Mukasyafatul Qulub Bab 2 | Takut Kepada Allah
اَلْبَابُ الثَّانِى
Bab Yang Kedua
فِي الْخَوْفِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى أَيْضًا
Tentang Rasa Takut kepada Allah Ta‘ālā juga
قَالَ أَبُو اللَّيْثِ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى: إِنَّ لِلّٰهِ مَلَائِكَةً فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ سُجَّدًا مُنْذُ خَلَقَهُمُ اللّٰهُ تَعَالَى إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ تَرْتَعِدُ فَرَائِصُهُمْ مِنْ مَخَافَةِ اللّٰهِ تَعَالَى
Telah berkata Abū al-Laits Rahimahullah Ta‘ālā: Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat di langit yang ketujuh dalam keadaan bersujud sejak Allah menciptakan mereka sampai Hari Kiamat, gemetar persendian mereka karena rasa takut kepada Allah Ta‘ālā.
وَإِذَا كَانُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَفَعُوا رُءُوسَهُمْ فَقَالُوا: سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ.
Dan apabila mereka berada pada Hari Kiamat, mereka mengangkat kepala mereka dan berkata: “Mahasuci Engkau, kami belum menyembah-Mu dengan sebenar-benar ibadah kepada-Mu.”
وَذٰلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾. يَعْنِي لَا يَعْصُونَ اللّٰهَ تَعَالَى طَرْفَةَ عَيْنٍ.
Dan itulah firmann Allah Ta‘ālā: ﴾Mereka takut kepada Tuhan mereka yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).﴿ Maksudnya: mereka tidak durhaka kepada Allah Ta‘ālā sekejap mata pun.
وَقَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا اقْشَعَرَّ جَسَدُ الْعَبْدِ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالَى تَحَاتَّتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ كَمَا يَتَحَاتُّ عَنِ الشَّجَرَةِ وَرَقُهَا».
Dan telah bersabda Nabi ﷺ: “Apabila telah menggigil tubuh seorang hamba karena takut kepada Allah Ta‘ālā, maka gugurlah darinya dosa-dosanya sebagaimana telah berguguran dari pohon daun-daunnya.”
وَحُكِيَ: أَنَّ رَجُلًا تَعَلَّقَ قَلْبُهُ بِامْرَأَةٍ فَخَرَجَتْ تِلْكَ الْمَرْأَةُ إِلَى حَاجَةٍ لَهَا فَذَهَبَ الرَّجُلُ مَعَهَا
Dihikayatkan: Bahwa ada seorang lelaki yang terpikat hatinya pada seorang wanita. Kemudian keluarlah wanita tersebut untuk memenuhi kebutuhannya, kemudian lelaki itu ikut pergi bersamanya.
فَلَمَّا خَلَا بِهَا فِي الْبَادِيَةِ وَنَامَ النَّاسُ أَفْشَى الرَّجُلُ سِرَّهُ إِلَيْهَا فَقَالَتْ لَهُ الْمَرْأَةُ: اُنْظُرْ أَنَامَ النَّاسُ بِأَجْمَعِهِمْ؟
Tatkala mereka berdua dalam keadaan sepi di padang pasir dan semua orang telah tidur, lelaki itu mengungkapkan maksud hatinya kepadanya. Maka wanita itu berkata kepadanya: “Lihatlah, apakah semua orang telah tidur?”
فَفَرِحَ الرَّجُلُ بِقَوْلِهَا وَظَنَّ أَنَّهَا قَدْ أَجَابَتْهُ فَقَامَ وَطَافَ حَوْلَ الْقَافِلَةِ فَإِذَا النَّاسُ نِيَامٌ فَرَجَعَ إِلَيْهَا وَقَالَ لَهَا: نَعَمْ هُمْ نِيَامٌ.
Lelaki itu pun senang dengan perkataannya, dan ia mengira bahwa wanita tersebut telah menerima keinginannya. Ia pun berdiri dan mengelilingi sekeliling kafilah. Ketika semua orang tidur maka ia kembali kepadanya dan berkata: “Ya, mereka semua tidur.”
فَقَالَتِ الْمَرْأَةُ: مَا تَقُولُ فِي اللّٰهِ تَعَالَى: أَنَائِمٌ فِي هٰذِهِ السَّاعَةِ فَقَالَ الرَّجُلُ: إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى لَا يَنَامُ وَلَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ.
