Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9
Nama kitab | : | Nashoihul Ibad, Terjemah kitab Nashaihul Ibad,(kumpulan nasihat pilihan bagi para hamba) |
Judul kitab | : | Nashaihul Ibad fi Bayani Munabbihat li Yaumil Ma'ad li Ibnu Hajar Al-Asqallaani ( نصائح العباد فِى بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني) |
Versi ejaan | : | Nashoih Al-Ibad |
Mata Pelajaran | : | Tasawuf, Akhlaq |
Musonif | : | Nawawi bin Umar al-Bantani Al-Jawi Al-Indunisi (محمد نووي بن عمر بن عربي بن علي الجاوي البنتني الإندونيسي) |
Nama Arab | : | محمد نووي بن عمر الجاوي |
Lahir | : | 1813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H /22 Februari 1274 M |
Guru | : | 1. Khatib asy-Syambasi 2. Abdul Ghani Bima 3. Ahmad Dimyati 4. Zaini Dahlan 5. Muhammad Khatib 6. KH. Sahal al-Bantani 7. Sayyid Ahmad Nahrawi 8. Zainuddin Aceh |
Santri | : | 1. KH. Hasyim Asyari 2. KH. Ahmad Dahlan 3. KH. Khalil Bangkalan 4. KH. Asnawi Kudus 5. KH. Mas Abdurrahman 6. KH. Hasan Genggong 7. Sayid Ali bin Ali al-Habsy |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9
بَابُ التُّسَاعِيِّ
وَفِيْهِ خَمْسُ مَوَاعِظَ، وَاحِدَةٌ خَبَرٌ وَالْبَاقِى آثَارٌ.
Dalam bab ini ada lima nasihat, satu hadits dan sisanya atsar.
Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9 Maqolah 1
اَلْمَقَالَةُ الْأُوْلَى (قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: [أَوْحَى اللّٰهُ تَعَالَى إلَى مُوْسَى بْنِ عِمْرَانَ فِى التَّوْرَاةِ: إنَّ أُمَّهَاتِ الْخَطَايَا ثَلَاثٌ:
Maqolah yang kesatu (Telah bersabda Nabi ﷺ: [Allah telah mewahyukan kepada Nabi Musa Bin Imran dalam kitab Taurat: Sesungguhnya induk dari dosa-dosa itu ada tiga:
الْكِبْرُ) قَالَ ﷺ: [اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ] أَيْ رَدُّ الْحَقِّ وَاحْتِقَارُ النَّاسِ وَمَنْ نَظَرَ إلَى نَفْسِهِ بِعَيْنِ التَّعْظِيْمِ وَإِلَى غَيْرِهِ بِعَيْنِ الْاِسْتِصْغَارِ فَهُوَ مِنَ الْمُتَكَبِّرِيْنَ
Sombong) Telah bersabda Nabi ﷺ: [Sombong adalah menolak kebenaran dan menghina orang lain] Maksudnya menolak kebenaran dan merendahkan manusia. Barang siapa melihat pada dirinya dengan pandangan mengagung-agungkan dan melihat kepada orang lain dengan pandangan mengecilkan maka dia itu termasuk dari golongan orang-orang yang sombong
(وَالْحَسَدُ) قَالَ مُعَاوِيَةُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: لَيْسَ فِى خِصَالِ الشَّرِّ أَعْدَلُ مِنَ الْحَسَدِ يَقْتُلُ الْحَاسِدَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إلَى الْمَحْسُوْدِ
(Dan dengki) Telah berkata Mu'awiyah Radhiallahu Anhu: Tidak ada dalam tabiat keburukan yang lebih setimpal dari dengki orang yang dengki dapat membunuh sebelum dia sampai pada orang yang didengki
(وَالْحِرْصُ) عَلَى الدُّنْيَا، قَالَ مَالِكُ بْنُ دِيْنَارٍ رَحِمَهُ اللّٰهُ: إذَا سَقِمَ الْبَدَنُ لَمْ يَنْجَعْ فِيْهِ طَعَامٌ وَلَا شَرَابٌ وَلَا نَوْمٌ وَلَا رَاحَةٌ كَذٰلِكَ الْقَلْبُ إذَا غَلَبَ عَلَيْهِ حُبُّ الدُّنْيَا لَمْ تَنْفَعْهُ الْمَوْعِظَةُ
(Dan serakah) Pada dunia. Telah berkata Malik Bin Dinar Rahimahullah: Apabila badan sakit maka tidak akan memberi manfaat padanya makanan dan tidak akan memberi manfaat padanya minuman dan tidak akan memberi manfaat padanya tidur dan tidak akan memberi manfaat padanya istirahat demikian pula hati apabila menguasai padanya cinta dunia tidak akan bermanfaat baginya nasihat-nasihat.
