Hadits Arbain Lengkap 42 Hadits Karya Imam an-Nawawi
Hadits Arbain lengkap karya Imam an-Nawawi ini meskipun berjudul hadits arbain tapi jumlahnya tidak sama persis 40 hadits melainkan berjumlah 42 hadits. Hadits-hadits tersebut berhubungan dengan pilar-pilar dalam agama Islam baik yang ushul (pokok) maupun yang furu’ (cabang), serta hadits-hadits yang berkaitan dengan jihad, sifat zuhud, nasihat, tata krama, dan semacamnya
Kitab ini mengandung pelajaran yang sangat penting untuk dikaji oleh umat muslim karena sebagian ulama berpendapat bahwa ajaran Islam, atau setengahnya, atau sepertiganya berlandaskan pada hadits-hadits dalam kitab ini.
Oleh karena itu saya berinisatif untuk menerjemahkan hadits arbain ini sampai tamat dari muqoddimah sampai hadits ke 42. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk diri saya khususnya dan untuk kaum muslimin yang membacanya.
Hadits Arbain Nawawi
Image by © LILMUSLIMIINArbain Nawawi: Muqoddimah
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ قَيُّوْمِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ. مُدَبِّرِ الْخَلَائِقِ أَجْمَعِيْنَ. بَاعِثِ الرُّسُلِ صَلَوَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ - إِلَى الْمُكَلَّفِيْنَ لِهِدَايَتِهِمْ وَبَيَانِ شَرَائِعِ الدِّيْنِ بِالدَّلَائِلِ الْقَطْعِيَّةِ، وَوَاضِحَاتِ الْبَرَاهِيْنَ. أَحْمَدُهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ. وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيْدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ. اَلْكَرِيْمُ الْغَفَّارُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ أًفْضَلُ الْمَخْلُوْقِيْنَ، الْمُكَرَّمُ بِالْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ الْمُعْجِزَةِ الْمُسْتَمِرَّةِ عَلَى تَعَاقُبِ السِّنِيْنَ، وَبِالسُّنَنِ الْمُسْتَنِيْرَةِ لِلْمُسْتَرْشِدِيْنَ الْمَخْصُوْصُ بِجَوَامِعِ الْكَلِمِ وَسَمَاحَةِ الدِّيْنِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ.
Segala puji milik Allah yang mengatur seluruh alam yang terus menerus mengurus langit dan bumi. Yang mengatur makhluk seluruhnya. yang mengutus Rasul-Rasul. Semoga rahmat dan keselamatan dari Allah kepada para Rasul sampai kepada para mukallaf sebagai petunjuk kepada para mukallaf dan penjelasan dalil dalil yang pasti dan hujjah hujjah yang jelas aku memuji kepada Allah atas seluruh nikmat Allah dan aku meminta kepadanya bertambah dari karunianya dan dari kemurahannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang maha esha dan maha perkasa yang maha mulia yang maha pengampun dan aku bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan utusan Allah dan kekasih Allah paling utamanya makhluk yang dimuliakan dengan Al-Quran yang mulia sebagai mukjizat yang terus menerus dalam perputaran tahun-tahun dan yang dimuliakan dengan sunah-sunah yang menerangi orang-orang yang mencari petunjuk yang dikhususkan dengan jawamiul kalim dan tingginya budi pekerti agama. Semoga rahmat Allah dan keselamatan dari Allah kepada Nabi Muhammad dan kepada semua Nabi dan kepada para Rasul dan keluarga Nabi semuanya dan kepada semua orang-orang sholeh.
أَمَّا بَعْدُ: فَقَدْ رَوَيْنَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ، وَعَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ، وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأَبِيْ الدَّرْدَاءِ، وَابْنِ عُمَرَ، وَابْنِ عَبَّاسٍ، وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، وَأَبِيْ هُرَيْرَةَ، وَأَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُم مِنْ طُرُقٍ كَثِيْرَاتٍ بِرِوَايَاتٍ مُتَنَوِّعَاتٍ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: "مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِيْ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا مِنْ أَمْرِ دِيْنِهَا بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِى زُمْرَةِ الْفُقَهَاءِ وَالْعُلَمَاءِ" وَفِى رِوَايَةٍ: "بَعَثَهُ اللهُ فَقِيْهًا عَالِمًا". وَفِى رِوَايَةِ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ: "وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَافِعًا وَشَهِيْدًا". وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ: قِيْلَ لَهُ: "اُدْخُلْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتَ" وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ عُمَرَ "كُتِبَ فِى زُمْرَةِ الْعُلَمَاءِ وَحُشِرَ فِى زُمْرَةِ الشُّهَدَاءِ". وَاتَّفَقَ الْحُفَّاظُ عَلَى أَنَّهُ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ وَإِنْ كَثُرَتْ طُرُقُهُ.
Adapun sesudah membaca hamdalah sholawat dan salam: Sungguh telah meriwayatkan kepada kami dari Ali bin Abi Tholib dan dari Abdullah bin Mas'ud dan dari Mu'adz bin Jabal dan dari Abu Darda dan dari Ibnu Umar dan dari Anas bin Malik dan dari Abu Huroiroh dan dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiallahu Ta'ala Anhum dari jalur-jalur yang banyak dengan riwayat-riwayat yang bermacam-macam sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang menjaga atas umatku empat puluh hadits dari urusan agama umatku maka pasti Allah akan membangkitkan kepadanya pada hari kiamat dalam golongan fuqoha dan dalam golongan ulama" Dan dalam satu riwayat: "Allah akan membangkitkan dia sebagai orang faqih dan sebagai orang alim". Dan dalam riwayat Abu Darda: "Aku akan ada untuknya pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat dan sebagai saksi". Dan dalam riwayat Ibnu Mas'ud: Dikatakan kepadanya : "Masuklah dari pintu mana saja yang kamu kehendaki". Dan dalam riwayat Ibnu Umar: "ia tercata ke dalam golongan para ulama dan ia dikumpulkan ke dalam golongan para syuhada". Dan telah bersepakat para ulama ahli hadits bahwa sesungguhnya hadits ini adalah hadits yang dho'if dan walaupun banyak jalur-jalurnya.
وَقَدْ صَنَّفَ الْعُلَمَاءُ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُم فِى هَذَا الْبَابِ مَا لَا يُحْصَى مِنَ الْمُصَنَّفَاتِ. فَأَوَّلُ مَنْ عَلِمْتُهُ صَنَّفَ فِيْهِ: عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، ثُمَّ مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ الطُّوْسِيُّ الْعَالِمُ الرَّبَّانِيُّ، ثُمَّ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النَّسَائِيُّ، وَأَبُوْ بَكْرٍ اَلْآجُرِيُّ، وَأَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْأَصْفِهَانِيُّ، وَالدَّارُقُطْنِيُّ، وَالْحَاكِمُ، وَأَبُوْ نُعَيْمٍ، وَأَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيُّ، وَأَبُوْ سَعِيْدٍ اَلْمَالِيْنِيُّ، وَأَبُوْ عُثْمَانَ الصَّابُوْنِيُّ، وَعَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ اَلْأَنْصَارِيُّ. وَأَبُوْ بَكْرٍ اَلْبَيْهَقِيُّ، وَخَلَائِقٌ لَا يُحْصَوْنَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وَالْمُتَأَخِّرِيْنَ، وَقَدْ اِسْتَخَرْتُ اللهَ تَعَالَى فِى جَمْعِ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا اِقْتِدَاءً بِهَؤُلَاءِ الْأَئِمَّةِ الْأَعْلَامِ وَحُفَّاظِ الْإِسْلَامِ.
