Terjemah Kitab Tanqihul Qoul Bab ke 2 | Keutamaan Lāilāha Illallāh

05 Oct, 2025
Nama kitab:Tanqihul Qoul
Judul kitab Arab: تنقيح القول الحثيث
Judul terjemah: Terjemah Kitab Tanqihul Qoul
Mata Pelajaran:Hadits, Keutamaan Amal
Musonif:Syekh Nawawi al-Bantani
Nama Arab:الشيخ محمد بن عمر النووي البنتني
Lahir:813 Masehi; 1230 H, Tanara, Banten, Indonesia
Wafat:1897 M; 1316 H, Pemakaman Ma'la Makkah Al-Mukarramah, w. 672 H / 22 Februari 1274 M
Penerjemah:Ahsan Dasuki

Tanqihul Qoul Bab ke 2 | Keutamaan Lāilāha Illallāh

Tanqihul QoulImage by © LILMUSLIMIIN

﴿اَلْبَابُ الْثَّانِي: فِى فَضِيْلَةِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ

Bab Yang Kedua Tentang Keutamaan Lāilāha Illallāh

Penjelasan Al-Fākihānī Tentang Keutamaan Membaca لا إله إلا الله

قَالَ الْفَاكِهَانِيُّ: إِنَّ مُلَازَمَةَ ذِكْرِهَا عِنْدَ دُخُولِ الْمَنْزِلِ تُنْفِي الْفَقْرَ، وَقَدْ وَرَدَ أَنَّ: [مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَمَدَّهَا هُدِمَتْ لَهُ أَرْبَعَةُ آلَافٍ ذَنْبٍ مِنَ الْكَبَائِرِ.

Telah berkata Al-Fakihani: Sesungguhnya membiasakan dzikir kalimat Lāilāhaillallāh ketika masuk rumah itu dapat menafikan kefakiran, dan telah datang (sebuah hadits) bahwa: [Barangsiapa yang mengucapkan Lā ilāha illallāh dan memanjangkannya, maka akan dihancurkan baginya empat ribu dosa dari dosa-dosa besar.

قَالُوا: يَا رَسُولَ اللّٰهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْءٌ مِنَ الْكَبَائِرِ قَالَ: يُغْفَرُ لِأَهْلِهِ وَلِجِيرَانِهِ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ اهـ سَنُوسِيٌّ.

Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai Rasulullāh, jika tidak ada padanya satupun dari dosa besar? Nabi ﷺ bersabda: Akan diampuni (dosa) untuk keluarganya dan untuk tetangganya] Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Al-Bukhari, Telah berakhir kutipan Syekh An-Nawawi dari Imam As-Sanusi.

Hadits 1: Wajah Bercahaya Seperti Bulan Purnama

(قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ كُلَّ يَوْمٍ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ مِائَةَ مَرَّةٍ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ) أَيْ التَّمَامِ وَهُوَ لَيْلَةُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ.

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa mengucapkan setiap hari 'Lā ilāha illallāh Muhammadur Rasūlullāh' seratus kali, maka ia akan datang pada hari kiamat dan wajahnya seperti bulan di malam purnama). Maksudnya (bulan) yang sempurna, yaitu malam tanggal empat belas.

Hadits 2: Dzikir Terbaik Adalah La Ilaha Illallah

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ) أَيْ لِأَنَّهَا كَلِمَةُ التَّوْحِيدِ، وَالتَّوْحِيدُ لَا يُمَاثِلُهُ شَيْءٌ،

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Paling utamanya Dzikir adalah Lā ilāha illallāh"). Maksudnya, karena sesungguhnya ia adalah kalimat tauhid, dan tauhid itu tidak ada sesuatu pun yang menyamainya,