Kemudian wanita itu berkata: “Apa pendapatmu tentang Allah Ta‘ālā, apakah Dia tidur pada saat ini?” Kemudian Lelaki itu menjawab: “Sesungguhnya Allah Ta‘ālā tidak tidur, dan tidak pula mengantuk maupun terlelap.”
فَقَالَتِ الْمَرْأَةُ: إِنَّ الَّذِي لَمْ يَنَمْ وَلَا يَنَامُ يَرَانَا وَإِنْ كَانَ النَّاسُ لَا يَرَوْنَا فَذٰلِكَ أَوْلَى أَنْ يُخَافَ مِنْهُ.
Kemudian wanita itu pun berkata: “Sesungguhnya Dzat yang tidak tidur dan tidak akan pernah tidur itu melihat kita, meskipun terbukti manusia tidak melihat kita. Maka Dialah yang paling pantas untuk ditakuti.”
فَتَرَكَهَا الرَّجُلُ خَوْفًا مِنَ الْخَالِقِ وَتَابَ وَرَجَعَ إِلَى وَطَنِهِ.
Lalu lelaki itu meninggalkan wanita tersebut karena takut kepada Sang Pencipta, bertobat, dan kembali ke kampung halamannya.
فَلَمَّا تُوُفِّيَ رَأَوْهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيلَ لَهُ: مَا فَعَلَ اللّٰهُ بِكَ فَقَالَ: غَفَرَ لِي بِخَوْفِي وَتَرْكِي ذٰلِكَ الذَّنْبَ.
Ketika ia wafat, seseorang melihatnya dalam mimpi dan ditanyakakan kepadanya: “Apa yang telah Allah lakukan terhadapmu?” Ia menjawab: “Allah mengampuniku karena rasa takutku dan karena aku meninggalkan dosa itu.”
حِكَايَةٌ: كَانَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ رَجُلٌ عَابِدٌ ذُو عِيَالٍ وَأَصَابَتْهُ الْمَجَاعَةُ وَصَارَ مُضْطَرًّا فَبَعَثَ امْرَأَتَهُ لِتَطْلُبَ شَيْئًا لِعِيَالِهَا.
Kisah: Dahulu ada di kalangan Bani Israil seorang lelaki ahli ibadah yang memiliki keluarga, lalu menimpa kepadanya kelaparan dan ia menjadi kesulitan. Maka ia menyuruh istrinya untuk mencari sesuatu untuk keluarganya.
فَجَاءَتْ إِلَى بَيْتِ رَجُلٍ تَاجِرٍ وَطَلَبَتْ مِنْهُ مَا تَقُوتُ بِهِ عِيَالُهَا فَقَالَ الرَّجُلُ: نَعَمْ وَلَكِنْ مَكِّنِّينِي مِنْ نَفْسِكِ. فَسَكَتَتِ الْمَرْأَةُ وَعَادَتْ إِلَى بَيْتِهَا.
kemudian istrinya datang ke rumah seorang pedagang dan ia meminta darinya sesuatu yang bisa menghidupi anak-anaknya. Lalu lelaki itu berkata: “Ya, tapi serahkan dirimu kepadaku.” Maka wanita itu diam dan kembali ke rumahnya.
فَنَظَرَتْ إِلَى عِيَالِهَا يَصِيحُونَ وَيَقُولُونَ: يَا أُمِّيْ نَحْنُ نَمُوتُ مِنَ الْجُوعِ أَعْطِينَا مَا نَأْكُلُهُ.
Kemudian ia melihat anak-anaknya menjerit dan berkata: “Wahai Ibku, kami dapat mati karena kelaparan, berilah kami sesuatu yang dapat kami makan sesuatu itu.”
فَذَهَبَتْ إِلَى الرَّجُلِ وَكَلَّمَتْهُ فِي أَمْرِ عِيَالِهَا فَقَالَ لَهَا: أَتَكُونُ حَاجَتِي مَقْضِيَّةً فَقَالَتْ: نَعَمْ.
Kemudian Ia pun kembali ke lelaki itu dan berbicara kepada lelaki itu tentang urusan keluarganya. Kemudian lelaki itu berkata: “Apakah kebutuhan saya akan terpenuhi?” Wanita itu menjawab: “Ya.”