Dan sungguh telah menulis para ulama Radhiallahu Ta'ala Anhum tentang bab ini hadits-hadits yang tidak terhitung dari tulisan-tulisan. Orang yang pertama yang aku ketahui padanya menulis pada bab ini adalah Abdullah bin Mubarok kemudian Muhammad bin Aslam At-Tusi Al-Alim Ar-Rabbani kemudian Hasan bin Sufyan An-Nasa'i dan Abu Bakar Al-Ajuri dan Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim Al-Asfihani dan Daruqutni dan Hakim dan Abu Nu'aim dan Abu Abdir Rahman As-Sulami dan Abu Sa'id Al-Malini dan Abu Usman As-Shobuni dan Abdullah bin Muhammad Al-Anshori dan Abu Bakar Al-Baihaqi dan makhluk-makhluk yang tidak terhitung dari golongan ulama terdahulu dan dari golongan ulama yang terakhir dan sungguh aku sudah beristikhoroh kepada Allah Ta'ala dalam mengumpulkan empat puluh hadits karena mengikuti kepada mereka para imam yang alim dan penjaga islam.
وَقَدْ اِتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ الْعَمَلِ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ فِى فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ. وَمَعَ هَذَا فَلَيْسَ اِعْتِمَادِيْ عَلَى هَذَا الْحَدِيْثِ، بَلْ عَلَى قَوْلِهِ ﷺ فِى الْأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ: "لِيُبَلِّغَ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ" وَقَوْلِهِ ﷺ: "نَضَّرَ اللهُ اِمْرَأً سَمِعَ مَقََالَتِيْ فَوَعَاهَا فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا". ثُمَّ مِنَ الْعُلَمَاءِ مَنْ جَمَعَ الْأَرْبَعِيْنَ فِى أُصُوْلِ الدِّيْنِ، وَبَعْضُهُمْ فِى الْفُرُوْعِ، وَبَعْضُهُمْ فِى الْجِهَادِ، وَبَعْضُهُمْ فِى الزُّهْدِ، وَبَعْضُهُمْ فِى الْآدَابِ، وَبَعْضُهُمْ فِى الْخُطَبِ، وَكُلُّهَا مَقَاصِدُ صَالِحَةٌ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ قَاصِدِيْهَا.
Dan sungguh para ulama telah bersepakat atas bolehnya beramal dengan hadits dhoif dalam masalah keutamaan amal. Dengan ini maka saya tidak bersandar pada hadits ini akan tetapi pada sabda Nabi ﷺ di dalam hadits-hadits yang shoheh: "Untuk menyampaikan orang-orang yang hadir dari kalian kepada yang tidak hadir" dan sabda Nabi ﷺ: "Maka Allah meliihat kepada seseorang yang mendengarkan ucapanku kemudian ia menjaga ucapanku kemudian ia mengamalkan ucapanku sebagaimana ia mendengar ucapanku". Kemudian dari sebagian ulama ada ulama yang mengumpulkan empat puluh hadits tentang pokok-pokok agama, dan sebagian ulama tentang cabang-cabang agama dan sebagian ulama tentang jihad dan sebagian ulama tentang juhud dan sebagian ulama tentang adab dan sebagian ulama tentang khutob. Dan semua itu adalah tujuan yang baik semoga Allah Ta'ala meridhoi orang orang yang memiliki tujuan baik itu.
وقَدْ رَأَيْتُ جَمْعَ أَرْبَعِيْنَ أَهَمَّ مِنْ هَذَا كُلِّهِ، وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثًا مُشْتَمِلَةً عَلَى جَمِيْعِ ذَلِكَ، وَكُلُّ حَدِيْثٍ مِنْهَا قَاعِدَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الدِّيْنِ قَدْ وَصَفَهُ اَلْعُلَمَاءُ بِأَنَّ مَدَارَ الْإِسْلَامِ عَلَيْهِ أَوْ هُوَ نِصْفُ الْإِسْلَامِ أَوْ ثُلُثُهُ أَوْ نَحْوُ ذَالِكَ ثُمَّ الْتَزِمُ فِى هَدِهِ الْأَرْبَعِيْنَ أَوْ تَكُوْنُ صَحِيْحَةً، وَمُعْظَمُهَا فِى صَحِيْحَيِ الْبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ، وَأَذْكُرُهَا مَحْذُوْفَةَ الْأَسَانِيْدِ، لِيَسْهُلَ حِفْظُهَا، وَيَعُمَّ الْاِنْتِفَاعُ بِهَا إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى،
Dan sungguh aku telah melihat pada kumpulan empat puluh hadits yang lebih penting dari semu ini, yaitu empat puluh hadits yang mencakup atas semua itu, dan setiap hadits dari empat puluh itu ada qoidah yang sangat agung dari qoidah-qoidah agama. sungguh telah mensifati pada hadits itu para ulama bahwa sesungguhnya perputaran islam di atas empat puluh hadits itu atau empat puluh hadits itu adalah setengah dari islam atau sepertiga dari islam atau semisal hal itu. Kemudian aku mengharuskan pada empat puluh hadits ini atau adanya empat puluh hadits ini adalah shoheh, dan referensi yang agung dari hadits shoheh ini ada dalam dua kitab Shoheh Bukhori dan Muslim. Dan aku mengingatkan atas empat puluh hadits ini di buang sanad-sanadnya supaya mudah menghafalnya dan supaya menyebar manfaat atasnya ingsya Allah.
ثُمَّ أُتْبِعُهَا بِبَابٍ فِى ضَبْطٍ خَفِيٍّ أَلْفَاظُهَا. وَيَنْبَغِيْ لِكُلِّ رَاغِبٍ فِى الْآخِرَةِ أَنْ يَعْرِفَ هَذِهِ الْأَحَادِيْثَ، لِمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمُهِمَّاتِ، وَاحْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنَ التَّنْبِيْهِ عَلَى جَمِيْعِ الطَّاعَاتِ وَذَلِكَ ظَاهِرٌ لِمَنْ تَدَبَّرَهُ، وَعَلَى اللهِ اِعْتِمَادِيْ، وَإِلَيْهِ تَفْوِيْضِيْ وَاسْتِنَادِيْ وَلَهُ الْحَمْدُ وَالنِّعْمَةُ، وَبِهِ التَّوْفِيْقُ وَالْعِصْمَةُ.
Kemudian aku ikutkan pada empat puluh hadits ini dengan bab-bab dalam batasan yang samar lafadz-lafadznya. Dan seyogyanya bagi setiap orang yang menginginkan pada akhirat agar mengetahui hadits-hadits ini karena hadits-hadits ini mencakup atasnya dari perkara-perkara penting dan mencakup atasnya dari peringatan pada semua keta'atan dan hal itu jelas bagi orang yang merenunginya, dan kepada Allahlah aku bergantung dan kepadanya aku berserah dan bersandar dan miliknyalah segala puji dan nikmat dan sebab Allahlah taufik dan perlindungan.
Arbain Hadits Ke 1 Tentang Niat dan Ikhlas
[عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ اِمْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ]. رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ: أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ ابْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنُ الْمُغِيْرَةِ بْنُ بَرْدِزْبَهِ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُو الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ ابْنُ الْحَجَّاجِ بْنُ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَيْسَابُوْرِيُّ: فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اَلَّلذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ.
[Dari pemimpin orang-orang yang beriman Abu Hafsh Umar bin Khottob Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya amalan-amalan itu hanya bergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi setiap orang hanya ada pada perkara yang ia niatkan. Barang siapa yang ada niatnya menuju Allah dan Rasulnya maka hijrahnya orang itu menuju Allah dan Rasulnya dan barang siapa yang ada hijrahnya karena dunia yang ia usahakan pada dunia atau karena seorang perempuan yang ia akan menikahinya maka hijrahnya orang itu menuju perkara yang ia menghijrahi padanya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini dua imam ahli hadits: Abu Abdir Rahman Muhammad bin Ismail bin Ibrahin bin Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhori, dan Abul Husein Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Qusyairi An-Naisaburi dalam dua kitab shoheh Bukhori dan Muslim yang keduanya adalah paling shohehnya kitab yang dikarang.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 2 Tentang Islam, Iman dan Ihsan
[عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَيْضًا قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ
[Dari Umar Radhiallahu Anhu juga ia berkata ketika kami duduk bersama Rasulullah ﷺ pada suatu hari tiba-tiba datang seorang lelaki yang sangat putih bajunya sangat hitam rambutnya tidak terlihat padanya tanda-tanda perjalanan dan tidak ada yang mengenalnya seorangpun dari kami semua. Kemudian dia duduk menghadap Nabi ﷺ kemudian ia menyandarkan kedua lututnya pada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas paha Nabi
وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: اَلْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلًا قَالَ: صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ.
