Terjemah Kitab Tanqihul Qoul
Nama kitab | : | Tanqihul Qoul |
Judul kitab Arab | : | تنقيح القول الحثيث |
Judul terjemah | : | Terjemah Kitab Tanqihul Qoul |
Mata Pelajaran | : | Hadits, Keutamaan Amal |
Musonif | : | Syekh Nawawi al-Bantani |
Nama Arab | : | الشيخ محمد بن عمر النووي البنتني |
Lahir | : | 813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H / 22 Februari 1274 M |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |

Muqaddimah Pengarang Kitab Tanqihul Qoul
بِسْمِ اللّٰهِ االرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ أَحَادِيثَ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى فِي الْاِهْتِدَاءِ مِثْلَ النُّجُوْمِ،
Segala puji adalah milik Allah Dzat yang telah menjadikan hadits-hadits nabi musthofa menjadi petunjuk seperti bintang-bintang
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُهُ الَّذِي أَعْطَاهُ أَسْرَارَ الْعُلُومِ
Dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah yang Allah telah berikan kepadanya rahasia-rahasia dari berbagai ilmu.
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَفْضَلِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوثِ بِالْمُعْجِزَاتِ، وَعَلَى آلِهِ مَصَابِيحِ الدَّلَالَاتِ، وَأَصْحَابِهِ أَنْجُمِ الْهِدَايَاتِ.
Semoga tambahan rahmat dan salam tetap tercurah kepada paling utamanya makhluk Allah yakni Nabi Muhammad yang diutus dengan berbagai mu’jizat dan kepada keluarganya yang menjadi pelita-pelita petunjuk dan kepada para sahabatnya yang menjadi bintang-bintang hidayah.
أَمَّا بَعْدُ: فَهٰذَا شَرْحٌ عَلَى (لُبَابِ الْحَدِيثِ) لِلشَّيْخِ العَلَّامَةِ الفَهَامَةِ جَلَالِ الدِّينِ السِّيُوطِيِّ ابْنِ العَلَّامَةِ كَمَالٍ تَغَمَّدَهُ اللّٰهُ بِرَحْمَتِهِ وَأَسْكَنَهُ فَسِيْحَ جَنَّتِهِ. سَمَّيْتُهُ: ((تَنْقِيحُ القَوْلِ الحَثِيثِ فِي شَرْحِ لُبَابِ الْحَدِيثِ))
Adapun setelah membaca basmalah hamdalah sholawat dan salam: Ini adalah penjelasan atas kitab Lubab al-Hadith karya Sheikh yang sangat alim yang penuh pemahaman yakni Jalaluddin as-Suyuti, putra orang yang sangat alim Kamal, semoga Allah meliputinya dengan rahmatnya dan menempatkannya di dalam kelapangan surga-Nya. Saya menamai syarah Ini: (Tanqihul Qoulil Hatsīts fi Syarḥi Lubabil Hadith).
وَاللّٰهَ أَسْأَلُ أَنْ يَجْعَلَهُ خَالِصًا لِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسَبَبًا لِلْفَوْزِ بِجَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَأَنْ يَخْتِمَ لِكَاتِبِهِ بِخَيْرٍ آمِينَ آمِينَ.
Kepada Allahlah aku meminta semoga Allah menjadikan syarah Ini menjadi murni karena Dzat Allah yang mulia, dan menjadi sebab untuk memperoleh surga kenikmatan, serta mengakhiri amal penulisnya dengan kebaikan. āmīn, āmīn.
وَاعْلَمْ أَنَّ الْبَاعِثَ فِي كِتَابَةِ هٰذَا الشَّرْحِ حَاجَةُ الْمُحْتَاجِيْنَ إِلَيْهِ، فَإِنَّ هٰذَا الْكِتَابَ كَثِيْرُ التَّحْرِيْفِ وَالتَّصْرِيْفِ لِعَدَمِ الشَّرْحِ عَلَيْهِ، وَمَعَ ذٰلِكَ كَثُرَ تَدَاوُلُ النَّاسِ مِنْ أَهْلِ الْجَاوَةِ عَلَيْهِ.
