Terjemah Hadits Bukhari No. 7 | Kitab Permulaan Wahyu
Nama kitab | : | Hadits Bukhari |
Judul kitab Arab | : | صحيح البخاري |
Judul terjemah | : | Terjemah Kitab Hadits Bukhari |
Mata Pelajaran | : | Hadits Nabi |
Musonif | : | Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari |
Nama Arab | : | الشَّيْخُ اْلْإمَامُ الْحَافِظُ أَبُو عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدُ بْنُ إسْمعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ المُغِيرَةِ الَبُخَارِيُّ |
Lahir | : | Bukhoro, 13 Syawal 194 H/21 Juli 810 M |
Wafat | : | Kartank, 1 Syawal 256 H/ 1 September 870 M |
Penerjemah | : | Ahsan Dasuki |
Hadits Bukhari No. 7 | Kitab Permulaan Wahyu

Terjemah Hadits Bukhari No. 7 | Permulaan Wahyu
صحيح البخاري ٧: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللّٰهِ بْنُ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ عَبْدَ اللّٰهِ بْنَ عَبَّاسٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ أَبَا سُفْيَانَ بْنَ حَرْبٍ أَخْبَرَهُ
Shohih Bukhari no 7: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata: telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan kepada Ubaidullah bahwa Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepada Ibnu Abbas
أَنَّ هِرَقْلَ أَرْسَلَ إِلَيْهِ فِي رَكْبٍ مِنْ قُرَيْشٍ وَكَانُوا تِجَارًا بِالشَّأْمِ فِي الْمُدَّةِ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَادَّ فِيهَا أَبَا سُفْيَانَ وَكُفَّارَ قُرَيْشٍ فَأَتَوْهُ وَهُمْ بِإِيلِيَاءَ فَدَعَاهُمْ فِي مَجْلِسِهِ وَحَوْلَهُ عُظَمَاءُ الرُّومِ ثُمَّ دَعَاهُمْ وَدَعَا بِتَرْجُمَانِهِ
Sesungguhnya Heraklius mengirimkan utusan kepada Abu Sufyan dalam satu rombongan kafilah dari Quraisy dan kafilah tersebut sedang berdagang di Syam, pada masa yang terbukti Rasulullah ﷺ mengadakan perjanjian damai dengan Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Maka mereka pun mendatangi Heraklius dan mereka berada di Iliya' (Yerusalem). Kemudian Heraklius memanggil mereka ke dalam majelisnya, sedangkan di sekelilingnya terdapat para pembesar Romawi. kemudian Heraklius memanggil mereka dan memanggil juru bahasanya.
1.Heraklius adalah kaisar romawi timur / kekaisaran Bizantium dari tahun 610 sampai 641
2.Yang dimaksud dengan Iliya adalah kota Yarussalem
فَقَالَ أَيُّكُمْ أَقْرَبُ نَسَبًا بِهٰذَا الرَّجُلِ الَّذِي يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ فَقَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَقُلْتُ أَنَا أَقْرَبُهُمْ نَسَبًا فَقَالَ أَدْنُوهُ مِنِّي وَقَرِّبُوا أَصْحَابَهُ فَاجْعَلُوهُمْ عِنْدَ ظَهْرِهِ
Kemudian Heraklius berkata siapakah diantara kalian yang paling dekat nasabnya dengan lelaki ini yang mengaku bahwa sesungguhnya dia adalah seorang Nabi? Maka berkatalah Abu Sufyan: Aku berkata: Aku adalah orang yang paling dekat diantara mereka nasabnya. Maka Heraklius berkata, "Dekatkan dia kepadaku, dan dekatkan pula para sahabatnya. Tempatkan mereka di belakangnya."