وَلِأَنَّ لَهَا تَأْثِيرًا فِي تَطْهِيرِ الْبَاطِنِ فَيُفِيدُ نَفْيَ الْآلِهَةِ بِقَوْلِهِ لَا إِلٰهَ،وَيُثْبِتُ الْوَحْدَانِيَّةَ لِلّٰهِ تَعَالَى بِقَوْلِهِ إِلَّا اللّٰهُ، وَيَعُودُ الذِّكْرُ مِنْ ظَاهِرِ لِسَانِهِ إِلَى بَاطِنِ قَلْبِهِ،

dan karena ia memiliki pengaruh dalam membersihkan batin, maka seseorang dapat memberikan faedah untuk menafikan tuhan-tuhan (selain Allah) dengan ucapannya “lā ilāha”, dan menetapkan keesaan bagi Allāh Ta’ala dengan ucapannya “illallāh”, dan dzikir itu kembali dari lahiriah lisannya ke batin hatinya,

وَلِأَنَّ الْإِيمَانَ لَا يَصِحُّ إِلَّا بِهَا، أَيْ مَعَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ،وَلَيْسَ هَذَا فِيمَا سِوَاهَا مِنَ الْأَذْكَارِ

dan karena iman tidak sah kecuali dengan LāilāhaIllallāh, yakni bersama kalimat “Muhammadur Rasūlullāh”, dan ini tidak terdapat pada perkara selainnya dari dzikir-dzikir.

(وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ) قِيلَ: إِنَّمَا جُعِلَ الْحَمْدُ أَفْضَلَ، لِأَنَّ الدُّعَاءَ عِبَارَةٌ عَنْ ذِكْرٍ، وَأَنْ يَطْلُبَ مِنْهُ حَاجَتَهُ،

(Dan paling utamanya doa adalah Alhamdulillāh). Dikatakan: Sesungguhnya pujian (al-hamd) dijadikan yang paling utama, karena sesungguhnya doa adalah ungkapan dari dzikir, dan seseorang dapat meminta dengan berdoa pada hajatnya,

وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ يَشْمَلُهَا فَإِنَّ مَنْ حَمِدَ اللّٰهَ إِنَّمَا يَحْمَدُ عَلَى نِعْمَةٍ،وَالْحَمْدُ عَلَى النِّعْمَةِ طَلَبُ مَزِيدٍ قَالَ تَعَالَى: ﴿لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ [إبراهيم: 7]

dan “Alhamdulillāh” itu mencakup keduanya, karena sesungguhnya orang yang memuji Allāh, ia hanya memuji atas suatu nikmat, dan memuji atas nikmat adalah meminta tambahan. Telah berfirman Allāh Ta’ala: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu﴿ [Q.S Ibrahim: Ayat 7].

أَفَادَ ذَلِكَ الْعَزِيزِيُّ، رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ عَنْ جَابِرٍ

Telah menyampaikan demikian Al-‘Azizi. Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam At-Tirmidzi, Imam An-Nasa’i, Imam Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, dan Imam Al-Hakim dari Jabir.

Hadits 3: La Ilaha Illallah Adalah Benteng Allah

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى) أَيْ فِي الْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ وَالْكَلَامِ الْأُنْسِيِّ

(Telah bersabda Nabi ﷺ, Telah berfirman Allāh Ta’ala) Yakni dalam hadits qudsi dan dalam kalam yang menyenangkan hati

(لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ كَلَامِي وَأَنَا هُوَ مَنْ قَالَهَا دَخَلَ حِصْنِي) بِكَسْرِ الْحَاءِ (وَمَنْ دَخَلَ حِصْنِي أَمِنَ مِنْ عِقَابِي) أَخْرَجَهُ الشِّيرَازِيُّ عَنْ عَلِيٍّ.

**(Lā ilāha illallāh adalah kalam-Ku dan Akulah Dia, barangsiapa mengucapkannya maka ia pasti akan masuk ke dalam benteng-Ku) **Lafadz الحصني dengan kasrah pada huruf ha’ (Dan barangsiapa masuk ke dalam benteng-Ku, maka ia aman dari siksa-Ku) Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Asy-Syirazi dari Ali.