Dan ketahuilah olehmu sesungguhnya pendorong dalam penulisan syarah ini adalah kebutuhan orang-orang yang memerlukan padanya, karena sesungguhnya kitab ini itu banyak mengalami tahrif dan tashrif, karena tidak adanya syarah atasnya. Dan beserta hal itu , banyak yang mengambil di kalangan manusia dari kalangan masyarakat jawa pada kitab ini.
Catatan Kitab Tanqihul Qoul1.Tahrif artinya adalah penyelewengan teks
2.Tashrif artinya adalah perubahan teks
3.Syekh Nawawi menulis syarah dari kitab lubabul hadits bertujuan untuk menjaga kitab lubabul hadits dari penyelewengan teks dan perubahan-perubahan teks yang terkandung di dalam kitab ini. Dan disisi lain banyak dari kalangan orang jawa yang mempelajari kitab ini.
وَإِنِّي لَمْ أَجِدْ نُسْخَةً صَحِيْحَةً فِيْهِ، وَلَمْ أَقْدِرْ عَلَى تَصْحِيْحِهِ، وَاسْتِيْفَاءِ مُرَادِهِ لِقُصُوْرِي، إِلَّا أَنَّ بَعْضَ الشَّرِّ أَهْوَنُ مِنْ بَعْضٍ.
Dan sesungguhnya aku tidak menemukan satu naskah pun yang sahih pada kitab ini, dan aku tidak mampu untuk membenarkan kitab ini serta menyempurnakan maksud penyusunnya karena keterbatasanku, tetapi sesungguhnya sebagian keburukan itu lebih ringan dari sebagian yang lain.
وَهٰذَا الْكِتَابُ إِنْ كَانَ فِيْهِ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ لَا يَنْبَغِيْ أَنْ يُهْمَلَ، لِأَنَّ الْحَدِيْثَ الضَّعِيْفَ يُعْمَلُ بِهِ فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ كَمَا قَالَ ابْنُ حَجَرٍ فِي تَنْبِيْهِ الْأَخْيَارِ، وَالضَّعِيْفُ حُجَّةٌ فِي الْفَضَائِلِ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ، كَمَا فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَغَيْرِهِ.
Dan kitab ini, jika ada di dalam kitab ini hadits yang dha’if, maka tidak sepantasnya untuk diabaikan, karena sesungguhnya hadits yang dha’if itu masih bisa diamalkan dengannya dalam keutamaan-keutamaan amal sebagaimana telah berkata Imam Ibnu Hajar dalam kitab Tanbīhul Akhyār, dan hadits dha’if adalah hujjah dalam masalah keutamaan amal berdasarkan kesepakatan para ulama, sebagaimana dalam kitab Syarḥul Muhadzdzab dan kitab selainnya.
وَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ، وَعَلَيْهِ التُّكْلَانُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Allah adalah tempat meminta pertolongan dan hanya kepada-Nya berserah diri, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allāh Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Muqaddimah Pengarang Kitab Lubabul Hadits
نَضَّرَ اللّٰهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِيْ فَوَعَاهَا فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا. (حديث شريف)
Semoga Allah menjadikan cemerlang seseorang yang mendengar perkataanku lalu dia memahami perkataanku, kemudian dia menyampaikannya sebagaimana dia mendengarnya. (Ini adalah hadits yang mulia)
بِسْمِ اللّٰهِ االرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
أَيْ أُؤَلِّفُ،فَالْبَاءُ بَارِئُ الْبَرَايَا، وَالسِّيْنُ سَتَّارُ الْخَطَايَا، وَالْمِيْمُ الْمَنَّانُ بِالْعَطَايَا
Yakni aku menyusun. Huruf bā’ adalah بَارِئُ الْبَرَايَا , huruf sīn adalah سَتَّارُ الْخَطَايَا, dan huruf mīm adalah الْمَنَّانُ بِالْعَطَايَا.