1.Lelaki yang dimaksud dalam pertanyaan Heraklius tentang seseorang yang mengaku sebagai nabi adalah Nabi Muhammad ﷺ
2.Abu Sufyan mengaku bahwa nasabnya adalah yang paling dekat dengan Nabi, karena di antara orang-orang yang bersamanya saat itu, hanya Abu Sufyan yang memiliki hubungan nasab paling dekat dengan Nabi
ثُمَّ قَالَ لِتَرْجُمَانِهِ قُلْ لَهُمْ إِنِّي سَائِلٌ هٰذَا عَنْ هٰذَا الرَّجُلِ فَإِنْ كَذَبَنِي فَكَذِّبُوهُ. فَوَاللّٰهِ لَوْلَا الْحَيَاءُ مِنْ أَنْ يَأْثِرُوا عَلَيَّ كَذِبًا لَكَذَبْتُ عَنْهُ
Kemudian Heraklius berkata kepada penerjemahnya: Katakanlah kepada mereka sesungguhnya aku bertanya kepada orang ini tentang laki laki tersebut jika dia berdusta kepadaku maka kalian harus mendustakannya. Demi Allah, kalau bukanlah rasa malu karena mereka akan melaporkan atasku kebohongan, sungguh aku akan berdusta tentang dirinya
1.Pernyataan 'sungguh aku akan berdusta tentang dirinya' merujuk kepada Nabi Muhammad ﷺ
ثُمَّ كَانَ أَوَّلَ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ أَنْ قَالَ كَيْفَ نَسَبُهُ فِيكُمْ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو نَسَبٍ قَالَ فَهَلْ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ مِنْكُمْ أَحَدٌ قَطُّ قَبْلَهُ قُلْتُ لَا
Kemudian merupakan hal pertama yang Heraklius tanyakan kepadaku tentang nabi bahwa dia berkata: Bagaimana nasab orang tersebut di antara kalian ? Aku berkata: Dia diantara kami adalah orang yang memiliki nasab mulia. Dia berkata: Apakah pernah ada yang berkata pada perkataan ini di antara kalian oleh seseorang sebelum dia ? Aku berkata: Tidak
1.Pernyataan 'yang berkata pada perkataan ini' maksudnya adalah yang mengaku sebagai nabi.
قَالَ فَهَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ لَا قَالَ فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَقُلْتُ بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ
Dia berkata: Apakah ada dari leluhurnya orang tersebut seorang raja ? Aku berkata: Tidak. Dia berkata: Apakah orang-orang pembesar yang mengikutinya atau orang-orang lemah diantara mereka ? Aku berkata: Bahkan orang-orang lemah di antara mereka.
قَالَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ قُلْتُ بَلْ يَزِيدُونَ قَالَ فَهَلْ يَرْتَدُّ أَحَدٌ مِنْهُمْ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ فَهَلْ يَغْدِرُ قُلْتُ لَا وَنَحْنُ مِنْهُ فِي مُدَّةٍ لَا نَدْرِي مَا هُوَ فَاعِلٌ فِيهَا
Dia berkata: Apakah mereka bertambah atau mereka berkurang ? Aku berkata: Bahkan mereka bertambah. Dia berkata Apakah murtad salah seorang di antara mereka karena benci pada agamanya setelah dia masuk ke dalam agamanya ? Aku berkata: Tidak. Dia berkata: Apakah ada di antara kalian yang menuduhnya pendusta sebelum dia mengatakan sesuatu yang dia katakan? Aku berkata: Tidak. Dia berkata: Apakah dia berkhianat? Aku berkata: Tidak. Dan kami dengannya dalam masa perjanjian damai, kami tidak mengetahui apa yang dia lakukan dalam masa ini.
1.Pernyataan 'sebelum dia mengatakan sesuatu yang dia katakan' maksudnya adalah sebelum masa dia mengaku sebagai nabi.
قَالَ وَلَمْ تُمْكِنِّي كَلِمَةٌ أُدْخِلُ فِيهَا شَيْئًا غَيْرُ هَذِهِ الْكَلِمَةِ.
Abu Sufyan berkata: Dan tidak memungkinkan bagiku satu katapun aku masukkan padanya sesuatu selain kata ini
قَالَ فَهَلْ قَاتَلْتُمُوهُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَكَيْفَ كَانَ قِتَالُكُمْ إِيَّاهُ قُلْتُ الْحَرْبُ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ سِجَالٌ يَنَالُ مِنَّا وَنَنَالُ مِنْهُ
Dia berkata: Apakah kalian memeranginya ? Aku berkata: Ya. Dia berkata: Bagaimana kejadian perang kalian dengannya ? Aku berkata: Perang antara kami dan dia silih berganti dia memperoleh kemenangan dari kami dan kami memperoleh kemenangan darinya
قَالَ مَاذَا يَأْمُرُكُمْ قُلْتُ يَقُولُ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَحْدَهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ وَالصِّلَةِ
Dia berkata: Apa yang dia perintahkan kepada kalian ? Aku berkata: Dia berkata: Sembahlah Allah saja dan janganlah kalian sekutukan Allah dengan sesuatu dan tinggalkanlah apa yang leluhur kalian katakan dan dia memerintahkan kami untuk sholat, zakat, jujur, menjaga kesucian diri dan bersilatur rahmi.
