Mukasyafatul Qulub Bab 1 | Khauf (Takut)

30 May, 2025

اَلْبَابُ الْأَوَّلُ

Bab yang pertama

فِي بَيَانِ الْخَوْفِ

Menjelaskan tentang Rasa Takut

جَاءَ فِي الْخَبَرِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:

Telah datang dalam sebuah hadits dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:

[إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى خَلَقَ مَلَكًا لَهُ جَنَاحٌ فِي الْمَشْرِقِ وَجَنَاحٌ فِي الْمَغْرِبِ وَرَأْسُهُ تَحْتَ الْعَرْشِ وَرِجْلَاهُ تَحْتَ الْأَرْضِ السَّابِعَةِ وَعَلَيْهِ بِعَدَدِ خَلْقِ اللّٰهِ تَعَالَى رِيشٌ.

[Sesungguhnya Allāh Ta‘ālā menciptakan malaikat yang memiliki satu sayap di timur dan satu sayap di barat, kepalanya di bawah ‘Arsy, dan kedua kakinya di bawah bumi yang ketujuh. Padanya terdapat bulu sebanyak jumlah seluruh makhluk ciptaan Allāh Ta‘ālā.

فَإِذَا صَلَّى رَجُلٌ أَوِ امْرَأَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَيَّ أَمَرَهُ اللّٰهُ تَعَالَى أَنْ يَنْغَمِسَ فِي بَحْرٍ مِنْ نُورٍ تَحْتَ الْعَرْشِ.

Apabila bershalawat seorang laki-laki atau perempuan dari umatku kepadaku, maka Allāh Ta‘ālā memerintahkan malaikat tersebut agar menyelam ke dalam lautan cahaya di bawah ‘Arsy.

فَيَنْغَمِسُ فِيهِ ثُمَّ يَخْرُجُ وَيَنْفُضُ جَنَاحَهُ، فَيَقْطُرُ مِنْ كُلِّ رِيشَةٍ قَطْرَةٌ فَيَخْلُقُ اللّٰهُ تَعَالَى مِنْ كُلِّ قَطْرَةٍ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ].

Maka ia menyelam ke dalamnya, kemudian keluar dan mengibaskan sayapnya, lalu meneteslah dari setiap bulu satu tetes, lalu Allah Ta’ala menciptakan dari setiap tetes itu satu malaikat yang memohonkan ampun untuk orang yang membaca shalatwat itu hingga hari kiamat.]

وَقَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: سَلَامَةُ الْجَسَدِ فِي قِلَّةِ الطَّعَامِ وَسَلَامَةُ الرُّوحِ فِي قِلَّةِ الْآثَامِ، وَسَلَامَةُ الدِّينِ فِي الصَّلَاةِ عَلَى خَيْرِ الْأَنَامِ.

Telah berkata sebagian dari hukama: “Keselamatan tubuh itu ada pada sedikit makan, keselamatan ruh itu ada pada sedikit dosa, dan keselamatan agama itu ada pada bershalawat kepada sebaik-baik manusia.”

قَالَ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ يَعْنِي: اِخْشَوْا اللّٰهَ،﴿وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ يَعْنِي: عَمِلَتْ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ

Telah berfirman Allah Ta’ala: Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allāh﴿, maksudnya: takutlah kalian kepada Allāh, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok﴿, yakni: apa yang telah ia kerjakan untuk hari kiamat.

وَمَعْنَاهُ: تَصَدَّقُوْا وَاعْمَلُوا بِالطَّاعَةِ لِتَجِدُوا ثَوَابَهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: bersedekahlah dan beramallah dalam ketaatan agar kalian memperoleh ganjarannya di hari kiamat.

﴿وَاتَّقُوا اللّٰهَ إِنَّ اللّٰهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ مِنَ الْخَيْرِ وَالشَّرِّ.

Dan bertakwalah kalian kepada Allāh, sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan﴿, dari kebaikan dan kejahatan.