Catatan Kitab Tanqihul Qoul1.أؤلف maksudnya adalah aku menyusun kitab lubabul hadits dengan menyebut nama Allah
2.Huruf ب dalam lafadz بِسْمِ bermakna بَارِئُ الْبَرَايَا artinya adalah Dzat yang maha menciptakan segala makhluk
3.Huruf س dalam lafadz بِسْمِ bermakna سَتَّارُ الْخَطَايَا artinya adalah Dzat yang maha menutup segala kesalahan
4.Huruf م dalam lafadz بِسْمِ bermakna الْمَنَّانُ بِالْعَطَايَا artinya adalah Dzat yang maha memberi karunia dengan berbagai pemberian
وَقِيْلَ: اَللّٰهُ كَاشِفُ الْبَلَايَا، وَالرَّحْمٰنُ مُعْطِي الْعَطَايَا، وَالرَّحِيْمُ غَافِرُ الْخَطَايَا.
Dan dikatakan: Allah adalah Dzat yang Maha menghilankan segala bencana, Ar-Rahmān adalah Dzat yang Maha memberikan segala pemberian, dan Ar-Rahīm adalah Dzat yang maha mengampuni segala kesalahan.
.(الْـحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ) فَالْـحَمْدُ لُغَةً: الثَّنَاءُ بِاللِّسَانِ عَلَى الْجَمِيْلِ الْاِخْتِيَارِيِّ عَلَى جِهَةِ التَّعْظِيْمِ، سَوَاءٌ كَانَ فِي مُقَابَلَةِ نِعْمَةٍ أَمْ لَا فَدَخَلَ فِي الثَّنَاءِ الْـحَمْدُ وَغَيْرُهُ
(Segala Puji adalah milik Allah Dzat yang mengurus dan mengatur seluruh alam) Lafadz الحمد menurut bahasa adalah sanjungan dengan lisan atas keindahan yang bersifat sukarela dalam rangka pengagungan, baik terbukti sanjungan tersebut sebagai balasan atas nikmat maupun bukan. Maka lafadz الحمد dan selainnya termasuk ke dalam sanjungan.
وَخَرَجَ بِاللِّسَانِ الثَّنَاءُ بِغَيْرِهِ كَالْـحَمْدِ النَّفْسِيِّ، وَخَرَجَ بِالِاخْتِيَارِيِّ الْمَدْحُ، فَإِنَّهُ يَعُمُّ الْاِخْتِيَارِيَّ وَغَيْرَهُ.
Dan tidak termasuk dengan lisān adalah sanjungan dengan selain lisan seperti pujian dalam hati. Dan tidak termasuk memuji secara sukarela adalah madḥ, karena madḥ mencakup perbuatan yang sukarela maupun yang tidak.
وَالْـحَمْدُ عُرْفًا: فِعْلٌ يُنْبِئُ عَنْ تَعْظِيْمِ الْمُنْعِمِ مِنْ حَيْثُ إِنَّهُ مُنْعِمٌ عَلَى الْـحَامِدِ أَوْ غَيْرِهِ، وَسَوَاءٌ كَانَ بِاللِّسَانِ أَمْ بِالْجَنَانِ أَمْ بِالْأَرْكَانِ.
Dan Lafadz al-ḥamdu menurut istilah (‘urf) adalah: suatu perbuatan yang timbul dari pengagungan terhadap Dzat yang memberi nikmat, dari sisi bahwa pemberi nikmat adalah yang memberi nikmat kepada orang yang memuji maupun kepada selainnya, sama saja adanya pujian itu dengan lisan, atau dengan hati, atau dengan anggota badan.
وَالشُّكْرُ لُغَةً هُوَ هَذَا الْـحَمْدُ، وَعُرْفًا: صَرْفُ الْعَبْدِ جَمِيْعَ مَا أَنْعَمَ اللّٰهُ بِهِ عَلَيْهِ مِنَ السَّمْعِ وَغَيْرِهِ إِلَى مَا خُلِقَ لِأَجْلِهِ.