وَفِي نُسْخَةٍ لِهَذَا الْكِتَابِ وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ حِصْنِي وَمَنْ دَخَلَ حِصْنِي أَمِنَ مِنْ عَذَابِ اللّٰهِ]

Dan dalam satu naskah dari kitab ini, telah bersabda Nabi ﷺ: [Lā ilāha illallāh adalah benteng-Ku, dan barangsiapa masuk ke dalam benteng-Ku, maka ia aman dari azab Allāh].

وَعَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ فِي مَرْكَبٍ فَطَرَحَتْنَا الرِّيحُ عَلَى جَزِيرَةٍ، فَخَرَجْنَا إِلَى الْجَزِيرَةِ فَرَأَيْنَا شَخْصًا يَعْبُدُ صَنَمًا فَقُلْنَا لَهُ: تَعْبُدُ هَذَا الصَّنَمَ وَفِينَا مَنْ يَصْنَعُ مِثْلَهُ؟

Dan dari Abdul Wahid bin Zaid, sesungguhnya ia telah berkata: Aku pernah berada di sebuah kapal, lalu angin melemparkan kami ke sebuah pulau, maka kami keluar ke pulau itu dan kami melihat seseorang menyembah berhala. Maka kami berkata kepadanya: Apakah engkau menyembah berhala ini, padahal di antara kami ada yang bisa membuat yang semisalnya?

فَقَالَ: أَنْتُمْ مَنْ تَعْبُدُونَ فَقُلْنَا: نَعْبُدُ إِلٰهًا فِي السَّمَاءِ عَرْشُهُ وَفِي الْأَرْضِ بَطْشُهُ وَفِي الْبَحْرِ سَبِيلُهُ

Ia pun bertanya: Kalian semua, siapa yang kalian sembah? Kami menjawab: Kami menyembah Tuhan yang di langit adalah ‘Arsy-Nya, di bumi adalah kekuasaan-Nya, dan di laut adalah jalan-Nya.

قَالَ: مَنْ أَعْلَمَكُمْ بِهِ قُلْنَا: أَرْسَلَ إِلَيْنَا رَسُولًا. قَالَ: مَا فَعَلَ بِالرَّسُولِ قُلْنَا قَبَضَهُ الْمَلِكُ إِلَيْهِ. قَالَ: فَهَلْ تَرَكَ عِنْدَكُمْ مِنْ عَلَامَةٍ؟ قُلْنَا: نَعَمْ كِتَابُ الْمَلِكِ،

Ia bertanya: Siapa yang memberitahu kalian tentang-Nya? Kami menjawab: Dia telah mengutus seorang Rasul kepada kami. Ia bertanya: Apa yang telah Dia lakukan kepada Rasul itu? Kami menjawab: Sang Raja (Allāh) telah mewafatkannya. Ia bertanya: Apakah ia meninggalkan kepada kalian dari suatu tanda? Kami menjawab: Ya, kitab Sang Raja.

قَالَ: هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْهُ شَيْءٌ فَشَرَعْنَا نَقْرَأُ عَلَيْهِ سُورَةَ الرَّحْمَنِ، فَمَا زَالَ يَبْكِي حَتَّى خَتَمْتُ، ثُمَّ قَالَ: مَا يَنْبَغِي أَنْ يُعْصَى صَاحِبُ هَذَا الْكَلَامِ،

Ia bertanya: Apakah pada kalian ada sesuatu darinya? Maka kami mulai membacakan kepadanya surat Ar-Rahman, dan ia tidak henti hentinya menangis hingga aku menamatkannya, kemudian ia berkata: Tidaklah pantas untuk didurhakai sang Pemilik kalam ini.

ثُمَّ عَرَضْنَا عَلَيْهِ الْإِسْلَامَ فَأَسْلَمَ وَحَمَلْنَاهُ مَعَنَا فِي السَّفِينَةِ فَلَمَّا جَنَّ اللَّيْلُ وَصَلَّيْنَا الْعِشَاءَ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا لِلنَّوْمِ فَقَالَ لَنَا: هَذَا الْإِلٰهُ الَّذِي دَلَلْتُمُونِي عَلَيْهِ يَنَامُ؟قُلْنَا بَلْ هُوَ حَيٌّ قَيُّومٌ لَا يَنَامُ.

