِ الدُّنْيَا) كَنَشْدِ ضَالَّةٍ وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عِنْدَ سَمَاعِ ذٰلِكَ: لَا رَدَّهَا اللّٰهُ عَلَيْكَ.
(وَ) الثَّامِنُ (أَنْ لَا يَخْرُجَ) وَلَا يَجْلِسَ (حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ) لَكِنْ إذَا دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَأَرَدْتَ الطَّوَافَ فَالْأَفْضَلُ أَنْ تَبْدَأَ بِالطَّوَافِ ثُمَّ تَنْوِي بِالرَّكْعَتَيْنِ سُنَّةَ الطَّوَافِ وَتَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ مَعًا.
(وَ) التَّاسِعُ (أَنْ لَا يَدْخُلَ إلَّا بِوُضُوْءٍ) وَيُنْدَبُ لِمَنْ لَمْ يَأْتِ بِالتَّحِيَّةِ أَنْ يَقُوْلَ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ، فَتَنْدَفِعُ الْكَرَاهَةُ بِذٰلِكَ، وَهٰذَا حَيْثُ لَمْ يَتَيَسَّرْ لَهُ الْوُضُوْءُ فِى الْمَسْجِدِ قَبْلَ طُوْلِ الْفَصْلِ وَإِلَّا فَلَا يَكْفِي ذٰلِكَ لِتَقْصِيْرِهِ بِتَرْكِ الْوُضُوْءِ مَعَ تَيَسُّرِهِ.
(وَ) الْعَاشِرُ (أَنْ يَقُوْلَ إذَا قَامَ: سُبْحَانَك اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ)
رَوَى التِّرْمِذِيُّ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: [مَنْ جَلَسَ فِى مَجْلِسٍ وَكَثُرَ فِيْهِ لَغَطُهُ فَقَالَ قَبْلَ أَنْ يَقُوْمَ مِنْ مَجْلِسِهِ ذٰلِكَ: سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إلَيْكَ إلَّا غَفَرَ اللّٰهُ لَهُ مَا كَانَ فِى مَجْلِسِهِ ذَلِكَ].
وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَكْتَالَ بِالْمِكْيَالِ الْأَوْفَى فَلْيَقُلْ آخِرَ مَجْلِسِهِ أَوْ حِيْنَ يَقُوْمُ: ﴿سُبْحٰنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ ١٨٠ وَسَلٰمٌ عَلَى المرسلين ١٨١ وَالْحَمْد لِلّٰهِ رب العلمين ١٨٢﴾ [الصافات: الآيات ١٨٢ ، ١٨٠].
Assalamu alaikum Admin.
Apakah terjemah kitab Nashoihul ibad pada bab 10 hanya makalah 1_2 sj ? Ataukah masih ada kelanjutanya?
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarokatuh. Nashoihul ibad bab 10 itu ada 29 maqolah dan saya baru menerjemahkan dua maqolah ingsya Allah untuk maqolah ke tiga dan seterusnya akan saya terjemahkan.
Jazakallohu khoiron
Baarokallau Fiekum, Jazaakumullah khair.