Dan syukur menurut bahasa adalah pujian ini . Sedangkan menurut istilah (‘urf): mengarahkannya seorang hamba pada seluruh nikmat yang telah Allah anugerahkan nikmat tersebut kepadanya, yakni dari pendengaran dan lainnya, pada perkara yang diciptakan untuk tujuannya.
Catatan Kitab Tanqihul Qoul | Syukur1.Syukur menurut bahasa adalah الحمد.
2.Syukur menurut istilah adalah seorang hamba memanfaatkan nikmat yang telah Allah anugerahkan kepadanya seperti pendengaran dan lainnya sesuai dengan tujuannya.
وَالْمَدْحُ لُغَةً: الثَّنَاءُ بِاللِّسَانِ عَلَى الْجَمِيْلِ مُطْلَقًا عَلَى جِهَةِ التَّعْظِيْمِ
Madh menurut bahasa adalah sanjungan dengan lisan atas keindahan secara mutlak dalam rangka pengagungan
وَعُرْفًا: مَا يَدُلُّ عَلَى اخْتِصَاصِ الْمَمْدُوْحِ بِنَوْعٍ مِنَ الْفَضَائِلِ. أَفَادَ ذٰلِكَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ زَكَرِيَّا الْأَنْصَارِيُّ فِي رِسَالَتِهِ.
Dan menurut istilah ‘urf: madh adalah sesuatu yang menunjukkan pada kekhususan orang yang dipuji dengan jenis dari keutamaan-keutamaan. Telah menjelaskan tentang hal ini Syekh al-Islām Zakariyya al-Anshārī dalam risalahnya.
(وَالْعَاقِبَةُ) أَيْ: الْمَحْمُودَةُ (لِلْمُتَّقِينَ) أَيْ: الْمُطِيْعِيْنَ، وَالْمُنْزِعِيْنَ لِقُلُوْبِهِمْ عَنِ الذُّنُوْبِ.(وَلَا عُدْوَانَ) أَيْ: لَا ظُلْمَ (إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ) أَيْ: بِارْتِكَابِ الْمَعَاصِي.
(Dan akhir yang baik) yakni yang terpuji (adalah bagi orang-orang yang bertakwa), yakni orang-orang yang ta’at dan orang-orang yang membersihkan hati mereka dari dosa-dosa. (Dan tidak ada permusuhan) yakni tidak ada kezaliman (kecuali terhadap orang-orang yang zalim), yakni sebab melakukan maksiat.
(وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ) كُلِّهِمْ مِنَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ وَالْمَلَائِكَةِ (مُحَمَّدٍ)، الْمُنَزَّلِ عَلَيْهِ، تَعْظِيْمًا لَهُ قَوْلُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:
(Dan semoga tambahan rahmat dan salam tercurah kepada sebaik-baiknya makhluk Allah), dari seluruh makhluk, dari manusia, jin, dan malaikat (Yakni Muḥammad), yang diturunkan kepadanya Firman Allah Subhanahu Wata’ala sebagai pengagungan untuknya:
﴿يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا ٤٥ وَدَاعِيًا إِلَى اللّٰهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا ٤٦ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ بِاَنَّ لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ فَضْلًا كَبِيْرًا ٤٧ ﴾ [الأحزاب: ٤٥–٤٧]
.﴾Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan ٤٥ dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi ٤٦ Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah ٤٧ ﴿ [Al-Aḥzāb: 45–47]
(وَعَلَى آلِهِ) أَيْ: أَقَارِبِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ وَالْمُطَّلِبِ، أَوْ أَتْقِيَاءِ أُمَّتِهِ.
(Dan kepada keluarganya), yakni kerabat-kerabat beliau yang beriman dari keturunan Bani Hāsyim dan Bani Muṭṭalib, atau dari golongan orang-orang yang bertakwa dari umatnya.
(وَصَحْبِهِ)، وَالصَّحَابِيُّ هُوَ مَنْ اجْتَمَعَ مُؤْمِنًا بِنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ نُبُوَّتِهِ. (أَجْمَعِينَ): تَأْكِيدٌ لِلْآلِ وَالصَّحْبِ.