(فَنَشَأَ مِنْهَا) أَيْ الثَّلَاثَةِ (سِتَّةٌ فَصِرْنَ) أَيْ الثَّلَاثَةُ مَعَ السِّتَّةِ (تِسْعَةً: اَلْأُوْلَى مِنَ السِّتَّةِ: الشِّبَعُ وَالنَّوْمُ وَالرَّاحَةُ) أَيْ زَوَالُ الْمَشَقَّةِ
(Maka timbul darinya) Maksudnya dari tiga sifat (Enam sifat sehingga jadilah itu) Maksudnya tiga serta enam (Sembilan sifat: Yang pertama dari enam sifat: Adalah kenyang dan tidur dan istirahat) Maksudnya hilangnya kesulitan
(وَحُبُّ الْأَمْوَالِ) قَالَ سَيِّدِيْ عَبْدُ اللّٰهِ الْحَدَّادُ قَدَّسَ سِرَّهُ: وَعَلَيْكَ بِإِخْرَاجِ حُبِّ الدِّيْنَارِ وَالدِّرْهَمِ مِنْ قَلْبِكَ حَتَّى يَصِيْرَانِ عِنْدَكَ بِمَنْزِلَةِ الْحَجَرِ وَالْمَدَرِ
(Dan cinta harta) Telah berkata tuanku Abdullah Al-Haddad Qoddasa Sirroh: Dan wajib atasmu mengeluarkan cinta terhadap dinar dan dirham dari hatimu hingga menjadi keduanya bagimu satu martabat dengan batu dan tanah
(وَحُبُّ الثَّنَاءِ وَالْمَحْمَدَةِ) وَعَلَيْك بِإِخْرَاجِ حُبِّ الْمَنْزِلَةِ عِنْدَ النَّاسِ مِنْ قَلْبِكَ حَتَّى يَسْتَوِيَ عِنْدَكَ مَدْحُهُمْ وَذَمُّهُمْ
(Dan cinta sanjungan dan pujian) Dan wajib atas kalian mengeluarkan cinta terhadap kedudukan di sisi manusia dari hatimu hingga sama saja bagimu pujian mereka dan celaan mereka
(وَحُبُّ الرِّيَاسَةِ) وَعَلَيْكَ بِإِخْرَاجِ حُبِّ الْجَاهِ عِنْدَ النَّاسِ مِنْ قَلْبِكَ حَتَّى يَسْتَوِيَ عِنْدَكَ إقْبَالُهُمْ عَلَيْكَ وَإِدْبَارُهُمْ عَنْكَ فَإِنَّ حُبَّ الْجَاهِ أَضَرُّ عَلَى صَاحِبِهِ مِنْ حُبِّ الْمَالِ وَكِلَاهُمَا دَالَّانِ عَلَى الرَّغْبَةِ فِى الدُّنْيَا،
(Dan cinta jabatan) Dan wajib atas kalian mengeluarkan cinta terhadap jabatan di sisi manusia dari hatimu hingga sama saja bagimu menghadapnya mereka kepadamu dan membelakanginya mereka darimu karena sesungguhnya cinta jabatan itu lebih berbahaya bagi pemiliknya daripada cinta harta dan keduanya menunjukkan pada keinginan terhadap dunia
وَأَصْلُ حُبِّ الْجَاهِ حُبُّ التَّعْظِيْمِ فَالْعَظَمَةُ مِنْ صِفَاتِ اللّٰهِ تَعَالَى. أَمَّا حُبُّ الْمَالِ فَأَصْلُهُ حُبُّ التَّمَتُّعِ بِالشَّهَوَاتِ وَذٰلِكَ مِنْ صِفَاتِ الْبَهَائِمِ.
Dan asal dari cinta jabatan adalah cinta diagungkan. Karena keagungan adalah sebagian dari sifat-sifat Allah Ta'ala. Adapun asal dari cinta harta maka asalnya adalah cinta bersenang-senang dengan syahwat dan cinta bersenang senang dengan syahwat itu adalah sebagian dari sifat-sifat hewan.
[nextpage]Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9 Maqolah 2
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّانِيَةُ (قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: اَلْعِبَادُ ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ) أَيْ أَنْوَاعٍ
Maqolah yang kedua (Telah berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu Anhu: Para hamba itu ada tiga golongan) Maksudnya macam.
(لِكُلِّ صِنْفٍ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ يُعْرَفُوْنَ بِهَا) أَيْ بِتِلْكَ الْعَلَامَاتِ (صِنْفٌ يَعْبُدُوْنَ اللّٰهَ عَلَى سَبِيْلِ الْخَوْفِ) مِنْ عَذَابِ اللّٰهِ تَعَالَى
(Bagi setiap golongan itu ada tiga tanda yang mereka bisa diketahui dengan tiga tanda) Maksudnya dengan tanda-tanda tersebut (Satu golongan mereka menyembah kepada Allah di atas jalan rasa takut) Dari Adzab Allah Ta'ala.
(وَصِنْفٌ يَعْبُدُوْنَ اللّٰهَ عَلَى سَبِيْلِ الرَّجَاءِ) لِرَحْمَةِ اللّٰهِ تَعَالَى
(Dan satu golongan mereka menyembah kepada Allah di atas jalan harapan) Pada rahmat Allah Ta'ala
(وَصِنْفٌ يَعْبُدُوْنَ اللّٰهَ عَلَى سَبِيْلِ الْحُبِّ) فِى اللّٰهِ حَتَّى يَصِيْرَ اللّٰهُ أَحَبَّ إلَيْهِمْ مِمَّا سِوَاهُ بَلْ حَتَّى لَا يَكُوْنَ لَهُمْ مَحْبُوْبٌ إلَّا اللّٰهُ تَعَالَى،
(Dan ada satu golongan mereka menyembah kepada Allah di atas jalan cinta) Karena Allah. Hingga Allah menjadi yang paling dicintai oleh mereka daripada apapun selain Allah bahkan hingga tidak ada bagi mereka yang dicintai kecuali Allah Ta'ala
وَسَبَبُ وُجُوْدِ الْحُبِّ مِنْ جِهَةِ الْمَحْبُوْبِ إمَّا وُجُوْدُ كَمَالٍ فِيْهِ أَوْ حُصُوْلُ نَوَالٍ مِنْهُ،
Dan sebab adanya rasa cinta kepada pihak yang dicintai ada kalanya adanya kesempurnaan pada yang dicintai atau hasilnya pemberian dari yang dicintai
فَإِنْ كُنْتَ مِمَّنْ يُحِبُّ لِأَجْلِ الْجَمَالِ فَهُوَ لِلّٰهِ وَحْدَهُ وَمَا يَلُوْحُ عَلَى الْمَوْجُوْدَاتِ مِنْ مَعْنَى كَمَالٍ وَمَا يَبْدُوْ عَلَيْهَا مِنْ رَوْنَقِ جَمَالٍ فَهُوَ تَعَالَى الْمُكَمِّلُ لَهَا وَالْمُجَمِّلُ لِأَنَّهُ الْمُوْجِدُ لَهَا،
Maka jika kamu terbukti termasuk orang yang cinta karena keindahan maka keindahan itu hanya milik Allah dan sesuatu yang tampak pada makhluk dari makna kesempurnaan dan sesuatu yang nampak pada makhluk dari pesona keindahan maka Allah ta'ala adalah yang menyempurnakannya dan yang memperindahnya karena sesungguhnya Allah adalah dzat yang mengadakannya.