فَلَمَّا خَلَا بِهَا ارْتَعَدَتْ مَفَاصِلُهَا حَتَّى كَادَتْ أَعْضَاؤُهَا تَزُولُ عَنْ مَوَاضِعِهَا.
Tatkala lelaki itu menyendiri bersamanya, gemetar persendian-persendian wanita itu hingga nyaris semua anggota tubuhnya hilang dari tempatnya.
فَقَالَ لَهَا: مَالَكِ فَقَالَتْ: إِنِّي أَخَافُ اللّٰهَ. فَقَالَ الرَّجُلُ: إِنَّكِ تَخَافِينَ اللّٰهَ تَعَالَى مَعَ مَا بِكِ مِنَ الْفَقْرِ فَأَنَا أَحَقُّ بِالْخَوْفِ مِنْكِ.
Lelaki itu pun bertanya kepadanya: “Kenapa engkau?” Wanita itu menjawab: “Aku takut kepada Allah.” Kemudian lelaki itu berkata: “Engkau takut kepada Allah Ta’ala beserta perkara pada dirimu dari kefakiran. Maka aku lebih pantas takut dibandingkan dirimu.”
وَامْتَنَعَ عَنْهَا وَقَضَى حَاجَتَهَا وَانْصَرَفَتْ بِنِعْمَةٍ كَثِيرَةٍ إِلَى أَوْلَادِهَا فَفَرِحُوا.
Lelaki itu pun menahan diri darinya, dan memenuhi kebutuhannya, dan wanita itu pergi dengan membawa banyak kenikmatan menuju anak anaknya. Kemudian mereka pun bersukacita.
فَأَوْحَى اللّٰهُ إِلَى مُوْسَىٰ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنْ: قُلْ لِفُلَانِ بْنِ فُلَانٍ: إِنِّي قَدْ غَفَرْتُ ذُنُوبَهُ.
Kemudian Allah mewahyukan kepada Mūsa ‘alayhis salām: “Katakanlah kepada Fulan bin Fulan bahwa Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosanya.”
فَجَاءَ مُوْسَىٰ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَقَالَ: لَعَلَّكَ قَدْ فَعَلْتَ خَيْرًا بَيْنَكَ وَبَيْنَ اللّٰهِ فَذَكَرَ الْقِصَّةَ عَلَيْهِ.
Lalu Datanglah Nabi Mūsa ‘alayhis salām dan berkata: “Barangkali engkau telah benar-benar melakukan suatu kebaikan antara engkau dan Allah?” Lalu lelaki itu pun menceritakan kisahnya kepadanya.
فَقَالَ: إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَىٰ قَدْ غَفَرَ لَكَ مَا كَانَ مِنْ ذُنُوبِكَ. كَذَا فِي «مَجْمَعِ اللَّطَائِفِ».
Kemudian Nabi Mūsa berkata: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengampuni untuk mu apa yang telah ada dari dosa-dosamu.” Demikian disebutkan dalam Majma‘ al-Laṭā’if.
وَرُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: [يَقُولُ اللّٰهُ تَعَالَى: لَا أَجْمَعُ عَلَىٰ عَبْدِيْ خَوْفَيْنِ وَلَا أَمْنَيْنِ مَنْ خَافَنِي فِي الدُّنْيَا أَمِنْتُهُ فِي الْآخِرَةِ وَمَنْ أَمِنَنِي فِي الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ].
Dan diriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: “Telah berfirman Allah Ta’ala: [Aku tidak akan mengumpulkan pada hamba-Ku dua rasa takut dan dua rasa aman. Barang siapa takut kepada-Ku di dunia, maka akan Aku berikan rasa aman kepadanya di akhirat. Dan barang siapa merasa aman dari-Ku di dunia, maka akan Aku berikan rasa takut padanya di hari kiamat]”
وَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَىٰ: ﴿فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ﴾
Allah ta‘ālā berfirman: ﴾Maka janganlah kalian takut kepada manusia, dan takutlah kepada-Ku.﴿
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat Dan Ayat1.Q.S Al-Maidah Ayat 44
وَقَالَ فِي آيَةٍ أُخْرَىٰ: ﴿فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ﴾
Dan dalam ayat lain: ﴾Maka janganlah kalian takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku jika kalian beriman﴿
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat Dan Ayat1.Q.S Ali Imran Ayat 175
وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ يَسْقُطُ مِنَ الْخَوْفِ إِذَا سَمِعَ آيَةً مِنَ الْقُرْآنِ مَغْشِيًّا عَلَيْهِ.