Kemudian ia berkata: Wahai Muhammad beritahukanlah kepadaku tentang Islam maka bersabda Rasulullah ﷺ: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan kamu bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah dan kamu mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan dan beribadah haji ke Baitullah jika kamu mampu menuju Baitullah di perjalanan kemudian lelaki itu berkata: Kamu benar. maka kami kaget karenanya dia bertanya kepada Nabi dan membenarkan jawaban Nabi
قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِيْمَانِ، قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ، قَالَ: صَدَقْتَ،
Kemudian ia berkata: Beritahukanlah kepadaku tentang iman maka Rasulullah bersabda: Engkau beriman kepada Allah dan kepada malaikat Allah dan kepada kitab-kitab Allah dan kepada utusan-utusan Allah dan kepada hari akhir dan kamu beriman kepada takdir baiknya takdir itu dan buruknya takdir itu. Kemudian lelaki itu berkata: Kamu benar.
قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِحْسَانِ، قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ،
Kemudian ia berkata: Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan maka Rasulullah bersabda: Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepadanya dan jika engkau tidak dapat melihatnuya maka sesungguhnya Allah itu melihatmu
قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ
Kemudian ia berkata: Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat maka Rasulullah bersabda: Tidaklah orang yang ditanya tentang hari kiamat itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya kemudian ia berkata: Beritahukanlah kepadaku tentang tanda-tanda kiamat maka Rasulullah bersabda: Jika seorang budak perempuan melahirkan majikannya dan kamu melihat orang-orang yang tidak beralas kaki yang telanjang yang miskin yang mengembalakan domba mereka berlomba-lomba saling meninggikan bangunan.
ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًا ثُمَّ قَالَ يَا عُمَرُ أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمَكُمْ دِيْنَكُمْ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Kemudian lelaki itu pergi lalu aku terdiam lama kemudian Rasulullah bersabda: Wahai Umar apakah kamu tahu siapa yang bertanya? Maka aku berkata: Allah dan Rasulnya adalah yang lebih mengetahui kemudian Rasulullah bersabda: Sesungguhnya lelaki itu adalah Jibril dia datang kepada kalian mengajarkan kepada kalian tentang agama kalian] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 3 Tentang Rukun Islam
[عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
[Dari Abu Abdir Rahman Abdullah bin Umar bin Khottob Radhiallahu Ta'ala Anhuma ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Dibangun agama Islam atas lima perkara: Yang pertama adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan bersaksi sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan yang kedua adalah mendirikan sholat dan yang ketiga adalah menunaikan zakat dan yang keempat adalah beribadah haji dan yang kelima adalah puasa di bulan Ramadhan]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 4 Tentang Proses Penciptaan Manusia
[عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ ﷺ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَ شَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
[Dari Abu Abdir Rahman Abdullah bin Mas'ud Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Rasulullah ﷺ ia adalah orang yang jujur dan dipercaya: Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari sebagai sperma kemudian sperma itu menjadi alaqoh selama empat puluh hari kemudian alaqoh itu menjadi mudghoh selama empat puluh hari kemudian diutus kepadanya seorang malakikat kemudian ia meniupkan ke dalamnya ruh dan ia diperintahkan dengan empat kalimat: dengan menulis rizkinya dan ajalnya dan amalnya dan ia merupakan orang yang celaka atau merupakan orang yang bahagia.
فََوَ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلَ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا.
Demi Allah dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dia sesungguhnya salah seorang di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak yang ada di antara dirinya dan surga melainkan hanya satu hasta kemudian mendahului kepadanya catatan kemudian dia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga ia masuk ke dalam neraka.
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلَ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dan sungguh salah seorang diantara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak yang ada diantara dia dan neraka melainkan hanya satu hasta kemudian mendahului kepadanya catatan kemudian dia beramal dengan amalan ahli surga sehingga dia masuk ke dalam surga]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim
Arbain Hadits Ke 5 Tentang Bid'ah
[عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ. وَفِى رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ [مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ].
[Dari Ummul Mu'minin Ummu Abdullah Aisyah Radhiallahu Anha ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Barangsiapa yang mengada ngada dalam urusan kami ini yang tidak ada dasar darinya maka ia tertolak] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Muslim. Dan dalam riwayat milik Imam Muslim [Barangsiapa yang melakukan suatu amalan tanpa ada perintahnya dari kami, maka amal itu tertolak].
Penjelasan Hadits Arbain ke 5
Dalam memahami dalil-dalil agama setiap muslim yang mempelajarinya wajib memahami dalil-dalil agama dengan sangat berhati-hati jangan hanya membaca satu hadits kemudian menyimpulkan isi dalam hadits itu dengan pemahamannya sendiri tanpa berguru dan juga tanpa membandingkannya dengan hadits-hadits dan dalil-dalil lain yang berhubungan. Karena prilaku semacam itu hanya akan menimbulkan kesalah pahaman pada dirinya sendiri dan ketika dia menjadi seorang guru ia akan mengajarkan kesalah pahaman dari pemahaman dia tentang hadits itu kepada orang lain sehingga kesalah pahamannya itu bukan hanya pada dirinya akan tetapi menular kepada murid-muridnya dan dari murid-muridnya yang menjadi seorang guru akan menularkan kesalah pahamannya itu kepada yang lain sehingga rantai kesalah pahaman akan terus terhubung hanya karena sembarangan dalam memahami hadits bahkan ada orang yang memiliki prilaku yang serupa ketika kesalah pahaman dirinya tentang memahami hadits nabi memuncak ia sampai berani menuduh sesama muslim yang berbeda pemahaman dengannya tentang hadits itu sebagai orang kafir dan menuduh orang yang melakukan tahlilan, memperingati maulid nabi sebagai ahli bidah yang masuk neraka.
Pada hadits arbain ke lima di atas Imam Nawawi menjelaskan tentang sebab adanya hadits tersebut :
Suatu ketika Rasulullah didatangi oleh seseorang yang bermaksud untuk menebus perbuatan dosa yang pernah ia lakukan dengan 100 ekor kambing Namun Rasulullah menolak hal itu karena tidak diatur dalam agama.
Orang yang datang mengadu kepada Rasulullah mengatakan: "Sesungguhnya anakku menjadi buruh pada orang lain kemudian berzina dengan istrinya. Aku mendapatkan kabar bahwa anakku harus dirajam maka aku ingin menebusnya dengan 100 ekor kambing dan seorang sahaya wanita" Maka Rasulullah bersabda: "Sahaya dan Kambing dikembalikan kepadamu" (HR Bukhori no 2724, Muslim no 1697).
pada hadits arbain ke 5 ini Nabi bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa yang mengada ngada dalam urusan kami ini yang tidak ada dasar darinya maka ia tertolak
Para ulama bersefakat bahwa lafadz: فِى أَمْرِنَا adalah فِى أَمْرِ ديننَا. yang artinya dalam urusan agama kami yaitu agama islam. Dan lafadz مَا لَيْسَ مِنْهُ artinya adalah perkara yang tiada dasarnya dari agama. Itu artinya orang-orang yang mengada-ngada dalam beragama yang tiada dasar dalam agama maka tertolak.
Contohnya seperti:
- Menambah jumlah rokaat dalam sholat yang sudah ditentukan oleh nabi seperti: sholat subuh yang harusnya dua rakaat malah ditambah dengan sengaja menjadi tiga atau empat Rakaat.