وَإِنْ كُنْتَ مِمَّنْ يُحِبُّ الْمَحْبُوْبَ لِأَجْلِ النَّوَالِ فَلَسْتَ تَرَى إحْسَانًا وَلَا إكْرَامًا وَلَا تُبْصِرُ إنْعَامًا عَلَيْكَ وَعَلَى سَائِرِ الْخَلْقِ إلَّا وَاللّٰهُ تَعَالَى هُوَ الْمُتَفَضِّلُ بِجَمِيْعِ ذٰلِكَ بِمَحْضِ الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ.
Dan jika kamu terbukti termasuk orang yang cinta pada yang dicintai karena pemberian maka engkau tidak akan melihat kebaikan dan kemuliaan dan engkau tidak akan melihat kenikmatan kepadamu dan kepada seluruh makhluk kecuali hanya Allah Ta'ala dzat yang memberikan anugerah atas semua itu dengan murninya kemurahan dan kedermawanan.
وَاعْلَمْ أَنَّ النَّاسَ ثَلَاثَةُ أَنْوَاعٍ: عَبْدٌ قَدْ غَلَبَ عَلَيْهِ التَّخْلِيْطُ وَالتَّفْرِيْطُ فَاللَّائِقُ بِهِ غَلَبَةُ الْخَوْفِ عَلَيْهِ لِيَنْزَجِرَ عَنِ الْمَعَاصِى إلَّا عِنْدَ الْمَوْتِ فَيَنْيَغِى أَنْ يَكُوْنَ رَجَاؤُهُ غَالِبًا عَلَى خَوْفِهِ، وَقَدْ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: [لَا يَمُوْتُ أَحَدُكُمْ إلَّا وَهُوَ حَسَنُ الظَّنِّ بِاللّٰهِ].
Dan ketahuilah olehmu sesungguhnya manusia itu ada tiga jenis: Seorang hamba yang benar-benar telah mendominasi padanya keburukan dan kelalaian, maka yang layak baginya adalah mendominasinya rasa takut kepada Allah agar dia berhenti dari berbagai kemaksiatan, kecuali ketika hendak meninggal, maka seharusnya ada harapannya lebih besar dari rasa takutnya. Dan benar-benar telah bersabda Nabi ﷺ: [Janganlah mati salah seorang di antara kalian kecuali dia itu berbaik sangka kepada Allah].
وَعَبْدٌ لَا يَأْمَنُ عَلَى نَفْسِهِ مِنَ التَّرْكِ لِلْمَأْمُوْرَاتِ وَالسُّكُوْنِ إلَى الْمَحْظُوْرَاتِ فَيَنْبَغِى لِهٰذَا الْعَبْدِ اسْتِوَاءُ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ حَتَّى يَكُوْنَا كَجَنَاحَيْ الطَّائِرِ. قَالَ ﷺ: [لَوْ وُزِنَ خَوْفُ الْمُؤْمِنِ وَرَجَاؤُهُ لَاعْتَدَلَا] وَهٰذَا حَالُ أَكْثَرِ الْمُؤْمِنِيْنَ.
Dan seorang hamba yang tidak merasa aman terhadap dirinya dari meninggalkan perintah-perintah dan cenderung kepada larangan-larangan, maka patut bagi hamba ini seimbang antara rasa takut dan harapan, sehingga ada keduanya seperti dua sayap burung. Telah bersabda Nabi ﷺ: [Sekiranya ditimbang rasa takut seorang mukmin dan harapannya, maka keduanya pasti akan seimbang]. Dan ini adalah keadaan kebanyakan mukminin.
وَعَبْدٌ قَدْ أَنَابَ إلَى رَبِّهِ وَاطْمَأَنَّتْ نَفْسُهُ بِهِ وَانْقَشَعَتْ ظُلُمَاتُ شَهْوَتِهِ بِإِشْرَاقِ أَنْوَارِ قُرْبِهِ فَلَمْ تَبْقَ لَهُ لَذَّةٌ إلَّا فِى مُنَاجَاتِهِ وَلَا رَاحَةٌ إلَّا فِى عِبَادَتِهِ فَصَارَ رَجَاؤُهُ شَوْقًا وَمَحَبَّةً وَخَوْفُهُ تَعْظِيْمًا وَهَيْبَةً، أَفَادَ ذٰلِكَ سَيِّدِيْ الشَّيْخُ عَبْدُ اللّٰهِ بْنُ عَلَوِيٍّ الْحَدَّادُ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى.
Dan seorang hamba yang telah kembali kepada Tuhannya dan benar-benar telah tenang dirinya karena tuhannya, serta benar-benar telah lenyap kegelapan-kegelapan syahwatnya karena terang-benderangnya cahaya-cahaya kedekatannya kepada tuhan. Maka tidak tersisa baginya kenikmatan kecuali dalam munajat kepada tuhan, dan tidak tersisa baginya ketenangan kecuali dalam beribadah kepada tuhan. Sehingga berubahlah harapannya menjadi kerinduan dan cinta, dan rasa takutnya berubah menjadi mengagungkan tuhan dan kewibawaan tuhan. Telah memberikan keterangan pada hal ini tuanku, Asy-Syaikh Abdullah bin Alawi Al-Haddad, Rahimahullahu Ta'ala.