Terbukti Sayyidina Umar Radhiallahu Anhu jatuh karena takut saat mendengar ayat dari al-Qur’an seraaya pingsan.
وَأَخَذَ يَوْمًا تِبْنَةً فَقَالَ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تِبْنَةً وَلَمْ أَكُ شَيْئًا مَذْكُورًا يَا لَيْتَنِي لَمْ تَلِدْنِي أُمِّي.
Pada suatu hari ia mengambil sebatang jerami dan berkata: “Andai aku menjadi sebatang jerami, dan andai aku bukanlah sesuatu yang disebut-sebut. Andai ibuku tidak melahirkanku.”
وَيَبْكِي كَثِيرًا حَتَّى تَجْرِيَ دُمُوعُهُ مِنْ عَيْنَيْهِ فَكَانَ فِي وَجْهِهِ خَطَّانِ أَسْوَدَانِ مِنَ الدُّمُوعِ.
Ia menangis dengan banyaknya hingga mengalir air matanya dari kedua matanya, dan terbukti pada wajahnya tampak dua garis hitam karena air mata.
وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [لَا يَلِجُ النَّارَ مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ].
Nabi ﷺ bersabda: [Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah, hingga susu kembali masuk ke dalam kantong susunya].
وفي (دَقَائِقِ الأَخْبارِ): يُؤْتَى بِعَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ فَتَرْجُحُ سَيِّئَاتُهُ فَيُؤْمَرُ بِهِ إِلَى النَّارِ فَتَتَكَلَّمُ شَعْرَةٌ مِنْ شَعَرَاتِ عَيْنَيْهِ وَتَقُولُ:
Dalam kitab (Daqā’iq al-Aḵhbār) : Akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat, lalu lenih unggul dosa-dosanya. Maka diperintahkan kepadanya ke dalam neraka. Kemudian berbicara sehelai bulu dari bulu-bulu matanya, dan berkata:
يَا رَبِّ رَسُولُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: [مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ حَرَّمَ اللّٰهُ تِلْكَ العَيْنَ عَلَى النَّارِ] وَإِنِّي بَكَيْتُ مِنْ خَشْيَتِكَ
“Wahai Tuhanku, Rasul-Mu Muḥammad ﷺ telah bersabda: [Barang siapa menangis karena takut kepada Allāh, maka Allāh akan mengharamkan mata itu dari api neraka]. Dan sungguh aku telah menangis karena takut kepada-Mu.”
فَيَغْفِرُ اللّٰهُ لَهُ وَيَسْتَخْلِصُهُ مِنَ النَّارِ بِبَرَكَةِ شَعْرَةٍ وَاحِدَةٍ كَانَتْ تَبْكِي مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ فِي الدُّنْيَا
Maka Allah mengampuninya dan menyelamatkannya dari neraka karena berkah satu helai bulu mata yang terbukti menangis karena takut kepada Allāh di dunia.
وَيُنَادِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: نَجَا فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِشَعْرَةٍ وَاحِدَةٍ.
Lalu Malaikat Jibrīl Alaihis Salam berseru: “Telah selamat si Fulan bin Fulan karena satu helai bulu mata.”
وَفِي (بِدَايَةِ الهِدَايَةِ): إِذَا كَانَ يَوْمُ القِيَامَةِ جِيءَ بِجَهَنَّمَ تَزْفِرُ زَفْرَةً فَتَجْثُو كُلُّ أُمَّةٍ عَلَى رُكْبَتَيْهَا مِنْ هَوْلِهَا
Dalam (Bidāyah al-Hidāyah) : Ketika hari kiamat tiba, maka pasti akan didatangkan Jahannam, ia bergemuruh dengan satu kali gemuruhan yang menyebabkan seluruh umat berlutut dengan kedua lututnya karena kengerian Jahannam
كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿وَتَرَىٰ كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً﴾ أَيْ: عَلَى الرُّكَبِ ﴿كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَىٰ إِلَىٰ كِتَابِهَا﴾
Sebagaimana firman Allāh Ta‘ālā: ﴾Dan kamu akan melihat setiap umat berlutut﴿ , maksudnya di atas lutut, ﴾Setiap umat dipanggil kepada kitab catatannya﴿.
