Terjemah Kitab Tanqihul Qoul Bab 4 | Keutamaan Membaca Shalawat Kepada Nabi
Nama kitab | : | Tanqihul Qoul |
Judul kitab Arab | : | تنقيح القول الحثيث |
Judul terjemah | : | Terjemah Kitab Tanqihul Qoul |
Mata Pelajaran | : | Hadits, Keutamaan Amal |
Musonif | : | Syekh Nawawi al-Bantani |
Nama Arab | : | الشيخ محمد بن عمر النووي البنتني |
Lahir | : | 813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia |
Wafat | : | 1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H / 22 Februari 1274 M |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Tanqihul Qoul Bab Ke Empat Tentang Keutamaan Membaca Shalawat Kepada Nabi ﷺ

اَلْبَابُ الرَّابِعُ: فِي فَضِيْلَةِ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bab Yang Ke Empat Tentang Keutamaan Membaca Shalawat Kepada Nabi ﷺ
Pertanyaan Sahabat kepada Nabi ﷺ tentang Shalawat
قَالَ بَعْضُ الصَّحَابَةِ لِرَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَّى اللّٰهُ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ كَانَ حَاضِرَ الْقَلْبِ؟
Telah berkata sebagian sahabat kepada Rasulullah ﷺ: “Allah memberikan rahmat sepuluh kali bagi orang yang bershalawat kepadamu satu kali, apakah itu (berlaku) bagi orang yang hatinya hadir (khusyuk)?”
قَالَ: [لَا، بَلْ لِكُلِّ مُصَلٍّ غَافِلٍ، وَيُعْطِيهِ اللّٰهُ أَمْثَالَ الْجِبَالِ، وَالْمَلَائِكَةُ تَدْعُو لَهُ وَتَسْتَغْفِرُ لَهُ، وَأَمَّا إِذَا كَانَ حَاضِرَ الْقَلْبِ وَقْتَ الصَّلَاةِ عَليَّ، فَلَا يَعْلَمُ قَدْرَ ذَالِكَ إِلَّا اللّٰهَ تَعَالَى].
Nabi ﷺ bersabda: [“Tidak, bahkan itu untuk setiap orang yang bershalawat dalam keadaan lalai, dan Allah memberinya (pahala) sebesar gunung-gunung, dan para malaikat berdoa untuknya dan memintakan ampunan untuknya, Adapun jika terbukti hatinya hadir saat bershalawat kepadaku, maka tidak ada yang mengetahui kadar (pahalanya) kecuali Allah Ta’ala”].
Hadits 1: Pahala Sepuluh Rahmat dari Allah
(قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَليَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرًا) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَأَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ،
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah pasti akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali.") Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam An-Nasa’i, dan Imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
وَفِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
dan dalam Kitab Shahih Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bahwasanya beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
[مَنْ صَلَّى عَليَّ صَلاةً صَلَّى اللّٰهُ عَليهِ عَشْرًا] كَذَا ذَكَرَ النَّوَوِيُّ فِي الْأَذْكَارِ، أَيْ وَكُلَّمَا زَادَ زَادَهُ فَتِلْكَ النِّسْبَةُ
[“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali”]. Demikianlah telah menyebutkan Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar, yakni, setiap kali seseorang menambah (shalawatnya), maka Allah akan menambah (balasannya) dengan perbandingan yang sama.
Hadits 2: Seribu Kali Shalawat Mendapat Kabar Surga
(وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَلْفَ مَرَّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يُبَشَّرَ لَهُ بِالْجَنَّةِ) وَفِي رِوَايَةٍ: [مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَلْفَ مَرَّةٍ بُشِّرَ بِالْجَنَّةِ قَبْلَ مَوْتِهِ].
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku seribu kali, niscaya ia tidak akan mati sehingga ia diberi kabar gembira dengan surga"). Dan dalam riwayat lain: [“Barangsiapa bershalawat kepadaku seribu kali, ia akan diberi kabar gembira dengan surga sebelum kematiannya”].