(فَلِلْأَوَّلِ) وَهُوَ الَّذِيْ يَعْبُدُ اللّٰهَ تَعَالَى عَلَى سَبِيْلِ الْخَوْفِ (ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ: يَسْتَحْقِرُ نَفْسَهُ) أَيْ يَرَى أَنَّ نَفْسَهُ لَا مِقْدَارَ لَهَا (وَيَسْتَقِلُّ حَسَنَاتِهِ) أَيْ يَرَى أَنَّ حَسَنَاتِهِ قَلِيْلَةٌ (وَيَسْتَكْثِرُ سَيِّئَاتِهِ) أَيْ يَرَى أَنَّ سَيِّئَاتِهِ كَثِيْرَةٌ.
(Maka bagi golongan yang pertama) Yaitu orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala di atas jalan takut (Terdapat tiga tanda: dia menganggap rendah dirinya sendiri) Maksudnya dia memandang bahwa dirinya tidak memiliki nilai apa-apa baginya (Dia menganggap sedikit amal-amal baiknya) Maksudnya dia melihat bahwa kebaikannya itu sedikit (Dan dia menganggap banyak dosa-dosanya) Maksudnya dia memandang bahwa dosa-dosanya sangat banyak.
(وَلِلثَّانِى) وَهُوَ الَّذِي يَعْبُدُ اللّٰهَ تَعَالَى عَلَى سَبِيْلِ الرَّجَاءِ (ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ: يَكُوْنُ قُدْوَةَ النَّاسِ فِى جَمِيْعِ الْحَالَاتِ) أَيْ أَنَّ النَّاسَ يَقْتَدُوْنَ بِهِ فِى جَمِيْعِ حَالَاتِهِ (وَيَكُونُ أَسْخَى النَّاسِ كُلِّهِمْ بِالْمَالِ زُهْدًا فِى الدُّنْيَا وَيَكُوْنُ حَسَنَ الظَّنِّ بِاللّٰهِ فِى الْخَلْقِ كُلِّهِمْ).
(Dan bagi golongan yang kedua) Yaitu orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala di atas jalan harapan (Terdapat tiga tanda: dia menjadi teladan bagi manusia dalam segala keadaan) Maksudnya sesungguhnya manusia mencontoh dirinya dalam semua keadaannya (Dan dia menjadi orang yang paling dermawan kepada seluruh manusia dengan hartanya karena zuhud terhadap dunia dan dia memiliki prasangka baik kepada Allah terhadap makhluk seluruhnya).
(وَلِلثَّالِثِ) وَهُوَ مَنْ يَعْبُدُ اللّٰهَ عَلَى سَبِيْلِ الْحُبِّ (ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ) أَوَّلُهَا (يُعْطِى مَا يُحِبُّهُ) وَمَا يُعِزُّ عَلَيهِ لِيَنَالَ الْبِرَّ (وَلَا يُبَالِى بَعْدَ أَنْ يَرْضَى رَبُّهُ) كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى ﴿لَنْ تَنَالُوْا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ﴾
(Dan bagi golongan yang ketiga) Yaitu orang yang beribadah kepada Allah di atas jalan cinta (Terdapat tiga tanda) Yang pertama dari tiga tanda itu (Adalah dia memberikan sesuatu yang dia cinta pada sesuatu itu) Dan memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya agar dia dapat memperoleh kebajikan (Dan dia tidak peduli setelah Tuhannya meridhai) Sebagaimana firman Allah Ta’ala: ﴾Kalian tidak akan memperoleh kebajikan hingga kalian menginfaqkan sebagian harta yang kalian cintai﴿
(وَ) ثَانِيْهَا (يَعْمَلُ بِسُخْطِ نَفْسِهِ) كَأَعْمَالِ الْبِرِّ (وَلَا يَحْتِمُّ بِهِ بَعْدَ أَنْ يَرْضَى رَبَّهُ) فَالْبِرُّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ وَمَسْخَطَةٌ لِلشَّيْطَانِ كَمَا فِى الْحَدِيْثِ [ أَعُوْذُ باللّٰهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ إِلَّا بَلَاءٌ فِيْهِ عَلَاءٌ] أَىْ عُلُوُّ مَنْزِلَةٍ عِنْدَ اللّٰهِ
(Dan) yang kedua dari tiga tanda (Adalah dia beramal dengan sesuatu yang tidak disukai nafsunya), Seperti amal-amal kebaikan (Dan dia tidak merasa keberatan setelah Tuhannya ridha kepadanya). Karena kebaikan itu adalah keridhaan milik Tuhan dan kebencian bagi setan, sebagaimana yang terdapat dalam hadis: [Aku berlindung kepada Allah dari bala, kecuali bala yang di dalamnya mengandung ketinggian derajat] Maksudnya tingginya kedudukan di sisi Allah.
(وَ) ثَالِثُهَا (يَكُوْنُ فِى جَمِيْعِ الْحَالَاتِ مَعَ سَيِّدِهِ) وَهُوَ اللّٰهُ تَعَالَى (فِى أَمْرِهِ وَنَهْيِهِ) فَلَا يَكُوْنُ مُخَالِفًا لِذٰلِكَ.
(Dan) Yang ketiga dari tiga tanda (Adalah dia selalu berada dalam segala keadaan bersama Tuannya), Yaitu Allah Ta’ala (Dalam mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya), Sehingga dia tidak terbukti menyelisihi hal tersebut.