- Menjadikan kegiatan berjemur di atas trik matahari sebagai ritual ibadah kepada Allah Ta'ala.
- Bernadar dengan perkara yang haram seperti: jika saya besok menang lomba maka saya akan minum komr (minuman keras) sebanyak seratus botol.
Semua itu tertolak karena tidak ada dasarnya dalam agama Islam
Adapun seperti acara tahlilan maka itu bukanlah perkara yang terlarang karena semua aspek yang ada dalam tahlilan itu memiliki dasar dalam agama islam.
Ketika seseorang mengadakan acara tahlilan amalan-amalan yang dilakukan adalah:
- Tuan rumah mengundang tetangga kemudian tetangga memenuhi undangannya.
- Tuan rumah menjamu tamu undangannya dengan makanan dan minuman dalam rangkan memuliakan tamu.
- Membaca tawasul dalam rangka menghadiahkan pahala kepada orang yang sudah meninggal atau biasa disebut ihdaus Tsawab
- Membaca ayat suci Al-Qur'an
- Ditutup dengan doa
semua itu memiliki dasar dalam agama Islam dan tidaklah tahlilan itu termasuk amalan yang diada adakan dengan demikian maka pahala bersilatur rahmi, memenuhi undangan tuan rumah, memuliakan tamu undangan, membaca ayat suci Al-Quran, menghadiahkan pahala bacaan, berdoa tidaklah termasuk amalan yang tertolak.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 6 Tentang Perkara di Antara Halal dan Haram
[عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ
[Dari Abu Abdillah An-Nu'man bin Basyir Radhiallahu Anhuma ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya perkara halal itu jelas dan sesungguhnya perkara haram itu jelas dan di antara keduanya ada perkara perkara yang samar tidaklah mengetahui pada perkara-perkara yang samar itu kebanyakan dari manusia.
فَمَنْ اِتَّقَى الشُّبْهَاتِ فَقَدْ اِسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ كَالرَّاعِى يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوْشَكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ،
Barang siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara yang samar maka sungguh ia telah memelihara agamanya dan kehormatannya dan barang siapa yang jatuh ke dalam perkara-perkara yang samar maka pasti dia akan jatuh pada perkara yang haram seperti pengembala yang mengembala di sekitar batas tanah larangan hampi-hampir ia merumput ke dalamnya
أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Ingatlah sesungguhnya bagi setiap raja ada batas tanah larangan. Ingatlah sesungguhnya batas larangan Allah adalah perkara yang diharamkan oleh Allah, Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging jika baik maka pasti akan baik seluruh tubuhnya dan jika buruk maka pasti akan buruk seluruh tubuhnya ingatlah segumpal daging itu adalah hati] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 7 Tentang Agama Adalah Nasihat
[عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْمِ بْنِ أَوْسٍ اَلدَّارِيِّ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ اَلدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad-Dari Radhiallahu Anhu sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: Agama adalah nasihat. Kami berkata: bagi siapa? Nabi bersabda: Bagi Allah dan bagi kitab-kitab Allah dan bagi Rasulul-Nya dan bagi para pemimpin orang-orang Islam dan bagi orang-orang awam dari umat Islam]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 8 Tentang Perintah Menegakkan Syahadat
«عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلَاةَ، وُيُؤْتُوا الزَّكَاةَ: فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَصَمُوْا مِنِّيْ دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى». رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
[Dari Ibnu Umar Radhiallahu Ta'ala Anhuma sesungguhnya Rasulallah ﷺ bersabda: Aku diperintah untuk saling memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah dan hingga mereka menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan itu semua maka mereka telah memelihara dariku pada darah-darah mereka dan pada harta-harta mereka kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka atas ketentuan Allah Ta'ala]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Sedikit penjelasan dari saya bahwa yang dimaksud memerangi manusia pada hadits ini adalah memerangi orang-orang yang menghunuskan senjata pada umat islam karena redaksi pada kata saling memerangi menunjukkan bukan dari satu pihak akan tetapi dari kedua belah pihak.
Dan lafadz An-nas atau manusia di dalam Al-Qur'an dan hadits sering kali ditunjukkan bukan pada semua manusia tetapi pada sebagian manusia bahkan kadang berlaku untuk satu orang saja.
Seperti firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an :
وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّالِحِينَ. [ آل عمران: 46]
Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh". [Al Imran: 46]
Tentu yang dimaksud manusia pada ayat ini bukan semu manusia lalu siapa yang dimaksud dengan manusia pada ayat ini ? Yang dimaksud adalah orang-orang yang berbicara kepada Siti Maryam tentang anaknya Nabi Isa Alaihis Salam.
Arbain Hadits Ke 9 Tentang Menjauhi Larangan dan Melaksanakan Perintah
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
[Dari Abu Huroiroh Abdur Rahman bin Sokhr Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Perkara yang aku larang kepada kalian maka jauhilah oleh kalian perkara itu, dan perkara yang aku perintahkan kepada kalian atasnya maka laksanakanlah oleh kalian perkara itu semampu kalian, karena sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian hanyalah mereka orang-orang yang banyak bertanya dan mereka yang menyelisihi kepada Nabi-Nabi mereka]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 10 Tentang Makanan dan Doa
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Telah bersabda Nabi ﷺ: Sesungguhnya Allah Ta'ala itu maha baik ia tidak menerima kecuali pada yang baik-baik dan sesungguhnya Allah telah memerintah kepada orang-orang mu'min dengan perkara yang Allah telah memerintah dengan perkara itu kepada para Rasul. Berfirman Allah Ta'ala: {Wahai para Rasul makanlah oleh kalian dari yang baik-baik dan bermallah kalian dengan amal sholeh} Dan telah berfirman Allah Ta'ala: {Wahai orang-orang yang berima makanlah oleh kalian dari yang baik-baik makanan yang telah kami berikan rizki kepada kalian} kemudian Nabi menyebut seorang lelaki yang lama safarnya yang kusut rambutnya yang dekil membentangkan kedua tangannya ke langit: Ya Rabb Ya Rabb sementara makanannya haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan ia dipenuhi dengan perkara haram maka bagaimana akan diijabah doa itu untuknya ]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 11 Tinggalkanlah Hal Yang Meragukan
[عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ اَلْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ دَعْ مَا يُرِيْبُكَ إِلَى مَا لَا يُرِيْبُكَ]رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
[Dari Abu Muhammad Hasan bin Ali cucu Rasulullah ﷺ dan kesayangan Rasulullah Radhiallahu Anhuma: Aku hafal dari Rasulullah ﷺ Tinggalkanlah olehmu perkara yang engkau ragukan menuju perkara yang tidak engkau ragukan]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan Imam Nasai dan Imam Tirmidzi berkata: Ini adalah hadis yang Hasan Shohih.
Arbain Hadits Ke 12 Tinggalkanlah Hal Yang Meragukan
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ]. حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ وَهَكَذَا.
[Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Dari sebagian kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkannya ia pada perkara yang tidak bermakna padanya]. Ini adalah hadits yang Hasan telah meriwayatkan pada Hadits ini Imam Tirmidzi dan yang lainnya dengan semisal itu .
Arbain Hadits Ke 13 Tentang Cinta dan Kesempurnaan Iman
[عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ..
[Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta'ala Anhu Pembantunya Rasulullah ﷺ Dari Nabi ﷺ bersabda: Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya perkara yang ia cintai untuk dirinya sendiri]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 14 Hukum Menumpahkan Darah Muslim
[عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: اَلثَّيِّبُ الزَّانِى، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ..
[Dari Ibnu Mas'ud Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Tidaklah halal dara seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga: Orang yang tua (Sudah menikah) Berzina dan Nyawa dibalas nyawa dan orang yang meninggalkan agamanya yang meninggalkan jama'ah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 15 Tentang Tanda Iman Kepada Allah dan Hari Akhir
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ..