Kemudian kami menjelaskan kepadanya tentang Islam, lalu ia masuk Islam dan kami membawanya bersama kami ke dalam kapal. Ketika telah gelap malam dan kami telah shalat Isya, kami mengambil tempat-tempat tidur kami untuk tidur, lalu ia bertanya kepada kami: Apakah Tuhan yang kalian tunjukkan aku kepadanya itu tidur? Kami menjawab: Tidak, Dia Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, tidak tidur.

قَالَ: بِئْسَ الْعَبِيدُ أَنْتُمْ تَنَامُونَ وَمَوْلَاكُمْ لَا يَنَامُ, فَلَمَّا وَصَلْنَا الْبَرَّ وَأَرَدْنَا الْاِنْصِرَافَ جَمَعْنَا لَهُ شَيْئًا مِنَ الدَّرَاهِمِ فَقَالَ: مَا هَذَا قُلْنَا تَسْتَعِينُ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ.

Ia berkata: Seburuk-buruk hamba adalah kalian, kalian tidur sedangkan Tuan kalian tidak tidur. Ketika kami sampai di daratan dan kami hendak berpisah, kami mengumpulkan untuknya beberapa dirham, lalu ia bertanya: Apa ini? Kami menjawab: Agar engkau bisa membantu dengannya untuk (keperluan) dirimu.

فَقَالَ: دَلَلْتُمُونِي عَلَى طَرِيقٍ مَا أَرَاكُمْ سَلَكْتُمُوهَا أَنَا كُنْتُ أَعْبُدُ غَيْرَهُ فَلَمْ يُضَيِّعْنِي أَفَيُضَيِّعُنِي الْآنَ بَعْدَ مَا عَرَفْتُهُ،

Ia berkata: Kalian telah menunjukkan kepadaku sebuah jalan yang aku tidak melihat kalian menempuhnya. Dulu aku menyembah selain-Nya dan Dia tidak menyia-nyiakanku, apakah Dia akan menyia-nyiakanku sekarang setelah aku mengenal-Nya?

Catatan Kitab Tanqihul Qoul Bab Ke 2
    
1.

Yakni: dulu Saat aku masih menyembah berhala, Allah tetap memberiku rezeki. Apalagi sekarang aku beribadah kepada-Nya, tentu Dia tidak akan meninggalkanku.

فَلَمَّا كَانَ بَعْدَ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ قِيلَ لِي: إِنَّهُ فِي النَّزْعِ فَجِئْتُ إِلَيْهِ وَقُلْتُ لَهُ: هَلْ مِنْ حَاجَةٍ فَقَالَ: قَضَى حَوَائِجِي الَّذِي أَخْرَجَنِي مِنَ الْجَزِيرَةِ وَنِمْتُ عِنْدَهُ،

Setelah tiga hari, dikatakan kepadaku: Sesungguhnya ia sedang dalam sakaratul maut. Maka aku datang kepadanya dan berkata: Apakah engkau punya suatu hajat? Ia menjawab: Telah memenuhi hajat-hajatku Dzat yang telah mengeluarkanku dari pulau itu. Lalu aku tidur di sisinya,

فَرَأَيْتُ جَارِيَةً فِي رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ وَهِيَ تَقُولُ: عَجِّلُوا بِهِ فِي سَلَامٍ فَقَدْ طَالَ شَوْقِي إِلَيْهِ،

maka aku melihat (dalam mimpi) seorang bidadari di taman yang hijau, ia berkata: Segerakanlah ia (datang) dengan selamat, sungguh kerinduanku padanya telah lama.