[nextpage]Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9 Maqolah 3
(وَ) الْمَقَالَةُ الثَّالِثَةُ: (قَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: إنَّ ذُرِّيَّةَ الشَّيْطَانِ) أَيْ أَوْلَادَ إبْلِيْسَ اِسْمُهُ عَزَازِيْلُ (تِسْعَةٌ: زَلِيْتُوْنَ، وَوَثِيْنٌ، وَلَقُوْسٌ) وَيُقَالُ: لَاقِسٌ (وَأَعْوَانُ، وَهَفَافٌ، وَمُرَّةٌ) بِضَمِّ الْمِيْمِ وَتَشْدِيْدِ الرَّاءِ، وَكُنْيَةُ إبْلِيْسَ أَبُوْمُرَّةَ. (وَمَسُوْطٌ، وَدَاسِمٌ، وَوَلْهَانُ.
Maqolah yang ke tiga: (Telah berkata Umar Radhiallahu Anhu: Sesungguhnya keturunan setan) Maksudnya anak-anak Iblis. Nama iblis adalah Azazil (Ada sembilan: Zalitun dan Watsin dan Laqus) Dan dikatakan: Laqis (Dan A'wan dan Happap dan Murrah) Lafadz مرة dengan mendhommahkan huruf م dan mentasydid huruf ر. Dan kunyah dari Iblis adalah Abu Murrah (Dab Masut dan Dasim dan Walhan)
فَأَمَّا زَلِيْتُوْنَ فَهُوَ صَاحِبُ الْأَسْوَاقِ فَيَنْصِبُ فِيْهَا رَايَتَهُ) أَيْ لِوَاءَهُ، وَعِنْدَ بَعْضِهِمْ أَنَّ هٰذَا يُقَالُ لَهُ: زَلَّنْبُوْرٌ بِزَايٍ مَفْتُوْحَةٍ وَلَامٍ مُشَدَّدَةٍ بَعْدَهَا نُوْنٌ فَمُوَحَّدَةٌ آخِرُهُ رَاءٌ.
Adapun setan Zalitun, maka dia adalah setan yang menyertai pasar. Dia menancapkan di dalam pasar benderanya) Maksudnya, panjinya. Dan menurut sebagian ulama, sesungguhnya dia ini disebut dengan nama: Zalanbur, dengan huruf ز yang difathahkan, dan huruf ل yang ditasydid, setelah hruf ل adalah huruf ن, kemudian huruf ب dengan satu titik, dan akhir lafadz زلنبور adalah huruf ر.
وَهُوَ فِى كُلِّ سُوْقٍ يُزَيَّنُ لِلْبَائِعِيْنَ اللَّغْوَ وَالْحَلْفَ الْكَاذِبَ وَمَدْحَ السِّلْعَةِ وَتَطْفِيْفَ الْكَيْلِ وَالْمِيْزَانِ. وَفِى الْقَامُوْسِ: عَمَلُ زَلَنْبُوْرٍ أَنْ يُفَرِّقَ بَيْنَ الرَّجُلِ وَأَهْلِهِ وَيُبَصِّرَ الرَّجُلَ عُيُوْبَ أَهْلِهِ.
Dan dia ada di setiap pasar, dia menghiasi para penjual dengan perbuatan sia-sia, sumpah palsu, memuji barang dagangan, serta mengurangi takaran dan timbangan. Dan dalam kitab Al-Qāmūs disebutkan: Pekerjaan Zalanbur adalah memecah belah antara seorang laki-laki dengan keluarganya dan dia memperlihatkan kepada laki-laki itu aib-aib keluarganya.
(وَأَمَّا وَثِيْنٌ فَهُوَ صَاحِبُ الْمُصِيْبَاتِ) وَقِيْلَ: اِسْمُ شَيْطَانِ الْمُصِيْبَةِ تَبْرٌ بِفَوْقِيَّةٍ فَمُوَحَّدَةٍ فَرَاءٍ. فَهُوَ يُزَيِّنُ الصِّيَاحَ وَلَطْمَ الْخُدُوْدِ وَنَحْوَهُ.
(Dan adapun setan Watsin maka dia adalah setan yang menyertai musibah) Dan dikatakan : Nama setan musibah adalah Tabr dengan huruf ت titik dua di atasnya kemudian huruf ب titik satu di bawahnya dan huruf ر. Dialah yang menghiasi perbuatan berteriak-teriak, menampar pipi, dan sejenisnya.
(وَأَمَّا أَعْوَانُ فَهُوَ صَاحِبُ السُّلْطَانِ) فَيُزَيِّنُهُ بِالْمَظَالِمِ.
(Dan adapun setan A'wan dia adalah setan yang menyertai penguasa) Maka dia menghiasi penguasa dengan perbuatan perbuatan dzolim
(وَأَمَّا هَفَافٌ فَهُوَ صَاحِبُ الشَّرَابِ) أَيْ الْمُسْكِرَاتِ.
(Dan adapun setan Haffaf maka dia adalah setan yang menyertai minuman) Maksudnya minuman-minuman yang memabukkan.
(وَأَمَّا مُرَّةٌ فَهُوَ صَاحِبُ الْمَزَامِيْرِ) فَيُزَيِّنُ فِيْهِ مَنْ يَنْفُخُ فِى الْمِزْمَارِ بِكَسْرِ الْمِيْمِ.
(Dan adapun setan Murrah maka dia adalah setan yang menyertai seruling-seruling) Maka dia menghiasi ke dalamnya pada orang yang meniup seruling. Lafadz مُرَّةٌ dengan mengkasrahkan huruf م.
(وَأَمَّا لَقُوْسٌ فَهُوَ صَاحِبُ الْمَجُوْسِ) وَقِيْلَ: أَنَّ لَاقِسَ وَوَلْهَانَ صَاحِبَا الطَّهَارَةِ وَالصَّلَاةِ وَهُمَا اللَّذَانِ يُوَسْوِسَانِ فِيهِمَا. وَذَكَرَ بَعْضُهُمْ بَدَلَ هٰؤُلَاءِ الثَّلَاثَةِ ثَلَاثَةً:
(Dan adapun setan Laqus maka dia adalah setan yang menyertai para pemeluk Majusi) Dan dikatakan bahwa Laqis dan Walhan keduanya adalah setan yang menyertai dalam hal bersuci dan salat, dan mereka berdua yang membisikkan waswas dalam keduanya. Dan telah menyebut sebagian dari ulama sebagai pengganti tiga setan laqis laqus dan walhan dengan tiga setan yang lain:
الْأَعْوَرُ وَهُوَ شَيْطَانُ الزِّنَا يَنْفُخُ فِى إِحْلِيْلِ الرَّجُلِ وَعَجُزِ الْمَرْأَةِ.