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S Al-Hasyr Ayat 18

فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ وَالسَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَاللَّيْلَ وَالنَّهَارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَشْهَدُونَ بِمَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ مِنْ خَيْرٍ أَوْ شَرٍّ طَاعَةٍ أَوْ مَعْصِيَةٍ حَتَّى إِنَّ جَوَارِحَهُ تَشْهَدُ عَلَيْهِ.

Karena sesungguhnya para malaikat, langit, bumi, siang dan malam, pada hari kiamat mereka akan bersaksi atas apa yang telah anak adam perbuat, dari kebaikan ataupun dari keburukan, ketaatan ataupun kemaksiatan sampai-sampai sungguh anggota tubuhnya pun bersaksi kepadanya.

وَالْأَرْضُ تَشْهَدُ لِلْمُؤْمِنِ وَالزَّاهِدِ فَتَقُولُ: صَلَّى عَلَيَّ وَصَامَ وَحَجَّ وَجَاهَدَ فَيَفْرَحُ الْمُؤْمِنُ وَالزَّاهِدُ.

Bumi akan bersaksi untuk orang mukmin dan orang zuhud, ia berkata: “Ia shalat di atasku, berpuasa, berhaji, dan berjihad,” maka gembiralah orang mukmin dan orang zuhud.

وَتَشْهَدُ عَلَى الْكَافِرِ وَالْعَاصِي فَتَقُولُ: أَشْرَكَ عَلَيَّ وَزَنَى وَشَرِبَ الْخَمْرَ وَأَكَلَ الْحَرَامَ. فَيَا وَيْلَهُ إِنْ نَاقَشَهُ فِي الْحِسَابِ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ.

Dan bumi akan bersaksi atas orang kafir dan orang maksiat, ia berkata: “Ia berbuat syirik di atasku, berzina, minum khamr, dan memakan yang haram.” Maka celakalah dia jika Dzat Yang Maha Pengasih dari para penyayang memeriksanya secara rinci dalam hisab.

اَلْمُؤْمِنُ هُوَ الَّذِي يَخَافُ اللّٰهَ تَعَالَى بِجَمِيعِ جَوَارِحِهِ كَمَا قَالَ الْفَقِيهُ أَبُو اللَّيْثِ: عَلَامَةُ خَوْفِ اللّٰهِ تَعَالَى تَظْهَرُ فِي سَبْعَةِ أَشْيَاءَ:

Orang mukmin adalah orang yang takut kepada Allāh Ta‘ālā dengan seluruh anggota tubuhnya. Sebagaimana telah berkata Al-Faqih Abu Laits: “Tanda takut kepada Allāh Ta‘ālā itu nampak pada tujuh hal:

أَوَّلُهَا: لِسَانُهُ فَيَمْنَعُهُ مِنَ الْكِذْبِ وَالْغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ وَالْبُهْتَانِ وَكَلَامِ الْفُضُولِ، وَيَجْعَلُهُ مَشْغُولًا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَعَالَى وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ وَمُذَاكَرَةِ الْعِلْمِ.

Pertama dari tujuh: adalah lisannya. ia menahan lisannya dari dusta, ghibah, namimah, bohong, dan omongan sia-sia. Ia akan menjadikan lisannya sibuk dengan dzikir kepada Allāh Ta‘ālā, membaca Al-Qur’an, dan mengkaji ilmu.

وَالثَّانِي: قَلْبُهُ فَيُخْرِجُ مِنْهُ الْعَدَاوَةَ وَالْبُهْتَانَ وَحَسَدَ الْإِخْوَانِ.

Kedua: adalah hatinya. ia keluarkan dari hatinya permusuhan, kedustaan, dan dengki kepada saudara.

لِأَنَّ الْحَسَدَ يَمْحُو الْحَسَنَاتِ كَمَا قَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [اَلْحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ].

Karena dengki itu menghapuskan berbagai kebaikan, sebagaimana telah bersabda Nabi ﷺ: [Dengki itu dapata memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.]