فَاسْتَيْقَظْتُ وَقَدْ مَاتَ فَدَفَنْتُهُ وَنِمْتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَرَأَيْتُهُ فِي الْمَنَامِ وَعَلَى رَأْسِهِ تَاجٌ وَبَيْنَ يَدَيْهِ الْحُورُ الْعِينُ

Aku pun terbangun dan ia telah wafat, lalu aku menguburkannya. Pada malam itu aku tidur dan melihatnya dalam mimpi, di atas kepalanya ada mahkota dan di hadapannya ada bidadari-bidadari,

وَهُوَ يَقْرَأُ ﴿وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ [الرعد: 42] .

dan ia membaca: Dan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga)﴿ [Ar-Ra’d: 23-24].

Catatan
    
1.

Ayat yang lengkap:

2.

جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ

3.

(Yaitu) surga-surga ‘Adn. Mereka memasukinya bersama orang saleh dari leluhur, pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu.

Hadits 4: Zakat Badan Dengan La Ilaha Illallah

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَدُّوا زَكَاةَ أَبْدَانِكُمْ بِقَوْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ)

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Tunaikanlah zakat badan-badan kalian dengan ucapan Lā ilāha illallāh").

وَأَخْرَجَ ابْنُ عَسَاكِرَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [إِنَّ قَوْلَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ تَدْفَعُ عَنْ قَائِلِهَا تِسْعَةً وَتِسْعِينَ بَابًا مِنَ الْبَلَاءِ أَدْنَاهَا الْهَمُّ].

Dan telah meriwayatkan Ibnu ‘Asakir dari Ibnu ‘Abbas ia berkata, telah bersabda Rasulullāh ﷺ: [Sesungguhnya ucapan Lā ilāha illallāh itu dapat menolak dari orang yang mengucapkannya sembilan puluh sembilan pintu dari bala, yang paling rendahnya adalah kesedihan].

وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ خَرَجَ مِنْ فِيهِ طَائِرٌ أَخْضَرُ لَهُ جَنَاحَانِ أَبْيَضَانِ مُكَلَّلَانِ بِالدُّرِّ وَالْيَاقُوتِ

Dan telah bersabda Nabi ﷺ: [Barangsiapa mengucapkan Lā ilāha illallāh, maka akan keluar dari mulutnya seekor burung hijau yang memiliki dua sayap putih yang dihiasi keudanya dengan mutiara dan yaqut,

يَصْعَدُ إِلَى السَّمَاءِ فَيُسْمَعُ لَهُ دَوِيٌّ تَحْتَ الْعَرْشِ كَدَوِيِّ النَّحْلِ،فَيُقَالُ لَهُ اسْكُنْ فَيَقُولُ لَا حَتَّى تَغْفِرَ لِصَاحِبِي فَيُغْفَرُ لِقَائِلِهَا،

ia naik ke langit, lalu terdengarlah baginya suara gemuruh di bawah ‘Arsy seperti suara lebah, maka dikatakan kepadanya: “Diamlah!”, lalu ia berkata: “Tidak, sampai Engkau mengampuni pemilikku”, maka diampunilah orang yang mengucapkannya,

ثُمَّ يُجْعَلُ بَعْدَ ذَلِكَ لِلطَّائِرِ سَبْعُونَ لِسَانًا تَسْتَغْفِرُ لِصَاحِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ جَاءَ ذَلِكَ الطَّائِرُ يَكُونُ قَائِدَهُ وَدَلِيلَهُ إِلَى الْجَنَّةِ].

kemudian setelah itu dijadikan bagi burung tersebut tujuh puluh lisan yang memintakan ampun untuk pemiliknya sampai hari kiamat, maka apabila tiba hari kiamat, datanglah burung itu menjadi pembimbingnya dan penunjuk jalannya ke surga].

Hadits 5: Penghapusan Dosa Masa Lalu Dan Yang Akan Datang

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ إِلَّا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى صَدَقَ عَبْدِي أَنَا اللّٰهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنَا أُشْهِدُكُمْ يَا مَلَائِكَتِي قَدْ غَفَرْتُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ). أَيْ مِنَ الصَّغَائِرِ.