فَقَالَ لِلتَّرْجُمَانِ قُلْ لَهُ سَأَلْتُكَ عَنْ نَسَبِهِ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ فِيكُمْ ذُو نَسَبٍ فَكَذَلِكَ الرُّسُلُ تُبْعَثُ فِي نَسَبِ قَوْمِهَا
Kemudian Heraklius berkata kepada penterjemah: Katakanlah kepadanya aku telah bertanya kepadamu tentang nasab lelaki itu ? kemudian kamu menjawab: Bahwa dia di antara kalian adalah orang yang memiliki nasab mulia maka demikian pula para Rasul di utus dalam nasab kaum mereka
وَسَأَلْتُكَ هَلْ قَالَ أَحَدٌ مِنْكُمْ هَذَا الْقَوْلَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقُلْتُ لَوْ كَانَ أَحَدٌ قَالَ هَذَا الْقَوْلَ قَبْلَهُ لَقُلْتُ رَجُلٌ يَأْتَسِي بِقَوْلٍ قِيلَ قَبْلَهُ
Dan aku telah bertanya kepadamu apakah pernah ada yang berkata di antara kalian pada perkataan ini? kemudian kamu menjawab: Tidak, maka aku berkata: Jika ada seseorang yang berkata dengan perkataan ini sebelum dia maka pasti aku berkata: Lelaki ini adalah orang yang mengikuti dengan perkataan yang dikatakan sebelum dia
وَسَأَلْتُكَ هَلْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا قُلْتُ فَلَوْ كَانَ مِنْ آبَائِهِ مِنْ مَلِكٍ قُلْتُ رَجُلٌ يَطْلُبُ مُلْكَ أَبِيهِ
Dan aku telah bertanya kepadamu apakah ada dari leluhurnya seorang raja kemudian kamu menjawab: Tidak, maka aku berkata: Jika ada dari leluhurnya seorang raja aku katakan lelaki ini adalah orang yang mencari kerajaan leluhurnya.
وَسَأَلْتُكَ هَلْ كُنْتُمْ تَتَّهِمُونَهُ بِالْكَذِبِ قَبْلَ أَنْ يَقُولَ مَا قَالَ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا فَقَدْ أَعْرِفُ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ لِيَذَرَ الْكَذِبَ عَلَى النَّاسِ وَيَكْذِبَ عَلَى اللّٰهِ
Dan aku telah bertanya kepadamu apakah ada di antara kalian yang menuduhnya pendusta sebelum dia mengatakan sesuatu yang dia katakan ? Kemudian kamu menjawab: Tidak. Aku benar-benar telah mengetahui bahwa dia tidak mungkin meninggalkan kedustaan pada manusia dan berdusta kepada Allah
وَسَأَلْتُكَ أَشْرَافُ النَّاسِ اتَّبَعُوهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّ ضُعَفَاءَهُمْ اتَّبَعُوهُ وَهُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ
Dan aku telah bertanya kepadamu apakah orang-orang pembesar dari manusia yang mengikutinya atau orang-orang yang lemah di kalangan mereka yang mengikutinya ? Dan orang-orang lemah itulah para pengikut Rasul
وَسَأَلْتُكَ أَيَزِيدُونَ أَمْ يَنْقُصُونَ فَذَكَرْتَ أَنَّهُمْ يَزِيدُونَ وَكَذَلِكَ أَمْرُ الْإِيمَانِ حَتَّى يَتِمَّ
Dan aku telah bertanya kepadamu apakah mereka bertambah atau mereka berkurang ? Kemudian kamu menjawab: Mereka bertambah. Demikianlah urusan keimanan sampai dia sempurna
وَسَأَلْتُكَ أَيَرْتَدُّ أَحَدٌ سَخْطَةً لِدِينِهِ بَعْدَ أَنْ يَدْخُلَ فِيهِ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الْإِيمَانُ حِينَ تُخَالِطُ بَشَاشَتُهُ الْقُلُوبَ
Dan aku bertanya kepadamu apakah ada yang murtad satu orang saja karena benci pada agamanya setelah dia masuk ke dalam agamanya ? Kemudian kamu menjawab: Tidak. Demikianlah keimanan ketika telah menyentuh cahaya keimanan ke dalam hati
وَسَأَلْتُكَ هَلْ يَغْدِرُ فَذَكَرْتَ أَنْ لَا وَكَذَلِكَ الرُّسُلُ لَا تَغْدِرُ
Aku telah bertanya kepadamu: Apakah dia berkhianat? Kemudian kamu menjawab: tidak. Begitulah para rasul, mereka tidak berkhianat.