وَاعْلَمْ أَنَّ الْحَسَدَ مِنَ الْأَمْرَاضِ الْعَظِيمَةِ فِي الْقُلُوبِ وَلَا تُدَاوَى أَمْرَاضُ الْقُلُوبِ إِلَّا بِالْعِلْمِ وَالْعَمَلِ.

Dan ketahuilah bahwa dengki itu termasuk dari sebagian penyakit-penyakit besar dalam hati, dan tidak dapat diobati penyakit hati kecuali dengan ilmu dan amal.

وَالثَّالِثُ: نَظْرُهُ فَلَا يَنْظُرُ إِلَى الْحَرَامِ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالْكِسْوَةِ وَغَيْرِهَا وَلَا إِلَى الدُّنْيَا بِالرَّغْبَةِ بَلْ يَكُونُ نَظْرُهُ عَلَى وَجْهِ الْاعْتِبَارِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَى مَا لَا يَحِلُّ لَهُ

Ketiga: adalah pandangannya. ia tidak memandang yang haram, dari makanan, minuman, pakaian, dan lainnya, dan ia tidak memandang dunia dengan syahwat, melainkan dengan pengambilan pelajaran dan ia tidak melihat kepada sesuatu yang tidak halal baginya.

كَمَا قَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [مَنْ مَلَأَ عَيْنَيْهِ مِنَ الْحَرَامِ مَلَأَ اللّٰهُ تَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَيْنَيْهِ مِنَ النَّارِ]

Sebagaimana telah bersabda Nabi ﷺ: [Barangsiapa memenuhi kedua matanya dengan yang haram, niscaya Allāh Ta‘ālā akan memenuhi kedua matanya dengan api pada hari kiamat.]

وَالرَّابِعُ: بَطْنُهُ فَلَا يُدْخِلُ بَطْنَهُ حَرَامًا فَإِنَّهُ إِثْمٌ كَبِيرٌ كَمَا قَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

Keempat: adalah perutnya. ia tidak memasukkan ke dalam perutnya perkara yang haram, karena itu termasuk dosa besar. Sebagai mana telah bersabda Nabi ﷺ:

[إِذَا وَقَعَتْ لُقْمَةٌ مِنَ الْحَرَامِ فِي بَطْنِ ابْنِ آدَمَ لَعَنَهُ كُلُّ مَلَكٍ فِي الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ مَا دَامَتْ تِلْكَ اللُّقْمَةُ فِي بَطْنِهِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى تِلْكَ الْحَالَةِ فَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ]

[Apabila telah jatuh satu suapan dari barang haram ke dalam perut anak Adam, maka pasti akan melaknat kepadanya setiap malaikat di bumi dan langit selama suapan itu berada dalam perutnya. Dan jika ia mati dalam keadaan itu, maka tempat kembalinya adalah Neraka Jahannam]

وَالْخَامِسُ: يَدُهُ فَلَا يَمُدُّ يَدَهُ إِلَى الْحَرَامِ بَلْ يَمُدُّهَا إِلَى مَا فِيهِ طَاعَةُ اللّٰهِ تَعَالَى.

Kelima: adalah tangannya. ia tidak mengulurkan tangannya untuk perkara haram, melainkan ia mengulurkannya kepada perkara yang di dalamnya ada keta’atan kepada Allāh Ta‘ālā.

وَرُوِيَ عَنْ كَعْبِ الْأَحْبَارِ أَنَّهُ قَالَ: إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى خَلَقَ دَارًا مِنْ زَبَرْجَدَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا سَبْعُونَ أَلْفَ دَارٍ، فِي كُلِّ دَارٍ سَبْعُونَ أَلْفَ بَيْتٍ لَا يَنْزِلُهَا إِلَّا رَجُلٌ يُعْرَضُ عَلَيْهِ الْحَرَامُ فَيَتْرُكُهُ مِنْ مَخَافَةِ اللّٰهِ تَعَالَى.