Hadits 3: Shalawat Sebagai Perlindungan dari Neraka dan Nifaq
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَليَّ صَلاةً واحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرا، وَمَنْ صَلَّى عَليَّ عَشْرا صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ بِها مائَةً،
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali dengan sebab bacaan shalawat tersebut, dan barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya seratus kali dengan sebab bacaan shalawat tersebut,
وَمَنْ صَلَّى عَليَّ مِائَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ بِهَا ألْفًا، وَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ ألْفًا لَمْ تَمسَّهُ النَّارُ) أَيْ نَارُ جَهَنَّمَ وَفِي رِوَايَةٍ لَمْ يُعَذِّبْهُ اللّٰهُ بِالنَّارِ،
dan barangsiapa bershalawat kepadaku seratus kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya seribu kali dengan sebab bacaan shalawat tersebut, dan barangsiapa bershalawat kepadaku seribu kali, maka api neraka tidak akan menyentuhnya"). yaitu api neraka Jahannam. Dan dalam riwayat lain: maka Allāh tidak akan mengazabnya dengan api neraka,
وَفِي رِوَايَةِ الطَّبَرَانِيِّ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ عَشْرًا، وَمَنْ صَلَّى عَليَّ عَشْرًا صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ مائَةً،
dan dalam riwayat Imam Thabrani, telah bersabda Rasulullah ﷺ: **[“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali, dan barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya seratus kali, **
ومَنْ صَلَّى عَلَيَّ مِائَةً كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ بَرَاءَةً مِنَ النِّفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَّارِ، وأَسْكَنَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ الشُّهَدَاءِ].
dan barangsiapa bershalawat kepadaku seratus kali, maka Allāh pasti akan menuliskan untuknya kebebasan dari kemunafikan dan kebebasan dari api neraka, dan Allah pasti akan menempatkannya pada hari kiamat bersama para syuhada”].
Hadits 4: Lupa Bershalawat Adalah Salah Jalan ke Surga
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَيَّ فَقَدْ أَخْطَأَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ) أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنِّسْيَانِ التَّرْكَ عَمْدًا، فَإِذَا كَانَ التَّارِكُ يُخْطِىءُ طَرِيقَ الْجَنَّةِ كَانَ الْمُصَلِّي عَلَيْهِ سَالِكًا إِلَى الْجَنَّةِ
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa lupa bershalawat kepadaku, maka sungguh ia telah salah jalan menuju surga"). Yang Nabi ﷺ maksud dengan ’lupa’ adalah meninggalkan (shalawat) dengan sengaja, maka apabila terbukti orang yang meninggalkan (shalawat) salah jalan menuju surga, maka terbukti orang yang bershalawat kepadanya adalah orang yang menempuh jalan menuju surga.
فَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ الطَّرِيقُ إِلَى الْجَنَّةِ كَذَا ذَكَرَ السَّمْلَاوِيُّ.
Sungguh telah diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata: “Shalawat kepada Nabi ﷺ adalah jalan menuju surga.” Demikianlah telah menyebutkan Syekh As-Samlawi.
Hadits 5: Yang Terbanyak Shalawat Paling Dekat dengan Nabi di Akhirat
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً) أَيْ أَقْرَبُهُمْ مِنِّي فِي الْقِيَامَةِ، وَأَحَقُّهُمْ بِشَفَاعَتِي أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً فِي الدُّنْيَا،
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Sesungguhnya orang yang paling utama denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak di antara kalian bershalawat kepadaku"). yakni mereka yang paling dekat dariku di hari kiamat, dan yang paling berhak dengan syafaatku adalah yang paling banyak di antara mereka bershalawat kepadaku di dunia,
لِأَنَّ كَثْرَةَ الصَّلَاةِ عَلَيْهِ تَدُلُّ عَلَى صِدْقِ الْمَحَبَّةِ وَكَمَالِ الْوُصْلَةِ، فَتَكُونُ مَنَازِلُهُمْ فِي الْآخِرَةِ مِنْهُ بِحَسَبِ تَفَاوُتِهِمْ فِي ذَلِكَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ بِأَسَانِيدَ صَحِيحَةٍ.
karena banyaknya shalawat kepada Nabi itu menunjukkan atas benarnya cinta dan sempurnanya hubungan, maka jadilah kedudukan mereka di akhirat darinya (Nabi) adalah dengan perhitungan perbedaan mereka dalam hal itu. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, dan Imam Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud dengan sanad-sanad yang shahih.
Hadits 6: Shalawat Menghapus Dosa Seperti Air Memadamkan Api
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلَاتُكُمْ عَلَيَّ مَحَّاقَةٌ) أَيْ إِذْهَابٌ لِذُنُوبِكُمْ كَمَا يَمْحَقُ الْمَاءُ النَّارَ
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Shalawat kalian kepadaku adalah penghapus dosa"). yakni penghapus bagi dosa-dosa kalian sebagaimana air memadamkan api,
كَمَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: اَلصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْحَى لِلذُّنُوبِ مِنَ الْمَاءِ لِسَوَادِ اللَّوْحِ.
sebagaimana telah berkata Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu: “Shalawat kepada Nabi ﷺ itu lebih bisa menghapus bagi dosa-dosa daripada air terhadap hitamnya (tulisan di) papan tulis.”