[Dari Abu Huroioh Radhiallahu Ta'ala Anhu sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir maka hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau diam dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangganya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 16 Tentang Menahan Amarah
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ ﷺ: أَوْصِنِيْ، قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ لَا تَغْضَبْ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيّ.
[Dari Abu Huroioh Radhiallahu Ta'ala Anhu sesungguhnya seorang lelaki berkata kepada Nabi ﷺ: Berilah wasiat kepadaku Nabi bersabda janganlah kamu marah kemudian lalaki itu mengulang beberapa kali, Nabi bersabda janganlah kamu marah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 17 Tentang Perintah Berbuat Ihsan terhadap Segala Sesuatu
[عَنْ أَبِيْ يَعْلَى شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ قَالَ إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الْقَتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus Radhiallahu Ta'ala Anhu dari Rasulullah ﷺ Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu. Ketika kalian membunuh maka baguskanlah pembunuhan dan jika kalian menyembelih maka baguskanah penyembelihan dan harus mengasah oleh salah seorang di antara kalian pada mata pisaunya dan salah seorang di antara kalian harus menenangkan hewan sembelihannya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 18 Tentang Bertakwa di manapun dan merubah keburukan dengan kebaikan
[عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ، وَأَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ قَالَ : إِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ]. رَوَاهُ التِّرْمِذيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ، وَفِي بَعْضِ النُّسَخِ : حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
[Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdir Rahman Mu'ad bin Jabal Radhiallahu Ta'ala Anhuma dari Rasulullah Rasul bersabda: Bertakwalah engkau kepada Allah di manapun kamu berada dan ikutilah olehmu keburukan dengan kebaikan yang akan menghapus kebaikan itu pada keburukan dan berakhlaklah kamu terhadap manusia dengan akhlak yang bagus]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan ia berkata: Ini adalah hadits Hasan. Dan di dalam sebagian Naskh: Ini adalah hadits Hasan Shoheh.
Arbain Hadits Ke 19 Tentang Wasiat Rasulullah kepada Abdullah bin Abbas
[عَنْ أَبِيْ العَبّاسِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبيِّ يَوْمًا فَقَالَ يَا غُلَامُ: إِنِّيْ أُعَلِّمُكَ كَلِماتٍ : إِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، إِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ، اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ]. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحيحٌ. وَفِي رِوَايَةِ غَيْرِ التِّرْمِذيِّ:
[Dari Abu Abbas Abdullah binAbbas Radhiallahu Ta'ala Anhuma ia berkata: Aku berada di belakang Nabi pada suatu hari kemudian Nabi bersabda: Wahai bocah sesungguhnya aku ingin mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah olehmu Allah maka pasti Allah akan menjagamu Jagalah oleh mu Allah maka pasti engkau akan menemukan Allah di depanmu. Ketika kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan ketika kamu meminta tolong maka minta tolonglah kepada Allah dan ketahuilah sesungguhnya suatu umat walaupun mereka berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan suatu perkara maka mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan perkara yang benar-benar telah Allah tuliskan pada perkara itu untuk mu. dan walaupun mereka berkumpul untuk memberikan kemadaratan kepadamu dengan suatu perkara maka mereka tidak akan bisa memberikan kemadaratan kepadamu kecuali dengan perkara yang benar benar telah Allah tuliskan pada perkara itu kepada mu telah diangkat pena dan telah kering lembaran-lembaran]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan ia berkata: Ini adalah hadits Hasan Shoheh. Dan di dalam riwayat selain riwayat Imam Tirmidzi:
[إِحْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ أَمامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِى الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِى الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكْ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرَبِ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْرَا].
[Jagalah olehmu Allah maka pasti engkau akan menemukan Allah di depan mu dan kamu harus mengenal kepada Allah di waktu senang maka Allah akan mengenal kepada mu di waktu sedih dan ketahuilah sesungguhnya apa yang luput darimu tidak akan menimpamu dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu dan ketahuilah olehmu sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran dan sesungguhnya kemudahan itu bersama kesulitan dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan].
Arbain Hadits Ke 20 Tentang Sifat Malu
[عَنْ أَبِيْ مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الْأَنْصَارِيِّ الْبَدرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
[Dari Abu Mas'ud Uqbah bin Amr Al-Anshori yang mengikuti perang badar Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Sesungguhnya dari sebagian perkara yang telah menemukannya manusia dari kalam kenabian terdahulu: Jika kamu tidak punya malu maka berbuatlah sesukamu]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 21 Tentang Iman dan Istiqomah
[عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو - وَقِيْلَ أَبِيْ عَمْرَةَ - سُفْيَانَ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِى الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْاَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ، قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Amr - Sufyan bin Abdullah Radhiallahu Anhu ia berkata: Aku berkata wahai Rasulullah sabdakanlah kepadaku dalam Islam sabda yang aku tidak bertanya tentangnya kepada siapapun selain kepadamu, Nabi bersabda Katakanlah aku beriman kepada Allah kemudian beristiqomahlah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 22 Tentang Amalan Untuk Masuk Surga
[عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ فَقَالَ: أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئًا، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ نَعَمْ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَمَعْنَى حَرَّمْتُ الْحَرَامَ: اِجْتَنَبْتُهُ، وَمَعْنَى أَحْلَلْتُ الْحَلَالَ: فَعَلْتُهُ مُعْتَقِدًا حِلَّهُ.
[Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshori Radhiallahu Anhuma sesungguhnya seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah ﷺ: Apakah engkau menganggap ketika aku sholat maktubah dan aku puasa Ramadhan dan aku menghalalkan pada perkara yang halal dan aku mengharamkan pada perkara yang haram dan tidak menambah pada amalan itu satu amalanpun, apakah aku akan masuk surga? Rasulullah bersabda: Ya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim. Dan makna aku mengharamkan pada perkara yang haram: Adalah aku menjauhi perkara yang haram dan makna aku menghalalkan pada perkara yang halal: Adalah aku melakukan pada perkara halal itu sambil meyakini pada kehalalannya.
Arbain Hadits Ke 23 Tentang Kesucian Sebagian Dari Iman
[عَنْ أَبِي مَالِكِ الْحَارِثِ بْنِ عَاصِمِ الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ، الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآنِ - أَوْ تَمْلَأُ - مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَّكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُوْ: فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy'ari Radhiallahu Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Kesucian adalah sebgian dari Iman, dan Al-hamdulillah itu memenuhi timbangan dan subhanallah walhamdulillh keduanya memenuhi perkara antara langit dan bumi dan sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti dan sabar adalah penerang dan Al-Qur'an adalah Hujjah bagimu atau atasmu. Setiap manusia pagi-pagi bekerja kemudian ia menjual dirinya kemudian ia memerdekakan dirinya atau merusak dirinya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 24 Tentang larangan saling mendzholimi
[عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ الْغِفَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فِيمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ:
[Dari Abu Dzar Al-Ghifari Radhiallahu Ta'ala Anhu dari Nabi ﷺ tentang hadits yang Nabi riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla sesungguhnya Allah berfirman:
يَا عِبَادِي، إنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوْا.
Wahai hamba hambaku sungguh aku haramkan dzolim atas diriku sendiri dan aku jadikan perbuatan dzolim itu diharamkan di antara kalian maka janganlah kalian saling mendzolimi.
يَا عِبَادِي، كُلُّكُمْ ضَالٌّ إلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِيْ أَهْدِكُمْ.
Wahai hamba hambaku kalian semua adalah tersesat kecuali orang yang telah aku beri hidayah maka mintalah kalian semua petunjuk kepadaku pasti aku akan memberikan petunjuk kepada kalian.
يَا عِبَادِيْ، كُلُّكُمْ جَائِعٌ إلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِيْ أُطْعِمْكُمْ.
Wahai hamba hambaku kalian semua lapar kecuali orang yang telah aku beri makan maka mintalah kalian semua makan ke padaku pasti aku akan memberi makanan kepada kalian.
يَا عِبَادِيْ، كُلُّكُمْ عَارٍ إلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسِكُمْ.