وَسَأَلْتُكَ بِمَا يَأْمُرُكُمْ فَذَكَرْتَ أَنَّهُ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَيَنْهَاكُمْ عَنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَيَأْمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالصِّدْقِ وَالْعَفَافِ فَإِنْ كَانَ مَا تَقُولُ حَقًّا فَسَيَمْلِكُ مَوْضِعَ قَدَمَيَّ هَاتَيْنِ
Aku telah bertanya kepadamu: Tentang apa yang dia perintahkan kepada kalian, kemudian kamu menjawab: bahwa sesungguhnya dia memerintahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan dia melarang kalian dari menyembah berhala, dan memerintahkan kalian untuk mendirikan salat, berkata jujur, dan menjaga kesucian diri. Jika apa yang kamu katakan itu benar, maka dia akan menguasai tempat kedua kakiku berpijak.
وَقَدْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنَّهُ خَارِجٌ لَمْ أَكُنْ أَظُنُّ أَنَّهُ مِنْكُمْ فَلَوْ أَنِّي أَعْلَمُ أَنِّي أَخْلُصُ إِلَيْهِ لَتَجَشَّمْتُ لِقَاءَهُ وَلَوْ كُنْتُ عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ عَنْ قَدَمِهِ
Aku benar-benar telah mengetahui bahwa dia akan muncul, tetapi aku tidak menyangka bahwa dia berasal dari kalangan kalian. Jika aku mengetahui bahwa aku dapat sampai kepadanya, aku pasti akan bersusah payah untuk menemuinya. Dan jika aku berada di sisinya, aku pasti akan membasuh kedua kakinya.
ثُمَّ دَعَا بِكِتَابِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي بَعَثَ بِهِ دِحْيَةُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى فَدَفَعَهُ إِلَى هِرَقْلَ فَقَرَأَهُ فَإِذَا فِيهِ
Kemudian, Heraklius meminta surat dari Rasulullah ﷺ yang telah mengirim surat tersebut Dihyah kepada penguasa Basrah, kemudian dia menyerahkan surat tersebut kepada Heraklius, dan ia membacanya. Di dalamnya tertulis:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah yang maha pengasih maha penyayang
مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللّٰهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ
Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya, kepada Heraklius, penguasa Romawi.
سَلَامٌ عَلَى مَنْ اتَّبَعَ الْهُدَى
Keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk.
أَمَّا بَعْدُ
Adapun setelah itu
فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الْإِسْلَامِ أَسْلِمْ تَسْلَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْأَرِيسِيِّينَ
Maka Sesungguhnya aku mengajakmu dengan seruan Islam. Masuk Islamlah, niscaya kamu akan selamat ! Allah akan memberimu pahala dua kali lipat. Namun, jika kamu berpaling, maka atasmu dosa kaum Arisiyyin.
وَ ﴿يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لَا نَعْبُدَ إِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللّٰهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ﴾.
﴾Wahai Ahlulkitab, marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, (yakni) kita tidak menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.﴿
قَالَ أَبُو سُفْيَانَ فَلَمَّا قَالَ مَا قَالَ وَفَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ الْكِتَابِ كَثُرَ عِنْدَهُ الصَّخَبُ وَارْتَفَعَتْ الْأَصْوَاتُ وَأُخْرِجْنَا فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي حِينَ أُخْرِجْنَا لَقَدْ أَمِرَ أَمْرُ ابْنِ أَبِي كَبْشَةَ إِنَّهُ يَخَافُهُ مَلِكُ بَنِي الْأَصْفَرِ فَمَا زِلْتُ مُوقِنًا أَنَّهُ سَيَظْهَرُ حَتَّى أَدْخَلَ اللّٰهُ عَلَيَّ الْإِسْلَامَ
Abu Sufyan berkata: "Ketika Heraklius mengatakan apa yang dia katakan dan selesai membaca surat itu, banyak di sekitarnya kegaduhan, dan tingginya suara-suara. Kami pun dikeluarkan. Maka aku berkata kepada teman-temanku ketika kami dikeluarkan: 'Sungguh benar-benar telah menjadi perkara besar Urusan anak Abu Kabsyah (Nabi Muhammad ﷺ). Sungguh merasa takut kepadnya Raja Bani Al-Ashfar (Romawi). Aku terus yakin bahwa dia akan menang hingga Allah memasukkan ku ke dalam agama Islam.'"