Setan A'war. Dia adalah setan zina dia meniup pada kemaluan laki-laki dan pantat perempuan.
وَالْوَسْنَانُ بِوَاوٍ مَفْتُوْحَةٍ وَسِيْنٍ مُهْمَلَةٍ سَاكِنَةٍ وَنُوْنَيْنِ بَيْنَهُمَا أَلِفٌ وَهُوَ شَيْطَانُ النَّوْمِ يُثْقِلُ الرَّأْسَ وَالْأَجْفَانَ عَنْ الْقِيَامِ إلَى الصَّلَاةِ وَنَحْوِهَا وَيُوْقِظُ إلَى الْقَبِيْحِ مِنْ زِنًا وَنَحْوِهِ.
Dan setan Wasnan, dengan huruf و yang difatḥahkan, huruf س yang tidak bertitik dan berharakat sukun, serta dua huruf nun yang di antaranya terdapat alif. Dia adalah setan tidur. Dia memberatkan kepala dan kelopak mata dari berdiri menuju shalat dan semisalnya, serta membangunkan kepada keburukan seperti zina dan yang semisalnya).
وَالْأَبْيَضُ بِمُوَحَّدَةٍ فَتَحْتِيَةٍ فَضَادٍ مُعْجَمَةٍ وَهُوَ مُوَكَّلٌ بِالْأَنْبِيَاءِ وَالْأَوْلِيَاءِ. أَمَّا الْأَنْبِيَاءُ فَسَلِمُوْا مِنْهُ وَأَمَّا الْأَوْلِيَاءُ فَهُمْ مُجَاهِدُوْنَ لَهُ، فَمَنْ سَلَّمَهُ اللّٰهُ سَلِمَ، وَمَنْ أَغْوَاهُ غَوَى.
Dan setan Abyad dengan huruf ب dengan titik satu kemudian huruf ي dengan titik dua kemudian huruf ض dengan titik satu dia adalah setan yang dipercayakan pada para Nabi dan para wali. Adapun para Nabi maka mereka selamat darinya dan adapun para wali maka mereka berjihad melawannya. Barang siapa yang telah Allah selamatkan dirinya maka dia pasti selamat dan barang siapa yang Allah sesatkan dirinya maka dia pasti tersesat.
(وَأَمَّا مَسُوْطٌ) بِسِيْنٍ مُهْمَلَةٍ مَضْمُوْمَةٍ آخِرُهُ طَاءٌ مُهْمَلَةٌ، وَيُقَالُ: مَطُوْنٌ بِمِيْمٍ مَفْتُوْحَةٍ فَطَاءٍ مُهْمَلَةٍ آخِرُهُ نُوْنٌ. (فَهُوَ صَاحِبُ الْأَخْبَارِ) الْكَاذِبَةِ (يُلْقِيْهَا فِى أَفْوَاهِ النَّاسِ) أَيْ عَلَى أَلْسِنَتِهِمْ (وَلَا يَجِدُوْنَ لَهَا) أَيْ الْأَخْبَارِ (أَصْلًا) يُسْتَنَدُ إلَيْهِ.
(Dan adapun setan Masut) Dengan huruf س yang tidak bertitik yang di dhommahkan, akhir lafadz مسوط adalah huruf ط yang tidak bertitik dan dikatakan: Matun dengan huruf mim yang difathahkan kemudian huruf ط, akhir dari lafadz مطون adalah huruf ن. (Dia adalah setan yang menyertai berita-berita) Yang dusta (Dia mengajarkan berita-berita bohong pada mulut-mulut manusia) Maksudnya pada lidah mereka (dan mereka tidak menemukan darinya) Maksudnya dari berita-berita itu (dasar) Yang bisa dijadikan sandaran padanya.
(وَأَمَّا الدَّاسِمُ) بِدَالٍ وَسِينٍ مُهْمَلَتَيْنِ بَيْنَهُمَا أَلِفٌ (فَهُوَ صَاحِبُ الْبُيُوْتِ إذَا دَخَلَ الرَّجُلُ الْمَنْزِلَ وَلَمْ يُسَلِّمْ) عَلَى أَهْلِهِ
(Dan adapun setan Dasim) Dengan huruf د dan س yang tidak bertitik di antara keduanya terdapat huruf ا (Maka dia adalah setan yang menyertai rumah-rumah apabila masuk seorang lelaki pada tempat tinggalnya dan dia tidak mengucapkan salam) Kepada keluarganya
(وَلَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللّٰهِ تَعَالَى أَوْقَعَ فِيْمَا بَيْنَهُمُ الْمُنَازَعَةَ) أَيْ الْمُخَاصَمَةَ وَالْمُخَالَفَةَ (حَتَّى يَقَعَ الطَّلَاقُ وَالْخَلْعُ وَالضَّرْبُ) أَيْ إنَّ الدَّاسِمَ يَسْعَى فِى إثَارَةِ الْخِصَامِ بَيْنَ الزَّوْجَيْنِ لِيُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا،
(Dan tidak menyebut nama Allah Ta'ala. Dia menyebabkan di antara mereka pertengkaran) Maksudnya perselisihan dan perdebatan (hingga terjadi perceraian dan khulu dan pemukulan) Maksudnya sesungguhnya setan Dasim berusaha menimbulkan perselisihan antara suami istri agar dia dapat memisahkan antara keduanya
وَقِيْلَ: إِنَّهُ اسْمُ شَيْطَانِ الطَّعَامِ يَأْكُلُ مَعَ الْإِنْسَانِ وَيَدْخُلُ الْمَنْزِلَ إِنْ لَمْ يَسُمَّ عِنْدَ طَعَامِهِ وَدُخُوْلِهِ، وَيُدَامُ عَلَى الْفِرَاشِ وَيَلْبَسُ الْثِيَابَ إِنْ لَمْ تَكُنْ مَطْوِيَّةً وَلَمْ يَذْكُرِاسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهَا.