Wahai hamba hambaku kalian semua telanjang kecuali orang yang telah aku beri pakaian maka mintalah pakaian kepadaku pasti aku akan berikan pakaian kepada kalian.
يَا عِبَادِيْ، إنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ.
Wahai hamba hambaku sungguh kalian berbuat dosa siang dan malam dan aku mengampuni semua dosa maka mintalah ampun kepadaku pasti aku mengampuni kalian.
يَاعِبَادِيْ، إنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ.
Wahai hamba hambaku sungguh kalian tidak mampu membahayakan aku lalu kalian mencelakakan aku dan kalian tidak akan mampu memberikan manfaat kepadaku lalu kalian bermanfaat padaku.
يَا عِبَادِيْ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِيْ شَيْئًا.
Wahai hamba hambaku andai orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir di antara kalian semua golongan manusia dan golongan jin mereka semua ada pada setaqwa taqwa hati seseorang dari kalian tidaklah hal itu menambah dalam kekuasaanku sedikitpun.
يَا عِبَادِيْ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئًا
Wahai hamba hambaku andai orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir di antara kalian semua golongan manusia dan golongan jin mereka semua ada pada sebejad bejadnya hati seseorang dari kalian tidaklah hal itu mengurangi dalam kekuasaanku sedikitpun.
يَا عِبَادِيْ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إلَّا
كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ.
Wahai hamba hambaku andai orang yang pertama di antara kalian dan orang yang terakhir di antara kalian semua golongan manusia dan golongan jin mereka semua berdiri di satu lapangan lalu mereka semua meminta kepadaku lalu aku beri setiap orang dari permintaanya tidaklah hal itu mengurangi dari kekayaan yang ada padaku kecuali seperti jarum yang dicelupkan pada lautan.
يَا عِبَادِيْ، إنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُوْمَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Wahai hamba hambaku sesungguhnya itu adalah amal kalian yang aku hitung amal kalian itu untuk kalian kemudian aku berikan balasan penuh kepada kalian amalan amalan itu maka barang siapa mendapat kebaikan hendaklah ia bersyukurlah kepada Allah dan barang siapa tidak mendapatkan kebaikan Janganlah ia mencela siapapun kecuali hanya pada dirinya sendiri."]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 25 Tentang Kaya dan Miskin bisa bersedekah
[عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَيْضًا أَنَّ اُنَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالُوْا لِلنَّبِيِّ ﷺ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ بِالْأُجُوْرِ: يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّيْ وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ.
[Dari Abu dzar Radhiallahu Anhu juga sesungguhnya para manusia dari sahabat Rasulullah ﷺ merek berkata: Wahai Rasulallah telah pergi orang-orang kaya dengan membawa pahala yang banyak mereka sholat sebagaimana kami sholat dan mereka berpusa sebagaimana kami berpusa dan mereka bersedekah dengan kelebihan dari harta-harta mereka.
قَالَ: أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ: أَنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةَ، وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً، وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةً، وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةً، وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً.
Nabi bersabda: Bukankah Allah benar-benar telah menjadikan untuk kalian perkara yang dapat kalian sedekahkan: Sesungguhnya pada setiap bacaan tasbih ada sedekah dan pada setiap bacaan takbir ada sedekah dan pada setiap bacaan tahmid ada sedekah dan pada setiap bacaan tahlil ada sedekah dan memerintah pada kebaikan adalah sedekah dan mencegah dari kemungkaran adalah sedekah dan pada kemaluan salah seorang di anatara kalian ada sedekah.
قَالُوْا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ؟
Mereka berkata: Wahai Rasulallah apakah salah seorang dari kami mendatangi pada syahwatnya kemudian ada padanya di dalam mendatangi syahwat itu pahala?
قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Nabi bersabda Bagaimana pendapat kalian seandainya salah seorang dari kalian menempatkan syahwat itu di jalan yang haram, bukankah ada baginya dosa? Demikian juga jika salah seorang dari kalian menempatkan syahwatnya di jalan yang halal, maka ada untuknya pahala. ]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 26 Tentang persendian yang wajib atasnya sedekah
[عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ كُلُّ سُلَامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تُرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خَطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إلَى الصَّلَاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
[Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Telah bersabda Rasulullah ﷺ: Setiap persendian dari manusia wajib atasnya sedekah di setiap hari terbitnya pada hari itu mata hari: Engkau berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah dan engkau menolong seorang lelaki pada kendaraannya kemudian engaku membawa ia di atas kendaraannya atau engkau menaikkan untuk lelaki itu barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah dan kalimat yang baik adalah sedekah dan pada setiap langkah engkau berjalan dengannya menuju sholat adalah sedekah dan engkau menghilangkan bahaya dari jalan adalah sedekah]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Arbain Hadits Ke 27 Tentang Kebajikan Dan Dosa
[عَنِ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Nawas bin Sam'an Radhiallahu Anhu dari Nabi ﷺ bersabda: Kebajikan adalah baiknya Akhlak, dan dosa adalah perkara yang tersusun di dalam dadamu dan engkau benci jika manusia mengetahui pada perkara itu Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim.
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ فَقَالَ: جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، وَقَالَ: إسْتَفْتِ قَلْبَكَ، اَلْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إلَيْهِ الْقَلْبُ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِى الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ حَدِيثٌ حَسَنٌ. رَوَيْنَاهُ فِى مُسْنَدَيِ الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَالدَّارِمِيُّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ.
Dan dari Wabisoh bin Ma'd Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata [Aku mendatangi Rasulullah ﷺ kemudian Nabi bersbda: Engkau datang kepadaku menanyakan tentang kebajikan ? Aku berkata: Ya, kemudian Nabi bersabda: Mintalah pendapat pada hatimu, Kebajikan adalah perkara yang menjadikan nafsu tenang pada perkara itu dan menjadikan hati tenang pada perkara itu sedangkan dosa adalah perkara yang tersusun di dalam diri dan menjadikan ragu di dalam dada walaupun manusia telah memberikan fatwa padamu dan mereka berfatwa padamu] Ini adalah hadits Hasan. Kami telah meriwayatkan pada hadits ini dalam dua kitab musnad dari dua imam Imam ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darimi dengan sanad yang Hasan.
Arbain Hadits Ke 28 Tentang Perkara Bid'ah
[عَنْ أَبِيْ نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا،
[Dari Abu Najih Al-Irbadi bin Sariyah Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Rasulullah ﷺ telah memberikan pepatah kepada kami semua dengan pepatah yang bergetar karenanya hati-hati dan berderai karenanya air mata, kemudian kami berkata: Wahai Rasulullah seakan akan pepatah ini adalah pepatah perpisahan maka semoga engkau mau memberikan wasiat kepada kami,
قَالَ أُوصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ]. رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Maka Rasulullah bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian takwa kepada Allah Azza Wajalla mendengar dan ta'at walaupun seorang hamba sahaya memimpin kalian, sungguh orang yang hidup dari kalian akan melihat perselisihan yang banyak Maka wajib atas kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk Gigitlah pada sunah itu dengan gigi graham kalian dan berhati hatilah terhadap perkara yang diada adakan Karena sesungguhnya setiap bid'ah itu sesat]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Abu Daud dan Imam Tirmidzi dan ia berkata: Ini adalah hadits yang Hasan Shohih
Arbain Hadits Ke 29 Tentang Amalan Yang Memasukkan Ke Dalam Surga
[عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِيْ بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِيْ عَنِ النَّارِ، قَالَ: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ:
[Dari Mu'ad bin Jabal Radhiallahu Anhu Ia berkata: Aku berkata Wahai Rasulullah kabarkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan ku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka Maka Rasul bersabda: Sungguh engkau benar-benar telah bertanya tentang perkara yang agung dan sesungguhnya amalan itu pasti mudah bagi orang yang telah Allah mudahkan padanya atas amalan tersebut:
تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ
Engkau beribadah kepada Allah Engkau tidak menyekutukan Allah pada satu perkarapun dan engkau mendirikan sholat dan engkau menunaikan zakat dan engkau berpuasa di bulan Ramadhan dan engkau beribadah haji
ثُمَّ قَالَ: أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ : اَلصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلَاةُ الرَّجُلِ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ تَلَا: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} حَتَّى بَلَغَ {يَعْمَلُونَ}
Kemudian Rasul bersabda: Maukah kalian aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah benteng dan sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api dan sholatnya seseorang di pertengahan malam kemudian Rasul membaca: {تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ} sehingga sampai pada kalimat {يَعْمَلُونَ}
ثُمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الْأَمْرِ وَعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ: رَأْسُ الْأَمْرِ الْإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذَرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Kemudian Rasul bersabda: Maukah engkau aku beri tahu tentang pokok urusan agama? dan tiang-tiangnya agama dan ujung pangkalnya urusan agama Aku berkata: Tentu wahai Rasulallah Rasul bersabda: Pangkal urusan agama adalah Islam dan tiang-tiangnya agama adalah sholat dan ujung pangkalnya agama adalah jihad.