وَكَانَ ابْنُ النَّاظُورِ صَاحِبُ إِيلِيَاءَ وَهِرَقْلَ سُقُفًّا عَلَى نَصَارَى الشَّأْمِ يُحَدِّثُ أَنَّ هِرَقْلَ حِينَ قَدِمَ إِيلِيَاءَ أَصْبَحَ يَوْمًا خَبِيثَ النَّفْسِ فَقَالَ بَعْضُ بَطَارِقَتِهِ قَدْ اسْتَنْكَرْنَا هَيْئَتَكَ
Ibnu Nadzur adalah penjaga Iliya dan Hiraklius adalah seorang Uskup di kalangan Nasrani negri Syam. Ibnu Nadzur menceritakan bahwa Hiraklius ketika dia datang ke Iliya pada pagi hari dia merasa tidak enak hati. Kemudian berkata Beberapa petingginya : Kami benar-benar merasa heran dengan sikapmu.
قَالَ ابْنُ النَّاظُورِ وَكَانَ هِرَقْلُ حَزَّاءً يَنْظُرُ فِي النُّجُومِ فَقَالَ لَهُمْ حِينَ سَأَلُوهُ إِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ حِينَ نَظَرْتُ فِي النُّجُومِ مَلِكَ الْخِتَانِ قَدْ ظَهَرَ فَمَنْ يَخْتَتِنُ مِنْ هٰذِهِ الْأُمَّةِ
Telah berkata Ibnu An-Nazhur: Heraklius adalah seorang peramal yang sering memandang bintang-bintang. Maka dia berkata kepada mereka ketika mereka bertanya kepadanya: 'Aku melihat pada suatu malam ketika aku melihat pada bintang-bintang, raja kaum yang berkhitan benar-benar telah muncul. Siapakah yang berkhitan dari umat ini ?
قَالُوا لَيْسَ يَخْتَتِنُ إِلَّا الْيَهُودُ فَلَا يُهِمَّنَّكَ شَأْنُهُمْ وَاكْتُبْ إِلَى مَدَايِنِ مُلْكِكَ فَيَقْتُلُوا مَنْ فِيهِمْ مِنْ الْيَهُودِ
Mereka menjawab: Tidaklah ada yang berkhitan kecuali orang-orang yahudi, maka janganlah urusan mereka membuatmu khawatir. Tulislah surat ke kota-kota kekuasaanmu agar mereka membunuh orang-orang yang ada didalam kota-kota tersebut dari bangsa yahudi.'"
فَبَيْنَمَا هُمْ عَلَى أَمْرِهِمْ أُتِيَ هِرَقْلُ بِرَجُلٍ أَرْسَلَ بِهِ مَلِكُ غَسَّانَ يُخْبِرُ عَنْ خَبَرِ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا اسْتَخْبَرَهُ هِرَقْلُ قَالَ اذْهَبُوا فَانْظُرُوا أَمُخْتَتِنٌ هُوَ أَمْ لَا فَنَظَرُوا إِلَيْهِ فَحَدَّثُوهُ أَنَّهُ مُخْتَتِنٌ وَسَأَلَهُ عَنْ الْعَرَبِ فَقَالَ هُمْ يَخْتَتِنُونَ فَقَالَ هِرَقْلُ هَذَا مُلْكُ هٰذِهِ الْأُمَّةِ قَدْ ظَهَرَ
Maka Ketika mereka sedang dalam urusan mereka, Heraklius didatangi oleh seorang lelaki yang diutus oleh Raja Ghassan untuk mengabarkan tentang berita Rasulullah ﷺ. Ketika Heraklius meminta kabar padanya, Heraklius berkata, "Pergilah, dan lihatlah apakah dia (Rasulullah) itu berkhitan atau tidak." Mereka pun memeriksa tentangnya, lalu memberitahukan bahwa dia berkhitan. Heraklius juga bertanya tentang bangsa Arab, dan lelaki itu berkata, "Mereka berkhitan." Maka Heraklius berkata, "Inilah kerajaan umat ini yang telah muncul
ثُمَّ كَتَبَ هِرَقْلُ إِلَى صَاحِبٍ لَهُ بِرُومِيَةَ وَكَانَ نَظِيرَهُ فِي الْعِلْمِ وَسَارَ هِرَقْلُ إِلَى حِمْصَ فَلَمْ يَرِمْ حِمْصَ حَتَّى أَتَاهُ كِتَابٌ مِنْ صَاحِبِهِ يُوَافِقُ رَأْيَ هِرَقْلَ عَلَى خُرُوجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَّهُ نَبِيٌّ
Kemudian Heraklius menulis kepada seorang temannya di Romawi, dia merupakan orang yang sebanding dengannya dalam ilmu, dan Heraklius berangkat menuju Homs. Maka sebelum dia sampai ke Homs, datang kepadanya sebuah surat dari temannya yang sependapat dengan Heraklius tentang kemunculan Nabi ﷺ dan bahwa beliau adalah seorang Nabi.