Diriwayatkan dari Ka‘b Al-Ahbar bahwa ia berkata: “Sesungguhnya Allāh Ta‘ālā telah menciptakan sebuah daerah dari zamrud hijau, di dalamnya terdapat tujuh puluh ribu rumah, di setiap rumah terdapat tujuh puluh ribu kamar, tidak akan dapat masuk ke dalamnya kecuali oleh orang yang ditawarkan kepadanya sesuatu yang haram lalu ia menolaknya karena takut kepada Allāh Ta‘ālā.”

وَالسَّادِسُ: قَدَمُهُ فَلَا يَمْشِي فِي مَعْصِيَةِ اللّٰهِ بَلْ يَمْشِي فِي طَاعَتِهِ وَرِضَاهُ وَإِلَى صُحْبَةِ الْعُلَمَاءِ وَالصُّلَحَاءِ.

Keenam: adalah kakinya. ia tidak berjalan untuk bermaksiat kepada Allāh, melainkan ia berjalan untuk ketaatan dan keridhaan-Nya serta menuju kepada para ulama dan orang-orang saleh.

وَالسَّابِعُ: طَاعَتُهُ فَيَجْعَلُ طَاعَتَهُ خَالِصَةً لِوَجْهِ اللّٰهِ تَعَالَى وَيَخَافُ مِنَ الرِّيَاءِ وَالنِّفَاقِ.

Ketujuh: adalah ketaatannya. ia menjadikan ketaatannya murni karena mengharap ridha Allāh Taʿālā dan ia takut dari riya’ dan kemunafikan.

فَإِذَا فَعَلَ ذٰلِكَ فَهُوَ مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي حَقِّهِمْ: ﴿وَالْآخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ

Jika ia melakukan hal tersebut, maka ia termasuk orang-orang yang Allāh Taʿālā berfirman tentang mereka: Dan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah untuk orang-orang yang bertakwa.﴿

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S Az-Zukhruf Ayat 35

وَقَالَ فِي آيَةٍ أُخْرَى: ﴿إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ

Dan Allah berfirman pada ayat lain: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman dan mata air﴿

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S Al-Hijr Ayat 45

وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ

Dan Telah berfirman Allah Ta’ala: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman dan kenikmatan﴿

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S At-Thur Ayat 17

وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ

Dan telah berfirman Allah Ta’ala: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada di tempat yang aman﴿

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S Ad-Dukhan Ayat 51

كَأَنَّهُ تَعَالَى يَقُولُ: إِنَّهُمْ يَنْجُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ النَّارِ.

Seakan-akan Allāh Taʿālā berfirman: Sesungguhnya mereka akan selamat pada hari kiamat dari api neraka.

وَيَنْبَغِي لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَكُونَ بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ فَيَرْجُوْ رَحْمَةَ اللّٰهِ وَلَا يَيْأَسُ مِنْهَا

Dan sepatutnya bagi seorang mukmin untuk berada di antara rasa takut dan harap. Ia berharap pada rahmat Allāh dan tidak berputus asa darinya,

كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللّٰهِ

Sebagaimana telah berfirman Allāh Taʿālā: Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allāh.﴿

Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat dan Ayat
    
1.

Q.S Az Zumar Ayat 53

وَيَعْبُدُ اللّٰهَ وَيَرْجِعُ عَنْ أَفْعَالِهِ الْقَبِيْحَةِ وَيَتُوبُ إِلَى اللّٰهِ تَعَالَى.

Dan hendaknya ia menyembah Allāh, meninggalkan perbuatannya yang buruk, dan bertaubat kepada Allāh Taʿālā.

حِكَايَةٌ: بَيْنَمَا دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلَامُ جَالِسٌ فِي صَوْمَعَتِهِ يَتْلُو الزَّبُورَ إِذْ رَأَى دُوْدَةً حَمْرَاءَ فِي التُّرَابِ فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: مَا أَرَادَ اللّٰهُ فِي هٰذِهِ الدُّودَةِ

Kisah: Suatu ketika, Nabi Dāwud ʿalaihis salām sedang duduk di dalam tempat ibadahnya sambil membaca Zabur. Tiba-tiba ia melihat seekor cacing merah di atas tanah maka ia berkata dalam hatinya: “Apa yang Allāh hendaki pada cacing ini?”