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Surat Dan Ayat1.Q.S Al-Jatsiyah Ayat 28
2.Setiap umat akan berlutut dan setiap umat akan dipanggil untuk melihat catatan amalnya
فَإِذَا أَتَوُا النَّارَ سَمِعُوا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيرًا تُسْمَعُ زَفْرَتُهَا مِنْ مَسِيرَةِ خَمْسِمِئَةِ عَامٍ
Ketika mereka telah mendatangi neraka, mereka mendengar pada neraka suara kemarahan dan gemuruh. Dapat terdengar suara gemuruhnya dari jarak perjalanan lima ratus tahun.
وَكُلُّ وَاحِدٍ حَتَّى الأَنْبِيَاءُ يَقُولُ: نَفْسِي نَفْسِي إِلَّا صَفِيَّ الأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُ يَقُولُ: أُمَّتِي أُمَّتِي.
Setiap orang, bahkan para nabi, mengatakan: “Diriku, diriku!” kecuali Nabi yang paling mulia ﷺ, beliau berkata: “Umatku, umatku!”
وَتَخْرُجُ مِنَ الجَحِيمِ نَارٌ مِثْلُ الجِبَالِ فَتَجْتَهِدُ أُمَّةُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَفْعِهَا وَتَقُولُ: يَا نَارُ بِحَقِّ المُصَلِّينَ وَبِحَقِّ المُصَدِّقِينَ وَبِحَقِّ الخَاشِعِينَ وَبِحَقِّ الصَّائِمِينَ أَنْ تَرْجِعِي فَلَا تَرْجِعُ.
Dan keluar dari Jahannam api seperti gunung-gunung, dan umat Nabi Muḥammad ﷺ bersungguh-sungguh dalam menolaknya dan berkata: “Wahai api, dengan hak orang-orang yang shalat, dengan hak orang-orang yang bersedekah, dengan hak orang-orang yang khusyuk, dan dengan hak orang-orang yang berpuasa, kembalilah!” Namun api itu tidak kembali.
وَيُنَادِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: إِنَّ النَّارَ قَدْ قَصَدَتْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dan Malaikat Jibrīl Alaihis Salam berseru: “Sesungguhnya api itu mengarah kepada umat Muḥammad ﷺ.”
ثُمَّ يَأْتِي بِقَدَحٍ مِنْ مَاءٍ فَيُنَاوِلُهُ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقُولُ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ خُذْ هَذَا فَرَشَّهُ عَلَيْهَا. فَيَرُشُّهُ عَلَيْهَا فَتَطْفَأُ فِي الحَالِ
Kemudian Jibrīl mendatangkan semangkuk air dan menyerahkannya kepada Rasūlullāh ﷺ dan berkata: “Wahai Rasūlullāh, ambillah ini dan percikkanlah kepadanya.” Lalu beliau ﷺ memercikkannya kepada api itu dan api pun padam seketika.
فَيَقُولُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا هَذَا المَاءُ؟» فَيَقُولُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ: هَذَا مَاءُ دُمُوعِ عُصَاةِ أُمَّتِكَ الَّذِينَ بَكَوْا مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالَى.
Kemudian berkata ﷺ : “Air apakah ini?” Maka Malaikat Jibrīl Alaihis Salam menjawab: “Ini adalah air mata para pendosa dari umatmu yang mereka menangis karena takut kepada Allāh Ta‘ālā.
فَالأٓنَ أُمِرْتُ أَنْ أُعْطِيَكَ إِيَّاهُ لِتَرُشَّهُ عَلَى النَّارِ فَتَطْفَأَ النَّارُ بِإِذْنِ اللّٰهِ تَعَالَى.
Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau memercikkannya ke api neraka. Maka menjadi sebab padamnya api dengan izin Allāh Ta‘ālā.”
وَكَانَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي عَيْنَيْنِ تَبْكِيَانِ مِنْ خَشْيَتِكَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ الدَّمْعُ».
Terbuki Nabi ﷺ biasa berdoa: “Ya Allāh, karuniakanlah kepadaku dua mata yang menangis karena takut kepada-Mu sebelum tidak ada air mata.”