فَأَذِنَ هِرَقْلُ لِعُظَمَاءِ الرُّومِ فِي دَسْكَرَةٍ لَهُ بِحِمْصَ ثُمَّ أَمَرَ بِأَبْوَابِهَا فَغُلِّقَتْ ثُمَّ اطَّلَعَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الرُّومِ هَلْ لَكُمْ فِي الْفَلَاحِ وَالرُّشْدِ وَأَنْ يَثْبُتَ مُلْكُكُمْ فَتُبَايِعُوا هَذَا النَّبِيَّ فَحَاصُوا حَيْصَةَ حُمُرِ الْوَحْشِ إِلَى الْأَبْوَابِ فَوَجَدُوهَا قَدْ غُلِّقَتْ
Maka Heraklius mengizinkan para pembesar Romawi untuk berkumpul dalam pertemuan di Homs. Kemudian dia memerintahkan agar pintu-pintu pertemuan ditutup. Setelah itu, dia keluar dan berkata, "Wahai sekalian Romawi, apakah kalian ingin mendapatkan kesuksesan dan petunjuk, serta memastikan kekuasaan kalian tetap tegak? Maka bai'atlah kalian kepada Nabi ini." Mereka pun lari menuju pintu-pintu seperti larinya keledai liar, namun mereka mendapati pintu-pintu itu sudah tertutup.
فَلَمَّا رَأَى هِرَقْلُ نَفْرَتَهُمْ وَأَيِسَ مِنْ الْإِيمَانِ قَالَ رُدُّوهُمْ عَلَيَّ وَقَالَ إِنِّي قُلْتُ مَقَالَتِي آنِفًا أَخْتَبِرُ بِهَا شِدَّتَكُمْ عَلَى دِينِكُمْ فَقَدْ رَأَيْتُ فَسَجَدُوا لَهُ وَرَضُوا عَنْهُ فَكَانَ ذَلِكَ آخِرَ شَأْنِ هِرَقْلَ
Ketika Heraklius melihat mereka menjauh dan merasa putus asa terhadap iman, dia berkata, "Kembalikan mereka kepadaku." Ia berkata, "Aku telah mengucapkan perkataan ini tadi untuk menguji kekuatan kalian dalam berpegang teguh pada agama kalian." Setelah itu, mereka bersujud kepadanya dan meridhainya. Itulah akhirnya dari urusan Heraklius.
رَوَاهُ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ وَيُونُسُ وَمَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
Telah meriwayatkan pada hadits ini Sholih bin Kaisan, Yunus dan Ma'mar dari Az-Zuhri
Halaman Terkait
- Terjemah Hadits Bukhari No. 2 | Permulaan Wahyu
- Terjemah Hadits Bukhari No. 3 | Permulaan Wahyu
- Terjemah Hadits Bukhari No. 4 | Permulaan Wahyu
- Terjemah Hadits Bukhari No. 5 | Permulaan Wahyu
- Terjemah Hadits Bukhari No. 6 | Permulaan Wahyu
- Terjemah Hadits Bukhari No. 8 | Islam Dibangun Di Atas Lima Landasan
- Terjemah Hadits Bukhari No. 9 | Perkara-Perkara Iman
- Terjemah Hadits Bukhari No. 10 | Seorang Muslim
- Terjemah Hadits Bukhari No. 11 | Pemeluk Islam Manakah Yang Paling Utama
- Terjemah Hadits Bukhari No. 12 | Memberi Makan Bagian Dari Islam
- Kembali ke Halaman Terjemah Kitab