(Dan kepada para sahabatnya), dan sahabat adalah orang yang pernah berkumpul dalam keadaan beriman kepada Nabi kita Muhammad ﷺ setelah beliau diangkat menjadi nabi. (seluruhnya): Lafadz أجمعين itu sebagai penegas untuk lafadz ال dan صحب.
Catatan Kitab Tanqihul Qoul Makna صحابي1.Makna صَحَابِيُّ adalah orang yang pernah berjumpa dengan nabi dan beriman kepadanya setelah beliau diangkat menjadi nabi. Bentuk jamaknya adalah صَحَابَةٌ.
(أَمَّا بَعْدُ) أَيْ بَعْدَ مَا تَقَدَّمَ، (فَإِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَجْمَعَ كِتَابًا لِلْأَخْبَارِ) أَيْ: الْأَحَادِيْثِ، (النَّبَوِيَّةِ) أَيْ: الْمَنْسُوبَةِ لِلنَّبِيِّ،
(Adapun setelah itu), yakni setelah ucapan yang telah lalu, (maka sesungguhnya aku bermaksud untuk menghimpun sebuah kitab untuk memuat khabar-khabar), yakni hadits-hadits (Nabi) Yakni yang dinisbatkan kepada Nabi
لِأَنَّهَا أَقْوَالُهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، (وَالْآثَارِ) أَيْ: الْمَنْقُولَاتِ، (الْمَرْوِيَّةِ) أَيْ: عَنْ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، (بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ)،
Karena sesungguhnya khabar-khabar nabi itu adalah ucapan nabi ﷺ (dan untuk memuat atsar-atsar) yaitu yang dinukil (yang diriwayatkan) yakni dari Rasulullah ﷺ (dengan sanad yang shahih).
فَالصَّحِيحُ: هُوَ مَا اتَّصَلَ سَنَدُهُ، وَعُدِّلَتْ نَقَلَتُهُ، وَالْإِسْنَادُ: هُوَ حِكَايَةُ طَرِيقِ الْمَتْنِ، وَالسَّنَدُ: هُوَ الطَّرِيقُ الْمُوصِلَةُ إِلَى الْمَتْنِ
Hadits yang shahih adalah hadits yang bersambung sanadnya dan adil penukilnya.
Isnad adalah penuturan alur matan, dan sanad adalah jalan yang terhubung kepada matan.
فَقَوْلُكَ: أَخْبَرَنَا فُلَانٌ إِلَى الْآخِرِ: إِسْنَادٌ، وَنَفْسُ الرِّجَالِ: سَنَدٌ، وَالْمَتْنُ: هُوَ أَلْفَاظُ الْحَدِيْثِ الَّتِي تَقُوْمُ بِهَا الْمَعَانِي.
Maka ucapanmu “telah mengabarkan kepada kami si Fulan sampai akhir” adalah isnad, sedangkan para perawinya adalah sanad, dan matan adalah lafadz-lafadz hadits yang terkandung di dalam lafadz tersebut makna-makna.
وَقَالَ ابْنُ جَمَاعَةَ: هُوَ مَا يَنْتَهِي إِلَيْهِ غَايَةُ السَّنَدِ أَفَادَ ذٰلِكَ إِبْرَاهِيمُ الشِّبْرَخَيْتِيُّ.
Telah berkata Ibnu Jama‘ah: matan adalah sesuatu yang yang berkahir kepadanya batas akhir suatu sanad. Telah menjelaskan tentang hal ini Ibrahim asy-Syibrokhoiti.