Dan dikatakan: Sesungguhnya Dasim adalah nama setan makan dia makan bersama manusia dan dia masuk pada rumah manusia jika manusia tidak membaca saat dia makan dan saat dia masuk. Dia terus menerus berada di atas tempat tidur dan memakai pakaian yang tidak dilipat serta tidak menyebut nama Allah atasnya
(وَأَمَّا وَلْهَانُ فَهُوَ يُوَسْوِسُ فِى الْوُضُوْءِ وَالصَّلَاةِ وَالْعِبَادَاتِ) وَقِيْلَ: وَلْهَانُ هُوَ الْمُوَسْوِسُ فَى الطَّهَارَةِ وَهُوَ يُوَلِّهُ النَّاسَ بِكَثْرَةِ اسْتِعْمَالِ الْمَاءِ.
(Dan adapun setan walhan maka dia adalah setan yang berbisik-bisik di dalam wudhu dan sholat dan ibadah-ibadah) Dan dikatakan: Walhan adalah setan yang berbisik-bisik dalam bersuci dan dia membingungkan manusia dengan memperbanyak penggunaan air.
وَعَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ قَالَ: [لِلْوُضُوْءِ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ الْوَلْهَانُ فَاتَّقُوْهُ] أَوْ قَالَ: [فَاحْذَرُوْهُ].
Dari Ali Radhiallahu anhu dari Rasulullah ﷺ bersabda: [Dalam wudhu ada setan yang disebut Walhan, maka berhati-hatilah kalian darinya] Atau Rasulullah ﷺ bersabda: [Waspadalah terhadapnya].
أَمَّا الْمُوَسْوِسُ فِى الصَّلَاةِ فَاسْمُهُ خَنْزَبٌ بِفَتْحِ الْخَاءِ الْمُعْجَمَةِ وَسُكُوْنِ النُّوْنِ كَمَا فِى الْقَامُوْسِ.
Adapun setan yang berbisik-bisik dalam sholat maka namanya adalah khonzab dengan memfathahkan huruf خ yang diberi titik atasnya dan mensukunkan huruf ن sebagaimana di dalam kamus.
[nextpage]Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9 Maqolah 4
(وَ) الْمَقَالَةُ الرَّابِعَةُ (قَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: مَنْ حَفِظَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ لِوَقْتِهَا وَدَاوَمَ عَلَيْهَا) أَيْ عَلَى مُحَافَظَةِ الصَّلَوَاتِ (أَكْرَمَهُ اللّٰهُ بِتِسْعِ كَرَامَاتٍ:
Maqolah yang keempat (Telah berkata Utsman Radhiallahu Anhu: Barang siapa yang menjaga sholat yang lima pada waktunya dan langgeng didalamnya) Maksudnya dalam menjaga sholat lima waktu (Maka Allah akan memuliakan dia dengan sembilan kemuliaan
أَوَّلُهَا: يُحِبُّهُ اللّٰهُ) أَيْ يَخُصُّهُ بِالْقُرْبَةِ وَالْأَحْوَالِ الْعَلِيَّةِ
Yang pertama dari sembilan kemuliaan: Adalah Allah akan cinta kepadanya) Maksudnya Allah akan mengistimewakan orang tersebut dengan kedekatan dan dengan keadaan-keadaan yang mulia
(وَيَكُوْنُ بَدَنُهُ صَحِيْحًا) أَيْ بِلَا عُيُوْبٍ
(Dan badannya menjadi sehat) Maksudnya dengan tanpa cacad
(وَتَحْرُسُهُ الْمَلَائِكَةُ) مِنَ الْبَلَايَا الَّتِيْ لَمْ تُبْرَمْ
(Dan akan menjaga kepadanya para malaikat) Dari bencana-bencana yang belum ditetapkan
(وَتَنْزِلُ الْبَرَكَةُ) أَيْ الْخَيْرُ الْكَثِيْرُ (فِى دَارِهِ
(Dan turun keberkahan) Maksudnya kebaikan yang sangat banyak (Pada tempatnya
وَيَظْهَرُ عَلَى وَجْهِهِ سِيْمَا الصَّالِحِيْنَ) أَيْ عَلَامَاتُهُمْ
Dan nampak pada wajahnya tanda dari orang-orang sholeh) Maksudnya tanda-tanda dari orang-orang sholeh
(وَيُلَيِّنُ اللّٰهُ قَلْبَهُ) فَيَقْبَلُ الْمَوَاعِظَ
(Dan Allah akan melembutkan hati orang tersebut) Sehingga dia dapat menerima nasihat-nasihat
(وَيَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ اللَّامِعِ) أَيْ الْمُضِيْءِ
(Dan dia akan melewati shirath seperti kilat yang bersinar) Maksudnya bercahaya
(وَيُنْجِيْهِ اللّٰهُ مِنَ النَّارِ) أَيْ نَارِ جَهَنَّمَ
(Dan Allah akan menyelamatkan dia dari neraka) Maksudnya neraka Jahannam
(وَيُنْزِلُهُ اللّٰهُ) فِي الْجَنَّةِ (فِى جِوَارِ الَّذِيْنَ ﴿لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ﴾ [يونس : الْآيَةُ ٦٢]) أَيْ فِى قُرْبِ الْأَوْلِيَاءِ الْكِبَارِ.