Hadits 7: Shalawat di Hari Jum’at Menghapus Dosa
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ أَرْبَعِينَ مَرَّةً مَحَا اللّٰهُ ذُنُوبَهُ كُلَّهَا)
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku pada setiap hari Jum'at empat puluh kali, maka Allāh pasti akan menghapus dosa-dosanya seluruhnya").
وَعَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كُنْتُ وَاقِفًا بَيْنَ يَدَيْ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: [مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ ثَمَانِينَ مَرَّةً غَفَرَ اللّٰهُ تَعَالَى لَهُ ذُنُوبَ ثَمَانِينَ سَنَةً]،
Dan dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas bin Malik, ia berkata: Aku berdiri di hadapan Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda: [“Barangsiapa bershalawat kepadaku pada setiap hari Jum’at delapan puluh kali, maka Allāh Ta’ala pasti akan mengampuni baginya dosa-dosanya selama delapan puluh tahun”],
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ كَيْفَ الصَّلَاةُ عَلَيْكَ قَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [تَقُولُ اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَتَعْقِدُ وَاحِدَةً]. ذَكَرَ ذَلِكَ سَيِّدِي الشَّيْخُ عَبْدُ الْقَادِرِ الْجَيْلَانِيُّ.
Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana cara bershalawat kepadamu?” Nabi ﷺ bersabda: [“Engkau mengucapkan: ‘Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammadin ‘abdika wa rasūlika an-nabiyyil ummiyyi’, dan engkau menghitungnya satu”] Telah menyebutkan hal itu Tuanku Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Hadits 8: Shalawat Membuka Pintu Diterimanya Doa
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ دُعَاءٍ إِلَّا بَيْنَهُ وَبَيْنَ السَّمَاءِ حِجَابٌ حَتَّى يُصَلِّيَ عَلَيَّ، فَإِذَا صَلَّى عَلَيَّ انْخَرَقَ ذَلِكَ الْحِجَابُ وَرُفِعَ الدُّعَاءُ).
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Tidak ada suatu doa pun melainkan antara doa itu dan langit ada sebuah penghalang, sehingga ia bershalawat kepadaku. Maka apabila ia bershalawat kepadaku, Niscaya terbelahlah penghalang itu dan diangkatlah doa").
وَفِي لَفْظٍ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: [مَا مِنْ دُعَاءٍ إِلَّا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللّٰهِ حِجَابٌ حَتَّى يُصَلِّيَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
Dan dalam suatu lafadz dari Ali, ia berkata: [“Tidak ada suatu doa pun melainkan antara doa itu dan Allāh ada sebuah penghalang, sehingga ia bershalawat kepada Nabi ﷺ”
فَإِذَا صَلَّى تَخَرَّقَ الْحِجَابُ فَاسْتُجِيبَ، وَإِنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيْهِ لَمْ يُسْتَجَبِ الدُّعَاءُ] رَوَاهُ الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ.
“maka apabila ia bershalawat, Niscaya terbelahlah penghalang itu lalu dikabulkan (doanya), dan jika ia tidak bershalawat kepadanya, maka tidak dikabulkan doa”]. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Hasan bin ‘Arafah.
Hadits 9: Seratus Kali Shalawat Mengabulkan Seratus Hajat
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ قَضَى اللّٰهُ لَهُ مِائَةَ حَاجَةٍ سَبْعِينَ مِنْهَا لِآخِرَتِهِ وَثَلَاثِينَ مِنْهَا لِدُنْيَاهُ) رَوَاهُ ابْنُ النَّجَّارِ عَنْ جَابِرٍ.
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku dalam sehari seratus kali, maka Allāh pasti akan mengabulkan untuknya seratus hajat: tujuh puluh darinya untuk akhiratnya dan tiga puluh darinya untuk dunianya.") Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ibnu An-Najjar dari Jabir.
Hadits 10: Malaikat Memohon Ampunan bagi Pembaca Shalawat
(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ عِشْرِينَ مَرَّةً وَلَمْ يَمُتْ حَتَّى يُبَشَّرَ بِالْجَنَّةِ)
(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya dan para malaikat-Nya akan memohonkan ampunan dua puluh kali, dan ia tidak akan mati sehingga diberi kabar gembira dengan surga").
وَعَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ: [مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاحِدَةً صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ سَبْعِينَ صَلَاةً فَلْيُقِلَّ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ] رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ مَوْقُوفٍ.
Dan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash, ia berkata: [Barangsiapa bershalawat kepada Nabi ﷺ satu kali, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat dan para malaikat-Nya akan memohonkan ampunan tujuh puluh kali, maka hendaklah ia menyedikitkan atau memperbanyak dari itu"] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Ahmad dengan sanad hasan mauquf.
وَرُوِيَ أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: [جَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَقَالَ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ لَا يُصَلِّي عَلَيْكَ أَحَدٌ إِلَّا وَيُصَلِّي عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلَائِكَةِ].
Dan diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: [“Telah datang kepadaku Malaikat Jibril Alaihis Salam dan berkata: ‘Wahai Rasulullah, tidaklah seseorang bershalawat kepadamu melainkan akan memohonkan ampunan kepadanya tujuh puluh ribu dari malaikat’”]
وَرُوِيَ أَنَّهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: [مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ، وَمَنْ صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ، مَنْ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ لَمْ يَبْقَ شَيْءٌ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ].
Dan diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: [“Barangsiapa bershalawat kepadaku, maka para malaikat pasti akan memohonkan ampunan untuknya, dan barangsiapa yang telah para malaikat mohonkan ampunan untuknya, maka Allāh pasti akan memberikan rahmat kepadanya, dan barangsiapa yang telah Allāh berikan rahmat kepadanya, tidak akan tersisa sesuatu pun di langit dan tidak pula di bumi melainkan akan berdoa untuknya”].
Kisah Sufi: Ampunan Karena Mengangkat Suara dalam Shalawat
قَالَ بَعْضُ الصُّوفِيَّةِ: كَانَ لِي جَارٌ مُسْرِفٌ عَلَى نَفْسِهِ لَا يَعْرِفُ يَوْمَهُ مِنْ أَمْسِهِ مِنْ تَعَمُّقِهِ فِي السُّكْرِ، وَكُنْتُ أَعِظُهُ فَلَمْ يَقْبَلْ، وَأَمَرْتُهُ بِالتَّوْبَةِ فَلَمْ يَفْعَلْ،
Telah berkata sebagian kaum sufi: Terbukti aku memiliki seorang tetangga yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, ia tidak mengetahui harinya dari kemarinnya karena begitu tenggelam dalam kemabukan. Aku menasihatinya namun ia tidak menerima, dan aku menyuruhnya bertaubat namun ia tidak melakukannya.
فَلَمَّا مَاتَ رَأَيْتُهُ فِي الْمَنَامِ وَهُوَ فِي أَرْفَعِ مَقَامٍ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ خَضْرَاءُ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ لِبَاسُ الْإِعْزَازِ وَالْإِكْرَامِ
Ketika ia meninggal, aku melihatnya dalam mimpi dan ia berada di kedudukan yang paling tinggi, ia mengenakan pakaian hijau dari pakaian-pakaian surga, yakni pakaian keagungan dan kemuliaan.
فَقُلْتُ لَهُ: بِمَ نِلْتَ هَذِهِ الْمَرْتَبَةَ الْعَظِيمَةَ قَالَ: حَضَرْتُ يَوْمًا مَجْلِسَ الذِّكْرِ، فَسَمِعْتُ الْعَالِمَ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَفَعَ صَوْتَهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ،
Lalu aku pun bertanya kepadanya: “Dengan apa engkau memperoleh kedudukan yang agung ini?” Ia menjawab: “Suatu hari aku menghadiri majelis zikir, lalu aku mendengar seorang alim berkata, ‘Barangsiapa bershalawat kepada Nabi ﷺ dan mengeraskan suaranya, maka wajib baginya surga.’
ثُمَّ رَفَعَ الْعَالِمُ صَوْتَهُ بِالصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَفَعْتُ صَوْتِي وَرَفَعَ الْقَوْمُ أَصْوَاتَهُمْ فَغُفِرَ لَنَا جَمِيعًا فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ فَكَانَ نَصِيبِي مِنَ الْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ أَنْ جَادَ عَلَيَّ بِهَذِهِ النِّعْمَةِ.
Kemudian orang alim itu mengeraskan suaranya dengan bershalawat kepada Nabi ﷺ, dan aku pun mengeraskan suaraku, dan kaum yang hadir pun mengeraskan suara mereka, maka diampuni untuk kami semua pada hari itu. Maka terbukti bagianku dari ampunan dan rahmat adalah bahwa Allāh telah melimpahkan nikmat ini kepadaku.”