Terjemah Hadits Arbain ke 1 Tentang Niat dan Ikhlas

17 Jun, 2024
Nama kitab : Al-Arbaun An-Nawawiyah
Judul kitab Arab : الأربعون النووية
Judul terjemah : Terjemah Matan Hadits Arbain Nawawi
Mata Pelajaran : Hadits Nabi
Musonif : Yahya bin Syaraf An-Nawawi
Nama Arab : يحيى بن شرف النووي
Lahir : Nawa, 631 H/1233 M
Wafat : Damaskus, 676 H/ 1277 M
Penerjemah : Ahsan Dasuki

Terjemah Hadits Arbain ke 1

Terjemah kitab hadits arbain nawawi ke 1Image by © LILMUSLIMIIN

Terjemah Hadits Arbain ke 1 Tentang Niat dan Ikhlas

[عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ اِمْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ]. رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ: أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ ابْنُ إِسْمَاعِيْلَ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنُ الْمُغِيْرَةِ بْنُ بَرْدِزْبَهِ الْبُخَارِيُّ، وَأَبُو الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ ابْنُ الْحَجَّاجِ بْنُ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَيْسَابُوْرِيُّ: فِيْ صَحِيْحَيْهِمَا اَلَّلذَيْنِ هُمَا أَصَحُّ الْكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ.

[Dari pemimpin orang-orang yang beriman Abu Hafsh Umar bin Khottob Radhiallahu Ta'ala Anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya amalan-amalan itu hanya bergantung pada niat, dan sesungguhnya bagi setiap orang hanya ada pada perkara yang ia niatkan. Barang siapa yang ada niatnya menuju Allah dan Rasulnya maka hijrahnya orang itu menuju Allah dan Rasulnya dan barang siapa yang ada hijrahnya karena dunia yang ia usahakan pada dunia atau karena seorang perempuan yang ia akan menikahinya maka hijrahnya orang itu menuju perkara yang ia menghijrahi padanya]. Telah meriwayatkan pada hadits ini dua imam ahli hadits: Abu Abdir Rahman Muhammad bin Ismail bin Ibrahin bin Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhori, dan Abul Husein Muslim bin Hajjaj bin Muslim bin Qusyairi An-Naisaburi dalam dua kitab shoheh Bukhori dan Muslim yang keduanya adalah paling shohehnya kitab yang dikarang.