فَأَذِنَ اللّٰهُ لِلدُّودَةِ حَتَّى تَكَلَّمَتْ فَقَالَتْ: يَا نَبِيَّ اللّٰهِ أَمَّا نَهَارِي فَأَلْهَمَنِي رَبِّي أَنْ أَقُولَ فِي كُلِّ يَوْمٍ: سُبْحَانَ اللّٰهِ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَاللّٰهُ أَكْبَرُ أَلْفَ مَرَّةٍ

Maka Allāh mengizinkan cacing itu hingga ia dapat berbicara. kemudian Ia berkata: “Wahai Nabi Allāh, adapun siang hariku, maka Tuhanku mengilhamkan kepadaku untuk mengucapkan setiap hari: Subḥānallāh, wal-ḥamdu lillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar seribu kali.

وَأَمَّا لَيْلِي فَأَلْهَمَنِي رَبِّي أَنْ أَقُولَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ أَلْفَ مَرَّةٍ

Adapun malam hariku, maka Tuhanku mengilhamkan kepadaku untuk mengucapkan setiap malam: Allāhumma ṣalli ʿalā Muḥammadin an-nabiyyil-ummiyyi wa ʿalā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallim seribu kali.

فَأَنْتَ مَا تَقُولُ حَتَّى أَسْتَفِيدَ مِنْكَ؟ فَنَدِمَ دَاوُدُ عَلَيْهِ السَّلَامُ عَلَىٰ احْتِقَارِ الدُّودَةِ وَخَافَ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى وَتَابَ إِلَيْهِ وَتَوَكَّلَ عَلَيْهِ.

Lalu kamu, apa yang kamu ucapkan sehingga aku bisa mengambil manfaat darimu?” Maka Nabi Dāwud ʿalaihis salām pun menyesal karena telah meremehkan cacing itu. Ia merasa takut kepada Allāh Taʿālā, bertaubat kepada-Nya dan bertawakal kepada-Nya.

وَكَانَ إِبْرَاهِيمُ الْخَلِيلُ صَلَوَاتُ اللّٰهِ عَلَيْهِ إِذَا ذَكَرَ خَطِيئَتَهُ يُغْشَىٰ عَلَيْهِ، وَيُسْمَعُ اضْطِرَابُ قَلْبِهِ مِيْلًا فِي مِيْلٍ.

Dan Terbukti Nabi Ibrāhīm al-Khalīl ṣhalawātullāhi alaih, apabila ia mengingat kesalahannya, maka ia jatuh pingsan, dan bisa terdengar detak jantungnya sejauh satu mil.

فَأَرْسَلَ اللّٰهُ إِلَيْهِ جِبْرِيلَ فَأَتَاهُ فَقَالَ لَهُ: الْجَبَّارُ يُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَيَقُولُ: هَلْ رَأَيْتَ خَلِيْلًا يَخَافُ خَلِيْلَهُ

Maka Allāh mengutus Jibrīl kepadanya. Jibrīl pun mendatanginya dan berkata: “Dzat Yang Maha Perkasa menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: Apakah ada kekasih yang takut kepada kekasihnya?”

فَقَالَ: يَا جِبْرِيْلُ إِذَا ذَكَرْتُ خَطِيئَتِي وَفَكَّرْتُ فِي عُقُوبَتِهِ نَسِيتُ خُلَّتِي.

Maka Nabi Ibrāhīm bersabda: “Wahai Jibrīl, jika aku mengingat kesalahan kesalahanku dan aku memikirkan hukuman-Nya, maka aku lupa bahwa aku adalah kekasih-Nya.”

فَهٰذِهِ أَحْوَالُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالزَّاهِدِيْنَ فَتَأَمَّلْ!

Demikianlah keadaan para nabi, para wali, orang-orang shaleh, dan orang-orang zuhud. Maka renungkanlah!