تَنَاثَرَ عُمْرِي مِنْ يَدِي وَلَا أَدْرِي | * | أَعَيْنَيَّ هَلَّا تَبْكِيَانِ عَلَى ذَنْبِي |
Wahai kedua mataku, tidakkah kalian menangis karena dosaku? | * | Telah berserakan usiaku dari tanganku sedangkan aku tidak mengetahui. |
وَجَاءَ فِي الخَبَرِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: [مَا مِنْ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ يَخْرُجُ مِنْ عَيْنَيْهِ مِنَ الدُّمُوعِ مِثْلَ رَأْسِ الذُّبَابِ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالَى فَيُصِيبُ حَرَّ وَجْهِهِ فَتَمَسَّهُ النَّارُ أَبَدًا].
Dan telah datang dalam suatu hadis bahwa Nabi ﷺ bersabda: [Tiada seorang hamba yang beriman yang keluar dari kedua matanya air mata semisal kepala lalat karena takut kepada Allāh Ta‘ālā lalu mengenai panas wajahnya, lalu menyentuh kepadanya api neraka selama-lamanya].
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub1.Yakni Orang yang menangis karena takut kepada Allah, hingga air matanya mengalir membasahi pipinya, maka ia tidak akan tersentuh panasnya api neraka untuk selama-lamanya
حُكِيَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْذِرِ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالَى أَنَّهُ كَانَ إِذَا بَكَى يَمْسَحُ وَجْهَهُ وَلِحْيَتَهُ بِدُمُوعِهِ وَيَقُولُ: بَلَغَنِيْ أَنَّ النَّارَ لَا تَأْكُلُ مَوْضِعًا مَسَّتْهُ الدُّمُوعُ.
Dikisahkan dari Muḥammad bin al-Mundzir Rahimahullahu Ta’ala bahwa beliau, apabila menangis, maka beliau membasuh wajah dan jenggotnya dengan air matanya dan berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa api neraka tidak akan membakar tempat yang pernah menyentuh pada tempat itu air mata.”
فَيَنْبَغِي لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَخَافَ مِنْ عَذَابِ اللّٰهِ وَيَنْهَى نَفْسَهُ عَنِ الشَّهَوَاتِ النَّفْسَانِيَّةِ
Maka sepantasnya bagi seorang mukmin untuk takut kepada adzab Allah dan menahan dirinya dari hawa nafsu,
كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: ﴿فَأَمَّا مَنْ طَغَىٰ ٣٧ وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ٣٨ فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ٣٩ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ٤١﴾
Sebagaimana telah berfirman Allah Ta’ala: ﴾Adapun orang yang melampaui batas ٣٧ dan lebih mengutamakan kehidupan dunia ٣٨ maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya ٣٩ Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsu ٤٠ maka sungguh surgalah tempat tinggalnya ٤١﴿
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Ayat dan Surat1.Q.S An-Naziat Ayat 37-41
وَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْجُوَ مِنْ عَذَابِ اللّٰهِ وَيَنَالَ ثَوَابَهُ وَرَحْمَتَهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَىٰ شَدَائِدِ الدُّنْيَا وَطَاعَةِ اللّٰهِ وَيَجْتَنِبِ الْمَعَاصِيَ.
Barangsiapa ingin selamat dari azab Allah dan ia ingin memperoleh pahala serta rahmat-Nya, maka hendaknya ia bersabar untuk menghadapi cobaan dunia, taat kepada Allah, dan menjauhi maksiat.
وَفِي (زَهْرِ الرِّيَاضِ): رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: [إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ تَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ بِكُلِّ خَيْرٍ وَنِعْمَةٍ
Dalam kitab Zahrur Riyāḍ disebutkan: Diriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: [Apabila para penghuni surga telah masuk surga, maka para malaikat menyambut mereka dengan segala kebaikan dan kenikmatan
فَتُوضَعُ لَهُمُ الْمَنَابِرُ وَتُفْرَشُ وَيُؤْتَىٰ لَهُم بِأَلْوَانِ الْأَطْعِمَةِ وَالْفَوَاكِهِ ثُمَّ تَكُونُ فِيهِمْ مَعَ هَذِهِ النِّعْمَةِ حِيْرَةٌ.