ثُمَّ قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكَ بِمَلَاكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ كُفَّ عَلَيْك هَذَا قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ فَقَالَ ثَقِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسُ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ - أَوْ قَالَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ - إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟]. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Kemudian Rasul bersabda: Maukah kamu aku kabarkan orang yang memiliki itu semua? aku berkata: Tentu wahai Rasulallah kemudian Rasul memegang lisannya dan bersabda: Wajib atasmu menahan ini Aku berkata: Wahai Nabi Allah, apakah kami semua akan dihukumi sebab perkataan yang kami berucap dengannya? Maka Nabi bersabda: Ada ada saja kamu bukankah manusia jatuh ke dalam neraka di atas wajah-wajah mereka? atau Nabi bersbda di atas hidung mereka kecuali karena hasil dari lisan mereka?]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan ia berkata: Ini adalah hadits Hasan Shohih.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 30 Tentang Hukum Yang Allah Tetapkan dan Allah Diamkan
[عَنْ أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الْخُشَيْنِيِّ جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلَا تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْدًا فَلَا تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلَا تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلَا تَبْحَثُوْا عَنْهَا]. حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَغَيْرُهُ.
[Dari Abu Tsa'labah Al-Khusyaini Jurtsumi Radhiallahu Ta'ala Anhu Dari Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memfardhukan pada perkara-perkara yang fardhu maka janganlah kalian mengabaikannya dan Allah telah membatasi pada batasan-batasan maka janganlah kalian melewati batas dan Allah telah mengharamkan beberapa perkara maka janganlah kalian melanggarnya dan Allah telah mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat untuk kalian tanpa Allah lupa maka janganlah kalian membahas tentangnya]. Ini adalah hadits yang Hasan Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan selain Imam Tirmidzi.
Arbain Hadits Ke 31 Tentang Meraih Cinta Allah dan Manusia
[عَنْ أَبِيْ الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللَّهُ وَأَحَبَّنِى النَّاسُ فَقَالَ: إزْهَدْ فِى الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ]. حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَةَ وَغَيْرُهُ بِأَسَانِيدَ حَسَنَةٍ.
[Dari Abul Abbas Sahl bin Sa'd As-Sa'idi Radhiallahu Ta'ala Anhu berkata: Seorang lelaki telah datang kepada Nabi ﷺ kemudian ia berkata: Wahai Rasulallah, Semoga engkau berkenan menunjukkan kepadaku pada suatu amalan ketika aku mengamalkannya maka Allah mencintaiku dan manusia mencintaiku Kemudian Nabi bersabda: zuhudlah engkau di dunia maka Allah akan mencintaimu dan zuhudlah engkau pada perkara yang ada pada manusia maka manusia akan mencintaimu]. Ini adalah hadits yang Hasan, Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Majah dan selain Imam Ibnu Majah.
Arbain Hadits Ke 32 Tentang Tidak Boleh Memberikan Madarat
[عَنْ أَبِيْ سَعِيدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكِ بْنِ سِنَانٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ]. حَدِيْثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ ابْنُ مَاجَةَ وَالدَّارُقُطْنِيُّ وَغَيْرُهُمَا مُسْنَدًا. وَرَوَاهُ مَالِكٌ فِى الْمُوَطَّإِ مُرْسَلًا عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ، فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ، وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّيْ بَعْضُهَا بَعْضًا.
[Dari Abu Sa'id Sa'd bin Malik bin Sinan Al-Khudri Radhiallahu Ta'ala Anhu Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: Janganlah kamu memberikan mudarat kepada dirimu sendiri dan janganlah kamu memberikan mudarat pada orang lain]. Ini adalah hadits yang Hasan Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Majah dan Imam Daruqutni dan telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Malik dalam kitab Muwatto sebagai hadits mursal dari Umar bin Yahya dari ayahnya Umar bin Yahya dari Nabi ﷺ Kemudian Imam Malik memutus jalur dari Abu Sa'id sementara Abu Said memiliki jalur-jalur yang saling menguatkan satu sama lain
Arbain Hadits Ke 33 Tentang Tidak Aturan Bersengketa
[عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: لَوْ يُعْطَى بِدَعْوَاهُمْ لَادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنِ الْبَيِّنَةُ عَلَى الْمُدَّعِى وَالْيَمِيْنُ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ]. حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُ هَكَذَا، وَبَعْضُهُ فِى الصَّحِيحَيْنِ.
[Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: Seandainya dikabulkan atas setiap tuntutan mereka maka pasti orang-orang akan menuntut pada harta suatu kaum dan darahnya akan tetapi bukti wajib atas orang yang mengaku dan sumpah wajib atas orang yang mengingkari]. Ini adalah hadits yang Hasan Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Baihaqi dan selain Imam Baihaqi dan sebagian lafadznya ada dalam dua kitab shohih Bukhori Muslim
Arbain Hadits Ke 34 Tentang Melihat Kemungkaran
[عَنْ أَبِيْ سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
[Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiallahu Anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkran maka hendaklah ia merubah kemungkaran itu dengan tangannya kemudian jika ia tidak mampu maka hendalah ia merubah kemungkaran itu dengan lisannya kemudian jika ia tidak mampu maka hendaklah ia merubah kemungkaran itu dengan hatinya dan merubah kemungkaran dengan hati itu adalah selemah-lemahnya iman]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim
Arbain Hadits Ke 35 Tentang Persaudaraan
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: لَا تَحَاسَدُوْا، وَلَا تَنَاجَشُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا، وَلَا تَدَابَرُوْا، وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللَّهِ إخْوَانًا،
[Dari Abu Huroiroh Rodhiallahu Anhu berkata: Rasulullah ﷺ telah bersabda: Janganlah kalian saling iri dan janganlah kalian saling menipu dan janganlah kalian saling marah dan janganlah kalian saling memutus silatur rahmi dan janganlah sebagian dari kalian membeli pada barang belian orang lain dan jadilah kalian semua sebagai hamba Allah yang bersaudara.
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحَقِرُهُ،
Seorang muslim adalah saudara dari muslim yang lain ia tidak berbuat dzolim padanya dan ia tidak menelantarkannya dan ia tidak menghina padanya.