(وَثِيْقٍ) أَيْ: ضَابِطٍ نَاقِلٍ عَنْ مِثْلِهِ إِلَى الْمُنْتَهَى، (فَحَذَفْتُ الْأَسَانِيْدَ) أَيْ: رَوْمًا لِلْاِخْتِصَارِ وَهُوَ جَمْعُ إِسْنَادٍ،
Catatan Kitab Tanqihul Qoul1.Dalam kitab lubabul hadits ini tidak dicantumkan sanad-sanadnya karena bertujuan untuk meringkas isi kitab
(Dan terpercaya), yakni orang yang kuat hafalannya dan meriwayatkan dari yang semisal dengannya sampai ke ujung sanad. (Lalu aku hapuskan sanad-sanadnya), yakni dengan tujuan untuk meringkasnya. Lafadz الأسانيد adalah bentuk jamak dari lafadz إسناد.
قَالَ الْبَدْرُ بْنُ جَمَاعَةَ: اَلْإِسْنَادُ هُوَ الْإِخْبَارُ عَنْ طَرِيقِ الْمَتْنِ وَالسَّنَدُ: هُوَ رَفْعُ الْحَدِيْثِ إِلَى قَائِلِهِ.
Telah berkata Al-badr bin Jama’ajh: isnad adalah penyampaian dari jalan matan, sedangkan sanad adalah mengangkat suatu hadits sampai kepada pengucapnya.
قَالَ النَّوَوِيُّ: اَلسَّنَدُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ سِلَاحٌ فَبِمَ يُقَاتِلُ؟
Telah berkata Imam Nawawi: sanad adalah senjatanya orang beriman. Jika tidak ada padanya senjata, maka dengan apa ia akan berperang?
وَقَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: الَّذِي يَطْلُبُ الْحَدِيْثَ بِلَا سَنَدٍ كَحَاطِبِ لَيْلٍ، يَتَحَمَّلُ الْحَطَبَ وَفِيهِ أَفْعَى وَهُوَ لَا يَدْرِي.
Telah berkata Imam Syafi’i Radhiallahu Anhu: orang yang mencari hadits tanpa sanad itu seperti orang yang memungut kayu di malam hari, ia membawa kayu bakar dan di dalamnya ada ular berbisa sedangkan dia tidak tahu.
(وَجَعَلْتُهُ أَرْبَعِينَ بَابًا، فِي كُلِّ بَابٍ) مِنْهَا (عَشَرَةُ أَحَادِيْثَ)، فَمَجْمُوْعُ الْأَحَادِيثِ: أَرْبَعُمِائَةٍ،
(Aku menjadikan kitab ini empat puluh bab. Pada setiap bab) di antarannya (terdapat sepuluh hadits), maka terkumpul jumlah hadits-hadits itu empat ratus hadits.
(وَسَمَّيْتُهُ) أَيْ: هَذَا الْمَجْمُوعَ (لُبَابَ الْحَدِيثِ)، وَاللُّبَابُ خِلَافُ الْقِشْرِ،
(Aku menamainya) yakni pada kumpulan hadits-hadits ini (Lubābul Ḥadīts), Lubab adalah lawan dari kulit.
Catatan Kitab Tanqihul Qoul Makna Lubab1.Lubab artinya adalah inti sari hadits.
(وَأَسْتَعِيْنُ بِاللّٰهِ الْعَظِيْمِ) أَيْ: الْكَامِلِ ذَاتًا وَصِفَةً، (عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ)، فِي إِقَامَةِ الدِّيْنِ.
(Dan aku memohon pertolongan kepada Allāh Yang Maha Agung), yakni yang sempurna pada dzat dan sifat-Nya, (dalam menghadapi kaum kafir) dalam rangka menegakkan agama.
وَلَمَّا أَرَادَ الْمُصَنِّفُ إِتْيَانَ الْمَقْصُوْدِ أَتَى أَوَّلًا بِالْأَبْوَابِ الْأَرْبَعِينَ عَلَى سَبِيلِ السَّرَدِ لِيَكُونَ عُنْوَانًا لِهٰذَا الْكِتَابِ تَسْهِيلًا لِلْمُتَنَاوِلِينَ.
Ketika penulis hendak menyampaikan inti tujuan, beliau menyebutkan terlebih dahulu empat puluh bab dengan cara berturut-turut, agar menjadi ciri khas bagi kitab ini sebagai kemudahan bagi para pembaca.