(Dan Allah akan menempatkan dia) Di dalam surga (Di sisi orang-orang yang ﴾Tidak ada kehawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih﴿ [Q.S Yunus: Ayat 62]) Sebab kedekatan para wali yang agung
رُوِيَ أَنَّهُ ﷺ قَالَ: [خَمْسُ صَلَوَاتٍ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهِنَّ كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ لَمْ تَكُنْ لَهُ نُوْرًا وَلَا بُرْهَانًا وَلَا نَجَاةً وكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ فِرْعَوْنَ وقَارُوْنَ وهَامَانَ وأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ] رَوَاهُ ابْنُ نَصْرٍ.
Diriwayatkan sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: [Lima sholat, barang siapa yang menjaganya, maka lima sholat tersebut akan menjadi cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang tidak menjaganya, maka lima sholat tersebut tidak akan menjadi baginya cahaya, petunjuk, maupun keselamatan, dan pada hari kiamat dia akan bersama Fir'aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Nasr.
[nextpage]Terjemah Kitab Nashoihul Ibad Bab 9 Maqolah 5
(وَ) الْمَقَالَةُ الْخَامِسَةُ (عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ) وَكَرَّمَ وَجْهَهُ (اَلْبُكَاءُ عَلَى ثَلَاثَةِ أَوْجُهٍ:
Maqolah yang kelima (Dari Ali Radhiallahu Anhu) Wakarrama Wajhahu (Tangisan itu ada pada tiga bagian:
أَحَدُهَا: مِنْ خَوْفِ عَذَابِ اللّٰهِ تَعَالَى، وَالثَّانِى: مِنْ رَهْبَةِ السُّخْطِ) أَيْ مِنْ خَوْفِ غَضَبِ اللّٰهِ تَعَالَى
Yang pertama dari tiga bagian itu: Adalah karena takut dari adzab Allah Ta'ala. Dan yang kedua: Adalah karena takut murkanya Allah) Maksudnya karena takut kemarahan Allah Ta'ala
(وَالثَّالِثُ: مِنْ خَشْيَةِ الْقَطِيْعَةِ) أَيْ مِنْ خَوْفِ الْبُعْدِ عَنِ اللّٰهِ وَإِعْرَاضِهِ تَعَالَى عَنْهُ
(Yang ketiga: Adalah karena takut terputus) Maksudnya karena takut jauh dari Allah dan karena takut berpalingnya Allah Ta'ala dari orang tersebut
(فَأَمَّا الْأَوَّلُ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لِلذُّنُوْبِ، وَأَمَّا الثَّانِى فَهُوَ طَهَارَةٌ لِلْعُيُوْبِ) وَهِيَ مَا تَنْقُصُ مَرْتَبَةً
(Adapun yang pertama maka tangisan yang pertama itu adalah penghapus bagi dosa-dosa dan adapun yang kedua maka tangisan yang kedua itu adalah penyucian bagi aib-aib) Aib adalah sesuatu yang dapat mengurangi martabat.
(وَأَمَّا الثَّالِثُ فَهُوَ الْوِلَايَةُ) أَيْ فَنَاءُ الْبَاكِى عَنْ نَفْسِهِ لِقِيَامِهِ عِنْدَ رَبِّهِ (مَعَ رِضَا الْمَحْبُوبِ) وَهُوَ اللَّهُ تَعَالَى
(Dan adapun yang ketiga maka tangisan yang ketiga itu adalah tangis kewalian) Maksudnya lenyapnya tangisan dari dirinya karena berdiri di hadapan tuhannya (Serta keridhoan sang kekasih) Yaitu Allah Ta'ala.
(فَثَمْرَةُ كَفَّارَةِ الذُّنُوْبِ النَّجَاةُ مِنَ الْعُقُوْبَاتِ) فِي الْآخِرَةِ
(Maka buah dari terhapusnya dosa-dosa adalah selamat dari berbagai siksa) Di akhirat
(وَثَمْرَةُ طَهَارَةِ الْعُيُوْبِ النَّعِيْمُ الْمُقِيْمُ) أَيْ الدَّائِمُ (وَالدَّرَجَاتُ الْعُلَى) فِى الْجَنَّةِ
(Dan buah dari penyusian aib-aib adalah kenikmatan yang abadi) Maksudnya yang terus-menerus (Dan derajat yang tinggi) Di surga
(وَثَمْرَةُ الْوِلَايَةِ مَعَ رِضَا الْمَحْبُوْبِ حُسْنُ الْبِشَارَةِ) أَيْ الْخَبَرِ الَّذِى يَتَغَيَّرُ بِهِ بِشْرُ الْوَجْهِ مِنْ أَجْلِ الْفَرَحِ (مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى بِالرِّضَا) أَيْ بِحُصُوْلِ رِضَاهُ تَعَالَى عَنْهُ (وَبِالرُّؤْيَةِ) لِذَاتِهِ تَعَالَى مِنْ غَيْرِ مُقَابَلَةٍ (وَزِيَارَةِ الْمَلَائِكَةِ) إيَّاهُ (وَزِيَادَةِ الْفَضِيلَةِ) أَيْ الْخَيْرِ.
(Dan buah dari kewalian serta keridhoan sang kekasih adalah bagusnya kabar kebaikan) Maksudnya sebuah kabar yang menjadi berubah sebab kabar tersebut kegembiraan wajah karena bahagia (Dari Allah Ta'ala dan dengan ridho) Maksudnya dengan sampainya ridho Allah Ta'ala kepadanya (Dan dengan penglihatan) Terhadap Dzat Allah Ta'ala tanpa saling berhadapan (Dan berkunjungnya para malaikat) kepada orang tersebut (Dan bertambahnya karunia) Maksudnya kebaikan.