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan 'Lā ilāha illallāh Muhammadur Rasūlullāh' kecuali Allāh Ta'ala berfirman: 'Benarlah hambaku, Akulah Allāh, tidak ada tuhan selain Aku. Aku persaksikan kepada kalian wahai para malaikat-Ku, sungguh telah Aku ampuni untuknya apa yang telah lalu dari dosanya dan yang akan datang"). Yakni dari dosa-dosa kecil.

Hadits 6: Masuk Surga Bagi Yang Ikhlas Mengucapkannya

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ خَالِصًا) أَيْ مِنَ الرِّيَاءِ مَثَلًا (مُخْلِصًا) أَيْ مِنَ الْمَنْهِيَّاتِ (دَخَلَ الْجَنَّةَ) أَيْ مَعَ السَّابِقِينَ،

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa mengucapkan Lā ilāha illallāh dengan tulus) yakni tulus dari riya’ misalnya (dengan ikhlas) yakni ikhlas dari hal-hal yang dilarang (maka ia pasti akan masuk surga) yakni bersama orang-orang yang terdahulu,

وَأَخْرَجَ الْحَكِيمُ عَنْ زَيْدِ بْنِ الْأَرْقَمِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: [مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ وَمَا إِخْلَاصُهَا قَالَ: أَنْ تَحْجُزَهُ عَنِ الْمَحَارِمِ].

Dan telah meriwayatkan Imam Al-Hakim dari Zaid bin Arqam ia berkata, telah bersabda Rasulullāh ﷺ: [Barangsiapa mengucapkan Lā ilāha illallāh dengan ikhlas, maka ia masuk surga. Ditanyakan: Wahai Rasulullāh, apa keikhlasannya ? Nabi bersabda ﷺ: “Hendaklah kalimat itu dapat menghalanginya dari hal-hal yang diharamkan].

Hadits 7: Ampunan Meski Berbuat Dosa Kecil Selama Seribu Tahun.

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ أَوَّلُ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَآخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَعَمِلَ أَلْفَ سَيِّئَةٍ) أَيْ ذَنْبٍ صَغِيرٍ (إِنْ عَاشَ أَلْفَ سَنَةٍ لَا يَسْأَلُهُ اللّٰهُ عَنْ ذَنْبٍ وَاحِدٍ)

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa yang terbukti awal perkataannya adalah Lā ilāha illallāh dan akhir perkataannya adalah Lā ilāha illallāh, dan ia melakukan seribu keburukan) yakni dosa kecil (jika ia hidup seribu tahun, maka Allāh tidak akan menanyainya tentang satu dosa pun).

وَرُوِيَ أَنَّهُ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِسَيِّدِنَا زَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ: [فَإِنْ صَعُبَ لَكَ شَيْءٌ مِنْ أُمُورِ الدُّنْيَا فَأَكْثِرْ مِنْ قَوْلِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ].

Dan telah diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ telah bersabda kepada Sayyidina Zaid Al-Anshari: [Jika menjadi sulit bagimu sesuatu dari urusan-urusan dunia, maka perbanyaklah mengucapkan Lā ilāha illallāh Muhammadur Rasūlullāh ﷺ wa Lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhīm].

Hadits 8: Menjadi Sebab Terciptanya Burung Yang Bertasbih Hingga Kiamat.

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مِنْ غَيْرِ عَجَبٍ) بِفَتْحِ الْعَيْنِ وَالْجِيمِ أَيْ حَالَ كَوْنِ الْقَائِلِ مِنْ غَيْرِ تَعَجُّبٍ بِمَا رَآهُ أَوْ سَمِعَهُ

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa mengucapkan Lā ilāha illallāh tanpa rasa ujub) dengan fathah pada ‘ain dan jim, yakni keadaan orang yang mengucapkannya tanpa rasa sombong terhadap apa yang ia lihat atau dengar

(طَارَ بِهَا) أَيْ بِسَبَبِ ذِكْرِ هَذِهِ الْكَلِمَةِ الْمُشَرَّفَةِ (طَائِرٌ تَحْتَ الْعَرْشِ يُسَبِّحُ مَعَ الْمُسَبِّحِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيُكْتَبُ لَهُ) أَيْ لِقَائِلِهَا (ثَوَابُهُ) أَيْ تَسْبِيحُ ذَلِكَ الطَّائِرِ

(maka akan terbang karenanya) yakni dengan sebab dzikir kalimat yang mulia ini (seekor burung di bawah 'Arsy yang bertasbih bersama mereka yang bertasbih hingga hari kiamat, dan akan dituliskan untuknya) yakni untuk orang yang mengucapkannya (pahalanya) yakni pahala tasbih burung tersebut.