التَّقْوَى هَهُنَا - وَيُشِيْرُ إلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Takwa itu di sini - dan Rasul mengisyaratkan pada dadanya tiga kali - Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina pada sudaranya yang muslim, Setiap muslim atas muslim yang lain haram: Darahnya, hartanya, dan kehormatannya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim
Arbain Hadits Ke 36 Tentang Keutamaan Membantu orang lain
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ،
[Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu Dari Nabi ﷺ bersabda: Barangsiapa yang meringankan beban dari seorang mukmin atas kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia Maka pasti Allah akan meringankan beban baginya atas kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاَللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ،
Dan barang siapa yang mempermudah pada orang yang sedang kesulitan maka pasti Allah akan mempermudah padanya di dunia dan di akhirat dan barang siapa menutup aib seorang muslim maka pasti Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Allah itu senantiasa menolong seorang hamba selama hamba ada dalam menolong saudaranya
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيْقًا إلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُمْ إلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ،
Barang siapa menempuh suatu jalan yang ia cari dengannya ilmu maka pasti akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga dan tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam rumah dari sebagian rumah-rumahnya Allah mereka membaca pada Kitabullah dan mereka saling mempelajari kitabullah di antara mereka melainkan ketenangan pasti akan turun kepada mereka dan rahmat pasti akan memenuhi diri mereka dan malaikat pasti akan mengelilingi mereka dan Allah pasti akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisinya
وَمَنْ اَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ]. رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ.
Dan barang siapa yang amalnya lambat sebab dirinya maka nasabnya tidak akan mempercepat kepadanya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim dengan lafadz ini.
Arbain Hadits Ke 37 Tentang Niat dan Amal
[عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ،
[Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma dari Rasulullah ﷺ dalam hadits yang telah meriwayatkan kepada Rasul dari Rabbnya Tabaraka Wata'ala Rasul bersabda: Sesungguhnya Allah telah mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian Allah menjelaskan hal itu
فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ،
Barang siapa bermaksud melakukan kebaikan kemudian ia tidak mengerjakannya maka Allah pasti akan mencatat di sisinya satu kebaikan yang sempurna dan jika ia bermaksud melakukan kebaikan kemudian ia mengerjakannya maka Allah pasti akan mencatat di sisinya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus lipat, sampai berlipat-lipat banyaknya
وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ فِي صَحِيْحَيْهِمَا بِهَذِهِ الْحُرُوْفِ
Dan jika ia bermaksud melakukan keburukan kemudian ia tidak mengerjakannya maka Allah pasti akan mencatat di sisinya satu kebaikan yang sempurna dan jika ia bermaksud melakukan keburukan kemudian ia mengerjakannya maka Allah pasti akan mencatat di sisinya satu keburukan saja]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori dan Imam Muslim di dalam dua kitab shohih mereka dengan huruf-huruf ini
فَانْظُرْ يَا أَخِيْ وَفَّقَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكَ اِلَى عَظِيمِ لُطْفِ اللَّهِ تَعَالَى، وَتَأَمَّلْ هَذِهِ الْأَلْفَاظَ،
Maka perhatikanlah wahai saudaraku Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua dan wajib atasmu untuk mengagungkan kelembutan Allah Ta'ala dan berfikirlah dengan lafadz ini
وَقَوْلُهُ عِنْدَهُ إشَارَةٌ إلَى الْإِعْتِنَاءِ بِهَا، وَقَوْلُهُ كَامِلَةً لِلتَّأْكِيْدِ وَشِدَّةِ الْإِعْتِنَاءِ بِهَا، وَقَالَ فِى السَّيِّئَةِ الَّتِي هَمَّ بِهَا ثُمَّ تَرَكَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَأَكَّدَهَا بِكَامِلَةً وَإِنْ عَمِلَهَا كَتَبَهَا سَيِّئَةً وَاحِدَةً، فَأَكَّدَ تَقْلِيلَهَا بِوَاحِدَةٍ وَلَمْ يُؤَكِّدْهَا بِكَامِلَةً
Firman Allah pada lafadz عِنْدَهُ adalah satu isyarat dalam mementingkan kebaikan dan firman Allah pada lafadz كَامِلَةً adalah untuk menguatkan dan sangat mementingkan kebaikan dan Allah berfirman tentang keburukan yang barang siapa bermaksud melakukannya kemudian ia meninggalkannya maka Allah pasti akan mencatat di sisinya satu kebaikan yang sempurna kemudian Allah menguatkan lafadz حَسَنَةً dengan lafadz كَامِلَةً dan jika ia mengerjakannya maka Allah pasti akan mencatat keburukan itu sebagai satu keburukan saja kemudian Allah menguatkan pada sedikitnya keburukan dengan lafadz وَاحِدَةً dan Allah tidak menguatkan lafadz سَيِّئَةً dengan lafadz كَامِلَةً
فَلِلَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ، سُبْحَانَهُ لَا نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْهِ، وَبِاَللَّهِ التَّوْفِيْقُ.
Milik Allahlah segala puji dan anugerah maha suci Allah tidaklah kami mampu menghitung pujian kepadanya dan sebab Allahlah taufik.
[nextpage]Arbain Hadits Ke 38 Tentang Larangan Memusuhi Wali Allah
[عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ،
[Dari Abu Huroiroh Radhiallahu Anhu ia berkata: Rasulullah ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman: Barang siapa yang menyakiti Waliku maka aku benar-benar mendeklarasikan kepadanya perang
وَمَا تَقَرَّبَ إلَيَّ عَبْدِيْ بِشَئٍّ أَحَبَّ إلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،
Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan suatu perkara yang lebih aku sukai daripada apa yang telah aku Fardhukan kepadanya dan hambaku tiada hentinya ia mendekatkan diri kepadaku dengan melaksanakan sunnah hingga aku cinta kepadanya
فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّذِيْ يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّذِيْ يَمْشِيْ بِهَا،
Apabila aku telah cinta kepadanya maka jadilah aku pendengarannya yang ia mendengar dengannya dan penglihatannya yang ia melihat dengannya dan tangannya yang ia memegang dengannya dan kakinya yang ia berjalan dengannya
وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِيْ لَأُعِيْذَنَّهُ]. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Sungguh jika ia meminta kepadaku maka pasti aku akan memberi kepadanya dan sungguh jika ia meminta perlindungan kepadaku maka pasti aku akan memberikan perlindungan kepadanya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori
Arbain Hadits Ke 39 Tentang Perkara yang Allah Ampuni
[عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِى الْخَطَأَ أَوِالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوْا عَلَيْهِ]. حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَةَ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَا.
[Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah mengampuni untukku dari umatku kesalahan atau lupa dan perkara yang ia terpaksa atas perkara itu]. Ini adalah hadits yang Hasan telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi dan selain dari keduanya
Arbain Hadits Ke 40 Tentang Manfaatkan Hidup Sebelum Mati
[عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ].
[Dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma ia berkata: Rasulullah ﷺ memegang pundakku kemudian beliau bersabda: Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau seperti seorang pengembara].
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا يَقُولُ: إذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Ibnu Umar Radhiallahu Ta'ala Anhuma berkata: Ketika kamu memasuki waktu sore maka janganlah kamu menunggu waktu pagi dan ketika kamu masuk waktu pagi maka janganlah kamu menunggu waktu sore dan ambillah olehmu dari waktu sehatmu untuk masa sakitmu dan dari hidupmu untuk matimu. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhori
Arbain Hadits Ke 41 Tentang Iman dan Nafsu
[عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ: لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ]. حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ، رَوَيْنَاهُ فِى كِتَابِ الْحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
[Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin Ashi Radhiallahu Anhuma berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai terbukti hawa nafsunya mengikuti pada apa yang aku datang dengnnya]. Ini adalah hadits yang Shohih Kami telah meriwayatkan pada hadits ini dalam kitab Hujjah dengan sanad yang Shohih
Arbain Hadits Ke 42 Tentang Allah maha pengampun
[عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ يَقُوْلُ: قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ، إنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِيْ،
[Dari Anas Radhiallahu Anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersbad: Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepadaku dan engkau mengharap kepadaku maka pasti aku ampuni untuk mu atas dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli.
يَا ابْنَ آدَمَ, لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ،
Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu telah sampai pada tingginya langit kemudian engkau memohon ampun kepadaku maka pasti aku ampuni dirimu
يَا ابْنَ آدَمَ, لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً]. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan ku dengan engkau tidak menyekutukan aku pada apapun maka pasi aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Tirmidzi dan ia berkata Ini adalah hadits yang Hasan Shohih.