Lalu dipasang untuk mereka mimbar-mimbar, digelar permadani, dan disuguhkan berbagai macam makanan serta buah-buahan. Kemudian terbukti pada mereka bersama kenikmatan ini merasakan bingung.
فَيَقُولُ اللّٰهُ: يَا عِبَادِي مَا هَذِهِ الْحِيْرَةُ وَلَيْسَتْ هَذِهِ دَارَ حِيْرَةٍ فَيَقُولُونَ: إِنَّ لَنَا مَوْعِدًا قَدْ جَاءَ وَقْتُهُ.
Kemudian Allah berfirman: Wahai hamba-hamba Ku, apa kebingungan ini? Ini bukan tempat kebingungan. Kemudian mereka berkata: Sesungguhnya kami memiliki janji yang telah tiba waktunya.
فَيَقُولُ اللّٰهُ تَعَالَىٰ لِلْمَلَائِكَةِ: اِرْفَعُوا الْحُجُبَ عَنِ الْوُجُوهِ. فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ: يَا رَبَّنَا كَيْفَ يَرَوْنَكَ وَقَدْ كَانُوا عُصَاةً؟
Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada para malaikat: Angkatlah oleh kalian hijab dari wajah-wajah mereka. Kemudian berkata para Malaikat: Wahai Tuhan kami, bagaimana mereka bisa melihat-Mu sedangkan sungguh dahulu mereka adalah orang-orang yang bermaksiat?
فَيَقُولُ اللّٰهُ تَعَالَى: اِرْفَعُوا الْحُجُبَ فَإِنَّهُمْ كَانُوا ذَاكِرِينَ سَاجِدِينَ بَاكِينَ فِي الدُّنْيَا طَمَعًا فِي لِقَائِي.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman: Angkatlah hijab! Karena sesungguhnya mereka dahulu adalah orang-orang yang senantiasa berdzikir, bersujud, menangis di dunia dengan penuh harap untuk perjumpaan dengan-Ku.
فَتُرْفَعُ الْحُجُبُ فَيَنْظُرُونَ فَيَخِرُّونَ سُجَّدًا لِلّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ فَيَقُولُ اللّٰهُ تَعَالَىٰ: ارْفَعُوا رُءُوسَكُمْ فَإِنَّ هَذِهِ لَيْسَتْ بِدَارِ الْعَمَلِ بَلْ دَارُ الْكَرَامَةِ.
Kemudian diangkatlah hijab sehingga mereka dapat melihat, kemudian mereka tersungkur bersujud kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Maka Allah Ta’ala berfirman: Angkatlah kepala kalian, karena ini bukanlah tempat amal, melainkan ini adalah tempat kemuliaan.
فَيَتَجَلَّىٰ لَهُمْ بِلَا كَيْفٍ وَيَقُولُ لَهُمْ انْبِسَاطًا: سَلَامٌ عَلَيْكُمْ عِبَادِي فَقَدْ رَضِيتُ عَنكُمْ فَهَلْ رَضِيتُمْ عَنِّي؟
Lalu Allah menampakkan diri kepada mereka tanpa bagaimana, dan berkata kepada mereka dengan penuh kegembiraan: Keselamatan atas kalian, wahai hamba-Ku. Sungguh Aku telah ridha kepada kalian, apakah kalian ridha kepada-Ku?
فَيَقُولُونَ: وَمَا لَنَا يَا رَبَّنَا لَا نَرْضَىٰ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَىٰ قَلْبِ بَشَرٍ.]
Mereka menjawab: Dan mengapa kami tidak ridha, wahai Tuhan kami, sementara Engkau benar-benar telah memberikan kepada kami sesuatu yang mata belum pernah melihat, telinga belum pernah mendengar, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia?]
وَهُوَ قَوْلُهُ تَعَالَىٰ: ﴿ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ١٠٠﴾ وَقَوْلُهُ تَعَالَىٰ: ﴿ سَلَامٌ قَوْلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ ٥٨﴾
Itu adalah firman Allah Ta’ala: ﴾Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya ١٠٠﴿, dan firman Allah Ta’ala: ﴾Salam sebagai ucapan dari Rabb yang Maha Penyayang ٥٨﴿.
Catatan Kitab Mukasyafatul Qulub Ayat dan Surat1.Q.S At-Taubah Ayat 100
2.Q.S Yasin Ayat 58