Hadits 9: Ampunan Meski Dosanya Sebanyak Air Di Lautan

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ مَرَّةً غُفِرَ لَهُ ذُنُوبُهُ) أَيِ الصَّغَائِرِ (وَإِنْ كَانَتْ) أَيْ تِلْكَ الذُّنُوبُ (مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ)

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Barangsiapa mengucapkan 'Lā ilāha illallāh Muhammadur Rasūlullāh' satu kali, maka pasti akan diampuni baginya dosa-dosanya) yakni dosa-dosa kecil (meskipun terbukti) yakni dosa-dosa tersebut (seperti air di lautan).

بِفَتْحِ الزَّايِ وَالْبَاءِ أَيْ مَائِهِ أَوْ مَا يَعْلُو وَجْهَهُ مِنْ رَغْوَةٍ وَعِيدَانٍ وَنَحْوِهِمَا، وَالْأَوَّلُ أَوْلَى لِأَنَّ الْمُرَادَ كِنَايَةٌ عَنِ الْمُبَالَغَةِ فِي الْكَثْرَةِ كَمَا قَالَهُ عَطِيَّةُ الْأَجْهُورِيُّ.

Lafadz زبد dengan fathah pada huruf zai dan ba’, yakni airnya atau apa yang naik ke permukaannya berupa buih, ranting-ranting, dan semisalnya, dan yang pertama (air laut) itu lebih utama karena sesungguhnya yang dimaksud adalah kiasan dari mubalaghoh untuk menunjukkan jumlah yang sangat banyak sebagaimana telah berkata tentangnya Syekh ‘Athiyyah Al-Ujhuri.

Hadits 10: Keutamaan Membacanya Di Kuburan Dan Pasar

(وَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا مَرَّ الْمُؤْمِنُ عَلَى الْمَقَابِرِ فَقَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ. بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ نَوَّرَ اللّٰهُ تِلْكَ الْقُبُورَ كُلَّهَا وَغَفَرَ لِقَائِلِهَا وَكَتَبَ لَهُ)

(Telah bersabda Nabi ﷺ: "Apabila seorang mukmin melewati kuburan lalu ia mengucapkan: 'Lā ilāha illallāh wahdahu lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumīt, wa huwa hayyun lā yamūt. Biyadihil khairu wa huwa 'alā kulli syai'in qadīr', maka Allāh pasti akan menerangi kuburan itu seluruhnya, mengampuni orang yang mengucapkannya, dan menuliskan untuknya)

أَيْ لِلْقَائِلِ (أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ وَحَطَّ) أَيْ أَسْقَطَ (عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ) أَيْ مِنَ الصَّغَائِرِ

yakni bagi orang yang mengucapkannya (satu juta kebaikan, mengangkat untuknya satu juta derajat, dan menghapus) yakni menggugurkan (darinya satu juta keburukan) yakni dari dosa-dosa kecil.

وَرَوَى التِّرْمِذِيُّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: [مَنْ دَخَلَ السُّوقَ فَقَالَ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،

Dan telah meriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda: [Barangsiapa masuk pasar lalu mengucapkan: ‘Lā ilāha illallāh wahdahu lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumīt, wa huwa hayyun lā yamūt, biyadihil khairu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr’,

وَرَفَعَ بِهَا صَوْتَهُ كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ، وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ].

dan ia mengeraskan suaranya dengan kalimat itu, maka Allāh akan menuliskan untuknya satu juta kebaikan, menghapus darinya satu juta keburukan, dan mengangkat untuknya satu juta derajat].